Chapter 5

"Ku langkahkan kakiku dan mengingat arti sebuah kehidupan..." Bara menghentikan langkahnya tak kala mendengar suara merdu dari dalam kelasnya.

Dia mengintip dan melihat ada seorang gadis yang tengah bernyanyi dengan suara merdunya dan juga sangat menghayatinya.

Entah keinginan dari mana, tiba-tiba Bara mengeluarkan ponselnya dan merekam gadis tersebut yang tengah membelakangi dirinya.

"Namun hati bertanya... adakah janji suci...dalam cinta aa ha... adakah cintamu ha ha ha aaa... seberkas cahaya terang menyinari hidupku...sesejuk embun-embun di pagi hari...dambaan insan di dunia ini." Ayumi menyudahi nyanyiannya dan melanjutkan mengerjakan tugasnya.

"Woii... ngapain kau bengong bar?" tanya Kevin yang mengagetkan Bara.

"Sialan. ini tidak ada urusannya dengan mu." jawab bara dengan dinginnya.

"Eh itu, kau merekam apa didalam sana bar?" tanya Johan yang tak sengaja melihat isi ponsel bara.

Sontak bara langsung memasukan ponselnya ke dalam sakunya. dia menatap Johan dengan dinginnya.

"Santai kali bar. aku kan cuma penasaran aja. didalam kelas hanya ada si buruk rupa. tidak mungkin kan kau diam-diam merekamnya atau kau menyukainya." kata Johan.

"Cih sudi sekali aku melakukan semua itu. jangan berbicara omong kosong." seru Bara.

"Coba kau lihat didalam sana." timpal Johan yang membuat bara menoleh .

"hah tidak mungkin kan jika tadi itu suaranya dia. mana mungkin dia mempunyai suara sebagus itu." batin bara

"Terus kenapa jika ada dia di dalam. itu tidak ada urusannya dengan ku." kata bara dengan datarnya.

"Ya ya itu terserah padamu saja. tapi apa yang sedang kau lakukan disini? kau bilang tadi akan menyusul kita ke kantin?" tanya Johan.

"I itu a aku ingin mengambil sesuatu." jawab bara dengan memalingkan wajahnya

"Kau yakin hanya itu?" tanya Dimas memastikan.

"Tentu saja." jawab Bara dengan berlalu pergi.

"Kenapa dia aneh sekali. jelas-jelas aku tadi melihatnya merekam sesuatu di dalam." ujar Johan dengan bingung.

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja. sudahlah ayo kita susul dia." timpal Dimas.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Ayumi pergi menuju kantin untuk membeli air mineral.

"Bu air mineralnya satu ya." kata Ayumi dengan menyerahkan uangnya.

"Ahh segar sekali. setidaknya ini bisa membuat perutku sedikit tidak lapar." ucapnya dengan mengusap bibirnya.

Ada satu orang yang memperhatikan Ayumi saat ini. dia terpaku melihat bibir Ayumi yang nampak berwarna merah muda tanpa lisptik.

"apa yang aku pikirkan sial. sadarlah bara." batin Bara dengan menggelengkan kepalanya.

Ayumi kemudian beranjak pergi dari kantin. dia ingin kembali ke kelas melanjutkan membacanya.

Prankkk...

Seseorang menyenggol Ayumi membuat mangkuk yang di pegangnya pecah begitupun isinya sudah tidak bisa dimakan kembali.

"Kau ini bagaimana hah. apa matamu buta." bentak Kevin dengan marah.

"Maaf, tapi itu bukan salahku. kau sendiri yang menyenggol ku." ucap Ayumi dengan menunduk.

"Kau berani menyalahkan ku setelah apa yang kau perbuat hah. dasar buruk rupa. kau selalu saja membuat orang sial jika berada di dekatmu." kata Kevin dengan menendang tongkat Ayumi.

"Akhhh..." ringis Ayumi yang tersungkur dilantai.

