Chapter 3

Sesampainya di rumah, Milka yang merupakan tantenya Ayumi melihat Ayumi pulang dalam keadaan basah kuyup seperti itu sudah tidak terkejut lagi. sebenarnya dia sangat marah dalam hatinya, tapi apa yang bisa dia lakukan untuk ini.

"Kamu ganti baju dulu sayang, Tante siapkan makanan pasti kamu belum makan kan?" tanya Milka

"Hehehe belum Tan. Ayu ke kamar dulu ya." jawab Ayumi.

Milka hanya menatap punggung Ayumi dengan sendunya.

"Maafkan aku mbak tidak bisa berbuat apa-apa untuk ini." gumam Milka dengan menyeka air matanya.

"Apa kuliahmu hari ini lancar?" tanya Milka pada Ayumi.

"Seperti biasanya sangatlah lancar." jawab Ayumi dengan tersenyum.

"Pasti mereka berbuat ulah lagi padamu?" tanya Milka.

"Hehehe sedikit Tan. tapi itu tidak menjadi masalah buatku. niat Ayumi hanya untuk mencari ilmu, jadi Ayumi tidak akan memasukan kedalam hati." jawab Ayumi.

"Jangan pernah memendam apapun sendiri. katakan pada Tante jika ada yang mengganggu pikiranmu. Tante tidak mau kau kenapa-kenapa." ujar Milka.

"Siap tan. oh iya apa Zaki juga sudah makan?" tanya Ayumi pada Milka.

"Belum Yu. kamu bawain makanan ini ke kamarnya sana. nanti dia lupa lagi. kan kamu tau sendiri kebiasaan anak itu jika sudah berhadapan dengan tugas-tugasnya." jawab Milka.

"Baiklah." ucap Ayumi dengan mengambilkan nasi dan juga lauk.

Walaupun makanan sehari-harinya tidaklah mewah, tapi dia tetap bersyukur masih bisa tidur dengan perut yang kenyang.

Ayumi mengetuk pintu kamar adiknya dan masuk. dilihatnya Zaki sedang sangat fokus dengan tugas yang ia kerjakan.

"Kamu makan dulu Ki. itunya di kerjain nanti." kata Ayumi dengan meletakkan makanan di atas nakas

"Sebentar kak tanggung nih. bentar lagi selesai kok." seru Zaki tanpa menoleh.

Ayumi hanya menghela nafasnya saja kemudian dia merebut kertas yang sedang Zaki pegang.

"Makan dulu sekarang jangan menunda-nunda. kakak tidak mau kamu sakit. masalah tugas biar kakak yang selesaikan." kata Ayumi yang membuat Zaki berbinar seketika.

"Hmm kerjakan dengan benar ya. awas saja jika besok aku dihukum karena nilaiku jelek." ujar Zaki kemudian makan.

Ayumi mengerjakan tugas adiknya dengan cepat dan juga sangat teliti.

"Selesai." ucapan Ayumi membuat Zaki tersedak makanan.

"Uhukk uhukk...yang benar saja sudah selesai." kata Zaki dengan memeriksa tugasnya.

Zaki hanya di buat melongo oleh kakaknya. setiap kali kakaknya membantu mengerjakan tugasnya selalu saja dia terkejut.

"Bagaimana kakak bisa mengerjakan semua ini dengan sangat cepat?" tanya Zaki dengan mengunyah makanannya.

"Hah kau tidak tahu kalau kakakmu ini sangatlah pintar." jawab Ayumi dengan sombongnya.

"Aku tidak jadi memujimu kak. ternyata kau orang yang suka menyombongkan kepintaran." kata Zaki dengan datarnya.

Ayumi hanya terkekeh pelan melihat tingkah adiknya itu.

"Yasudah habiskan makananmu. kakak juga mau ngerjain tugas negara." ucap Ayumi dengan mengacak rambut Zaki.

"Aihh hentikan kak. perlu kau ketahui jika aku sudah berumur 19 tahun asal kau tahu. jadi jangan melakukan ini lagi padaku atau aku benar-benar akan memukulmu." seru Zaki dengan tidak sukanya.

"Hehehe baiklah baiklah." ujar Ayumi kemudian keluar.

