Ayumi menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. dia menatap Dimas dengan heran.
"Apa?" tanya Ayumi bingung.
"Tidak ada." jawab Dimas dengan tersenyum manis.
"Lebih baik jangan dekat-dekat denganku. aku tidak mau kau di permalukan gara-gara aku." kata Ayumi tanpa menoleh.
"Aihh jangan dengarkan orang lain tentang diriku." timpal Dimas tidak suka.
"Aku tidak pernah mendengarkan mereka. jadi lebih baik kita tidak berteman saja." kata ayumi yang membuat Dimas berbinar.
Bukan apa-apa. hanya saja dia sangat senang mendengar ucapan Ayumi barusan.
"Itu artinya kau sudah menganggap ku sebagai temanmu?" tanya Dimas dengan girangnya.
Bara yang tak sengaja mendengar perkataan Dimas pun langsung menatap punggung dua orang itu dengan tatapan dinginnya.
"Kau merasa tidak Vin?" tanya Johan yang merasa tengkuknya merinding.
Kevin mengangguk dan mereka berdua menoleh ke arah Bara yang sedang dalam mode dingin.
"Ti tidak siapa bilang kita sudah jadi teman." seru Ayumi
"Hehehe kau tidak bisa berbohong padaku. oke aku sekarang akan menjadi temanmu. dan untuk merayakan pertemanan kita, aku akan mengantarmu pulang." kata-kata Dimas membuat Ayumi berhenti mendadak.
"Aku tidak mau." tolak Ayumi Dengan tegas.
"Kenapa?" tanya Dimas bingung.
"Tidak ada alasan. aku akan naik bis seperti biasanya saja. kau bisa pulang duluan." jawab Ayumi.
"Ayolah sekali ini saja ya." kata Dimas dengan memohon.
"Aku tidak mau." seru Ayumi lagi.
Bara yang sudah sangat kesal pun berjalan dengan cepat kemudian lewat di tengah-tengah mereka dengan mendorong tubuh Dimas dengan kasarnya.
"Ada apa dengan dia?" tanya Dimas dengan bingung.
Kedua temannya pun menyusul bara dengan berlari. mereka berdua menoleh sekilas ke arah Ayumi dan Dimas kemudian langsung melengos begitu saja.
"Sudahlah kau pulang saja dengan mereka." ujar Ayumi dengan berjalan
Dimas tidak mendengarkan apa yang di katakan Ayumi. dia terus mengikuti Ayumi sampai Ayumi berada di halte bus.
"Kenapa kau masih mengikutiku sih." gerutu Ayumi dengan kesalnya.
"Sudah menjadi kewajiban seorang teman untuk memastikan temannya pulang dengan selamat." ujar Dimas dengan tersenyum.
"Hah terserah kau saja lah." ucap Ayumi mengalah.
Tak lama kemudian bis yang Ayumi tunggu pun datang. ia langsung naik dan disusul oleh Dimas.
"Kenapa kau juga ikut naik?" tanya Ayumi dengan kesalnya.
"Terserah aku lah. ini kan bus umum." jawab Dimas dengan mengikuti Ayumi lagi.
Ayumi memilih duduk di pojokan paling belakang begitupun Dimas juga ikut duduk di sebelah Ayumi.
"Jangan berbicara apapun lagi padaku. aku akan mengantarmu sampai depan rumah." kata Dimas yang membuat Ayumi tidak jadi mengeluarkan kata-katanya.
"Kenapa kau harus repot-repot mengantar ku?" tanya Ayumi.
"Entahlah." jawab Dimas cuek.
Ayumi bermain ponselnya untuk menghilangkan kejenuhan selama di dalam bis. sampai di ketiduran dan kepalanya menempel di bahu Dimas.
Dimas menoleh dan mendapati Ayumi yang sudah tertidur di bahunya. dia membenarkan posisi Ayumi kemudian tersenyum simpul. entah apa yang sedang Dimas rasakan saat ini. Tak sengaja matanya terfokus pada ponsel Ayumi.
"For my feet..." gumam Dimas kemudian membaca isinya dan meletakkan kembali di tangan Ayumi.
Dimas berfikir untuk membantu Ayumi diam-diam agar dia bisa secepatnya berjalan seperti dulu lagi. tentu ayumi akan menolak dengan keras jika dia mengatakan langsung pada ayumi.
"Ayumi..." panggil Dimas ketika bus sudah berhenti.
"Hmm...sudah sampai ya." gumam ayume dengan mengucek matanya.
Mereka turun dan duduk sebentar di halte itu. Dimas yang bermaksud untuk merapikan rambut ayumi pun langsung di tepis olehnya.
"Maaf." ucap Dimas merasa tidak enak.
"Terimakasih sudah mengantar ku dim. aku duluan ya." kata Ayumi dengan berdiri .
"Tapi ini belum sampai depan rumahmu." ujar Dimas.
"Hehehe tidak masalah kok. lagian rumahku sudah dekat. bye." kata Ayumi.
Setelah memastikan Ayumi benar-benar hilang dari pandangannya Dimas pun pergi. tak jauh dari tempat Dimas berdiri tadi, ada seorang laki-laki yang sudah memperhatikan mereka sejak mereka berdua keluar dari kampus. siapa lagi kalau bukan Bara.
"Sebenarnya ada apa dengan diriku. kenapa juga aku bisa sampai mengikuti mereka sampai sini. hah dasar gila." maki Bara pada dirinya sendiri.
"Lagi apa Ki?" tanya Ayumi yang melihat Zaki sedang di luar rumah.
"Oh kau sudah pulang. aku lagi??... tidak tahu. bingung hahaha." jawab Zaki dengan terkekeh pelan.
"Hih yang benar saja. lebih kau masuk sekarang" kata Ayumi dengan masuk kedalam rumahnya.
"Sudah pulang yu?" tanya Milka yang sedang berada di dapur.
"Iya tan. aku bersih-bersih dulu ya." jawab Ayumi.
"Oke setelah itu turun kita makan." ujar Milka yang di angguki oleh Ayumi.
Sampai di kamarnya Ayumi langsung merebahkan tubuhnya di kasur. dia harus secepatnya bisa mengumpulkan sisa uang untuk operasi kakinya.
"Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan siaa uang itu dalam waktu cepat ya." gumam Ayumi dengan berfikir.
"Pasti tidak akan ada yang menerimaku untuk bekerja dengan keadaanku yang seperti ini."
Ceklek...
"Kak bantu aku ya." kata Zaki dengan memohon.
"Apa? kakak sedang pusing saat ini. minta saja pada Tante Milka pasti dia bisa membantumu." timpal Ayumi dengan menutup wajahnya.
"Aihh tidak bisa. dia mempunyai suara yang sangat jelek." kata zaki dengan merengek.
"Memangnya apa yang bisa kakak bantu." ujar Ayumi.
"Kakak hanya perlu bernyanyi saja dan aku yang akan bermain gitarnya bagaimana?" timpal Zaki.
"Buat apa sih. lagian kan kau bisa bernyanyi kenapa tidak buat sendiri saja." seru Ayumi dengan malasnya.
"Kakak tidak mau dapat uang?" tanya Zaki yang langsung membuat Ayumi bangun dari tidurnya.
"Kau bilang apa tadi?" tanya Ayumi memastikan.
"Jika kau mau bekerjasama denganku kau juga akan mendapatkan uang." jawab Zaki dengan santainya.
"Hahaha kalau itu sih kakak mau banget ki. siapa yang tidak mau dengan uang." timpal Ayumi dengan tertawa senang.
"Tapi kakak harus bernyanyi denganku dulu." kata zaki.
"Oke. tapi apa kau yakin seperti itu akan mendapatkan uang?" tanya Ayumi dengan ragu.
"Menurutmu selama ini aku selalu dapat uang dari mana?' tanya Zaki balik.
Ayumi berfikir sejenak dan dia menganggukkan kepalanya pertanda setuju. memang benar Zaki selalu memiliki uang dan itu sangat menguntungkan bagi ayumi karena bisa meminjam uang pada adiknya.
"Tapi bagaimana caranya?" tanya Ayumi lagi.
"Buka yucub terus cari akun yang bernama Zakisan cetarmembahana." jawab Zaki dengan keluar kamar.
Sontak Ayumi pun langsung membuka dan menuliskan nama itu. muncul banyak video adiknya di situ. Ayumi melongo tidak percaya ketika melihat layar ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments