Another Story

Happy Reading

***

Edward POV

Aku menatap Jasmine yang tiba-tiba termenung menatap gelas anggurnya. Dahinya berkerut kencang. Apa yang dia pikirkan? Oh my.. Demi apa pun, aku benar-benar ingin membaca pikirannya saat ini juga. Dan tiba-tiba secara mengejutkan, setetes air mata mengalir di pipi kirinya.

"Jasmine..." panggilku, berusaha menyadarkannya.

Dia menoleh ke arahku, tampak kalut. Dia segera menghapus air matanya dan mengatakan semua baik-baik saja. Namun, aku merasa tidak ada yang baik-baik saja saat ini. Saat aku berdiri untuk menghiburnya, dia segera menahanku dan menyuruhku duduk kembali.

Sial.. Dia benar-benar tidak terbaca. Aku tidak tahu bagaimana pola pikirnya. Sedetik kemudian, pesanan kami datang dan hanya ada kecangungan di sana. Aku bisa merasakan pelayan wanita sialan itu berpura-pura tidak sengaja menyentuhku. Sial.

Uh.. Aku bisa melihat mata Jasmine melihatnya dan membuatku merasa semakin buruk. Membuatku merasa tidak berguna. Aku menatap Jasmine dengan keras, merasa marah kepada diriku sendiri karena tidak tahu apa yang terjadi pada Jasmine.

"Apa anda membutuhkan hal yang lain, sir?" tanya pelayan itu kepadaku dengan nada dilebih-lebihkan.

"Kau menginginkan hal lain, Jasmine?" tanyaku dan dia hanya menggeleng seraya tersenyum hangat.

"Nothing." ucapku tegas kepada pelayan itu dan itu sebagai tiket untuknya agar segera pergi.

"Kalau begitu. Nikmati makan siang Anda, Sir..." aku tidak menjawabnya dan dia segera pergi.

"Dia nampaknya tertarik padamu..." ucap Jasmine dengan nada hangat yang ceria.

"Aku tidak tertarik..."

Jasmine melipat bibirnya, "Kalau begitu.. Selamat makan.." dia beralih ke steaknya.

"Selamat makan.." ucapku.

Aku melihat steakku lalu beralih kepada Jasmine yang sedikit kepayahan memotong dagingnya. Aku segera memotong dagingku sendiri dengan ukuran kecil. Mengambil sayuran salad ke piringku, lalu memotong setengah hati angsa di piringku. Aku segera menarik piring Jasmine dan menukar dengan piringku.

Dia menatapku dengan sedikit mulutnya mengangga. Kedua tangannya terangkat seraya memegang garpu dan pisau makan. Jelas heran.

"Makanlah.. Nampaknya, kau tidak terbiasa makan daging.." aku beralih ke dagingku dan memotongnya untukku.

Jasmine tertawa kecil, "Thank you.. Aku memang jarang makan. So yeah.. Aku tidak tahu cara makan daging dengan pisau..."

Aku segera menatapnya tajam. Yeah. Aku tau kebiasaan makannya yang buruk dan itu benar-benar mengangguku. Namun, melihat dia membicarakan kebiasaan makannya sendiri yang buruk dengan santai membuatku sedikit marah. Jagalah kesehatanmu, Jasmine dan berhenti minum-minum.

"Why?" tanyanya santai seraya memasukkan sepotong daging ke mulutnya.

"Tidak ada.." jawabku singkat dan menikmati makananku sendiri.

"Kau tau.. Terkadang aku berpikir kau memiliki kepribadian yang banyak..."

Ucapan santai Jasmine membuat tubuhku tegang.

Dia menyadarinya ternyata.. Bisik Lucas yang tiba-tiba muncul dalam pikiranku.

Aku melihat Jasmine yang menunduk, fokus pada makanannya.

"Sebelumnya kau selalu tersenyum hangat, tiba-tiba kau berubah menjadi seperti sekarang ini. Dingin.." dia menoleh ke arahku, "Kau pria yang misterius..."

"...I'm not, Jasmine.." sebab kau bisa membacaku dengan jelas.. Sangat jelas.

Dia menatapku dengan bola mata birunya yang jernih.

"Dari mana kau mendapatkan bola mata itu?"

