Teman-teman dimas yang melihat Dimas membawa dua makanan pun heran. apalagi melihat Dimas tidak bergabung dengan mereka.
"Kau mau kemana dim?" tanya Johan bingung.
"Kelas." jawab Dimas singkat.
"Kau mau membelikan makanan untuk siapa lagi?" tanya Kevin .
"Seseorang. sudahlah aku akan pergi. kalian makan dulu saja aku ke kelas duluan." jawab Dimas dengan berlalu pergi.
"Hei kau tidak merasa aneh dengan sikap Dimas hari ini?" tanya Johan pada bara.
"Biasa saja." jawab bara singkat.
Dalam benaknya bara juga bertanya-tanya untuk siapa Dimas membeli satu makanan lagi.
"Dia tadi bilang mau ke kelas kan." kata Johan.
"Atau Dimas sengaja membeli makanan itu untuk si buruk rupa." timpal kevin dengan menebak
"Mana mungkin. aku tau Dimas seperti apa. dia tidak akan mungkin memberikan makanan pada gadis itu." seru Johan yang membuat bara langsung berdiri.
"Hei bar, kau mau kemana?" tanya Johan.
"Aku ada urusan sebentar." jawab Bara kemudian pergi begitu saja.
"Aihh mereka sebenarnya kenapa sih." kata Johan .
"Entahlah." ujar Kevin kemudian melanjutkan makannya.
Bara berjalan menuju ke kelas dengan pikiran yang tertuju pada Dimas dan juga Ayumi.
"Hai bar." sapa Aurel yang berpapasan dengan Bara.
Bara hanya menoleh sekilas dan berjalan lagi tanpa menghiraukan panggilan Aurel.
"Kenapa dengan dia rel?" tanya Renata dengan heran.
"Aku juga tidak tahu. biasanya juga dia menjawab sapaanku." jawab aurel yang nampak kesal.
Setelah sampai di depan kelas dia ingin masuk tapi seketika dia menghentikan langkahnya ketika mendengar suara dua orang di dalam sana. dia mengintip dan melihat Dimas sedang memberikan makanan pada Ayumi. Bara pun mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan dengan saksama.
"Ini makanlah. aku tau setiap istirahat kau tidak pernah makan." kata dimas.
"Aku sudah makan tadi." jawab Ayumi dengan menoleh sekilas kemudian melanjutkan membacanya.
Kruyukk...
Suara perut Ayumi berbunyi yang membuat dimas terkekeh geli. Ayumi lantas menoleh ke arah Dimas yang sedang terkekeh dengan salah tingkah.
"Aku tau kau lapar." ucap Dimas dengan duduk di depan Ayumi.
"Siapa bilang." elek Ayumi.
"Itu tadi cancingmu sudah berdemo kan. begini saja, jika kau tidak mau makan maka temani saja aku makan disini." kata Dimas yang membuat Ayumi menatapnya.
"Kenapa tidak dengan teman-teman mu saja. aku tidak bisa aku sedang sibuk." ujar Ayumi.
"Ya tinggal kau temani aku disini saja. aku akan makan sendirian." timpal Dimas dengan mengibas-ibaskan tangannya pada mangkuk yang berisi bakso.
"Hmm ini kelihatannya sangat lezat Ayumi. kau benar-benar tidak ingin memakanya?" tanya Dimas dengan mendekatkan mangkuknya pada Ayumi.
Bau dari bakso itu membuat Ayumi menelan ludahnya saja. mendadak perutnya menjadi sangat lapar ketika mencium bau ini.
"Yahh sayang sekali aku harus menghabiskan dua mangkuk sekaligus." kata Dimas.
"Ya tinggal habiskan saja apa masalahnya." seru Ayumi dengan menahan rasa laparnya.
"Kau yakin tidak mau ini. lihatlah ini enak sekali hmmm..." ucap Dimas dengan memasukkan bakso kedalam mulutnya.
Glekk...
Ayumi menelan ludahnya sendiri melihat Dimas memakan bakso ala bikin lapar. mendadak perutnya semakin tidak bisa di kendalikan.
"Ya sudah aku habiskan saja semuanya jika kau tidak mau." kata dimas yang ingin menyendok bakso di mangkuk yang satunya lagi.
"Ehh... kau kan bilangnya ini untukku, jadi ini miliku." kata Ayumi dengan menyewot mangkuknya.
Dia langsung memakanya kemudian menatap Dimas dengan sinisnya.
"enak saja sudah di berikan mau di ambil lagi." batin Ayumi dengan mengunyah makanan.
Dimas hanya terkekeh geli kemudian melanjutkan makannya. Sekarang Ayumi sudah tidak takut lagi pada Dimas seperti biasanya. dan dia juga sudah mulai berani untuk menatap matanya dan juga membalas ucapannya.
Bara yang melihat mereka sedang menikmati makanan berdua pun mendadak menjadi sangat kesal.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan ku. kenapa aku sangat kesal melihat mereka berdua seperti itu." gumam bara yang masih setia dia balik pintu.
"Ayumi." panggil Dimas.
"Ha." ucap Ayumi yang sedang mengunyah bakso.
"Apa sekarang kita sudah bisa menjadi teman?" tanya Dimas.
Uhukkk...uhukk..
Dimas langsung menyodorkan air minum pada Ayumi. Ayumi menatap Dimas dengan tatapan sulit di artikan.
"Hufftt...aku tidak ingin menjadi teman siapapun." jawab Ayumi.
"Kenapa begitu?" tanya Dimas menghentikan makannya.
"Karena itu hanya akan membuat mereka malu karena berteman denganku." jawab Ayumi.
"Itu tidaklah benar. entah kenapa aku melihatmu berbeda dari yang lainnya." kata Dimas yang membuat Ayumi mendongak.
"Hahaha tentu saja berbeda dari yang lainnya. mereka sempurna sedangkan aku gadis cacat yang tidak bisa apa-apa." timpal Ayumi dengan tersenyum kecut.
"Ti tidak bukan seperti itu maksudku. Kau sangat berbeda dari yang lainya. aku melihat mu sebagai gadis yang sempurna bukan seperti orang lain katakan." kata Dimas dengan tidak enak hati.
"Emm makasih ya traktirannya. baksonya sangat enak." ucap Ayumi dengan memberi satu jempol pada dimas. setelah itu dia keluar meninggalkan Dimas yang masih diam.
"Kenapa aku berbicara seperti itu padanya. itu pasti sangat melukainya. aihh Dimas bodoh. dasar bodoh." makinya pada diri sendiri.
Bara yang melihat Ayumi keluar pun langsung pergi dari sana. dia juga tidak mau jika ada orang lain yang memergokinya sedang mengintip seseorang di dalam sana. yah tapi dia telat. kedua temannya sudah sedari tadi memperhatikannya.
"Kau lihat dia sudah seperti seorang penguntit saja." kata Johan pada Kevin.
"Tapi siapa yang ada di dalam kelas kita?" tanya Kevin.
"Aku juga tidak tahu." jawab Johan.
Bara berjalan dengan tatapan kesalnya. dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya saat ini. kenapa dia begitu marah saat mendengar ucapan Dimas pada Ayumi.
"Bar." kata Johan dengan mengejar bara.
"Aihh kenapa dia seperti itu sih." gerutu Johan yang terus mengejar Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
kavena ayunda
bara cmburu tuh😂🙄
2022-08-29
1