Dinner

Happy reading

****

Jasmine POV

Aku melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.30 malam dan aku buru-buru memasukkan ayam dan kentang tumbuk ke dalam oven. Aku mengatur suhu dan lama pemangangan. Setelah selesai, aku melepaskan appronku dan bergegas menuju kamarku.

Sesuai perkataan Edward, dia akan datang sekitar jam tujuh malam. Aku melepaskan semua pakaianku hingga tidak tertinggal apa pun kecuali kaos kakiku. Aku melihat pakaian dalam renda berwarna biru gelap tersebut. Aku benar-benar membelinya..

Itu benar-benar manis. Seumur-umur, aku belum pernah memiliki pakaian dalam dengan warna senada, terutama berenda seperti ini. Namun, karena pikiran gilaku, aku membelinya. Aku memutar mata. Aku tidak tahu apa yang terjadi nanti. Kami sama-sama pria-wanita dewasa. Berduaan di malam hari. Siapa yang tahu apa yang terjadi nanti?

Seex merupakan kebutuhan, Jasmine.

Kata-kata Edward terngiang lagi di kepalaku.. C'mon girl. berhenti berpikiran kotor dan kenakan sekarang itu saat ini juga. Aku menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Aku mengambil bra dan menyentuh kainnya yang lembutnya. Aku mengaitkan kaitannya lalu memakai celanaah dalamm renda tersebut.

Aku beralih ke arah cermin dan melihat badanku. Aku menggigit bibir bawahku lalu tanganku perlahan menyentuh tulang belikatku. Itu nampak bagus padaku. Aku menyampingkan badanku dan segera mendesah sedih. Terlalu kurus. Itu membuatku tidak berbentuk dari samping.

Aku memutar mata dan segera memakai gaun biru sebetis bermotif bunga. Berlengan panjang, berkerah, sebetis, dan tidak membentuk tubuhku. Membosankan. Sejujurnya, aku selalu membosankan. Aku mengucir kuda rambutku, memoles wajahku dengan bedak tipis serta lipgloss. Aku berdiri dalam diam, memandang wajahku sendiri.

Aku segera terperanjat saat menedengar bell apartemenku dibunyikan. Sial. Aku segera memakai sendal buluku dan berjalan menuju pintu keluar. Aku menyalakan kamera interkom dan melihat Edward berdiri di sana. Oh my. Aku menarik napas dan segera membuang perlahan sebelum akhirnya aku membuka pintu.

"Edward..." ucapku sebagai sapaan.

Dia tersenyum manis dan segera menyerahkan buket besar bunga tulip berbagai macam warna.

"For you..." bisiknya dan aku segera tersipu.

"Thank you..." aku memeluk buket tersebut lalu mempersilakan Edward masuk.

"Kau bisa menaruh mantelmu di sofa..." aku berlari kecil menuju dapur yang tembus ke arah ruang tamu.

Aku tiba-tiba gugup, sibuk, dan bingung. Aku mengambil satu-satunya vas bunga di apartemenku dan menaruh tulip itu di sana dengan sedikit air. Aku melihat Edward berdiri di ruang tamu, menatapku dengan senyum tertahan.

"What?" ucapku seraya memasang appronku, "Makanannya akan segera matang. Kau bisa duduk selagi menunggu...."

"Aku akan menunggu Jasmine..."

****

Edward POV

Aku memasuki apartemen Jasmine untuk pertama kalinya setelah dia menempati tempat ini. Tidak ada yang berubah kecuali wangi ruangan ini. Perpaduan antara wangi aromatherapi dan cat minyak. Aku melepas mantelku dan menaruhnya di atas lengan sofa sementara Jasmine sibuk di dapurnya.

Dia nampak kewalahan. Aku berdiri di sana dan menatap semua tempat itu. Lalu mataku tertuju pada Jasmine yang sedang memakai appronnya.

"What?" ucapnya dengan nada tersipu dan itu membuatku tersenyum.

Dia sangat manis

"Makanannya akan segera matang. Kau bisa duduk selagi menunggu..."

"Aku akan menunggumu, Jasmine.." ucapku lalu mataku tertuju pada lukisan yang kuberikan masih ada di meja.

"Aku hendak memasangnya besok..." ucap Jasmine seolah bisa membaca pikiranku seraya menata meja.