Tentu saja aku sudah tau dari mana dia mendapatkannya. Dari ayahnya. Ayah yang tidak pernah dia tahu.

"Entahlah.. Ibu bilang aku mendapatkannya dari Ayahku."

Ayah yang tidak pernah kau tau tahu siapa.

"Bagaimana denganmu? Kau punya mata hijau yang menarik...."

"Aku dapatkan dari Ibuku.." ucapku

"Dia pasti sangat cantik hingga bisa melahirkan anak setampan dirimu...'

Aku merasa senang mendengar itu karena dia mengakui aku tampan, tapi...

"Yah. Dulu dia sangat cantik...."

"Dulu?"

"Beliau sudah meninggal, Jasmine.." ucapku seraya tersenyum lembut dan wajahnya segera memerah.

"Oh.. Sorry. Aku tidak bermaksud..." ucapnya kalut.

"That's okay..." Itu adalah luka lama dan itu tidak akan membuatku sedih lagi

Aku kembali makan dan melihat piring Jasmine hanya berkurang sedikit.

"Makanannya tidak enak?" tanyaku.

"Uhm.. No. Ini enak. Sangat enak. Aku cenderung makan dengan lambat..." dia tertawa kecil.

Setelahnya kami makan dengan diam. Aku diam karena ingin memberi Jasmine waktu lebih banyak saat makan. Aku sudah menghabiskan semua yang ada di piringku lalu diikuti oleh Jasmine. Dia menghabiskan semua yang ada di piringnya tanpa sisa. Itu pertama kalinya aku melihat dia makan sebanyak itu.

Dia melap ujung bibirnya dengan tisu lalu menegak sisa anggurnya hingga habis. Demi apa pun yang ada, aku benar-benar ingin mencium dia.

"Thank you.." ucapnya pelan, "Makanannya benar-benar enak. Aku sudah lama tidak makan besar seperti ini...."

"Aku senang kau menghabiskan semua yang ada di piringmu.." ucapku seraya menuangkan anggur ke gelasnya.

"Anggurnya juga sangat enak.." dia mengambil kembali gelasnya dan menegak setengah gelas anggur.

"Easy, girl.. Setelah ini kita masih ke pameran. Aku tidak mau kau jatuh mabuk sebelum sampai ke sana..."

Dia menggoyang-goyangkan tangan kanannya, "Aku peminum yang cukup handal dan aku belum pernah jatuh mabuk bahkan setelah aku menghabiskan sendiri satu botol anggur dalam waktu kurang dari satu jam..."

"Kuharap kau minum di tempat yang aman...."

"Aku lebih sering minum-minum bersama Ibuku di apartemanku yang lama. Dia bahkan jauh lebih handal dariku..."

Aku terdiam sesaat dan menatap wajahnya berusaha memikirkan apa yang ada di otaknya sekarang.

"Siapa pelukis favoritmu?..... Leonardo Da Vinci, Francisco Goya, Turner?"

"Francisco Goya..." bisiknya lembut dan aku mengerutkan dahi.

Aku belajar banyak soal seni karena itu sesuatu yang menarik untuk dipelajari dan alasan lainnya karena Jasmine menyukainya. Namun, aku benar-benar tidak menyangka Jasmine akan memilih Francisco, pelukis yang melukis dengan gaya realistis. Aku tidak akan pernah bisa mengetahui cara berpikir Jasmine, selama dan sekeras apa pun aku berusaha.

"Aku suka Da Vinci, Goya, dan Turner... Aku suka lukisan mereka hanya saja..." suaranya melemah dan dia berdehem sekali, "Mereka melukis sesuatu dalam yang berada di alam mimpi, di luar akal manusia...."

Dia mengangkat bahu saat aku tidak berkomentar apa pun. Kupikir dia penyuka semacam hal yang indah, romantis dan magis. Ternyata tidak.

"Aku suka hal yang realistis, Edward..." aku menahan napas sejenak saat suara lembutnya mengucapkan namaku. Begitu lembut....

"Menarik..." komentarku, "Apakah orang yang memiliki satu tubuh tetapi memiliki dua jiwa adalah hal yang realistis untukmu?" aku perlu mengangkat topik sialan ini suka atau tidak suka. Aku perlu mengantisipasi jika suatu saat terjadi kemungkinan terburuk seperti dia mengetahui bahwa aku memiliki alter ego.

Lucas... Alter egoku-ku

"Uhm... Entahlah." ucap Jasmine seraya menggaruk belakang lehernya, "Aku pernah membahas itu saat kuliah dulu tentang seseorang yang memiliki alter ego dan kepribadian ganda. Di saat kita melukis kedua alter ego itu dan membandingkannya akan lebih sulit dari pada membandingkan seseorang yang berkepribadian ganda..."

Aku menatapnya tajam, tidak menemukan point dari perkataannya dan jawab dari pertanyaanku.

"Kau bingung yah? Aku juga..." dia mengambil anggurnya dan menegaknya sampai habis, "Itu bukan topik yang kusukai untuk kubahas saat kuliah dulu..."

Sial! Itu tamparan keras untukku. Sebuah tiket agar aku perlahan muncur sekarang. Mundur untuk tidak mengejarnya lagi.

"Benarkah? Kenapa?" aku bisa menyadari suaraku menegang.

"Karena itu tidak realistis untukku?..." ucapnya ragu, "Uhm.. Kau tahu. Aku tidak percaya hantu itu ada karena aku belum pernah melihat itu seumur hidupku. Dan begitu juga dengan kasus 'alter  ego' ini."

Oh no, baby... Kau sudah bertemu dengan sosok yang memiliki alter ego sejak dulu....

Lucas berbisik di kepalaku. Dia duduk di sana, jauh di dalam diriku. Menunggu, melihat, dan mendengar. Dia tidak pernah pergi. Dia akan selalu di sana. Mengetahui semua yang kuketahui juga, begitu juga sebaliknya.

"Apa kau ingin makanan penutup sebelum kita pergi?" tanyaku segera. Aku tidak suka membahas topik ini. Tidak untuk saat ini. Setidaknya, aku mengetahui sedikit pikiran Jasmine tentang alter ego. Aku hanya perlu memikirkan langkah selanjutnya.

"Uhm.. Tidak. Aku rasa aku tidak mau makan lagi.."

"Baiklah... Kalau begitu ayo pergi. Lokasi pamerannya cukup jauh dari pusat kota."

Dia mengangguk dan segera memakai mantelnya.

"Bagaimana dengan anggurnya?" ucapnya seraya menunjukkan anggur tersebut. Aku tersenyum kecil.

Aku segera mengambil botolnya tersebut dan memasang tutup gabusnya. Aku sebenarnya tidak mau repot-repot mengambil minuman itu, tapi karena dia memintanya. Terlihat jelas di matanya jika dia tidak tega meninggalkan anggur tersebut.

"C'mon..." ucapku dan kami berjalan menuju lift yang mana hanya ada kami berdua di sana.

Hanya empat lantai...

Tidak mungkin terjadi sesuatu yang buruk....

Aku tidak akan menciumnya disini.. Tidak akan

Menjatuhkan botol anggur tersebut...

Mendorongnya ke dinding lalu menahan kedua tangannya...

Bibirku mencium rakus bibirnya yang ranum dan manis

Lalu...

TING!

Bunyi lift sialan itu membuat pikiran sialanku buyar dan aku bisa mendengar suara tawa Lucas di sana. Sial. Oh my.. Bisa-bisanya...

"Ayo..." ucap Jasmine dan berjalan mendahuluiku. Aku menatap ke arah bokongnya dengan perasaan kecewa. Dia memakai rok hari ini. Biasanya dia hanya memakai jeans. Ini membuatku  tidak memiliki kesempatan berharga untuk menikmati bokongnya.

Damn it.!

Pikiranku dipenuhi bayangan tubuh Jasmine dan aku tidak yakin sampai kapan bisa menahannya

****

MrsFox

Mungkin besok aku gk update. jaid aku update hingga 5 chapter hari ini, Besok ada gangguan. Maaf gais. Kuharpa gambaran cerita ini mulai nampak. Ini masih semacam pengenalan dan aku belum masuk ke inti masalah. Inti masalah muncul setelah aku berhasil kontrak cerita ini untuk menghindari adegan 21++ yang dipotong oleh pihak mangatoon (Seperti kejadian di Harry's Love Story). See you. Love you all

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

karyamu selalu 👍👍👍👍☺️

2022-04-19

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

seperti biasa karyamu selalu mengasah & membuat otakku bekerja keras thor..👍👍👍

2022-02-11

0

Cherry

Cherry

ed trnyata kmu jg bisa brpikir liar kirain cm lucas haha

2021-11-18

1

lihat semua
Episodes
1 Jasmine Brown
2 J and J
3 First Meet
4 Pertemuan Kedua
5 Edward atau....?
6 Alcohol
7 Pengenalan
8 Pertemuan-pertemuan kecil
9 Langkah pendekatan
10 Date
11 Date (2)
12 Another Story
13 Pameran
14 Hadiah
15 Hadiah (2)
16 Dinner
17 Kekonyolan
18 Kekonyolan (2)
19 Persiapan
20 Mr. Rich
21 History
22 The Night
23 The Long Night
24 Sebuah Penyesalan
25 Another Woman
26 Camera
27 Story
28 Past
29 A Simple Life
30 A Little Fight
31 Maaf
32 Bath
33 Dendam
34 Problem
35 Perpisahan
36 Another Past
37 Funeral
38 Back
39 34+35
40 Disappear
41 Kecurigaan
42 A secret
43 Lucas Lendsman
44 Email.
45 Perencanaan
46 Another Demons
47 Help me!
48 Lucas, help me...
49 Home Sweet Home
50 Sapu Tangan
51 Died
52 Am I die?
53 Asal mula...
54 Party
55 A ride
56 25 Years Old
57 Edward Lendsman
58 I Lost My Self
59 Maple
60 Another Person
61 Story
62 Hipnotis
63 Luka...
64 Another Mesmeric
65 A Mesmeric
66 No! No!
67 Why?! But, What?!
68 Hai again, Edward....
69 Why, Edward? Why?
70 Johansen
71 Cemburu
72 Jealous
73 She's mine
74 She is our Mine
75 He's not back. Never.
76 Are We Happy?
77 Will We Happy?
78 Is this the final?
79 Mr and Mrs
80 Mistress Lendsman
81 Love and Lost
82 Happier
83 Happier than Ever
84 Our Baby
85 The Other Baby
86 Eternal Love
87 Epilogue
88 Ucapan Terimakasih dan Pengumuman
89 NEW NOVEL ALERT
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Jasmine Brown
2
J and J
3
First Meet
4
Pertemuan Kedua
5
Edward atau....?
6
Alcohol
7
Pengenalan
8
Pertemuan-pertemuan kecil
9
Langkah pendekatan
10
Date
11
Date (2)
12
Another Story
13
Pameran
14
Hadiah
15
Hadiah (2)
16
Dinner
17
Kekonyolan
18
Kekonyolan (2)
19
Persiapan
20
Mr. Rich
21
History
22
The Night
23
The Long Night
24
Sebuah Penyesalan
25
Another Woman
26
Camera
27
Story
28
Past
29
A Simple Life
30
A Little Fight
31
Maaf
32
Bath
33
Dendam
34
Problem
35
Perpisahan
36
Another Past
37
Funeral
38
Back
39
34+35
40
Disappear
41
Kecurigaan
42
A secret
43
Lucas Lendsman
44
Email.
45
Perencanaan
46
Another Demons
47
Help me!
48
Lucas, help me...
49
Home Sweet Home
50
Sapu Tangan
51
Died
52
Am I die?
53
Asal mula...
54
Party
55
A ride
56
25 Years Old
57
Edward Lendsman
58
I Lost My Self
59
Maple
60
Another Person
61
Story
62
Hipnotis
63
Luka...
64
Another Mesmeric
65
A Mesmeric
66
No! No!
67
Why?! But, What?!
68
Hai again, Edward....
69
Why, Edward? Why?
70
Johansen
71
Cemburu
72
Jealous
73
She's mine
74
She is our Mine
75
He's not back. Never.
76
Are We Happy?
77
Will We Happy?
78
Is this the final?
79
Mr and Mrs
80
Mistress Lendsman
81
Love and Lost
82
Happier
83
Happier than Ever
84
Our Baby
85
The Other Baby
86
Eternal Love
87
Epilogue
88
Ucapan Terimakasih dan Pengumuman
89
NEW NOVEL ALERT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!