Chapter 7

Sebelum Ayumi sampai rumah, Ayumi menyempatkan diri untuk mampir ke toko Bunga milik almarhum ibunya yang kini di kelola oleh tantenya. dari kejauhan dia melihat beberapa remaja yang tengah membelikan bunga untuk kekasihnya.

"Andai aku bisa seperti mereka mungkin akan sangat menyenangkan." gumam Ayumi dengan tersenyum kecut.

"Tante." panggil Ayumi yang membuat Milka menoleh.

"Eh kamu yu. kok malah kesini bukanya pulang ke rumah saja." kata Milka.

"Hehehe kangen aja sama toko ini. Ayumi bantuin ya." ujar ayumi yang di angguki oleh Milka.

Banyak para remaja SMA yang tengah berlalu lalang di depan toko mereka. mereka berkencan atau hanya sekedar jalan-jalan sore saja. Ayumi hanya memperhatikan mereka semua dengan tersenyum.

"Ahh aku sangat merindukan masa-masa itu." gumam Ayumi dengan tersenyum.

"Apa semua baik-baik baja yu?" tanya Milka.

"Tentu saja. tapi tadi Zaki berkelahi di kampus dengan temanku." jawab Ayumi yang membuat Milka menghentikan aktivitasnya.

"Berkelahi??" tanya Milka.

"Ya karena dia melihatku sedang di buly oleh mereka lagi." jawab Ayumi.

"Jadi adikmu sudah tahu semua?" tanya Milka dengan serius.

"Belum semuanya sih tan, dia hanya melihat satu kali saja dan itu tadi." jawab ayumi.

"Terus bagaimana keadaan adikmu apa dia terluka?" tanyanya lagi.

"Ya sedikit hanya luka lebam di wajahnya dan sudah aku obati tadi." jawab Ayumi.

"Syukurlah kalau begitu. sekarang kita-kita beresin semua dulu habis itu kita pulang." kata Milka.

.

.

.

.

.

"Aku sungguh penasaran dengan gadis itu. kenapa juga dia membelakangi ku. harusnya kan aku melihat wajahnya juga. suaranya saja sudah semerdu ini apalagi wajahnya. pasti sangat cantik seperti suaranya." kata bara dengan mendengarkan rekaman video yang ia ambil tadi di kampus.

Bara terus memutar Vidio itu berulang kali. rasanya sangat menenangkan di pikiran Bara.

"Punggung itu...aku sepertinya pernah melihat punggung itu, tapi di mana yaa..." gumam bara dengan berfikir.

Tiba-tiba terlintas di pikirannya ketika Ayumi sedang tersenyum manis.

"Hah astaga apa yang aku pikirkan." kata Bara dengan terkejut.

Ranti yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik anaknya pun heran.

"Kamu kenapa bar? kenapa memukul kepalamu seperti itu." tanya Ranti heran.

"Ah tidak ada ma. bara sedikit pusing tadi." jawab bara dengan menyembunyikan ponselnya.

"Apa itu?" tanya Ranti dengan menengok ke samping bara.

"Tidak ada apa-apa disini ma." jawab bara.

"Ihh kamu sekarang main rahasia-rahasiaan sama mama ya." kata Ranti dengan selidik.

"Ya itu wajar dong. bara kan sudah dewasa." seru bara.

"Apa kau sudah punya pacar?" tanya Ranti dengan menaik turunkan alisnya.

"Hahahaha pacar?? belum." jawab bara dengan datarnya.

"Itu tandanya kamu masih kecil tau nggak." ledek Ranti.

"Sudahlah mama keluar sana aku mau tidur nih ngantuk." kata bara dengan mendorong tubuh mamanya.

"Huh dasar anak muda jaman sekarang ya." cibir Ranti dengan menutup pintu kamar bara.

Setelah sampai di kamarnya, Ranti melihat suaminya yang tengah sibuk dengan ponselnya kemudian dia menuju ke lemari dan mengambil baju.

"Kamu mau kemana mas malam-malam begini?" tanya Ranti.

"Aku ada urusan sebentar." jawab Dirga tanpa menoleh.

