"Apa saya boleh melihat saat kalian melakukan penelitian?" tanya Miranda.
"Tentu saja boleh. mari." jawab Darren dengan keluar.
Mereka semua menuju ke ruang laboratorium dan langsung menuju ke meja masing-masing. Miranda memperhatikan Semua kelompok yang terdiri dari beberapa orang. lantas matanya menangkap sosok gadis yang hanya sendirian saja. ia pun langsung menghampirinya.
"Dimana kelompokmu?" tanya Miranda yang membuat semua orang menoleh.
"Saya sendiri kak." jawab Ayumi dengan tersenyum.
"Oh benarkah?" tanya Miranda yang tak percaya.
"Dia memang selalu sendiri kak. katanya tidak suka merepotkan orang lain." timpal Darren yang membuat semua orang menghela nafas lega.
Ayumi hanya menatap Darren dengan tersenyum kemudian mengangguk pertanda terimakasih.
"Baiklah apa boleh di mulai sekarang?" tanya Miranda.
Merekapun memulai penelitian kali ini yang di pantau langsung oleh ahlinya. mereka nampak bersemangat sekali dalam melakukannya.
"Jika sudah seperti ini sebaiknya kamu gunakan itu saja. nanti kamu akan tahu hasilnya seperti apa." kata Miranda pada salah satu kelompok.
Miranda berkeliling memastikan semua mahasiswa Melakukannya dengan benar.
"Ayo anak-anak semangat." kata Darren memberikan semangat.
Ayumi nampak sangat serius kali ini dia belajar dari kesalahan sebelumnya agar menjadi lebih baik lagi.
"Kamu menyukai wangi lavender?" tanya Miranda yang berada di samping Ayumi.
"Benar kak. saya menyukainya sejak kecil." jawab Ayumi dengan sedikit menoleh.
"Apa yang kamu tahu tentang Bunga lavender?" tanya Miranda yang merasa tertarik dengan cara kerja Ayumi.
"Bunga lavender melambangkan keindahan, kekaguman serta kesendirian seperti yang saya rasakan saat ini. dia juga melambangkan kesucian, entah itu cinta ataupun yang lainnya. saya menyukainya karena setiap saya mencium baunya hati dan pikiran saya merasakan sebuah ketenangan. dan juga dia melambangkan sebuah kesetiaan. Kesetiaan seorang sahabat, kekasih atau yang lainnya." jawab Ayumi yang membuat Miranda bertepuk tangan.
"Saya sungguh kagum padamu. tidak banyak orang yang mengetahui tentang makna yang ada dalam bunga. itu membuktikan bahwa kamu benar-benar tahu dan menyukai tentang bunga. saya suka cara kerja kamu Ayumi. semoga kedepannya kamu bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi apa yang kamu mau. Untuk kalian semua, kalian bisa mencontoh Ayumi. hal yang paling pertama adalah mengenal Bunga dan mempelajari maknanya. jika kalian sudah tahu tentang hal itu maka itu akan mempermudah kalian untuk melakukan penelitian ini dan membuat parfum yang jauh lebih baik dari saya." kata Miranda dengan. tersenyum.
Semua orang termasuk Darren mendengarkan dengan saksama percakapan antara Ayumi dan Miranda. mereka sempat terenyuh mendengar penuturan Ayumi.
"Satu pesan dari saya untuk kalian, jangan pernah menilai seseorang hanya dari luarnya saja. mereka yang tidak sempurna bukan berati tidak bisa apa-apa. perlu kalian Ketahui jika orang yang menurut kalian tidak sempurna, tidak bisa bisa apa-apa, mereka menyimpan seribu kelebihan yang tidak kalian tahu bahkan kalian tidak memilikinya. Baiklah saya akan kembali, kalian lanjutkan penelitian kalian. semoga berhasil." kata Miranda kemudian berlalu keluar.
Darren mengantarkan Miranda sampai luar. sementara di dalam semua orang masih mencerna kata-kata yang di ucapan Miranda barusan.
Miranda mengatakan itu bukan sekedar memberikan nasehat. tapi dia tahu kenapa ada satu gadis yang tidak mempunyai kelompok sama sekali dan dia tahu apa penyebabnya karena dia juga pernah mengalaminya.
"Kau mau kemana dim?" tanya Johan bingung.
"Aku keluar dari kelompok kalian." jawab Dimas yang langsung menghampiri Ayumi.
"Apa maksudnya? dia keluar hanya untuk bergabung dengan si buruk rupa itu. apa yang dia pikirkan sebenarnya." kata Johan yang tidak habis pikir dengan Dimas.
"Apa yang kau lakukan disini?' tanya Ayumi bingung.
"Mulai sekarang kita adalah kelompok." jawab Dimas yang membuat Ayumi terkejut.
"A apa... maksudnya bagaimana kau kan sudah punya kelompok sendiri kenapa malah ingin bergabung dengan ku." kata Ayumi
"Itu karena aku kasihan padamu." timpal Dimas dengan senyum jahilnya.
"Buang jauh-jauh rasa kasihanmu padaku karena aku tidak butuh sama sekali. sudah sana pergi." seru Ayumi dengan kesalnya.
"Aku tidak mau. sini biar aku yang kerjakan ini kau kerjakan yang lain saja." kata Dimas dengan merebut gelas kaca itu.
"Hah terserah kau saja lah." ujar Ayumi mengalah.
Bara memperhatikan mereka berdua dengan kesalnya. Tadi dia berinisiatif untuk bergabung juga dengan Ayumi tapi malah keduluan oleh Dimas.
"harusnya aku yang berada di sana. kenapa juga anak itu ikut-ikutan saja. tapi apa yang akan di katakan semua orang kalau aku satu kelompok denganya. ahhhh siall sebenarnya apa yang terjadi denganku." batin bara dengan kesalnya.
Johan menatap Bara dengan datarnya pasalnya tangannya saat ini tengah di remas bara dengan kerasnya.
"Ekhemm...." deheman Johan membuat Bara menoleh.
"Apa? lanjutkan saja tugasmu tidak perlu mengganggu ku." kata Bara dengan dinginnya.
"Sebenarnya kau ada masalah apa bar dengan ku?" tanya Johan dengan menggerakkan tangannya yang di pegang Bara.
Sontak bara langsung melepaskan dan menatap Johan tajam.
"Kenapa kau pegang-pegang tanganku hah. kau pikir aku laki-laki apaan?" tanya Bara dengan sedikit membentak.
"Haduhh kenapa jadi menyalahkan Johan bar. kau sendiri yang memegangnya dan kenapa kau terus melihat ke arah mereka? apa kau juga bermaksud ingin bergabung dengan si buruk rupa itu." timpal kevin yang membuat Bara menoleh.
"Hahaha Apa kau bilang tadi?? cih Sudi sekali aku bergabung denganya. biarkan saja dia di sana. tidak ada dia pun aku bisa menyelesaikannya sendiri bahkan jika tidak ada kalian pun aku bisa." kata Bara
"Biasa aja kali bicaranya bar tidak perlu ngegas begitu." ujar Kevin dengan herannya.
Mereka melanjutkan penelitiannya sampai selesai. Saat ini Ayumi tengah bekerja sama dengan Dimas dan itu cukup membantunya karena Dimas juga ternyata pandai dalam hal ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments