Chapter 17. Virus Corona

Luky melajukan mobil kini melirik ke arah samping melihat Dita yang melamun menatap kosong ke arah depan.

Luky yang melihat keadaan di sekitarnya memastikan jika mereka akan parkir di daerah yang tepat tidak mengganggu pengendara lainnya dan yang pasti aman dari begal.

Mobil berhenti pelan dan Luky merubah posisi duduknya menjadi menghadap pada Dita. Tangannya menggenggam tangan Dita yang saling menggenggam saat ini.

"Jangan bersedih, semua sudah berlalu Dita." tutur Luky.

Dita yang menatap wajah Luky seketika kembali menetes air matanya lancar. Luky membawa Dita ke dalam pelukannya.

"Aku takut, Kak." Suara lirih Dita terdengar.

"Ada aku, jangan takut." ucap Luky.

Keduanya saling berpelukan dan Luky yang mulai bisa menenangkan Dita perlahan melepaskan pelukannya dan mereka kini saling menatap dalam. Ada tatapan yang begitu tidak bisa di artikan dari keduanya saat ini.

"Aku mencintaimu, Dita." ucap Luky berusaha memberanikan diri mengatakan isi hatinya.

Dita tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Air matanya masih terus jatuh di pipinya.

"Kak Luky jangan bercanda. Aku ini wanita kotor jangan menghiburku seperti itu, Kak." tutur Dita yang merasa perkataan Luky hanya sebuah kata yang akan menenangkan Dita kali ini.

Luky menggelengkan kepalanya kemudian kedua tangannya kini meraih wajah sembab Dita.

"Aku benar mencintai mu, Dita." ucap Luky lagi dan segera pria itu membenamkan indera perasa miliknya pada bibir Dita yang tadi terbuka karena tercengang.

Cukup lama Luky membenamkan indera perasa miliknya dan menelusuri rongga mulut Dita hingga keduanya saling bertukar salivahnya.

"M-maafkan aku lancang." tutur Luky melepaskan adegan bibir itu.

Dita menunduk merasa malu, ia tidak bisa berpikir waras lagi saat ini. Sungguh kehadiran Luky sangatlah berharga untuk Dita di saat seperti ini. Wajah tampan Luky dan keberadaannya selama ini di sisi Dita membuat Dita memang benar merasa nyaman.

Keduanya saling diam membisu tak ada suara lagi, namun Luky masih tidak mau menyerah begitu saja. Ia kembali meraih tangan Dita dan membawanya pada bibir lalu mendaratkan satu ciuman di punggung tangan Dita.

"Aku benar-benar mencintai mu, Dita. Namun ada satu hal yang membuat ku tak berani meneruskan hubungan kita lebih jauh." ucap Luky.

"Ma-maksud Kakak?" tanya Dita bingung dan penasaran.

"Aku memiliki kekurangan." ucap Luky ragu.

"Kak setiap orang pasti memiliki kekurangan. Katakan apa itu? dan aku tidak perduli." tutur Dita.

"Aku mandul, Dita. Dulu aku pernah menderita kanker dan obat yang aku konsumsi ternyata menyebabkan aku mandul." terang Luky.

"Itu bukan penyakit, hanya nasib Kakak yang kurang beruntung. Tidak ada yang tahu nasib orang kedepannya." ucap Dita.

"Apa itu tandanya kau mau menerima ku?" tanya Luky.

Dita tersenyum dan menganggukkan kepalanya senang.

"Dita." ucap Luky sembari membawa Dita ke dalam pelukannya.

Luky kembali melancarkan ciuman mereka yang sempat terputus itu lalu semakin dalam dan waktu juga ikut semakin jauh. Dita menikmati sentuhan lembut yang Luky berikan padanya.

Tangannya mulai melancarkan aksi di bagian dada milik Dita. Sungguh sentuhan yang sejak lama Dita inginkan kini mengobati rasa rindu itu.

Dita hanya bisa menerima semua permainan Luky.

"Kak," panggil Dita lirih.

Sebagai wanita Dita yang sudah terbiasa dengan pola hidup di luar negeri membuat Luky paham akan hal itu.

"Kau membutuhkannya?" tanya Luky meminta persetujuan Dita.

Wanita itu mengangguk tanpa penolakan. Segera Luky pun melajukan mobilnya menuju apartemen miliknya. Tak butuh waktu lama, keduanya tiba di apartemen itu.

Dita masuk bersama Luky dan keduanya saling melampiaskan hasrat yang terpendam itu. Dita tampak puas dengan permainan Luky.

***

"Aduh mengapa jadi semakin parah yah, Bi beritanya?" tanya Indira melihat berita di televisi kamar mereka.

Malam yang dingin membuat Abian terus mendekap tubuh Indira yang masih tampak berisi karena sisa hamil itu.

Sedangkan Rafael terlelap di tempat tidurnya. Rabian yang yang tidak bersama Nyonya Ningrum malam ini sudah terlelap sejak tadi.

Nyonya Ningrum terus memandangi wajah bocah tampan itu sembari mengusap pelan dahi Rabian.

"Cucuku tampan sekali, tumbuhlah menjadi pria baik dan sukses sayang. Oma sangat bersyukur memiliki mu di sisi Oma saat ini." tutur Nyonya Ningrum.

Sedangkan di kamar utama Abian masih menikmati tontonan yang ia nikmati bersama sang istri tercintanya.

"Padahal aku belum sempat ke London untuk memeriksa perusahaan di sana." tutur Abian.

"Nanti tunggu aku bisa keluar rumah saja." sahut Indira yang menatap wajah suaminya.

"Memangnya kenapa?" tanya Abian.

"Kau tidak boleh pergi tanpa aku." jawab Indira.

"Mengapa jadi seperti itu? aku banyak pekerjaan apa lagi anak kita sekarang dua."

"Tidak boleh, pokoknya aku harus di samping suamiku terus."

Abian menghujani Indira ciuman tanpa ampun hingga Indira hampir berteriak karena kesal.

"Bi...jenggot itu sakit sakit sekali." protes Indira.

"Kau tidak mengurus suamimu ini sih."

"Yasudah ayo ke kamar mandi." ajak Indira.

Wajah Abian tersenyum menatap istrinya. Indira yang mendapat tatapan dari Abian menekuk wajahnya tak mengerti.

"Mengapa kau tersenyum seperti itu?" tanyanya.

"Di tempat tidur saja jika menginginkannya mengapa harus di kamar mandi? memakai alasan jenggot ku yang panjang lagi." protes Abian tersenyum senang menggoda istrinya.

"Dasar otak mesum. Mana mungkin aku menginginkannya, sudah jelas ini belum bisa."

"Sayang wajahmu merah, apa karena jenggot milikku yah?" ucap Abian mengusap wajah istrinya.

"Iya, ayo bersih kan jenggot mu, Bi."

"Hey sudah kita baring saja. Besok pagi kan bisa." ucap Abian.

"Iya sudah kalau begitu aku ingin tidur." Indira menarik selimut agar menutup seluruh tubuhnya hingga lehernya.

Abian masih merasa belum mengantuk, ia memeluk tubuh istrinya tanpa mau melepaskan bahkan mengendurkannya sekali pun.

Abian menggerakkan tangannya kesana kemari di bagian tubuh sang istri yang semakin berisi. Ia merasa dinginnya malam itu semakin membuat dirinya begitu bernafsu.

Indira yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan setiap sentuhan Abian di bagian tubuhnya dengan lincahnya.

Abian meremas hingga memainkan dengan lancar bagian dada lalu turun ke bagian perut mulus Indira.

"Bi..." ucap Indira pelan dan berusaha melepaskan tangan suaminya. Namun sayang Abian menolak perintah Indira melalui gerakan itu. Ia tampak semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh Indira.

"Ah mengapa cuaca begitu menggoda ku sih?" umpat kesal Abian yang sadar jika permainannya saat ini tidak akan membuatnya sampai ke titik kenikmatan.

Akhirnya ia memilih untuk menghentikan permainan itu dan memilih ikut memejamkan matanya.

Semua tidur terlelap malam itu tanpa tahu keadaan di luar negeri yang sudah dengan cepatnya menyebar hingga masuk ke negara Indonesia.

Virus yang sangat menghebohkan seluruh penduduk di segala negara kali ini terjadi seperti mimpi buruk.

Beberapa pekerja yang baru melakukan perjalanan dari luar negeri menuju Indonesia sudah di nyatakan positif corona.

Jarak yang jauh membuat sebagian warga merasa tidak percaya akan adanya berita tersebut karena bagi mereka itu hanyalah berita yang di sebarluaskan demi menakut-nakuti para rakyat.

Di kediaman Malik suasana begitu hening hanya ada beberapa pelayan yang masih belum tertidur di rumah itu.

"Pak Mail, ngapain malam begini di dapur?" gumam pelayan yang menangkap sosok pria kepala keamanan itu.

"Aku tanya saja? ah tidak sebaiknya aku laporan saja."

Wanita itu berlari menghampiri Bi Qila yang tengah berolah raga di ruangan khusus olahraga.

"Ada apa?" tanya Bi Qila yang melihat kehadiran pelayan di hadapannya.

"Di dapur ada Pak Mail sepertinya dia sedang memeriksa barang-barang di dapur." terangnya.

Bi Qila berlari cepat dengan pakaian fitnesnya yang membentuk body goalsnya dengan handuk mini yang ia letakkan di leher yang penuh keringat itu.

"Pak Mail." sapa Bi Qila yang sudah berada di dapur.

Mata Pak Mail terdiam membulat melihat sosok Bi Qila yang membuat pria itu jadi gagal fokus.

Terpopuler

Comments

PratamaAkb

PratamaAkb

selalu menunggu karyamu kak,, lanjut

2021-03-18

1

Ningsih Ndraha

Ningsih Ndraha

ada apa dgn pak mail🤔

lanjut thorr semangat 😁

2021-03-17

1

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

mungkin mereka berjodoh

2021-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!