Apa ini? Bathin ku.
" Jangan diam, ayo lanjutkan! Ibuku masih ada di sana"
" Berengsek, jangan terlalu dekat dengan ku!"
Mileas menindih tubuhku dan menekanku hingga aku merasa sesak atas tindihan tubuhnya yang kekar ini.
Wanita ini sungguh kasar dan tidak lucu sama sekali, dia bahkan sangat tidak anggun. Dasar galak! Bathin Mileas.
.
.
.
Hening...
.
.
.
" Apakah kalian sedang berusaha mengemas cucu untukku, Oh so sweet... Ibu tunggu hasil kerja keras kalian dengan sebuah kabar bahagia... Sudah tak sabar , ibu ingin segera menggendong cucu rasanya" Ibu mertuaku ku berbisik pada suaminya dan segera pergi menjauh dari kamar utama ini.
Mileas dan aku saling bertatapan, Wajah nya sungguh dekat denganku.
" Apa yang kau lihat!" Ucapku.
" Apa?" Tanya Mileas salah tingkah.
" Menjauh! Ibumu sudah pergi, dan aku sama sekali tidak suka drama ini! Menjijikan!" Bentak ku menghempas tubuhnya yang terasa berat.
" Wanita sial, seharusnya kau berterima kasih karena aku tidak menjebloskanmu kepenjara!"
" Kenapa? Apa salahku di matamu kali ini? Aku takan pernah berterimakasih, Hidup disisimu sama saja dengan tinggal di neraka" Imbuhku seraya berjalan menuju handphoneku .
' Benarkah? Kalau begitu, kalau begitu aku akan buat kau merasakan betapa mengerikannya neraka itu, hingga kau mengerti apa arti neraka yang sebenarnya itu"
" Hei! Jangan bicara yang tidak jelas!" Akupun mundur dan terhenti di meja rias.
" Heh, harusnya kau tahu jika, Balas Budi di bayar kebaikan. Tapi satu nyawa harus di bayar pula dengan nyawa"
Apa maksudnya? Kenapa dia berkelit hal yang tak ku mengerti?! Bathiku.
" Berhenti mengoceh yang tak jelas! Berengsek!" Teriakku.
Wanita ini sungguh tidak takut sadikitpun padaku, Baru kali ini aku menemukan wanita aneh seperti nya. Batin Mileas.
, , ,
" Bicara ku cukup jelas, Aku memang tak melihat dengan mata kepalaku sendiri tentang kekejianmu yang jelas, Kau sudah mendang perut kekasihku hingga ia keguguran, Sekarang kau sudah paham?"
Bentak Mileas, Sesaat kulihat matanya berkaca-kaca.
Degh!
Mendengar ucapan nya hatiku tiba-tiba kecewa, Aku merasa sedikit sesak.
Ternyata, hubungan mereka memang demikian adanya, Mereka lebih mirip pasangan Suami Istri di banding pasangan kekasih.
" Aku, Aku sama sekali tidak bermaksud melakukan itu, aku tak tahu jika Shanny sedang mengandung"
" Mana mungkin, aku tahu kau ingin balas dendam padaku"
" Aku tak pernah berencana hal serendah itu. Lagipula aku sama sekali tidak peduli pada apa yang kau lakukan! "
" Tak perduli? Baiklah... kita buat kesepakatan, jika kau bisa melewati tantangan dariku, Aku akan memberikan sebagian saham ku untuk keluarga mu" Mileas duduk di sofa klasik yang ada di kamar tersebut, Wajahnya nampak tenang, Aku sama sekali tak tahu permainan apa lagi yang sedang ia rencanakan.
" Apa lagi rencanamu?"
" Kau sungguh tidak peduli padaku kan?
" Tentusaja, dari awal pernikahan kita hanya lah setingan, Lagipula... Aku sudah jelas pada kata-kata ku... sebaiknya kau ingat, Karna aku tak suka mengulang perkataan yang sama"
Cih, Angkuhnya wanita ini, wataknya bahkan lebih mirip dengan ku... Wanita sial.
" Baiklah, besok datang lah ke kantorku... Aku menantikan kehadiranmu. Pengacara ku akan memberi setumpuk perjanjian tertulis yang harus kau tanda tangani, Jika menurut mu menikah dengan ku sama halnya dengan hidup di neraka, Maka aku akan memperlihatkan semengerihkan apa Neraka yang kau maksud tadi"
Deg!
" Kau..." Kaget ku seraya mengepalkan tangan ku.
Sial, seharusnya aku tidak menantangnya, Sekarang aku bahkan ada di dalam sebuah neraka yang benar-benar mendidih. Gumamku.
" Jika tinta hitam mulai terlukis di kertas putih, Maka yang harus kau patuhi adalah aku, Satu kata dariku adalah titah mutlak untukmu, kita lihat... Sampai dimana kau bisa tahan denganku..."
Aku masih berdiri dihadapannya, Rasanya aku sungguh lemas, Mendengar ucapannya membuatku sungguh menyesal karena harus bicara demikian.
TRRRRT... TRRRT...
" Telponnya berdering, kau tak ingin mengangkatnya?"
Aku menoleh ke arah telpon tersebut, Akupun memalingkan wajahku ke arah pintu keluar, Rasanya aku sudah tak sanggup jika harus terus bicara dengan orang ini, Negosiasi adalah hal mengerikan untuk ku.
" Pergilah, kau sudah tahu harus pergi kemana..."
" Tentu saja..."
Aku melangkah menuju pintu keluar untuk menenangkan diriku...
BLAM! Pintu pun tertutup, Mileas terlihat Flustrasi karna anak di perut Shanny hilang, Mata Mileas yang dingin itu mengarah ke Handphone Milik istrinya.
" ... Kita lihat, apa yang membuat telpon wanita ini terus berdering tak henti" Mileaspun meraih telpon tersebut. Ia menatap layar ponsel istrinya yang terkunci.
Iapun terdiam...
Kunci keamanan? gumam Mileas.
Mileas meraih Cips di saku pakaiannya, dan memasukan Gips tersebut kedalam lubang Charger yang ada di sana. Ia menunggunya selama lima belas menit.
Setelah rencananya sesuai pikirannya. Iapun segera melepaskan Cips tersebut .
" Akan kubuat hidupmu terasa benar-benar seperti di neraka"
Tawa aneh mulai terdengar, hingga prekuensi suara tawa tersebut terdengar ke luar pintu kamar utama.
Degh!
Pengawal Kim yang menunggu di daun pintu kamar tersebut sedari tadi mulai merasa merinding, Belum pernah ia dapati tawa mengerihkan itu sebelum nya.
* * *
Keesokan harinya...
Mileas berangkat lebih awal, Aku masih makan dengan kedua orang tuanya, Ia menolak saat aku hendak mengantar nya ke depan pintu keluar.
" Sayang, Kalian terlihat lelah... Semoga , Tuhan segera memberikan ku seorang cucu, Aku sungguh menantikan hari itu tiba..." Ucap ibu mertuaku.
" Uhuk-uhuk!"
Sial, mertuaku sungguh konyol. Bagaimana bisa aku harus mendengar ucapan nya, Kali ini aku akan sangat menyakiti mereka.Bathin ku.
Mertuaku segera mengambil air putih dan memberikan nya padaku.
" Makan yang pelan, Jangan terlalu terburu-buru, tidak baik''
Akupun minum dari gelas yang ibu mertuaku tempelkan di bibirku. Sungguh, perhatian dan kebaikannya membuatku senang. Aku merasa tenang saat ibu Mileas menjadi pengganti ibuku sendiri.
_ _ _
KAMAR UTAMA...
Tok! Tok!
" Sayang, apa kau akan ikut bersama kami untuk berbelanja kado ulangtahun Kean?" Tanya ibu mertuaku lantang.
Aku yang baru saja selesai mandi dan berpakaian rapi mulai bergeming dan membuka pintu.
" Wah, kau nampak rapi, Apakah kau siap sebelum kami mengajak mu?" Tanya ibu mertua ku.
" Akh, Mmmm? Itu, Sebenarnya aku... aku akan kencan dengan suamiku Bu" Ucapku bohong.
" Benarkah? Sebuah kejutan besar untukku! Lakukan lah.., Ibu sangat senang saat kalian banyak kemajuan. Ibu juga sudah banyak berfikir jika Kean akan jatuh hati padamu..." Ibu mertuaku mulai memutar langkah nya dan segera turun.
Aku bergegas dan segera pergi menuju pintu keluar untuk menemui manusia dinding, yaitu suamiku.
* * *
Setelah diantar Pengawal Soung, Sampailah aku di muka perusahaan yang di kuasai suamiku.
Deg!
Terbelalak dan takjub...
" Be-Besar sekali perusahaan suamiku ini... Bahkan perusahaannya melebihi gedung perusahaan ayahku.
Deg! Deg!
Lantas saja Laki-laki itu adalah orang yang paling di takuti, Ternyata gedung bertingkat ini adalah daerah kekuasaan nya. Batin ku.
* * *
Setelah lama masuk kantor ini, dan menaiki lift ke lantai sepuluh...
Tibalah kami di ruangan bertuliskan Ruang CEO...
" Silahkan tunggu sebentar..." Ucap sekeras nya.
Klek! Seseorang mulai keluar dari pintu tersebut.
Degh!
Aku sedikit teringat sesuatu...
Laki-laki yang baru keluar itu sepertinya aku mengenalnya. Dia tak asing bagiku...
Kami seperti pernah bertemu tapi entah dimana. Rasanya aku ingin menyapanya tapi aku ragu.
" Nona... silahkan, Tuan menunggu anda"
Akhirnya aku mengabaikan pria yang baru saja keluar dari ruangan itu.
Degh! Degh! Degh!
Sebelum masuk saja jantung ku sudah berdegup tak menentu, Rasa gelisah dan keringat dingin mulai berhamburan keluar.
Aku sungguh takut.
Klek...
.
.
Akupun membuka pintu itu dan kulihat di sebrang pandangan ku. Suamiku tengah duduk menyender di sofa ruangan itu , Ia menumpang kan kakinya dan menghisap cerutunya.
" Sedang apa, masuklah bodoh!"
Akupun masuk, tanganku ku kepal di belakang punggung. Kepalan tangan ku ini mulai ikut berkeringat karna tegang.
" Kim, berikan kertas itu padanya'' Ucap Mileas.
Bruk! Kertas di tumpukan di lantai, Aku masih berdiri.
" Kenapa diam ? Ambil" Pekik Mileas ia belum bergeming.
Apa? Dia sudah keterlaluan! dia mau membuatku gila dengan semua sampah ini. Kertas bertumpuk bertuliskan perjanjian.
Ku ambil dan ku simpan di pelukanku.
" Bacalah dan tanda tangani" Ucapnya.
Degh!
" Apa? Aku harus membaca semua ini?" Teriakku.
" Lakukan sekarang, inikan yang kau inginkan..." Ucap Mileas Seraya tersenyum simpul.
Sebenarnya... apa yang sudah kulakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
berapa banyak perjanjian dilakukan suami iblisnya
2022-04-11
0
Al Gazhally
seruuu up
2020-09-24
1
Franki Lengkey
💪💪💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2020-09-03
0