Bab 13
Jam 06:00 pagi
Kala itu jana yang sehabis pulang menginap dari rumah temannya, sontak saja dia langsung histeris dan terkejut. saat menemukan ibunya yang terlihat lemah tak berdaya, tergeletak tepat di depan rumahnya. apalagi posisi pintu rumahnya juga sudah terbuka dengan lebar.
"Ibu..!! buk.. ibu... bangun.. bu!! ibu kenapa? apa yang sudah terjadi sama ibu."jerit tangis jana pecah sambil dia mencoba membangunkan ibunya dengan mengguncang-guncangkan tubuh ibunya yang terbaring di lantai tanah.
Beberapa saat kemudian bu hani pun akhirnya terbangun juga dari tidurnya, sambil menguap lebar dan menggeliat manja. saat itu bu hani belum menyadari, kalau dirinya dari semalam sudah tertidur pulas tepat di teras rumahnya. yang hanya tidur dengan beralaskan tanah saja.
"Alhamdulillah, akhirnya ibu bisa bangun juga. ibu gak papa kan bu? kenapa ibu bisa tiduran disini? apa semalam ada rampok atau maling yang berusaha mau mencelakai ibu."tanya jana bertubi tubi sambil memeriksa tubuh ibunya.
"Ih... amit-amit ah. kamu jangan asal aja jana kalau ngomong! ya kan biasanya ibu juga tidur disini setiap hari."sahut bu hani sedikit kesal sambil melepaskan tangan jana dari tubuhnya.
"Masa ibu gak sadar sih, lagi ada dimana posisi ibu sekarang? coba deh ibu buka mata ibu dengan lebar dan jelas."titah jana kepada ibunya, bu hani pun langsung menurutinya.
Bu hani pun mengucek matanya yang sembab berkali-kali, sambil mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. ternyata memang benar apa yang dikatakan jana tadi, bu hani sekarang sedang berada di luar lebih tepatnya di teras rumahnya.
Bu hani pun mencoba mengingat-ingat kembali, apa yang telah terjadi semalam. sehingga membuat dirinya sampai bisa tertidur nyenyak diluar rumahnya. setelah teringat semuanya, bu hani pun langsung menghamburkan diri masuk ke dalam rumahnya, sambil ia berteriak-teriak.
"Jan... Jani... Jani....!!!"teriak bu hani memanggil-manggil anjani anaknya.
"Jana..!! Dimana kakakmu anjani? semalam kaka mu itu sudah pulang, Jan. tapi dari tadi ibu cari-cari ko gak ada ya? "tanya bu hani sambil mengguncangkan tubuh jana.
"Bu....dari pas tadi aku pulang, aku gak lihat ada ka jani disini buk."jawabnya pelan.
"Ah, kamu mah Jan. orang ibu semalam lihat kaka mu itu sudah pulang ko...."kata bu hani.
Bu hani yang kala itu makin terlihat sangat panik, akibat memikirkan anjani sudah pulang. ia pun langsung berlari keluar rumah dan pergi begitu saja, meninggalkan jana seorang diri. bahkan teriakan kencang jana yang terus saja memanggil dan mengejarnya pun tak di gubrisnya sama sekali, bu hani terus saja berlari kencang dan tak menoleh sedikit pun.
Tapi sayangnya jana gak berhasil mengejar ibunya itu, karena lari ibunya begitu kencang bak seorang pelari maraton saja. akhirnya jana pun menyerah dan berhenti mengejar ibunya, lalu dia terduduk lemas dipinggiran jalan desa.
****
#Kembali ke bapak anjani#
"Begitu pak ceritanya. ibu merasa khawatir sekali, kalau anjani kenapa-napa disana."wajah bu hani pun tertunduk sedih disertai bulir-bulir bening yang mulai menetes membasahi pipi.
"Sudahlah bu...!! ibu tak usah memikirkan itu terlalu jauh. Lagian itu semua kan cuma mimpi, hanya bunga tidur saja. lebih baik kita do'akan saja semoga Jani tidak apa-apa disana."tutur pak anung sambil memeluk tubuh istrinya.
"Iya pak, mudah-mudahan itu semuanya tidak nyata ya pak. hanya sebuah pelengkap bunga tidur saja."katanya lirih sambil membenamkan dirinya di dada hangat suaminya.
"Tapi pak, kalau memang itu semua hanya pelengkap bunga tidur saja, kenapa ibu beneran bisa ada diluar rumah, bahkan sampai tertidur disana lagi."cetus bu hani sambil beranjak dari duduknya melepaskan pelukan suaminya.
"Mungkin semalam ibu lagi mengigau, jadi ibu gak sadar kalau ibu sudah keluar dari rumah dan tertidur pulas disana. sudahlah bu, jangan terlalu difikirkan mimpi itu, yang ada nanti ibu bisa sakit. gini saja buk, nanti kalau si piyon sudah datang, kita tanyakan sama dia."ujar pak anung mencoba menenangkan istrinya.
BRRUUUMMM...BRRRUUUUMMM
Dari arah luar pabrik, terdengar suara deruman mobil yang berhenti di depan halaman pabrik. bapak dan ibunya anjani pun langsung bangkit dan menghampiri asal suara mobil itu. yang ternyata itu suara mobil yang dikendarai piyon.
Tanpa banyak basa-basi lagi, bapak dan ibunya anjani pun langsung menjejali piyon dengan berbagai macam pertanyaan. padahal kondisi piyon saat itu, terlihat sangat lelah dan capek sekali, karena ia sudah melakukan perjalanan panjang dan lama untuk pergi ke kota besar.
"Piyon, kamu benerankan udah nganterin jani anak saya sampai ke tempat tujuannya dengan selamat."tanya bu hani antusias.
"Kamu gak ninggalin anjani di jalanan kan piyon?"tanyanya kembali sambil mendekatkan wajahnya ke arah piyon.
"Terus gimana keadaan jani sekarang, yon?apakah dia senang dan bahagia bekerja di kota sana?"Kedua orangtua anjani antusias dan silih bergantian menayai piyon yang baru datang.
"Jani gak ku antarkan sampai ke tempat
kerjaanya pak, buk. aku turunin dia pas di terminal bayangan."ucap lirih piyon dengan menampakan raut wajah sendunya.
"Semprul kamu, yon! bener-bener ya kamu itu, nekat sekali kamu nurunin anak ku di tengah malam begitu di jalanan."hardik pak anung kesal sambil mendorong tubuh piyon.
"Kalau seandainya terjadi apa-apa sama anjani, setelah kamu turunkan dia disana sendirian gimana?"Oceh bapak anjani sambil memukuli piyon dengan kedua tangannya.
Ibu anjani yang mendengar penuturan piyon pun, langsung histeris dan menangis kencang sejadi-jadinya. "Aaaaa.... aaaa.... aaaaa... Jani anak ku... mudah-mudahan kamu gak kenapa-napa disana nak. Huhu...uuuu....
"Bu...Pak....!! Tolong tenang dulu dong, aku kan belum selesai berbicara. dengerin toh aku mau ngomong sebentar saja."sergah piyon.
Piyon pun mulai menceritakan kepada kedua orangtua anjani, kalau memang malam itu dia menurunkan anjani di terminal bayangan. itu semua karena dia harus di buru-buru waktu, karena harus segera mengantarkan cepat daun-daun teh yang di bawanya. dikarenakan pabriknya meminta agar cepat di antarkan, soalnya harus segera diolah menjadi minuman.
Setelah mengantarkan daun-daun teh itu ke pabrik, sambil piyon berjalan pulang. pagi itu sekitar pukul jam 05:00 subuh, piyon hendak mampir sebentar ke tempat dimana anjani bekerja. di sana piyon melihat anjani dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, kayanya ia betah dan bahagia sekali bekerja disana. karena dari gayanya beberes sambil bernyanyi, menandakan kalau ia merasa senang sekali.
Karena kebetulan pada pagi itu piyon melihat anjani, yang saat itu sedang menyirami bunga mawar di halaman rumah majikannya. bahkan anjani juga menitipkan sebuah surat ke piyon, agar di berikan ke ibu bapaknya nanti, kalau piyon sudah sampai ke desa mekarsari.
Akhirnya ibu dan bapaknya anjani yang tadinya marah besar, kini raut wajah mereka langsung berubah bahagia, setelah membaca surat dari anjani. yang isi suratnya memberitahukan bahwa anjani, sudah sampai dan baik-baik saja.
****
Disisi lain Jana yang masih terpaku di tepi jalan desa, masih tetap setia menunggui ibunya. karena ibunya tadi terlihat panik dan berlari begitu saja meninggalkannya tanpa penjelasan.
Terlihat sebuah mobil Daihatsu Taft berwarna hijau tua, dengan kap mobil terbuka di bagian atasnya. berhenti tepat di depan Jana, sosok laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih dan juga tampan, turun dari mobil itu dan menyapanya.
"Hai dek...!! sedang apa di jalananan sendirian siang-siang begini, emang gak kepanasan gitu? "sapa dan tanya pemuda itu.
"Jana, lagi nungguin ibu ka..!!"jawabnya singkat sambil memandang ke arah perkebunan teh yang terhampar luas dan indah.
"Emang ibumu kemana?"tanya pria itu lagi sambil ikut duduk di samping jana.
Jana pun menceritakan ke pemuda itu, bahwa ibunya tadi berlari kencang dengan paniknya. sampai ibunya itu lupa meninggalkan jana sendirian di rumahnya. adik anjani yaitu sujana atau biasa di panggil jana, saat ini umurnya baru sekitar 10 tahunan. dia juga baru saja menginjak bangku sekolah dasar kelas 5 SD.
Pemuda itu pun menyarankan jana untuk kembali ke rumahnya saja, agar menunggui ibunya di dalam rumahnya. soalnya diluar sana cuaca sangat panas sekali, akibatan pancaran dari sang mentari yang terlihat mulai meninggi.
DEEEGGGGG
Betapa terkejutnya pemuda itu, saat memasuki rumah anak tersebut, ia melihat sebuah foto keluarga tanpa figura, yang tertempel di bilik bambu dinding rumah anak kecil itu.
****
Bersambung.....
Salam Penasaran Selalu....🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Eli Andi
Davin ikut perkosa jani gak c thor
kn cuma br4 yg perkosa jani
berarti Davin gak ikutan
2023-06-09
1
Inda Anti
devin anak jurgan sobri yg prkosa anjani
2021-07-19
0
Wati Simangunsong
siap2 z u devin d hantui byangan dosamu
2021-07-13
0