Yah walaupun umur Zaki sudah 19 tahun, tapi bagi Ayumi Zaki tetaplah adik tampan dan manisnya.

.

.

.

.

"Selamat pagi semua." kata pak Han yang baru saja datang.

"Pagi pak." jawab mereka serempak.

"Sudah siap untuk melakukan penelitian?" tanya pak Han dengan tersenyum.

"Siap pak." jawab mereka lagi

"Hoaamm..." Johan menguap tanpa menutup mulutnya.

"Aihh selalu saja kau menguap disaat pelajaranku Johan. cuci muka dulu sana. bapak tidak akan memulai jika masih ada mahasiswa yang tidak bersemangat sepertimu." kata pak Han.

"Itu karena anda terlalu membosankan untuk dilihat pak Han." timpal jhonatan yang mengundang gelak tawa semua orang.

"Kurang ajar sekali kau pada gurumu ya." seru pak Han.

"Baiklah bapak akan mengabsen kalian satu persatu. Dimas." lanjutnya

"Hadir pak." kata Dimas.

"Kevin." kata pak Han.

"Ada." jawab Kevin.

"Bara."

"Saya."

"Sindi, Ketrin, Johan,....Ayumi." Pak Han mengedarkan pandangannya tapi tak menemukan keberadaan Ayumi.

"Dimana Ayumi, apa kalian ada yang tahu dimana dia?" tanya pak Han.

"Mungkin dia tidak datang karena tongkatnya hilang pak hahaha." jawab salah satu dari mereka yang membuat lainya tertawa.

"Maaf pak saya terlambat." kata ayumi dengan dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Baiklah sekarang kita bisa memulainya. untuk yang cewek, rambutnya di ikat terlebih dahulu supaya tidak menganggu." kata pak Han.

Mereka pun langsung mengikat rambutnya. Ayumi mengeluarkan maskernya kemudian memakinya dan mengikat rambutnya tinggi-tinggi.

Bara yang tak sengaja memperhatikan Ayumi, seketika diam tanpa berkedip. dia mendadak terpana dengan tindakan Ayumi saat ini. memang dia saat ini berada tepat di depan Ayumi dan dia juga melihat dengan jelas saat Ayumi menyibakkan rambutnya kemudian secepat kilat dia memakai maskernya.

Bara melihat sekilas wajah Ayumi walaupun hanya sebelahnya saja, tapi itu terlihat sangat cantik dimatanya. Bara menggelengkan kepalanya tak kala menyadari apa yang tengah dia pikirkan. Dimas yang melihat tingkah bara pun langsung menyenggolnya dan membuat bara tersadar.

"Kau kenapa?" tanya Dimas heran.

"Tidak." jawab bara singkat.

Pak Han menjelaskan apa saja yang di perlukan dalam penelitian kali ini. mereka semua mendengarkan dengan saksama sambil mempraktekkan.

Di tengah-tengah penelitiannya, Ayumi celingukan mencari bahan yang tadi pak Han jelaskan. tapi dia tidak menemukannya. dia mengedarkan pandangannya dan melihat jika kelompok Bara mempunyai lebih.

"Bolehkah aku meminta ini?" tanya Ayumi yang membuat Dimas mendongak.

"Heh ngapain kau kesini. sana kembali ke mejamu." usir Johan.

Dimas langsung memberikan apa yang Ayumi minta tadi.

"Terimakasih." ucap Ayumi kemudian melanjutkan penelitian.

"Kenapa kau memberikannya dim?" tanya bara dengan tidak suka.

"Karena dia tidak punya bahan itu." jawab Dimas tanpa menoleh.

"Cihh lain kali jangan memberikan apapun padanya." seru bara.

Bara menatap Ayumi dengan dinginnya. Ayumi yang merasa ada yang memperhatikan pun langsung mengedarkan pandangannya. saat matanya tak sengaja beradu pandang dengan mata Bara, mendadak Ayumi menjadi takut dan menunduk.

"kenapa dia melihatku seperti itu. apa karena aku meminta ini dan dia tidak ingin memberikannya. Ah sudahlah." batin Ayumi.

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Thor boleh minta visual Arumi .....

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 52
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Bonus Chapter
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 52
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!