Semua orang yang berada di sana langsung memperhatikan mereka berdua.

"Dasar tidak berguna." kata Kevin dengan melempari Ayumi dengan camilan yang tadi dia beli.

Tidak ada yang berani menghentikan Kevin. mereka semua hanya menonton saja tanpa melakukan apapun.

Bughh...

"Apa yang kau lakukan brengsek. begitukah sikapmu pada seorang gadis. kau sungguh bajingan." kata Zaki dengan memukuli Kevin.

Tadinya Zaki hanya lewat saja di kantin itu. tapi ketika dia mendengar keributan yang terjadi disana, ia pun akhirnya mendekat dan melihat jika kakaknya sedang di perlakukan sangat buruk oleh salah satu mahasiswa.

Zaki memang tidak mengetahui jika Ayumi mengalami pembulian di tiap harinya. mereka sengaja tidak mengatakan pada Zaki agar Zaki tidak memikirkan apapun selain kuliahnya.

Ketiga most wanted yang melihat temannya di pukuli pun langsung berdiri dan melerai mereka. keduanya sudah mendapat luka lebam di wajahnya.

"Apa yang kau lakukan hah. apa kau sudah bosan kuliah disini." bentak bara dengan marahnya.

"Lantas apa yang kau lakukan melihat seorang gadis di perlakukan seperti itu. apa kau benar-benar seorang pria hah. kenapa kau hanya diam saja melihat dia di perlakukan seperti itu oleh temanmu." kata Zaki tak kalah tegasnya.

"Itu karena dia memang pantas." ujar bara dengan santainya.

"Brengsek..." kata Zaki yang sudah tersulut emosi.

"Berhenti Zaki. apa yang kau lakukan." seru Ayumi menghentikan adiknya.

"Kenapa kau hanya diam saja di perlakukan seperti itu?" tanya Zaki pada Ayumi

"Kau ini siapanya si buruk rupa, kenapa kau tiba-tiba datang dan memukulku. apa kau kekasihnya?" tanya Kevin dengan memegang pipinya yang lebam.

"Hanya mahasiswa baru saja kau sudah berani memukul seniormu begitu. kau sungguh anak yang bodoh. kau tidak tahu siapa kami hah?" bentak Johan pada Zaki.

"Itu tidak penting. tapi kalian harus ingat satu hal. Ibu kalian, dia juga seorang wanita. apa kalian pernah berfikir jika posisi ibu kalian berada disini dan kalian melihat ibu kalian di perlakukan seperti ini kalian hanya akan diam saja. aku sungguh tidak percaya ini. kalian kaya dengan harta tapi sayangnya kalian tidak punya etika sama sekali. cih menjijikkan." kata Zaki dengan meludah di depan mereka.

"Sudah Zaki ayo pergi. jangan membuat masalah semakin rumit." ujar Ayumi dengan menarik tangan adiknya.

Semua orang masih diam terpaku di tempat. entah mereka sadar dengan ucapan Zaki barusan atau hanya sekedar mendengarkan saja. berbeda dengan Dimas, dia merasa tidak pantas untuk di sebut sebagai laki-laki. ucapan Zaki barusan sungguh membuat hatinya bergetar antara marah, kecewa dan sedih.

Ya karena Dimas pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ibunya di permalukan oleh ayahnya di depan banyak orang. bahkan ayahnya hanya diam saja tanpa melakukan apapun. saat itu usia Dimas masih 5 tahun dan dia hanya bisa menangis di samping ibunya.

"Brengsek." kata Dimas dengan menendang meja hingga terpental kemudian pergi tanpa mengatakan apapun.

Ketiga temannya tentu saja terkejut melihat Dimas seperti itu. ini adalah pertama kalinya Dimas menunjukkan emosinya di depan semua orang.

Terpopuler

Comments

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

good job Zaki👏👏👏

2023-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 52
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Bonus Chapter
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 52
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!