"Ku langkahkan kakiku dan mengingat arti sebuah kehidupan..." Bara menghentikan langkahnya tak kala mendengar suara merdu dari dalam kelasnya.
Dia mengintip dan melihat ada seorang gadis yang tengah bernyanyi dengan suara merdunya dan juga sangat menghayatinya.
Entah keinginan dari mana, tiba-tiba Bara mengeluarkan ponselnya dan merekam gadis tersebut yang tengah membelakangi dirinya.
"Namun hati bertanya... adakah janji suci...dalam cinta aa ha... adakah cintamu ha ha ha aaa... seberkas cahaya terang menyinari hidupku...sesejuk embun-embun di pagi hari...dambaan insan di dunia ini." Ayumi menyudahi nyanyiannya dan melanjutkan mengerjakan tugasnya.
"Woii... ngapain kau bengong bar?" tanya Kevin yang mengagetkan Bara.
"Sialan. ini tidak ada urusannya dengan mu." jawab bara dengan dinginnya.
"Eh itu, kau merekam apa didalam sana bar?" tanya Johan yang tak sengaja melihat isi ponsel bara.
Sontak bara langsung memasukan ponselnya ke dalam sakunya. dia menatap Johan dengan dinginnya.
"Santai kali bar. aku kan cuma penasaran aja. didalam kelas hanya ada si buruk rupa. tidak mungkin kan kau diam-diam merekamnya atau kau menyukainya." kata Johan.
"Cih sudi sekali aku melakukan semua itu. jangan berbicara omong kosong." seru Bara.
"Coba kau lihat didalam sana." timpal Johan yang membuat bara menoleh .
"hah tidak mungkin kan jika tadi itu suaranya dia. mana mungkin dia mempunyai suara sebagus itu." batin bara
"Terus kenapa jika ada dia di dalam. itu tidak ada urusannya dengan ku." kata bara dengan datarnya.
"Ya ya itu terserah padamu saja. tapi apa yang sedang kau lakukan disini? kau bilang tadi akan menyusul kita ke kantin?" tanya Johan.
"I itu a aku ingin mengambil sesuatu." jawab bara dengan memalingkan wajahnya
"Kau yakin hanya itu?" tanya Dimas memastikan.
"Tentu saja." jawab Bara dengan berlalu pergi.
"Kenapa dia aneh sekali. jelas-jelas aku tadi melihatnya merekam sesuatu di dalam." ujar Johan dengan bingung.
"Mungkin itu hanya perasaanmu saja. sudahlah ayo kita susul dia." timpal Dimas.
Setelah menyelesaikan tugasnya, Ayumi pergi menuju kantin untuk membeli air mineral.
"Bu air mineralnya satu ya." kata Ayumi dengan menyerahkan uangnya.
"Ahh segar sekali. setidaknya ini bisa membuat perutku sedikit tidak lapar." ucapnya dengan mengusap bibirnya.
Ada satu orang yang memperhatikan Ayumi saat ini. dia terpaku melihat bibir Ayumi yang nampak berwarna merah muda tanpa lisptik.
"apa yang aku pikirkan sial. sadarlah bara." batin Bara dengan menggelengkan kepalanya.
Ayumi kemudian beranjak pergi dari kantin. dia ingin kembali ke kelas melanjutkan membacanya.
Prankkk...
Seseorang menyenggol Ayumi membuat mangkuk yang di pegangnya pecah begitupun isinya sudah tidak bisa dimakan kembali.
"Kau ini bagaimana hah. apa matamu buta." bentak Kevin dengan marah.
"Maaf, tapi itu bukan salahku. kau sendiri yang menyenggol ku." ucap Ayumi dengan menunduk.
"Kau berani menyalahkan ku setelah apa yang kau perbuat hah. dasar buruk rupa. kau selalu saja membuat orang sial jika berada di dekatmu." kata Kevin dengan menendang tongkat Ayumi.
"Akhhh..." ringis Ayumi yang tersungkur dilantai.
Semua orang yang berada di sana langsung memperhatikan mereka berdua.
"Dasar tidak berguna." kata Kevin dengan melempari Ayumi dengan camilan yang tadi dia beli.
Tidak ada yang berani menghentikan Kevin. mereka semua hanya menonton saja tanpa melakukan apapun.
Bughh...
"Apa yang kau lakukan brengsek. begitukah sikapmu pada seorang gadis. kau sungguh bajingan." kata Zaki dengan memukuli Kevin.
Tadinya Zaki hanya lewat saja di kantin itu. tapi ketika dia mendengar keributan yang terjadi disana, ia pun akhirnya mendekat dan melihat jika kakaknya sedang di perlakukan sangat buruk oleh salah satu mahasiswa.
Zaki memang tidak mengetahui jika Ayumi mengalami pembulian di tiap harinya. mereka sengaja tidak mengatakan pada Zaki agar Zaki tidak memikirkan apapun selain kuliahnya.
Ketiga most wanted yang melihat temannya di pukuli pun langsung berdiri dan melerai mereka. keduanya sudah mendapat luka lebam di wajahnya.
"Apa yang kau lakukan hah. apa kau sudah bosan kuliah disini." bentak bara dengan marahnya.
"Lantas apa yang kau lakukan melihat seorang gadis di perlakukan seperti itu. apa kau benar-benar seorang pria hah. kenapa kau hanya diam saja melihat dia di perlakukan seperti itu oleh temanmu." kata Zaki tak kalah tegasnya.
"Itu karena dia memang pantas." ujar bara dengan santainya.
"Brengsek..." kata Zaki yang sudah tersulut emosi.
"Berhenti Zaki. apa yang kau lakukan." seru Ayumi menghentikan adiknya.
"Kenapa kau hanya diam saja di perlakukan seperti itu?" tanya Zaki pada Ayumi
"Kau ini siapanya si buruk rupa, kenapa kau tiba-tiba datang dan memukulku. apa kau kekasihnya?" tanya Kevin dengan memegang pipinya yang lebam.
"Hanya mahasiswa baru saja kau sudah berani memukul seniormu begitu. kau sungguh anak yang bodoh. kau tidak tahu siapa kami hah?" bentak Johan pada Zaki.
"Itu tidak penting. tapi kalian harus ingat satu hal. Ibu kalian, dia juga seorang wanita. apa kalian pernah berfikir jika posisi ibu kalian berada disini dan kalian melihat ibu kalian di perlakukan seperti ini kalian hanya akan diam saja. aku sungguh tidak percaya ini. kalian kaya dengan harta tapi sayangnya kalian tidak punya etika sama sekali. cih menjijikkan." kata Zaki dengan meludah di depan mereka.
"Sudah Zaki ayo pergi. jangan membuat masalah semakin rumit." ujar Ayumi dengan menarik tangan adiknya.
Semua orang masih diam terpaku di tempat. entah mereka sadar dengan ucapan Zaki barusan atau hanya sekedar mendengarkan saja. berbeda dengan Dimas, dia merasa tidak pantas untuk di sebut sebagai laki-laki. ucapan Zaki barusan sungguh membuat hatinya bergetar antara marah, kecewa dan sedih.
Ya karena Dimas pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ibunya di permalukan oleh ayahnya di depan banyak orang. bahkan ayahnya hanya diam saja tanpa melakukan apapun. saat itu usia Dimas masih 5 tahun dan dia hanya bisa menangis di samping ibunya.
"Brengsek." kata Dimas dengan menendang meja hingga terpental kemudian pergi tanpa mengatakan apapun.
Ketiga temannya tentu saja terkejut melihat Dimas seperti itu. ini adalah pertama kalinya Dimas menunjukkan emosinya di depan semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
good job Zaki👏👏👏
2023-02-20
0