Sebelum Ayumi sampai rumah, Ayumi menyempatkan diri untuk mampir ke toko Bunga milik almarhum ibunya yang kini di kelola oleh tantenya. dari kejauhan dia melihat beberapa remaja yang tengah membelikan bunga untuk kekasihnya.
"Andai aku bisa seperti mereka mungkin akan sangat menyenangkan." gumam Ayumi dengan tersenyum kecut.
"Tante." panggil Ayumi yang membuat Milka menoleh.
"Eh kamu yu. kok malah kesini bukanya pulang ke rumah saja." kata Milka.
"Hehehe kangen aja sama toko ini. Ayumi bantuin ya." ujar ayumi yang di angguki oleh Milka.
Banyak para remaja SMA yang tengah berlalu lalang di depan toko mereka. mereka berkencan atau hanya sekedar jalan-jalan sore saja. Ayumi hanya memperhatikan mereka semua dengan tersenyum.
"Ahh aku sangat merindukan masa-masa itu." gumam Ayumi dengan tersenyum.
"Apa semua baik-baik baja yu?" tanya Milka.
"Tentu saja. tapi tadi Zaki berkelahi di kampus dengan temanku." jawab Ayumi yang membuat Milka menghentikan aktivitasnya.
"Berkelahi??" tanya Milka.
"Ya karena dia melihatku sedang di buly oleh mereka lagi." jawab Ayumi.
"Jadi adikmu sudah tahu semua?" tanya Milka dengan serius.
"Belum semuanya sih tan, dia hanya melihat satu kali saja dan itu tadi." jawab ayumi.
"Terus bagaimana keadaan adikmu apa dia terluka?" tanyanya lagi.
"Ya sedikit hanya luka lebam di wajahnya dan sudah aku obati tadi." jawab Ayumi.
"Syukurlah kalau begitu. sekarang kita-kita beresin semua dulu habis itu kita pulang." kata Milka.
.
.
.
.
.
"Aku sungguh penasaran dengan gadis itu. kenapa juga dia membelakangi ku. harusnya kan aku melihat wajahnya juga. suaranya saja sudah semerdu ini apalagi wajahnya. pasti sangat cantik seperti suaranya." kata bara dengan mendengarkan rekaman video yang ia ambil tadi di kampus.
Bara terus memutar Vidio itu berulang kali. rasanya sangat menenangkan di pikiran Bara.
"Punggung itu...aku sepertinya pernah melihat punggung itu, tapi di mana yaa..." gumam bara dengan berfikir.
Tiba-tiba terlintas di pikirannya ketika Ayumi sedang tersenyum manis.
"Hah astaga apa yang aku pikirkan." kata Bara dengan terkejut.
Ranti yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik anaknya pun heran.
"Kamu kenapa bar? kenapa memukul kepalamu seperti itu." tanya Ranti heran.
"Ah tidak ada ma. bara sedikit pusing tadi." jawab bara dengan menyembunyikan ponselnya.
"Apa itu?" tanya Ranti dengan menengok ke samping bara.
"Tidak ada apa-apa disini ma." jawab bara.
"Ihh kamu sekarang main rahasia-rahasiaan sama mama ya." kata Ranti dengan selidik.
"Ya itu wajar dong. bara kan sudah dewasa." seru bara.
"Apa kau sudah punya pacar?" tanya Ranti dengan menaik turunkan alisnya.
"Hahahaha pacar?? belum." jawab bara dengan datarnya.
"Itu tandanya kamu masih kecil tau nggak." ledek Ranti.
"Sudahlah mama keluar sana aku mau tidur nih ngantuk." kata bara dengan mendorong tubuh mamanya.
"Huh dasar anak muda jaman sekarang ya." cibir Ranti dengan menutup pintu kamar bara.
Setelah sampai di kamarnya, Ranti melihat suaminya yang tengah sibuk dengan ponselnya kemudian dia menuju ke lemari dan mengambil baju.
"Kamu mau kemana mas malam-malam begini?" tanya Ranti.
"Aku ada urusan sebentar." jawab Dirga tanpa menoleh.
