The Dark Side Of Love

The Dark Side Of Love

Jasmine Brown

Happy Reading

****

Jasmine POV

"Apakah warnanya tidak terlalu mencolok menurutmu?" ucap Mrs.Jones dengan logat Prancisnya yang kental saat melihat beberapa karikatur yang kubuat untuk edisi majalah dan koran berikutnya. Dia menurunkan kacamata kotaknya yang tidak berbingkai lalu menatapku dengan tatapan menyelidik. Inilah hal yang paling menegangkan saat bertemu dia, seorang kepala editor di penerbit ternama di Inggris membuat dia begitu teliti dan menyeramkan. Sial.. Dia sangat disiplin dan tidak ada kata ampun dalam dirinya.

"Aku tidak merasa seperti itu, Madam.. Itu sesuai arahan dan konteks berita yang diterbitkan..." aku meremas-remas ujung kemejaku dengan gugup.

Dia menjilat ujung telunjuknya seraya menatap lagi lembaran kertas itu dan membalik-balikkannya dengan jarinya tadi. Sial. Aku sudah mengerjakan ini sepanjang tiga hari dan aku hanya tidur selama tiga jam karena mereka memberiku batas waktu yang cepat. Jika dia menolaknya, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Aku terkesan dengan kerapian gambarmu, padahal kau hanya mengerjakannya selama tiga hari.."

Yah.. Yah.. Jadi kumohon terima karikaturku ini. Kumohon. Terima saja. Kasiahanilah aku.

"Aku menyukainya walau aku tidak terlalu puas dengan warnanya..."

Yes!Yes!

Dia memasukkan gambar itu ke dalam map kuning kemudian memberikannya padaku.

"Berikan pada sekretarisku dan dia akan mengirimimu uang atas karikatur ini sesuai perjanjian..."

"Thank you, Madam.." ucapku dengan senyum sumringah seraya menjulurkan tangan kananku untuk berjabat tangan dengannya, tapi dia hanya memberi map itu ke tanganku. Aku menggaruk belakang leherku dengan canggung. Sial.

"Excuse me, Madam..." aku berdiri dan segera pergi dari ruangannya lalu menuju meja sekretarisnya.

"Madam Jones mengatakan untuk memberikan ini padamu..."

Sekretaris yang berkulit hitam itu menatapku dengan malas.

"Siapa namamu?"

"Jasmine Brown..."

"Nomor rekeningmu?"

Aku memberitahu nomor rekeningku, lalu nomor ponsel.

"Sudah dikirim, kau bisa memeriksanya."

"Okay... Thank you."

Aku segera pergi dari sana seraya merogoh sakuku untuk mengecek pemberitahuan bahwa uangnya sudah terkirim di rekeningku. Aku tersenyum senang lalu menatap lift yang akan di tutup. Aku berlari, berusaha menyusul lift itu seraya memasukkan ponselku ke kantong jaket.

.

"Tunggu...." ucapku pada beberapa orang yang ada di lift.

Namun, saat aku sudah di depan lift, lift itu tertutup. Mereka tidak menunggu. Aku memutar mata. Sialan. Inilah kenapa aku tidak suka Inggris. Orang-orangnya benar-benar tidak ramah, apatis, dan sangat sibuk. Ahh.. Dan yang utama dan terpenting adalah orang-orang di sini begitu pelit.

Aku akhirnya berdiri di sana beberapa saat hingga lift itu terbuka lagi. Beberapa orang berpenampilan rapi menatapku yang sedikit bengong.

"Permisi..." ucapku untuk memberiku celah untuk berdiri dan mereka hanya berdecak kesal.

Aku berdiri di sana dan aku merasakan sesuatu menyentuh leherku.  Segera aku memegang botol bubuk merica di saku jaketku seraya memutar kepala dan hanya melihat sekumpulan orang yang menatapku dengan tatapan malas dan apatis. Aku menoleh ke depan dan menarik topi jaket. Sialan. Pelecehan. Seharusnya aku lebih hati-hati tadi.

Setelah pintu lift terbuka, aku segera turun dan tidak peduli entah di lantai mana aku turun. Aku bisa melanjutkannya dengan berjalan dengan tangga. Ini bukan kali pertamanya aku di lecehkan. Di bus, lift, pusat perbelajaan, dan di berbagai tempat yang memungkinkan untuk melakukan pelecehan.

