Bab 5
Happy reading....😊😊😊
****
Tak terasa sudah hampir sekitar 1 jam lamanya aku terlelap dalam perjalanan, langit sore yang indah pun sudah berganti dengan gelapnya malam. lampu sorot mobil pick up yang ku tumpangi pun, menyinari jalanan yang pekat.
Ku pandangi sesaat sosok pria disamping ku ini, yang sedari tadi masih fokus saja dengan kemudinya. "Hhhmmz...sebenar nya mas piyon itu, gak jelek-jelek amat sih.!!" gumam ku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
"Hayo! ngeliatin mas diam-diam begitu, sudah mulai suka ya sama, mas! yu kita nikah." goda mas piyon yang menyadarkan aku dari lamunan tentang khayalan dirinya.
"Apaan sih, mas. siapa juga yang liatin mas piyon. GeEr banget deh. nikah.. nikah! nanti saja setelah semua cita-cita dan impianku terwujud. udah fokus aja sama setirnya gih." sangkal ku yang langsung berpaling menatap ke arah kaca depan berpura-pura melihat jalanan yang gelap.
Tak bisa ku pungkiri lagi kepada sosok laki-laki nyentrik disebelah ku ini, perhatiannya dan sikapnya yang selalu lemah lembut itu. sudah berhasil membuat hatiku yang dulu membeku, kini perlahan-lahan mulai mencair. ditambah kesigapannya yang selalu ada di saat aku membutuhkan, hingga membuat aku makin tambah kesemsem dan takjub saja kepadanya.
Sebenarnya aku ingin sekali membalas rasa cintanya itu kepadaku, tapi rasa cinta ku itu harus aku kubur dulu sedalam-dalamnya. sebelum terwujud nya semua impian dan juga cita-cita ku, yaitu ingin membahagiakan dulu seluruh anggota keluargaku tercinta.
Mobil pickup putih yang ku tumpangi pun, melaju dengan kecepatan rata-rata di atas normal. dingin angin malam juga mulai menusuk lembut di pori- pori tubuh ku, yang kini sudah dibalut dengan sweater berwarna merah motiv bunga mawar.
Dari balik kaca jendela mobil mas piyon, mulai ku pandangi dan ku jelajahi indahnya beberapa gedung-gedung bertingkat, yang hampir saja menembus ke cakrawala. netraku juga berkeliaran kemana-mana merasa takjub tak bergeming, tat kala aku melihat penampakan nan indah. sebuah bangunan yang di pucuk ya ada sebongkah emas besar menyala seperti api, kalau dilihat di malam hari seperti ini.
Kerlap-kerlip lampu jalanan yang indah dan terang, menerangi sudut-sudut jalan padat di kawasan itu. hingga menambah komplit dan serunya penglihatan ku, bahkan pohon-pohon besar yang tertanam rapih dipinggiran jalan pun seolah olah sedang melambai-lambaikan dahannya, untuk menyambut kedatangan ku yang sudah memasuki kawasan kota besar.
****
"Dek..!! maaf ya, kayanya mas bisa antar kamu sampai sini saja. soalnya mas harus segera nganterin daun-daun teh itu ke pabrik, katanya mau cepat di produksi oleh pabriknya. "Ujar mas piyon saat memberhentikan laju mobilnya.
Mas piyon itu sebenarnya bekerja sebagai supir, tepatnya di pabrik teh milik juragan sobri. tugasnya mas piyon yaitu, mengirimkan bahan baku berupa daun daun-daun teh yang sudah kering. untuk disalurkan ke beberapa pabrik-pabrik besar yang berada di kota besar.
Kebetulan saat mau mengantarkan aku ke kota, tanpa di duga oleh mas piyon sebelumnya. dia malah diberi tugas dadakan oleh bosnya, untuk mengantar pesanan kesana. padahal awalnya, hari itu gak ada jadwal dia untuk mengirim ke kota. alhasil mas piyon gak bisa mengantarkan aku sampai ketempat tujuanku semula, tapi gak apalah yang penting aku sudah sampai dikota, tinggal berjalan sedikit lagi toh sudah sampai.
Ku lihat di depan ku memandang saat ini, ada sebuah papan yang terpampang lebar. dengan bertuliskan tulisan besar besar, sebuah nama "Terminal Bayangan." Namun saat aku melihat dan membaca tulisan itu, kenapa mendadak perasaan ku tiba-tiba berubah. yang tadinya merasa bersemangat sekali ingin cepat sampai ke kota besar, saat ini malah berubah menjadi perasaan takut dan juga was-was.
"Iya..Mas! gak papa ko walaupun sampai sini juga di anterin nya, lagian aku tinggal naek angkot sekali aja kan, untuk sampai ke tempat calon bos ku."kata ku sambil melemparkan senyuman ramah terpaksa.
"Mas beneran merasa bersalah banget loh, jan sama kamu. karena mas gak bisa nganterin kamu sampai ke tempat kerjaanmu. tapi jangan khawatir, kalau pekerjaan mas sudah beres semua. nanti mas akan menengokmu langsung ke tempat kerjaan mu." "Ucapnya seraya tertunduk bersalah, lalu tersenyum sumringah mencoba menutupi rasa bersalahnya.
"Jangan gitu lah, Mas..!! aku malahan berterima kasih sekali, karena mas udah mau nganterin aku walaupun cuma sampai sini. ya sudah, mas hati-hati ya dijalan. aku tunggu loh kedatangan mas."kata ku sambil memegang erat tangannya yang sudah terasa dingin.
Knop mobil pun ku buka dengan perlahan, seolah aku gak mau turun dari dalam sana. dengan langkah berat aku juga mulai menuruni jok mobil pick up yang terasa empuk, kemudian aku lambaikan tanganku kepada pemudi yang langsung dengan cepat melajukan mobilnya, meninggalkan aku di kesendirian malam.
Dengan berbekalkan secarik kertas pemberian mirah kemarin, yang bertuliskan alamat rumah mantan bosnya. aku pun mulai melangkahkan kaki ku secepatnya, sambil aku mencari cari kendaraan yang akan ku naiki. untuk sampai ke alamat yang tertera di kertas putih tersebut.
Dari seberang aku berjalan, tepatnya di sebuah bangunan terminal yang kala itu terlihat sepi penumpang. terlihat beberapa orang laki-laki muda seumuran mas piyon, dari kaca mata besar penglihatan ku, mereka kayanya bekerja sebagai supir angkot dan tukang becak.
Mereka semua sedang asik bersenda gurau, sambil sesekali menenggak minuman keras. bahkan ada salah satu dari mereka, yang terlihat sudah sangat mabuk. karena dari cara dia bicara dan cara dia berdiri saja, sudah sangat terlihat ngaco dan sempoyongan.
Disana juga terlihat beraneka ragam macam botol minuman, serta berbagai macam aneka makanan juga. salah satunya ada beberapa botol minuman beralkohol, tergeletak di atas sebuah meja tua berwarna biru tua.
Ku langkahkan kakiku dengan sangat buru-buru dan tergesa-gesa, untuk melewati sekumpulan pemuda-pemuda itu tanpa harus menengok kemana-kemana. sambil mata ku menelisik tajam mencari-cari angkot, yang akan segera keluar dan pergi dari terminal bayangan.
Suit..... Suiiiiittt.... Wikwiw...!! "terdengar bunyi siulan yang saling sahut menyahut, seolah sengaja di suarakan untuk menggodaku.
"Mau kemana, neng cantik..? kenapa buru-buru amat sich, mampir dulu dong sini duduk sama abang. "teriak dan goda salah satu pemuda berambut cepak dan mengenakan kaos hitam bergambar tengkorak di depan dadanya.
Aku pun tak memperdulikan godaan dan ocehan dari mereka, yang terdengar semakin lama semakin tambah ngawur saja. langkah ku juga sedikit makin lebih ku percepat, untuk meninggalkan kumpulan pemuda-pemuda itu.
Di dalam remang-remang dan temaramnya lampu sorot jalanan, yang menerangi suasana malam dan sepi di kota besar. langkah ku mendadak seketika langsung terhenti, saat aku melewati sebuah kolong jembatan layang....
****
Bersambung.......
Hai readers semuanya, sudah selesai membaca kan...?? 😁😁😁 jangan lupa ya tinggalkan jejaknya dulu, dengan cara vote, like, and berikan komentar positif nya. agar author makin tahu dan makin bersemangat untuk nulis kelanjutan ceritanya..🤗
Serta masukan juga novelku ini di list favorit kalian, terimakasih... Good Job.
Salam Penasaran Selalu....🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Zulfa Qurratu Aini
Jejak ku thor
2021-07-06
1
RN
like 5 plus rate favorite
feedback totok pembangkit saling dukung kk
2021-06-17
0
Nikodemus Yudho Sulistyo
ANGKARAMURKA mampir kembali.
2021-05-04
1