Ayumi pergi menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku yang tadi dia baca. di tengah-tengah perjalanan dia berpapasan dengan Bara dan kedua temannya. seperti biasanya dia hanya menunduk saja.
Bara juga menatap Ayumi dengan tajamnya. dia masih merasa sangat kesal dengan Ayumi yang nampak akrab dengan Dimas. apalagi sekarang Ayumi tidak menatap dirinya sedikitpun.
"Heh kau jangan menghalangi jalanku. minggir sana." kata seorang mahasiswa pada Ayumi.
"Ma maaf." ucap Ayumi dengan menunduk kemudian melanjutkan langkahnya.
"Awww... kau tidak punya mata hah." bentak Aurel yang tak sengaja di tabrak Ayumi.
"A aku mi minta maaf. aku tidak sengaja." kata Ayumi dengan gemetaran
"Minta maaf kau bilang. kau tidak lihat bajuku basah gara-gara kau." bentaknya lagi.
Aurel menjambak rambut Ayumi dan menghempaskan dengan kasar yang membuat Ayumi langsung jatuh tersungkur. Dia mengambil minuman yang ada di tangan Hana kemudian menuangkannya di kepala Ayumi.
"Huh itu belum seberapa dasar buruk rupa. lain kali kalau jalan kau gunakan matamu jika kakimu tidak bisa berjalan." kata Aurel kemudian pergi di susul dengan teman-temannya.
"Hahaha dasar tidak berguna. kau selalu saja membuat orang berada di dekatmu terkena sial." seru Kevin dengan sinisnya.
"Kau tidak papa?" tanya diam dengan membantu Ayumi berdiri.
"Aku tidak papa." jawab Ayumi dengan menunduk.
"Sudah aku bilang jangan menunduk kepadaku." seru Dimas yang membuat Ayumi langsung mendongak menatapnya.
"Ehh lihat itu kan kak Dimas. kenapa dia menolong si buruk rupa itu." bisik salah satu mahasiswa.
"Apa itu, bahkan mereka bertatapan mata seperti itu." timpal yang lainnya.
Mahasiswa yang melihat tindakan Dimas langsung berbisik-bisik. apalagi saat Dimas memakaikan jaketnya pada Ayumi. semua perempuan yang ada di sana melongo tidak percaya.
"Lihatlah itu dia juga memakaikan jaketnya pada si buruk rupa itu. akhhh aku juga mau tau.." timpal salah satu mahasiswa.
"Apa ini nyata? barusan pangeran ku memakaikan jaket padanya?"
"Apa-apaan dia. apa mungkin kak Dimas menyukai gadis buruk rupa itu. huh cantikan juga aku kemana-mana."
Mereka semua nampak masih berbisik-bisik membicarakan tindakan Dimas Barusan. Disisi lain, Bara tengah mengepalkan tangannya melihat mereka berdua. dengan kasarnya dia langsung pergi begitu saja.
"Hei bar tungguin napa." kata Johan dengan sedikit berteriak.
Dimas mengajak Ayumi menuju toilet. Ayumi yang memang sudah basah kuyup pun hanya menurut.
"Aku bisa berjalan sendiri. kau bisa kembali." kata Ayumi di tengah-tengah perjalanannya.
"Diamlah." seru Dimas dengan dinginnya.
Dimas berhenti di depan pintu kamar mandi dan meminta Ayumi untuk menganti bajunya dengan jaket yang ia berikan tadi.
"Aku tidak apa-apa dengan pakaian seperti ini. terimakasih sudah menolongku tadi." ucap Ayumi dengan memberikan jaketnya kembali.
"Hah apa kau gila. sana masuk." seru Dimas dengan mendorong tubuh Ayumi masuk kedalam toilet.
"Apa dia sudah tidak waras. disini banyak laki-laki dan dia ingin membiarkan tubuhnya di lihat semua orang begitu." gerutu Dimas dengan kesalnya.
"Aaaa Astaga..." teriak Ayumi ketika melihat jelas bagian atas tubuhnya.
"Berarti tadi...akhhhh bagaimana ini pasti dia melihatnya. bagaimana ini. pakai tidak ya." ucap Ayumi bingung dan juga malu.
Bagaimana tidak. tadi di luar dengan santainya dia melepas jaket di depan Dimas. bahkan bagian atas tubuhnya sangat transparan sekarang.
"Apa tidak papa jika aku memakai ini?" tanya Ayumi pada diri sendiri.
Setelah lama berfikir akhirnya Ayumi pun memakai jaket yang di berikan Dimas tadi. tentu saja dia tidak mau jika ada yang melihat bagian tubuhnya.
Ceklek...
Dimas menoleh dan melihat Ayumi yang nampak cantik dengan jaket itu. walaupun sangat kebesaran di badan Ayumi yang mungil, tapi itu menambah nilai tersendiri di mata Dimas.
"Ku kira kau pingsan tadi di dalam." ledek Dimas dengan datarnya.
"Apa tidak papa jika aku meminjam jaketmu?" tanya Ayumi dengan pelan.
"Jika kau tidak mau maka lepaskan saja dan biarkan semua orang melihat tubuhmu yang jelek itu." jawab Dimas dengan santai.
"Aduhh...kau sudah berani memukulku?" tanya Dimas dengan dinginnya.
Sontak Ayumi langsung menundukkan kepalanya dengan takut. ia sadar telah berbuat kesalahan saat ini.
"Ma maaf." ucap Ayumi pelan.
"Hahahaha sudah-sudah jangan begitu aku hanya bercanda saja Ayumi kenapa kau masih saja takut denganku." kata Dimas dengan tertawa.
Lantas Ayumi mendongak dan menatap Dimas dengan kesalnya. dia langsung meninggalkan Dimas tanpa berkata apapun.
"Hei tunggu..." kata Dimas dengan mengejar Ayumi.
Ketika Ayumi masuk ke dalam kelas bersama dimas mendadak semua orang menjadi diam dan menatap mereka berdua. Ayumi yang merasa di tatap pun hanya menunduk dan berjalan menuju kursinya.
Bara memperhatikan mereka dengan dinginnya. di dalam hatinya dia sedang merasa kesal dengan Ayumi.
"cihh apa bagusnya jaket itu sih. punyaku juga lebih bagus dan jauh lebih mahal." batin Bara dengan menggerutu.
"Kenapa kau kasih jaketmu padanya dim?" tanya Johan heran.
"Tidak papa aku hanya ingin saja." jawab Dimas dengan menoleh sekilas.
"Jangan bilang kalau kau suka padanya hahaha." ejek Johan dengan tertawa.
"Memang itu urusanmu." timpal Dimas dengan membuka bukunya.
"Hahaha kau jangan membuat teman-teman mu malu dim. aku tahu seleramu tinggi tidak rendahan seperti si buruk rupa itu." kata kevin dengan tertawa.
"Kau benar Vin. heh kau, jangan besar kepala dulu karena dia memberikan dirimu jaket. kau bukan level dia ya nggak dim. hahahaha." kata Johan pada Ayumi.
"Diamlah." bentak Bara yang membuat Johan langsung bungkam.
"Dia ini kenapa sih." gerutu Johan dengan bingung.
"Kau sedang datang bulan Bar? kenapa kau menjadi garang sekali hari ini." kata Kevin yang mendapat pukulan telak dari Bara.
"Jika kau masih saja berbicara maka aku tidak akan mentraktir mu makan selama satu bulan kau mengerti." seru Bara dengan dinginnya.
Ayumi hanya menunduk takut mendengar ucapan Johan barusan.
"dia benar harusnya aku sadar saat itu juga. dia tidak benar-benar tulus ingin menjadi temanku. apa-apaan aku kenapa berfikir sangat jauh. ingatlah Ayumi kau hanya seorang kurcaci yang sedang berangan-angan untuk menjadi tinggi tapi kau lupa untuk sadar diri." batin Ayumi dengan tersenyum kecut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments