Sebelum pulang Ayumi pergi ke butik dulu untuk mengambil gaun yang akan ia berikan pada tantenya.
"Permisi mbak Lia." kata Ayumi pada seorang wanita.
"Eh nona Ayumi. mau ngambil gaunnya ya." ujar Lia dengan tersenyum.
"Hehehe iya mbak. apa sudah bisa saya ambil sekarang?" tanya. Ayumi.
"Sudah kebetulan baru saja selesai. mari ikut saya." jawab Lia.
Sesampainya di sebuah ruangan, Ayumi di buat terpukau dengan gaun berwarna hitam yang nampak indah dan elegan itu.
"Ini nona gaunya. nona sangat pandai dalam mendesain." kata Lia dengan tersenyum.
"Mbak Lia bisa saja." ujar Ayumi dengan malu
"Oh iya mbak, apa disini juga ada kotak seperti kotak kado atau apa ya saya tidak tahu namanya?" tanya Ayumi.
"Kayaknya ada nona. mau saya ambilkan?" tanya Lia.
"Kalau Mbak tidak keberatan saya mau hehehe." jawab Ayumi
Lia pun langsung mengambil kotak berwarna maroon dan melipat gaun itu kemudian di masukkan. tak lupa juga dia memberi pita di bagian atasannya.
"Wahh pasti ini untuk seseorang ya non." kata Lia dengan tersenyum.
"Hehehe iya ini untuk Tante saya mbak. kalau begitu saya permisi dulu ya." ujar ayumi.
"Hati-hati di jalan nona." kata Lia yang di angguki oleh Ayumi.
Bara sedari tadi menunggu Ayumi di halte bus. entah apa yang akan dia lakukan sampai dia rela menunggu di situ dengan lama. dia celingukan mencari sosok yang sedang dia tunggu.
Ketika matanya melihat Ayumi, dia langsung merapikan tampilannya dan berlagak cool dan dinginnya. Ayumi yang memang tidak mengetahui jika ada bara di situ dengan santainya dia duduk di sampingnya dengan membawa kotak berwarna maroon itu.
"Ahh aku sudah tidak sabar. semoga saja suka." ucap Ayumi yang membuat Bara mengeryit.
"dia ingin memberikannya pada siapa ya, jangan-jangan pada Dimas." batin Bara .
Sampai bus datang pun dia belum juga sadar jika laki-laki yang di sampingnya itu adalah bara teman sekelasnya. dia masuk dan duduk di kursi paling pojok. Bara juga langsung duduk di samping Ayumi.
Ayumi yang merasa heran pun langsung menoleh ke arah bara yang sedang menunduk.
"Kenapa anda duduk di sini. itu masih banyak kursi kosong." kata Ayumi dengan baik-baik.
"Ini bus umum jadi bebas mau duduk di manapun." jawab Bara.
"suara ini sepertinya tidak asing bagiku. rasanya setiap hari aku selalu mendengar suara ini." batin Ayumi dengan menatap Bara
Sontak Bara langsung membuka topinya yang membuat Ayumi terkejut bukan main.
"Ka kamu..." kata Ayumi yang langsung menunduk takut.
"Apa kau mau apa jika aku duduk disini?" tanya Bara dengan dinginnya.
Ayumi hanya menggelengkan kepalanya saja tanpa bersuara.
"kenapa dia disini. apa yang dia lakukan." batin Ayumi.
Mereka terdiam cukup lama dengan suasana yang sangat canggung bagi Bara. ia tidak tahu harus memulai dari mana.
"Ekhemm..." Bara menoleh ke arah Ayumi yang masih saja menunduk.
"Ekhemm..." Masih tidak ada jawab dari Ayumi.
"Ekhemm ekhemm ekhemm..." suara bara semakin keras membuat beberapa penumpang menoleh ke arahnya.
"Ini masker mas. itu memicu penularan penyakit jika tidak di cegah. disana juga ada hestabiliter." kata seorang penumpang yang membuat Ayumi terkikik geli.
Bara yang nampak kesal pun langsung merebut masker itu dan memakainya.
"Hoekk bau apa ini." kata bara dengan melepaskan maskernya.
"Ohh maaf mas itu bekas saya hehehe. ini mas yang masih baru." seru penumpang tadi yang membuat bara membulatkan matanya.
Ingin sekali saat ini Bara memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Ayumi langsung tertawa melihat bara seperti itu. apalagi melihat wajah Bara yang menurutnya sangat lucu.
"Kenapa kau tertawa?" tanya bara dengan dingin.
"Ti tidak." jawab Ayumi yang langsung diam.
"Ekhemm...kau tidak bosan tiap hari naik kendaraan jelek ini?" tanya Bara dengan basa basi.
"Aku tidak mau berjalan dari rumah sampai kampus." jawab Ayumi.
"aku tanyakan saja langsung atau bagaimana ya. ahhhh siall." batin bara.
"Emm apa kau sangat dekat dengan Dimas?" tanya bara yang membuat Ayumi menoleh.
"Tidak usah besar kepala aku bertanya seperti itu karena aku hanya ingin tau apa yang di lakukan temanku bukan karena aku ada rasa dengan dirimu." seru Bara yang membuat Ayumi semakin tidak mengerti.
"apa yang dia katakan. apakah itu pertanyaan atau pernyataan sih." batin Ayumi.
"Aku tidak dekat dengan siapapun. ke kenapa kau bertanya seperti itu pa padaku." jawab Ayumi.
"Aku hanya bertanya jika kau tidak mau menjawab ya sudah tidak masalah." timpal Bara.
"Aku hanya berteman biasa saja denganya." kata Ayumi
"astaga kenapa aku jadi menjelaskan padanya." batin Ayumi.
"Itu bukan urusanku." timpal bara dengan beranjak pergi.
Ayumi hanya menatap punggung Bara yang semakin menjauh itu dengan heranya.
"Kenapa juga harus bertanya kalau itu bukan urusannya. aihh dia sangat aneh." gumam Ayumi kemudian turun dari bus.
"Heh kau dasar tidak tau terimakasih ya." kata Bara yang membuat Ayumi mendongak.
"A apa ma maksudmu?" tanya Ayumi dengan takutnya.
"Aku sudah mengantarkan mu dan kau bahkan tidak menawarkan aku untuk ke rumahmu bahkan terima kasih saja tidak." jawab bara dengan datarnya.
Ayumi hanya terdiam kaku mendengar perkataan Bara.
"maksudnya apa sih. dia mengantarku pulang begitu? apa dia salah makan obat." batin Ayumi.
"Te terimakasih." ucap Ayumi dengan sedikit tersenyum.
"Telat. aku tidak butuh ucapan terimakasih mu itu." seru Bara dengan pergi.
"Sebenarnya apa yang sedang dia rasakan saat ini. apa akal sehatnya turun menjadi -1%." gumam Ayumi dengan bingungnya.
Ayumi tidak mengambil pusing dengan apa yang Bara lakukan barusan. ia lantas berjalan agar cepat Sampai di rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments