Bab 4
Kembali lagi gaess.... selamat membaca😊😊
CEKIDOT......
"Jan... Jani... bangun, nak! lihat tuh ke jendela matahari sudah muncul. "terdengar suara ibu membangunkan aku dari mimpi indah ku.
"Emmpph....Iya, bu.!! " ku buka mata perlahan sembari menggeliat di pembaringan ku.
"Nanti, kamu berangkat jam berapa ke kota nak.?"tanya ibu antusias sembari ibu duduk di sebelahku yang masih tertidur.
"Kayanya rada sorean deh, buk.!! soalnya mobil pick up mas piyon lagi ngadat, mau dibenerin ke bengkel dulu katanya."sambil ku bangun dan ikut duduk di samping ibuku.
"Kalau kamu berangkatnya rada sorean, pasti nyampe ke kota besar ke maleman dong, Jan.!!" kata ibuku yang langsung terlihat raut wajahnya berubah menjadi cemas.
"Ibu gak usah cemas gitu dong, Insya allah Jani gak kenapa-kenapa, buk. walaupun jani sampe sana malem, di kota besar kan rame buk. pasti bakalan banyak orang, gak kaya disini sepi banget kalau udah malam."ujarku menerangkan agar ibu gak begitu cemas, sambil memeluknya erat agar ibu bisa jauh lebih tenang lagi.
"Ya sudah deh kalau begitu. sana mandi dulu gih, bau acem benget tau." ledek ibu sambil menutup erat hidungnya.
Setelah aku selesai mandi, aku pun mulai membantu ibu di dapur membuat nasi liwet kesukaan ku. rasa nasi liwetnya yang gurih, ditambah sambal teri dan juga tempe mendoan anget. langsung menambah ***** makan ku yang mendadak meningkat. aku pun langsung melahapnya segera dengan nikmat, saat semuanya sudah tersaji di atas meja makan.
Soalnya nasi liwet buatan ibuku itu terkenal sangat Lezat dan nikmat, sampai semua tetengga sebelah rumahku saja mengacungkan empat jempolnya memuji enak dan nikmatnya masakan ibu ku itu."hehehe. maka dari itu aku mempunyai ke inginan, jikalau aku sudah sukses nanti dikota. aku akan membuatkan Ibu warung Nasi Liwet, agar masakan ibuku bisa terkenal dan makin disukai banyak orang.
*****
Di ufuk barat sana, sang mentari sudah mulai menenggelamkan cahaya nya yang terang benderang. karena mungkin ia sudah lelah memancarkan panasnya seharian, untuk sang makhluk yang berada di atas muka bumi ini.
Aku yang sedari tadi sudah merasa tak sabar, karena menunggu kedatangan mas piyon yang terasa lama sekali. sambil mondar-mandir gak jelas di depan rumah dan bersungut-sungut kesal. disitu aku juga sedang bersama ibu, bapak, dan Jana yang menemaniku menunggu kedatangan mas piyon untuk menjemput ku.
"Lama banget sih mas piyon datangnya! lihat saja saat dijalan, nanti aku gak bakalan mau ngomong sama dia."gerutu anjani kesal.
Namun saat anjani sedang menggerutu dengan menampakan aura kekesalannya, sebuah mobil pickup berwarna putih pun datang dan berhenti tepat di halaman rumah anjani.
"Tin... Tiiinn!!! "terdengar suara klakson mobil yang di bunyikan oleh pengemudi nya.
Kemudian dari balik sebuah pintu mobil pick up putih, keluarlah sosok pria tinggi berambut ikal. dengan memakai setelan kemeja kotak-kotak merah. ia juga mengenakan celana jeans biru ketat, serta sepatu kulit berwarna coklat tua. sehingga menambah nyentrik penampilannya. dan tak lupa kaca mata hitam bagaikan tukang pijat, menempel di antara mata dan hidung nya.
"Gimana Jan, kamu sudah siap belum? "Ucap pria itu sambil membuka kaca mata hitamnya.
"Udah siap banget, Mas..!! malahan saking siapnya, aku sampai menunggu satu jam loh, dari jam perjanjian kita. "kataku ketus dengan sedikit ditegaskan sambil tersenyum getir ke arah mas piyon mengandung sebuah arti.
Karena memang awal perjanjian ku dengan mas piyon, katanya aku mau di jemput olehnya sekitar jam empat sore. tapi kenyataanya jam lima sore mas piyon baru saja datang untuk menjemput ku. sebenarnya mas piyon itu sudah lama sekali naksir sama aku , makanya dia sampai bela-belain pinjam mobil bosnya. hanya untuk mengantarkan aku ke kota besar ke rumah majikan ku, walaupun jarak dari desaku ke kota cukup lumayan jauh sekali.
"Maaf ya Jan, soalnya tadi pas aku mau berangkat ke rumah mu, bosku malah telfon. Katanya aku suruh ngirim barang ke kota juga, tuh aku sekalian langsung bawa barangnya di bak belakang."ujar piyon sambil menunjukan karung karung berisikan daun-daun teh.
"Oh gitu! ya sudah gak papa, mendingan kita berangkat sekarang aja yuk. soalnya takut keburu malem banget."balas anjani.
"Tapi Jan! nanti aku gak bisa anterin kamu sampe ke tempat kerjaan mu ya, soalnya ternyata kita beda arah tujuan. aku pergi ke arah utara sedangkan kamu ke arah selatan. "Ujar mas piyon berhati-hati menjelaskan.
"Lah gimana ceritanya, terus anak ku gimana, yon.? Masa iya kamu tega tinggalin jani di tengah jalan sendirian.!!"timpal ibuku yang raut wajahnya mulai terlihat khawatir.
"Iya, kamu ini gimana sih, piyon! bukan nya kamu sudah berjanji mau anterin anjani sampe ketujuan. lah ini mau ninggalin dia di tengah jalan, kalau tau akan kaya begini, lebih baik bapak yang anterin anjani ke kota. awas ya tak coret kamu jadi CANTU (calon mantu)."ancam bapak kesal dan memarahi mas Piyon.
"Ya gak gitu juga, Pak! Buk! aku bakalan tetep anterin anjani ko sampe ke tujuan, cuma aku anterin sampai terminal bayangan saja. nanti dari situ jani cuma naik angkot atau becak sekali aja, udah deh langsung nyampe ke rumah bosnya. "Ujar mas piyon menjelaskan.
"Jangan ngancem di coret jadi mantu segala lah, Pak..!! "rayunya sambil nyengir kuda.
Akhirnya sore itu, aku bersama dengan mas piyon berangkat juga menuju ke kota besar. tak lupa aku berpamitan terlebih dahulu, kepada bapak dan ibu ku serta adik kesayangan ku jana. terlihat bulir-bulir bening mulai menetes di sudut netra ibuku, saat aku menghampiri dan menyalami punggung tangannya.
"Udah dong, Buk! Jangan tangisin kepergian ku seperti itu, yang ada aku gak bakalan betah kerja disana. karena ibu gak tenang dan ikhlas, melepas kepergian ku."sambil ku mengusap bulir bening yang menetes di sudut netra ibuku.
"Ibu gak nangis, Ko. tadi itu ada debu masuk ke dalam mata ibu." ucapnya berbohong dengan memaksakan senyuman getirnya.
Aku pun mulai menghampiri adik ku jana, yang sedang berdiri di belakang bapak. lebih tepatnya ia lagi bersembunyi di balik pintu, sambil ia menangis sesenggukan kala melihat aku mau pergi dari rumah. karena sejatinya aku dan jana terbilang sangat akrab sebagai adik dan kakak, makanya jana sangat bersedih sekali karena aku mau meninggalkannya pergi.
"Sudahlah jangan menangis seperti itu, masa anak laki-laki ko cengeng sih. nanti jagain ibu dan bapak ya, di saat kaka gak ada di rumah. karena cuma kamu yang bakalan gantiin kaka, untuk menjaga ibu dan bapak." pesanku pada jana sambil menghapus air matanya.
Jana pun hanya mengangguk-angguk, sambil terus-terusan mingsrek, karena ingusnya yang terus memaksa keluar dan masuk.
"Jan... hati-hati kamu disana ya..!! jaga dirimu baik-baik. "Ucap bapak sambil memelukku disusul ibu dan jana yang juga memeluk ku.
Setelah itu aku langsung masuk ke dalam mobil, dan duduk disebelah mas piyon. mobil pick up berwarna putih itu pun segera melaju meninggalkan pekarangan rumahku, disusul dengan lambaian tangan orang-orang yang aku sayangi melepas kepergian ku sore itu.
Karena perjalan menuju kota besar lumayan cukup jauh, akhirnya aku pun mulai terlelap dalam ayunan sebuah lagu milik Group Band Letto. yang berjudul "sebelum cahaya". lagu itu menemani perjalanan panjang menuju ibu kota.
Ku Teringat Hati Yang Bertabur Mimpi
Kemana Kau Pergi, Cinta....???
Perjalanan Sunyi yang Kau Tempuh Sendiri... Kauatkanlah Hati, Cinta......
*Ingatkah engkau kepada* *Embun Pagi Bersahaja*, *Yang Menemanimu sebelum Cahaya*.... *Ingatkah engkau Kepada angin yang berhembus mesra.....Yang* '*kan* *membelaimu, Cinta*.....???
Kekuatan Hati yang berpegang janji
Genggamlah tanganku Cinta......
Ku ta'akan pergi meninggalkan mu sendiri
Temani hatimu Cintaaa......
****
Bersambung................
Jangan lupa dukungan nya ya gaess, dengan cara vote, like and sisipkan komentar serunya 😊😊 thanks for you...
Salam Penasaran Selalu....🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Zulfa Qurratu Aini
Sebelum cahaya Lagu kesukaan gue
2021-07-06
1
Prayogi Erna
ya
2021-05-12
1
anggita
Cantu.,
2021-05-11
0