"Aku bisa memasangnya untukmu..." ucapku tanpa menoleh ke arahnya.

"Benarkah? Terimakasih. Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana cara memasangkannya..."

Aku berjalan meninggalkan ruang tamu dan melihat beberapa sisi. Sisi yang kuhapal jelas, tempat di mana aku memasang penyadap. Itu mengirim getaran penuh ketegangan dalam diriku. Aku melihat tempat melukis Jasmine, berada di dekat jendela yang menampilkan tampilan malam London.

Tempat melukis ini pun langsung tembus ke arah dapur dan ruang tamu sehingga Jasmine masih dalam jangkuan pandanganku.

"Maafkan aku jika tempat ini  berantankan..." ucap Jasmine

"It's okay...."

Aku melihat kanvas, cat, dan berbagai alat lukis. Ada berbagai lukisan di sana termasuk lukisan Ibunya serta suaminya. Hm.. Andai dia tahu fakta dibalik pernikahan Ibunya. Aku duduk di kursi kecil yang bisa berputar. Aku memutarnya ke arah dapur.

"Apa ini semua lukisanmu?" tanyaku

Jasmine yang tengah menata meja melihatku.

"Yah..."

"Lukisan yang bagus..."

"Benarkah?"

"Yah..."

"Namun, tidak terlalu bagus bagi orang lain..."

"Aku berharap kau bisa melukisku juga..."

Jasmine membuka opennya dan wangi semerbak memenuhi indera penciumanku. Dia tidak membalas perkataanku dan sepertinya dia tidak mendengarnya. Aku berdiri dan berjalan ke arahnya. Aku duduk di meja bar dan melihat dia menyajikan potongan daging.

"Itu daging ayam?" tanyaku.

"Yah.. Ini dada ayam kalkun. Yapss... Selesai."

Dia melepas appronnya, "Duduklah di meja makan.." ucapnya dan aku menurut. Dia menyajikan potongan ayam, kentang tumbung, sup sapi dengan sayur-sayuran, serta roti begel. Ah.. Satu lagi, wine...

"Ini kelihatan lezat.."

"Kuharap kau menyukainya..." Jasmine duduk di depanku dan aku menatanya, "Selamat makan.."

"Selamat makan..."

Aku mencicipinya dan merasakan rasa alkohol anggur di ujung lidahku. Ada sensasi panas dan menggigit disana, tapi aku menyukainya.

"Aku mencampurnya dengan anggur putih.." timpal Jasmine, "Apa rasanya aneh?"

"Ini enak..." jawabku jujur.

"Aku senang menyukainya..."

Sepanjang makan, aku melihat Jasmine sudah menegak hampir enam gelas wine. Namun, dia masih nampak segar. Dia benar-benar peminum hebat padahal alkohol dalam ayam ini pun sudah cukup kuat.

Biarkan saja... Bisik Lucas

"Kau tidak minum terlalu banyak?" ucapku saat dia mengisi gelas ke-tujuhnya.

Dia menggeleng dan segera mengisi gelas ke duaku.

"Aku lebih lahap makan jika minum seperti ini...."

Wajahnya memerah. Sangat merah. Terutama hidung dan telinganya. Ah.. Lehernya... Aku tidak bisa membayangkan rasanya jika aku menyandarkan kepalaku di lengkungan lehernya yang hangat dan manis.

Biarkan dia mabuk, Edward....

Aku menggeleng kecil, berusaha menghilangkan bisikan-bisikan Lucas. Aku dan Jasmine menghabiskan semua yang ada di meja, kecuali sup dan roti begalnya. Dia membersihkan meja dan aku membantunya. Dia menyajikan sebuah puding sebagai makanan penutup.

Ah.. Aku bukan penyuka puding.

"Makanlah... Ini membuat pencernaanmu lancar dan nyaman setelah makan makanan berat seperti ini...."

Aku mengangguk kecil dan mencoba puding tersebut. Tidak ada rasa, tapi aku bisa merasakan rasa vanilla lembut di ujung lidahku. Aku memakan puding itu dalam tiga suapan. Berbeda dengan Jasmine yang masih menikmati winenya. Dia menyesap dengan penuh penghayatan.

"Thank you, Edward. Terima kasih banyak untuk lukisan yang kau berikan."

Itu bukan masalah besar untukku, Jasmine....

"Padahal itu sangat mahal..."

Andai kau tahu betapa kayanya aku....

"Dan tulipnya... Aku belum pernah mendapat hadiah dan bunga dari pria manapun sebelumnya...."

Aku akan selalu menjadi yang pertama, Jasmine.

"Kenapa kau memberikannya padaku, Edward?"

Dia mabuk.. Jelas sekali. Itu membuat dia lebih berani.

"Menurutmu karena apa?" aku bersandar di kursi dan menatapnya.

"Kau menyukaiku?"

Dia menatapku dengan bola mata birunya yang menggelap. Pupilnya membesar. Dia mabuk.

"Yah.." bisikku.

"Apa yang kau suka dariku? Aku jauh dari kata cantik..."

Dia tersenyum lebar lalu bergerak untuk berdiri, tetapi dia kehilangan keseimbangannya. Aku segera berdiri dan menangkap tubuhnya dengan lembut. Tangan kiriku berada di pinggangnya, sedangkan kedua tangannya berada di dadaku.

"Ups..." ucapnya seraya tertawa kecil.

"Kau mabuk, Jasmine..."

"I'm not.. Aku masih sadar 100%..."

Aku menatapnya lekat dan dia pun begitu. Aku bisa merasakan napasnya yang hangat di pipiku, wangi perpaduan antara aromatherapi, vanilla, dan sabun bunga-bunga tercium kental di hidungku. Wanginya yang khas. Aku menaruh tangan kananku dilehernya yang hangat.

Begitu lembut dah halus.... Di matanya, aku bisa melihat dia memohon untuk dicium. Benar-benar berharap. Deru napasnya semakin cepat. Tanganku menuju bibirnya yang setengah terbuka. Aku mengelus bibirnya yang merah. Penuh dan kenyal.

"Apa kau tau betapa cantiknya dirimu, Jasmine?"

Dia menggeleng

"Kau begitu indah, Jasmine..." bisikku seraya menaruh telapak tangan kananku di pipinya yang mungil.

Dadaku bergetar dan detik itu aku mendekatkan bibirku pada bibir Jasmine. Aku menekan bibirku padanya dan berusaha masuk ke dalam mulutnya. Dia membuka mulutnya dan memberi akses padaku. Aku menghisap bibir bawahnya dengan lembut. Lidahku dan lidahnya terjalin

Tangannya melingkar di leherku dan aku meraba lekukan tubuhnya di balik gaunnya. Kepalaku dan kepalanya beradu. Manis. Kenyal. Nikmat. Bibirnya benar-benar nikmat seperti yang kubayangkan. Aku melepas kucir kudanya dan dia meremas rambutku dengan lembut.

"Uh..." dia melenguh dan itu membuatku gila. Sial. Suaranya yang lembut dan kecil benar-benar membuatku gila. Aku menggigit dan menarik bibir bawahnya dengan lembut sebelum akhirnya melepas panguutan tersebut.

"I want you, Jasmine... Aku menginginkanmu malam ini juga...."

Jasmine menaruh kedua tangannya di kedua pipiku, "Kau sangat wangi...."  ucapnya secara acak lalu dia berjinjit kecil dan segera mencium sekilas bibirku.

"Katakan ya atau tidak, Jasmine..." ucapku dengan nada berat dan napas memburu.

Dia mengelus wajah dengan tangannya yang lembut. Lalu menatapku dalam jeda yang menyiksa.

"Yah.." bisik Jasmine pada akhirnya dan aku segera mengangkat tubuhnya. Kakinya melingkar di pinggulku dan kedua tangannya di leherku. Aku meremas lembut bokoongnya dan menyandarkan hidungku di lekukan lehernya yang lembut dan wangi..

Akhirnya, Edward....

Malam yang selalu kita tunggu-tunggu...

Malam yang kita tunggu selama bertahun-tahun....

Bisikan Lukas memenuhiku dan aku benar-benar terlena dengan semua kenikmatan ini.

****

MrsFox

Gambar hanya pemanis. Selamat bermalam mingguan. Karena hari ini aku update sampai empat chapter. Besok aku izin yah. Jumpa lagi di hari senin. See you gais. Lop yuhhh.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

mencoba menebak hub jessi ma Edward....

2023-09-17

0

Malia Susanti

Malia Susanti

apakah ini kerjasama Jessi dan Edward? seperti sudah drencanakan

2022-10-28

0

Yasmine aja

Yasmine aja

akhirnyaaa...

2022-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Jasmine Brown
2 J and J
3 First Meet
4 Pertemuan Kedua
5 Edward atau....?
6 Alcohol
7 Pengenalan
8 Pertemuan-pertemuan kecil
9 Langkah pendekatan
10 Date
11 Date (2)
12 Another Story
13 Pameran
14 Hadiah
15 Hadiah (2)
16 Dinner
17 Kekonyolan
18 Kekonyolan (2)
19 Persiapan
20 Mr. Rich
21 History
22 The Night
23 The Long Night
24 Sebuah Penyesalan
25 Another Woman
26 Camera
27 Story
28 Past
29 A Simple Life
30 A Little Fight
31 Maaf
32 Bath
33 Dendam
34 Problem
35 Perpisahan
36 Another Past
37 Funeral
38 Back
39 34+35
40 Disappear
41 Kecurigaan
42 A secret
43 Lucas Lendsman
44 Email.
45 Perencanaan
46 Another Demons
47 Help me!
48 Lucas, help me...
49 Home Sweet Home
50 Sapu Tangan
51 Died
52 Am I die?
53 Asal mula...
54 Party
55 A ride
56 25 Years Old
57 Edward Lendsman
58 I Lost My Self
59 Maple
60 Another Person
61 Story
62 Hipnotis
63 Luka...
64 Another Mesmeric
65 A Mesmeric
66 No! No!
67 Why?! But, What?!
68 Hai again, Edward....
69 Why, Edward? Why?
70 Johansen
71 Cemburu
72 Jealous
73 She's mine
74 She is our Mine
75 He's not back. Never.
76 Are We Happy?
77 Will We Happy?
78 Is this the final?
79 Mr and Mrs
80 Mistress Lendsman
81 Love and Lost
82 Happier
83 Happier than Ever
84 Our Baby
85 The Other Baby
86 Eternal Love
87 Epilogue
88 Ucapan Terimakasih dan Pengumuman
89 NEW NOVEL ALERT
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Jasmine Brown
2
J and J
3
First Meet
4
Pertemuan Kedua
5
Edward atau....?
6
Alcohol
7
Pengenalan
8
Pertemuan-pertemuan kecil
9
Langkah pendekatan
10
Date
11
Date (2)
12
Another Story
13
Pameran
14
Hadiah
15
Hadiah (2)
16
Dinner
17
Kekonyolan
18
Kekonyolan (2)
19
Persiapan
20
Mr. Rich
21
History
22
The Night
23
The Long Night
24
Sebuah Penyesalan
25
Another Woman
26
Camera
27
Story
28
Past
29
A Simple Life
30
A Little Fight
31
Maaf
32
Bath
33
Dendam
34
Problem
35
Perpisahan
36
Another Past
37
Funeral
38
Back
39
34+35
40
Disappear
41
Kecurigaan
42
A secret
43
Lucas Lendsman
44
Email.
45
Perencanaan
46
Another Demons
47
Help me!
48
Lucas, help me...
49
Home Sweet Home
50
Sapu Tangan
51
Died
52
Am I die?
53
Asal mula...
54
Party
55
A ride
56
25 Years Old
57
Edward Lendsman
58
I Lost My Self
59
Maple
60
Another Person
61
Story
62
Hipnotis
63
Luka...
64
Another Mesmeric
65
A Mesmeric
66
No! No!
67
Why?! But, What?!
68
Hai again, Edward....
69
Why, Edward? Why?
70
Johansen
71
Cemburu
72
Jealous
73
She's mine
74
She is our Mine
75
He's not back. Never.
76
Are We Happy?
77
Will We Happy?
78
Is this the final?
79
Mr and Mrs
80
Mistress Lendsman
81
Love and Lost
82
Happier
83
Happier than Ever
84
Our Baby
85
The Other Baby
86
Eternal Love
87
Epilogue
88
Ucapan Terimakasih dan Pengumuman
89
NEW NOVEL ALERT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!