Sesampainya di rumah, Milka yang merupakan tantenya Ayumi melihat Ayumi pulang dalam keadaan basah kuyup seperti itu sudah tidak terkejut lagi. sebenarnya dia sangat marah dalam hatinya, tapi apa yang bisa dia lakukan untuk ini.
"Kamu ganti baju dulu sayang, Tante siapkan makanan pasti kamu belum makan kan?" tanya Milka
"Hehehe belum Tan. Ayu ke kamar dulu ya." jawab Ayumi.
Milka hanya menatap punggung Ayumi dengan sendunya.
"Maafkan aku mbak tidak bisa berbuat apa-apa untuk ini." gumam Milka dengan menyeka air matanya.
"Apa kuliahmu hari ini lancar?" tanya Milka pada Ayumi.
"Seperti biasanya sangatlah lancar." jawab Ayumi dengan tersenyum.
"Pasti mereka berbuat ulah lagi padamu?" tanya Milka.
"Hehehe sedikit Tan. tapi itu tidak menjadi masalah buatku. niat Ayumi hanya untuk mencari ilmu, jadi Ayumi tidak akan memasukan kedalam hati." jawab Ayumi.
"Jangan pernah memendam apapun sendiri. katakan pada Tante jika ada yang mengganggu pikiranmu. Tante tidak mau kau kenapa-kenapa." ujar Milka.
"Siap tan. oh iya apa Zaki juga sudah makan?" tanya Ayumi pada Milka.
"Belum Yu. kamu bawain makanan ini ke kamarnya sana. nanti dia lupa lagi. kan kamu tau sendiri kebiasaan anak itu jika sudah berhadapan dengan tugas-tugasnya." jawab Milka.
"Baiklah." ucap Ayumi dengan mengambilkan nasi dan juga lauk.
Walaupun makanan sehari-harinya tidaklah mewah, tapi dia tetap bersyukur masih bisa tidur dengan perut yang kenyang.
Ayumi mengetuk pintu kamar adiknya dan masuk. dilihatnya Zaki sedang sangat fokus dengan tugas yang ia kerjakan.
"Kamu makan dulu Ki. itunya di kerjain nanti." kata Ayumi dengan meletakkan makanan di atas nakas
"Sebentar kak tanggung nih. bentar lagi selesai kok." seru Zaki tanpa menoleh.
Ayumi hanya menghela nafasnya saja kemudian dia merebut kertas yang sedang Zaki pegang.
"Makan dulu sekarang jangan menunda-nunda. kakak tidak mau kamu sakit. masalah tugas biar kakak yang selesaikan." kata Ayumi yang membuat Zaki berbinar seketika.
"Hmm kerjakan dengan benar ya. awas saja jika besok aku dihukum karena nilaiku jelek." ujar Zaki kemudian makan.
Ayumi mengerjakan tugas adiknya dengan cepat dan juga sangat teliti.
"Selesai." ucapan Ayumi membuat Zaki tersedak makanan.
"Uhukk uhukk...yang benar saja sudah selesai." kata Zaki dengan memeriksa tugasnya.
Zaki hanya di buat melongo oleh kakaknya. setiap kali kakaknya membantu mengerjakan tugasnya selalu saja dia terkejut.
"Bagaimana kakak bisa mengerjakan semua ini dengan sangat cepat?" tanya Zaki dengan mengunyah makanannya.
"Hah kau tidak tahu kalau kakakmu ini sangatlah pintar." jawab Ayumi dengan sombongnya.
"Aku tidak jadi memujimu kak. ternyata kau orang yang suka menyombongkan kepintaran." kata Zaki dengan datarnya.
Ayumi hanya terkekeh pelan melihat tingkah adiknya itu.
"Yasudah habiskan makananmu. kakak juga mau ngerjain tugas negara." ucap Ayumi dengan mengacak rambut Zaki.
"Aihh hentikan kak. perlu kau ketahui jika aku sudah berumur 19 tahun asal kau tahu. jadi jangan melakukan ini lagi padaku atau aku benar-benar akan memukulmu." seru Zaki dengan tidak sukanya.
"Hehehe baiklah baiklah." ujar Ayumi kemudian keluar.
Yah walaupun umur Zaki sudah 19 tahun, tapi bagi Ayumi Zaki tetaplah adik tampan dan manisnya.
.
.
.
.
"Selamat pagi semua." kata pak Han yang baru saja datang.
"Pagi pak." jawab mereka serempak.
"Sudah siap untuk melakukan penelitian?" tanya pak Han dengan tersenyum.
"Siap pak." jawab mereka lagi
"Hoaamm..." Johan menguap tanpa menutup mulutnya.
"Aihh selalu saja kau menguap disaat pelajaranku Johan. cuci muka dulu sana. bapak tidak akan memulai jika masih ada mahasiswa yang tidak bersemangat sepertimu." kata pak Han.
"Itu karena anda terlalu membosankan untuk dilihat pak Han." timpal jhonatan yang mengundang gelak tawa semua orang.
"Kurang ajar sekali kau pada gurumu ya." seru pak Han.
"Baiklah bapak akan mengabsen kalian satu persatu. Dimas." lanjutnya
"Hadir pak." kata Dimas.
"Kevin." kata pak Han.
"Ada." jawab Kevin.
"Bara."
"Saya."
"Sindi, Ketrin, Johan,....Ayumi." Pak Han mengedarkan pandangannya tapi tak menemukan keberadaan Ayumi.
"Dimana Ayumi, apa kalian ada yang tahu dimana dia?" tanya pak Han.
"Mungkin dia tidak datang karena tongkatnya hilang pak hahaha." jawab salah satu dari mereka yang membuat lainya tertawa.
"Maaf pak saya terlambat." kata ayumi dengan dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Baiklah sekarang kita bisa memulainya. untuk yang cewek, rambutnya di ikat terlebih dahulu supaya tidak menganggu." kata pak Han.
Mereka pun langsung mengikat rambutnya. Ayumi mengeluarkan maskernya kemudian memakinya dan mengikat rambutnya tinggi-tinggi.
Bara yang tak sengaja memperhatikan Ayumi, seketika diam tanpa berkedip. dia mendadak terpana dengan tindakan Ayumi saat ini. memang dia saat ini berada tepat di depan Ayumi dan dia juga melihat dengan jelas saat Ayumi menyibakkan rambutnya kemudian secepat kilat dia memakai maskernya.
Bara melihat sekilas wajah Ayumi walaupun hanya sebelahnya saja, tapi itu terlihat sangat cantik dimatanya. Bara menggelengkan kepalanya tak kala menyadari apa yang tengah dia pikirkan. Dimas yang melihat tingkah bara pun langsung menyenggolnya dan membuat bara tersadar.
"Kau kenapa?" tanya Dimas heran.
"Tidak." jawab bara singkat.
Pak Han menjelaskan apa saja yang di perlukan dalam penelitian kali ini. mereka semua mendengarkan dengan saksama sambil mempraktekkan.
Di tengah-tengah penelitiannya, Ayumi celingukan mencari bahan yang tadi pak Han jelaskan. tapi dia tidak menemukannya. dia mengedarkan pandangannya dan melihat jika kelompok Bara mempunyai lebih.
"Bolehkah aku meminta ini?" tanya Ayumi yang membuat Dimas mendongak.
"Heh ngapain kau kesini. sana kembali ke mejamu." usir Johan.
Dimas langsung memberikan apa yang Ayumi minta tadi.
"Terimakasih." ucap Ayumi kemudian melanjutkan penelitian.
"Kenapa kau memberikannya dim?" tanya bara dengan tidak suka.
"Karena dia tidak punya bahan itu." jawab Dimas tanpa menoleh.
"Cihh lain kali jangan memberikan apapun padanya." seru bara.
Bara menatap Ayumi dengan dinginnya. Ayumi yang merasa ada yang memperhatikan pun langsung mengedarkan pandangannya. saat matanya tak sengaja beradu pandang dengan mata Bara, mendadak Ayumi menjadi takut dan menunduk.
"kenapa dia melihatku seperti itu. apa karena aku meminta ini dan dia tidak ingin memberikannya. Ah sudahlah." batin Ayumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Thor boleh minta visual Arumi .....
2022-12-28
0