"Urusan apa, ini sudah malam loh. lebih baik mas istirahat saja dulu." ujar Ranti dengan memegang tangan suaminya.

"Ini sangat penting dan tidak bisa di tunda jadi jangan banyak tanya. minggir." seru Dirga dengan mendorong tubuh istrinya.

"Tapi mas mau kemana?" tanyanya lagi dengan mengejar suaminya.

"Sudah aku bilang ini bukan urusanmu. kalau kau mau tidur ya tidur saja tidak perlu menungguku." jawab Dirga.

"Aku ini istrimu mas. aku berhak tau kamu mau kemana dan sama siapa saja aku berhak tau." timpal Ranti yang membuat Dirga langsung berlalu pergi.

"Mass tunggu...jangan pergi...mass..." teriak Ranti tapi tidak di hiraukan oleh suaminya.

"Ma bara mau keluar dulu sebentar ada yang mau bara beli." kata bara .

"Baiklah jangan pulang malam-malam." ujar Ranti yang di angguki oleh Bara.

Bara mengikuti papanya secara diam-diam. dia merasa ada yang di sembunyikan oleh papanya karena itu dia akan mencari tahu sendiri.

Setelah cukup lama mengikuti, papanya tiba-tiba membelokkan mobilnya menuju ke sebuah restoran mewah. bara pun juga langsung memarkirkan mobilnya tak jauh dari situ. Ia berjalan menuju ke restoran itu dengan Hoodie hitam dan juga topi yang ia gunakan agar papanya tidak curiga jika sedang di ikuti.

"Hai. maaf menunggu lama." kata Dirga dengan tersenyum.

"Tidak masalah." ucap wanita itu.

"Oh ya apa yang ingin kau bicarakan dengan ku. seharusnya kan tidak perlu malam-malam begini. tidak enak kan sama istrimu." kata wanita itu.

"Jangan pikirkan dia. kita pesan minum dulu." ujar Dirga.

"Kau semakin cantik saja Din. terakhir kita bertemu kau tidak secantik ini." kata Dirga dengan tersenyum.

"Hahaha mas bisa aja sih. bagaimana kabarmu mas. aku juga sudah lama tidak bertemu denganmu?" tanya Dinda.

"Yah beginilah hahaha kau bisa lihat sendiri kan." jawab Dirga.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan. aku tidak bisa lama-lama disini." kata Dinda.

"Sejujurnya aku masih sangat mencin...." ucapan Dirga terhenti ketika ponsel Dinda berdering.

"Sebentar ya mas aku angkat telepon dulu." kata Dinda dengan menjauh.

"Mama di mana sih. ini sudah malam sekali kenapa mama belum juga pulang." kata seorang laki-laki di sebrang sana.

"Maaf dim. ini mama lagi di restoran ketemu sama temen lama mama. sebentar lagi mama pulang kok. Tidak perlu di jemput, mama kan pakai mobil sendiri. tidak apa-apa tenang saja mama bisa jaga diri baik-baik oke. bye sayang." kata Dinda dengan mengakhiri panggilannya.

"Emm maaf ya mas aku harus pulang sekarang. anakku baru saja menelpon hehehe maaf ya. lain kali kita bisa bicara lagi. aku permisi mas." kata Dinda pada Dirga

"Oh apa perlu aku antar?" tanya Dirga.

"Tidak mas. aku bawa mobil sendiri kok. yasudah aku duluan mas." jawab Dinda dengan tersenyum kemudian berlalu pergi.

"Hati-hati Din." ucap Dirga yang di angguki oleh Dinda.

"Hah aku sangat menyesal telah meninggalkannya dulu. jika saja dulu aku bisa menolak perjodohan itu pasti sekarang aku sudah bahagia dengannya." gumam Dirga.

"Siapa wanita itu, kenapa papa menemuinya malam-malam begini." ucap bara yang berada di pojokan ruangan.

Sedari tadi dia hanya memperhatikan apa yang tengah di lakukan papanya. jika saja bara berada lebih dekat lagi mungkin akan mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Lebih baik aku pulang saja." ucap bara kemudian beranjak pergi.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 52
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Bonus Chapter
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 52
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!