Aku ingat saat di apartemenku yang dulu sekitar 3 tahun yang lalu, seorang pria yang merupakan tetanggaku membuat lubang kecil untuk mengintip seluruh kegiatanku di kamar. Semua terbongkar saat dia dengan beraninya masuk ke dalam apartemenku dan berusaha melecehkanku.

Aku ingat saat-saat dia berusaha menyentuhku dan dia membuka celananya, memamerkan miliknya dan mengarahkannya padaku. Untungku tetanggaku mendengar teriakanku minta tolong dan segera menghubungi polisi. Lalu, tiga hari kemudian pria yang berusaha melecehkanku itu di temukan bunuh diri dengan memotong urat nadinya. Sial, mengingat itu benar-benar membuatku bulu kudukku meremang.

Aku menarik napas dan menghembuskannya saat aku berjalan di anak tangga terakhir. Aku berjalan di lobi gedung penerbit yang ramai lalu berjalan keluar dari sana. Aku berjalan dengan langkah lebar menuju halte bus, menunggu bus, kemudian masuk ke dalam bus yang penuh.

Aku tidak melihat sisa gantungan bus lagi lalu mataku melihat seorang penumpang wanita gendut memegang dua gantungan bus sekaligus dan mata kami bertemu, dia melihatku tajam seolah mengatakan 'Apa yang kau lihat, sialan?'. Aku membuang mukaku dari dia dan akhirnya berdiri dengan berpegangan pada punggung kursi bus.

Sekitar lima belas menit penuh penderitaan,aku turun dari bus. Aku pergi ke sebuah mini market dan membeli beberapa bahan makanan yang kubayar dengan uang yang di beri Madam Jones padaku. Lalu aku membawa satu kantung kertas belanjaanku dan berjalan menuju apartemenku.

Aku suka lokasi apartemenku. Cukup ramai, tapi tidak terlalu bising. Dekat dengan pusat kota dan daerahnya cukup aman. Satu-satunya yang kusesali dari tempat ini adalah, tingginya biaya sewa dan luas kamarnya benar-benar sangat kecil.

Aku masuk ke lift yang kosong, aku segera keluar begitu pintu terbuka. Aku berjalan di lorong yang sepi menuju kamar apartemenku . Aku memasukkan sandi kamarku dan segera masuk setelah bunyi 'Bip' terdengar. Aku melepas sepatuku seraya berjalan masuk ke dalam apartemen dan..

"Ah!" aku berteriak kencang hingga menjatuhkan belanjaanku saat melihat sesosok wanita duduk dengan anggun di atas sofaku.

"MOM!!" teriakku kesal seraya menghentakkan kaki kananku dengan lantai. Aku memungut kembali belanjaanku yang terjatuh.

"Ah.. Honey. Sudah kukatakan jangan panggil aku Mom.. Panggil namaku saja, Jessi...."ucap wanita berusia 39 tahun tersebut seraya melepas kaca mata hitamnya.

Aku menggeleng kepala, "Terserah...."

Aku bangkit berdiri dan berjalan ke dapur yang terhubung langsung dengan ruang tamu. Aku menaruh belanjaanku di meja dan menarik kursi untuk duduk menghadap Jessi  yang duduk tenang di satu-satunya kursi sofa di ruangan ini.

"Kali ini, apa alasanmu datang ke sini?" tanyaku. Hanya ada dua kemungkinan kenapa dia berakhir di sini, Pacar kayanya membuangnya atau dia membuang pacar kayanya.

Dia tersenyum manis.

"Aku membawa berita besar untukmu, sayang...."

****

MrsFox

Terpopuler

Comments

Nina Melati

Nina Melati

ini novel ke3 mu yg baru aku baca, sampai disini aku merasa kalau kamu memang penulis yg patut diacungkan 2 jempol hebat banget Thor. Tetap semangat dlm berkarya

2022-12-01

0

🍾⃝ͩɴᷞᴏͧ:ɴᷠᴀͣᴍᴇ<ᏇᏋᎧᏇ>

🍾⃝ͩɴᷞᴏͧ:ɴᷠᴀͣᴍᴇ<ᏇᏋᎧᏇ>

wkwkkwkw Baca bab satu aj keren apalagi lanjutan

2022-11-17

0

🐊PREDATOR POTEK⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ

🐊PREDATOR POTEK⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ

aku mau promosiin novel ini yach miss mia 😂

2022-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Jasmine Brown
2 J and J
3 First Meet
4 Pertemuan Kedua
5 Edward atau....?
6 Alcohol
7 Pengenalan
8 Pertemuan-pertemuan kecil
9 Langkah pendekatan
10 Date
11 Date (2)
12 Another Story
13 Pameran
14 Hadiah
15 Hadiah (2)
16 Dinner
17 Kekonyolan
18 Kekonyolan (2)
19 Persiapan
20 Mr. Rich
21 History
22 The Night
23 The Long Night
24 Sebuah Penyesalan
25 Another Woman
26 Camera
27 Story
28 Past
29 A Simple Life
30 A Little Fight
31 Maaf
32 Bath
33 Dendam
34 Problem
35 Perpisahan
36 Another Past
37 Funeral
38 Back
39 34+35
40 Disappear
41 Kecurigaan
42 A secret
43 Lucas Lendsman
44 Email.
45 Perencanaan
46 Another Demons
47 Help me!
48 Lucas, help me...
49 Home Sweet Home
50 Sapu Tangan
51 Died
52 Am I die?
53 Asal mula...
54 Party
55 A ride
56 25 Years Old
57 Edward Lendsman
58 I Lost My Self
59 Maple
60 Another Person
61 Story
62 Hipnotis
63 Luka...
64 Another Mesmeric
65 A Mesmeric
66 No! No!
67 Why?! But, What?!
68 Hai again, Edward....
69 Why, Edward? Why?
70 Johansen
71 Cemburu
72 Jealous
73 She's mine
74 She is our Mine
75 He's not back. Never.
76 Are We Happy?
77 Will We Happy?
78 Is this the final?
79 Mr and Mrs
80 Mistress Lendsman
81 Love and Lost
82 Happier
83 Happier than Ever
84 Our Baby
85 The Other Baby
86 Eternal Love
87 Epilogue
88 Ucapan Terimakasih dan Pengumuman
89 NEW NOVEL ALERT
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Jasmine Brown
2
J and J
3
First Meet
4
Pertemuan Kedua
5
Edward atau....?
6
Alcohol
7
Pengenalan
8
Pertemuan-pertemuan kecil
9
Langkah pendekatan
10
Date
11
Date (2)
12
Another Story
13
Pameran
14
Hadiah
15
Hadiah (2)
16
Dinner
17
Kekonyolan
18
Kekonyolan (2)
19
Persiapan
20
Mr. Rich
21
History
22
The Night
23
The Long Night
24
Sebuah Penyesalan
25
Another Woman
26
Camera
27
Story
28
Past
29
A Simple Life
30
A Little Fight
31
Maaf
32
Bath
33
Dendam
34
Problem
35
Perpisahan
36
Another Past
37
Funeral
38
Back
39
34+35
40
Disappear
41
Kecurigaan
42
A secret
43
Lucas Lendsman
44
Email.
45
Perencanaan
46
Another Demons
47
Help me!
48
Lucas, help me...
49
Home Sweet Home
50
Sapu Tangan
51
Died
52
Am I die?
53
Asal mula...
54
Party
55
A ride
56
25 Years Old
57
Edward Lendsman
58
I Lost My Self
59
Maple
60
Another Person
61
Story
62
Hipnotis
63
Luka...
64
Another Mesmeric
65
A Mesmeric
66
No! No!
67
Why?! But, What?!
68
Hai again, Edward....
69
Why, Edward? Why?
70
Johansen
71
Cemburu
72
Jealous
73
She's mine
74
She is our Mine
75
He's not back. Never.
76
Are We Happy?
77
Will We Happy?
78
Is this the final?
79
Mr and Mrs
80
Mistress Lendsman
81
Love and Lost
82
Happier
83
Happier than Ever
84
Our Baby
85
The Other Baby
86
Eternal Love
87
Epilogue
88
Ucapan Terimakasih dan Pengumuman
89
NEW NOVEL ALERT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!