"Sarapan dulu yu." kata Milka ketika melihat Ayumi berjalan dengan terburu-buru.
"Nanti saja Tan aku sedang buru-buru saat ini." jawab Ayumi.
"Memang ada urusan apa buru-buru. kelasmu Kan juga belum di mulai. lihatlah masih jam sangat pagi." timpal Zaki dengan mengunyah makanan.
"Hih ikut campur saja. bicara saja tidak benar. ayu berangkat dulu Tan." kata Ayumi dengan berlalu keluar.
"Sudah kau makan saja." ujar Milka yang juga ikut makan.
"Apa Tante masih saja alone?" tanya Zaki yang membuat Milka tersedak.
"Kau ini bicara apa." kata Milka dengan tidak suka.
"Ya kan zakin cuma nanya kenapa Tante ngegas begitu." timpal Zaki dengan heran.
"Ah itu bukan urusanmu." seru Milka yang membuat Zaki menatapnya dengan aneh.
Saat ini usia Milka sudah tergolong siap menikah karena 2 hari lagi adalah usianya yang ke 26 tahun. dia memutuskan tidak menikah ketika kakaknya meninggal dan dia memutuskan untuk mengurus kedua keponakannya walaupun mereka sudah dewasa tapi tetap saja dia tidak ingin ada sesuatu yang buruk yang terjadi pada mereka berdua. apalagi sekarang hanya mereka berdua yang Milka miliki.
Ayumi menunggu bus datang agak lama karena memang dia terlalu pagi sampai di halte bus. Setelah bus datang dia langsung naik. setelah beberapa menit, Ayumi turun dan langsung bergegas menuju toko yang tadi pagi menghubunginya.
"Semoga saja hasilnya tidak mengecewakan." gumam Ayumi dengan takutnya.
Karena ini adalah pertama kalinya dia mendesain sebuah gaun sendiri. dan dia bermaksud untuk memberikan itu pada tantenya saat hari ulang tahunnya jika hasilnya seperti ekspetasinya.
"Persimi Bu." kata Ayumi dengan sopan.
Wanita dengan pakaian kantor itu lantas mendongak kemudian tersenyum manis.
"Kamu yang namanya Ayumi?" tanya wanita itu.
"Benar saya sendiri. bolehkan saya bertemu dengan Mbak Lia." ucap Ayumi.
"Oh iya perkenalkan saya Dinda pemilik butik ini. Mbak Lia sedang tidak masuk hari ini maaf ya. ngomong-ngomong kata mbak Liya kamu desain sendiri gaun ini ya?" tanya Dinda menunjukkan gambar sebuah gaun yang indah dan elegan.
"Ah itu iya saya hanya iseng saja tadinya eh tidak tahunya malah jadi ini hehehe." jawab Ayumi dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Saya sangat suka sekali dengan gaun yang kamu desain. pemilihan bahan dan hiasan yang kamu pilih pun juga sangat bagus dan cocok." kata Dinda dengan tersenyum.
"Hehehe terimakasih Bu." ucap Ayumi dengan malu.
"Tapi gaunya belum bisa kamu ambil sekarang karena masih ada beberapa yang belum di selesaikan oleh Mbak Lia." kata Dinda.
"Begitu yaa saya pikir sudah jadi. apa boleh saya melihatnya?" tanya Ayumi dengan penuh harap.
"Tentu saja boleh ayo." jawab Dinda .
Mereka sampai di sebuah ruangan dengan berbagai gaun di dalamnya. mata Ayumi langsung menangkap bayangan gaun berwarna hitam itu.
"Apakah ini?" tanya ayumi dengan memperhatikan gaunnya.
"Ya ini. bagaimana bagus kan." jawab Dinda.
"Ini sangat bagus. jika saja sudah selesai aku ingin segera membawanya pulang." kata Ayumi yang sudah Dinda terkekeh pelan.
"Kamu bisa datang lagi besok." ujar Dinda dengan tersenyum.
"Baiklah. kalau begitu saya permisi dulu Bu." pamit Ayumi yang di angguki kepala oleh Dinda.
Ayumi berjalan kaki menuju kampusnya. memang tidak terlalu jauh dari butik yang tadi Ayumi kunjungi, tapi dengan Ayumi yang berjalan seperti sekarang tentu akan memakan waktu yang agak lama untuk sampai kampusnya.
Setelah sampai didepan kampus, itu bertepatan juga dengan mobil bara yang baru saja datang. Ayumi tetap berjalan tanpa menghiraukannya. Bara sampai di parkiran terlebih dahulu. Dia bersender sebentar di mobilnya sampai matanya menemukan sosok yang kini tengah ia tunggu.
Ketika Ayumi lewat di sampingnya, ia pun langsung saja berjalan di samping Ayumi. sedangkan Ayumi terlonjak kaget ketika Bara sudah berada di sampingnya.
"Kau berjalan sangatlah lambat. lebih cepatlah sedikit aku tidak sabar kalau menyamai langkah kakimu." kata bara yang membuat Ayumi menggerutu dalam hatinya.
"hihh siapa juga yang menyuruhnya untuk berjalan bersamaku." batin Ayumi.
Disisi lain ada seorang laki-laki tengah memperhatikan mereka. dia menaikkan alisnya ketika melihat Bara berjalan bersama Ayumi bukanya malah Melakukan tindakan seperti biasanya.
Dirasa sudah akan sampai di koridor kampus, Bara pun berjalan dengan cepat. ia tidak mau kalau ada mahasiswa yang tahu dia berjalan bersama dengan gadis yang sering ia hina. entahlah apa yang dia pikirkan.
"Selamat pagi semua." kata Darren yang baru saja datang.
"Pagi senior." jawab mereka dengan semangatnya.
"Hari ini akan materi dulu, sedangkan besok kelas kita akan kedatangan alumni dari kampus ini yang sudah menjadi pembuat parfum terkenal di negara ini dan juga luar negara." kata Darren dengan tersenyum.
"Siapa senior?" tanya salah satu mahasiswa.
"Besok kalian juga tahu sendiri." jawab derren.
"Oke sekarang kita mulai saja." lanjutnya.
Darren mulai menjelaskan secara detail. semua mahasiswa mendengarkan dengan seksama. Berbeda dengan Dimas, saat ini dia sedang kalut dalam pikirannya setelah melihat kejadian tadi.
"kenapa Bara tiba-tiba bersikap begitu pada Ayumi. dia tidak seperti biasanya. ada yang aneh dengannya akhir-akhir ini." Batin Dimas
"Dim, Dimas..." panggil Darren dengan suara kerasnya.
"Ahh oh iya pak kenapa?" tanya Darren dengan terkejut.
"Saya memperhatikan kamu dari tadi hanya melamun. apa yang sedang kamu pikirkan dim?" tanya Darren yang membuat semua orang menoleh ke arah Dimas.
"Tidak ada pak." jawab Dimas dengan salah tingkah.
"Jangan melamun lagi saat pelajaran saya. dan kamu sekarang coba jelaskan ini di depan." kata Darren.
Dimas hanya menghela nafasnya saja kemudian berdiri dan mulai menjelaskan. Tidak heran jika Dimas mengerti semuanya, karena malam tadi dia sudah pelajari materi ini.
"Ya sudah sekarang kamu duduk. ingat jangan melamun lagi saat pelajaran saya." kata Darren.
Dimas memandang ke arah Ayumi sebentar kemudian kembali ke tempat duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments