Setelah lepas dari pengawasan pengawal Kim akupun mulai menunjuk receftionis front. Beberapa petugas mulai menyambut aku yang mendekati mereka
" Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?"
" Bisakah tolong Carikan ruangan Wanita yang bernama Shanny?" Tanyaku, kemudian saat suster tersebut membuka file komputer nya iapun mulai menatapku.
" Maaf, Ruangan nona Shanny di rahasiakan... Ini untuk mencegah hal yang tak di inginkan"
" Apa maksudnya?"
" Beberapa hari yang lalu, dewan rumah sakit mendapatkan masalah besar, Jadi... kami sudah sepakat untuk merahasiakan ruangan tersebut" Suster mulai abai.
" Baiklah terima kasih" Akupun berlalu.
Jika aku tak bisa mendapatkan informasi yang berguna dari orang lain, kenapa aku tidak bisa mencari tahunya sendiri. Bathin ku.
* * *
Ruang VVIP...
" Apa yang sakit?" Tanya Mileas lembut.
" Hatiku..." Jawab singkat, Shanny berpaling dan menghempas air mata yang terus berderai tak henti.
" Kau sungguh sedih? Kupikir hubungan kita tak akan bisa berjalan sesuai apa yang kita rencanakan"
" Tapi aku ingin hubungan yang terikat!"
" Jangan banyak bicara, lukamu belum sembuh. Dokter bilang jika kau terlalu stres maka itu buruk untuk kesehatan mu"
" Sungguh, Aku sangat berharap kita akan bersama selama nya... Apakah itu terlalu berat untukmu? " Shanny terus memelas ia memaksakan kehendaknya.
" Tenanglah... aku tak berpikir sejauh itu , Akan sangat merepotkan jika kita nekad menentang kehendak orang tua ku, Aku belum siap kehilangan segalanya"
Shanny sangat sedih, ia mengangkat tubuhnya yang lemas itu dan kemudian duduk. Mileas menghampiri Shany dan duduk di sampingnya. Mileas memeluk Shany seraya mengecup pucuk keningnya.
" Sayang, jangan buat aku menderita... aku sungguh mencintaimu... Apakah kau tidak pernah mencintaiku?" Ucap Shanny.
" Sudah ku bilang, jangan banyak bicara..." Pekik Mileas masih berusaha lembut pada wanita tersebut.
- - -
Aku tak mengerti, rasa cintaku tiba-tiba menghilang saat anak di kandunganmu tak bisa kau selamatkan, Apakah aku sungguh sudah merasa bahwa kau memang sudah tak cantik lagi. Bathin Mileas.
Tiba-tiba Mileas hanyut dalam lamunannya...
Ia teringat saat dokter memponis bahwa Shanny sudah tidak bisa memiliki anak lagi selamanya...
Flash back!
Mileas yang tengah menyapa Ibu dan Ayah nya mulai beranjak kembali ke kamar utama untuk menyuruh istrinya turun.
Namun, saat pintu terbuka Mileas saksikan tubuh kekasihnya tergeletak di lantai dengan wajah yang pucat. Iapun berlari dan meraihnya , hatinya penuh amarah pada sosok wanita yang jadi istrinya.
Rasanya Mileas ingin sekali menerkam wanita yang bertindak kurang ajar itu, namun nyawa Shanny amat sangat penting.
Beberapa jam perjalanan sampailah di rumah sakit Santa Maria. Mileas segera membawa Shanny ke Emergency.
Setelah menunggu berjam-jam hasil tindakan medispun keluar. Mileas mulai mendapat kabar buruk. Shany mengalami pendarahan di area sel telurnya. Ternyata, selama ini Shanny hamil di luar kandungan, Meski di pertahankan sekuat apapun. Shany Takan bisa bertahan.
Bahayanya hamil diluar kandungan, jika tidak ditangani dengan cepat. Bisa saja merenggut ibu dan anak di rahimnya.
Ditambah lagi dokter memberikan hasil tindakan lanjut Ultra sonograf yang ternyata di rahim Shany terdapat sel kanker yang mulai menjalar ke mulut rahim, hingga harus di lakukan operasi pengangkatan rahim.
Kini, jika hubungan antar Shanny dan Mileas terus berlanjut, bukan hanya harta yang tak ia dapat, bahkan hal buruk pun bersiap menimpa masa depannya. Yakni... dicoret dari keluarga, terutama ahli waris, juga ia akan kesepian... karna Takan pernah punya keturunan.
Flash back off
_ _ _
" Yang.. Sayang... ? Sayang... kau kenapa?" Tanya Shanny mengoyak tubuh Mileas lembut.
" Eh? " Mileas bergeming, kemudian Mileas mulai menatap sayu Shanny.
" Ada apa sayang? Kau baik-baik saja kan?" Mileas mengangguk. Ia mulai menciumi lagi pucuk kepala Shanny.
" Aku sungguh mencintaimu... jangan tinggalkan aku" Ucap Shany.
" Jangan tinggalkan aku..." Risau Shanny berulang-ulang.
* * *
" Aku hanya perlu mencari ruangan VVIP" Ku cari sekeliling, sungguh repot, tapi untuk apa aku menemukan mereka. Lagipula setelah nya, aku harus apa?" Gumamku.
DUK! Mataku sibuk mencari, Akhirnya... aku menabrak seseorang.
" Yu-ri-cca?!" Suara yang serasa ku kenal.
" Eh? Jenny!! Ra-Rain? Kalian...?!" Pekikku kaget. Kututup mulutku, dan kemudian mundur.
" Jenny, Rain sedang apa disini?" Jenny tersenyum ramah, tapi tidak bagi Rain. Mungkin keputusan ku sudah sangat menyakitinya.
Jenny, kenapa dia memakai baju putih... seperti seorang dokter. pikirku.
" Yuricca, aku bekerja di rumah sakit ini, Ini adalah kejutan besar untuk ku, Ayo kita berbincang..." Pinta Jenny.
"Sungguh hebat, kau berhasil mewujudkan mimpi mu..."
Benar Jenny sangat hebat... dengan segala keterbatasannya ekonomi yang ia miliki ia berhasil meraih mimpinya, sedang aku... dulu aku adalah seorang putri, tapi sekarang... aku hanya budak dari seorang pria gila.
Rain, di terus terdiam di sudut kursi, Jeny pasti sangat benci padaku, bagaimana pun juga... Rain adalah sepupu jenny.
Aku bahkan tak sanggup melihat wajah mantan pacar ku ini.
" Yuricca, bagaimana jika kita makan siang dulu mau kan?" Jenny.
" Boleh, Oh ia... apakah kamu bisa membantuku mencari sesuatu?" Tanya ku seraya berjalan menuju ke kantin rumah sakit. Aku menoleh ke arah Rain. Dan seperti nya dia tak merubah exspresinya, tetap datar dan tampak murung. Maafkan aku... Rain, hidupmu pasti hancur gara gara aku.
* * *
" Wah... kau tetap suka kimci... makanan favorit mu ya?" Ucapku pada Jenny.
" Tentu, ini adalah makanan istimewa untuk ku" Balas jenny , kemudian kulihat ke arah Rain. Ia memainkan makanannya tanpa ekspresi, Wajahnya murung lagi Aku sungguh sedih... Beribu maaf di rongga mulutnya seakan membludak keluar untuk terus memohon.
" Rain...Kau masih suka Samyangkan? kenapa tidak ada yang masuk satupun ke mulut mu?"
Rain menatap ku, Ia mulai membuka suara yang sedari tadi bungkam.
" Dulu ini adalah makanan favorit ku, tapi setiap aku melihatnya... tiba-tiba aku jadi benci, Jika aku memakannya... maka aku terus ingat saat seseorang menyuapiku dengan penuh cinta, dan itu membuat ku muak, Karna orang itu memutuskan ku tanpa alasan" Jelasnya.
.Degh!
Jenny berdiri...
" Maaf, aku melupakan sesuatu" Ucap Jeny, ia tak habiskan makanan nya. Ia segera menjauhi ku.
" Jenny..." Teriakku sambil berdiri, jenny pergi dan tinggallah kami berdua.
" Ra-Rain? Ayo habiskan makanan mu... Aku sungguh tak menyangka jika kita kan bertemu disini "
" Terlambat..." Balas Rain.
" Terlambat? Apa maksudnya?"
" Kenapa kau memutuskan ku? Bukankah hubungan kita sudah berlanjut sedari remaja?" Marah Rain.
" Maaf, tapi aku tidak pantas untuk mu..." Aku berdiri dan menjauhi Rain.
" Tunggu, Aku punya sesuatu untuk mu... Saat kau memutuskan ku,aku segera pergi ke Paris. Aku ingin kau memasang ini di jemarimu... anggap ini sebagai lengan terakhir dariku..." Rain meraih tanganku ia memasang kan Cincin di jari manisku. Cincin yang ia bawakan sungguh sangat bagus.
" Terimakasih... mulai saat ini. Kita jalani hidup kita masing masing"
" Selamat tinggal..."
Sedih, aku sungguh tak ingin melepaskan kekasihku. Aku sungguh ingin memeluknya erat. Rain... aku sungguh mencintaimu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
kesian juga kekasiny yah, namun bukan kesalahan sepenu isterinya juga
2022-04-11
0
Teh Iyos
perasaan cerita ni nggk bngt dah
2020-08-24
3
Dindacr
hm aku reader yg baperan huft gasanggup rasanya bacaa inii
2020-08-10
5