"Urusan apa, ini sudah malam loh. lebih baik mas istirahat saja dulu." ujar Ranti dengan memegang tangan suaminya.
"Ini sangat penting dan tidak bisa di tunda jadi jangan banyak tanya. minggir." seru Dirga dengan mendorong tubuh istrinya.
"Tapi mas mau kemana?" tanyanya lagi dengan mengejar suaminya.
"Sudah aku bilang ini bukan urusanmu. kalau kau mau tidur ya tidur saja tidak perlu menungguku." jawab Dirga.
"Aku ini istrimu mas. aku berhak tau kamu mau kemana dan sama siapa saja aku berhak tau." timpal Ranti yang membuat Dirga langsung berlalu pergi.
"Mass tunggu...jangan pergi...mass..." teriak Ranti tapi tidak di hiraukan oleh suaminya.
"Ma bara mau keluar dulu sebentar ada yang mau bara beli." kata bara .
"Baiklah jangan pulang malam-malam." ujar Ranti yang di angguki oleh Bara.
Bara mengikuti papanya secara diam-diam. dia merasa ada yang di sembunyikan oleh papanya karena itu dia akan mencari tahu sendiri.
Setelah cukup lama mengikuti, papanya tiba-tiba membelokkan mobilnya menuju ke sebuah restoran mewah. bara pun juga langsung memarkirkan mobilnya tak jauh dari situ. Ia berjalan menuju ke restoran itu dengan Hoodie hitam dan juga topi yang ia gunakan agar papanya tidak curiga jika sedang di ikuti.
"Hai. maaf menunggu lama." kata Dirga dengan tersenyum.
"Tidak masalah." ucap wanita itu.
"Oh ya apa yang ingin kau bicarakan dengan ku. seharusnya kan tidak perlu malam-malam begini. tidak enak kan sama istrimu." kata wanita itu.
"Jangan pikirkan dia. kita pesan minum dulu." ujar Dirga.
"Kau semakin cantik saja Din. terakhir kita bertemu kau tidak secantik ini." kata Dirga dengan tersenyum.
"Hahaha mas bisa aja sih. bagaimana kabarmu mas. aku juga sudah lama tidak bertemu denganmu?" tanya Dinda.
"Yah beginilah hahaha kau bisa lihat sendiri kan." jawab Dirga.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan. aku tidak bisa lama-lama disini." kata Dinda.
"Sejujurnya aku masih sangat mencin...." ucapan Dirga terhenti ketika ponsel Dinda berdering.
"Sebentar ya mas aku angkat telepon dulu." kata Dinda dengan menjauh.
"Mama di mana sih. ini sudah malam sekali kenapa mama belum juga pulang." kata seorang laki-laki di sebrang sana.
"Maaf dim. ini mama lagi di restoran ketemu sama temen lama mama. sebentar lagi mama pulang kok. Tidak perlu di jemput, mama kan pakai mobil sendiri. tidak apa-apa tenang saja mama bisa jaga diri baik-baik oke. bye sayang." kata Dinda dengan mengakhiri panggilannya.
"Emm maaf ya mas aku harus pulang sekarang. anakku baru saja menelpon hehehe maaf ya. lain kali kita bisa bicara lagi. aku permisi mas." kata Dinda pada Dirga
"Oh apa perlu aku antar?" tanya Dirga.
"Tidak mas. aku bawa mobil sendiri kok. yasudah aku duluan mas." jawab Dinda dengan tersenyum kemudian berlalu pergi.
"Hati-hati Din." ucap Dirga yang di angguki oleh Dinda.
"Hah aku sangat menyesal telah meninggalkannya dulu. jika saja dulu aku bisa menolak perjodohan itu pasti sekarang aku sudah bahagia dengannya." gumam Dirga.
"Siapa wanita itu, kenapa papa menemuinya malam-malam begini." ucap bara yang berada di pojokan ruangan.
Sedari tadi dia hanya memperhatikan apa yang tengah di lakukan papanya. jika saja bara berada lebih dekat lagi mungkin akan mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Lebih baik aku pulang saja." ucap bara kemudian beranjak pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments