Setelah pulang sekolah Adisty dan temanya sudah berkumpul di jalan gang samping rumah nya Adisty mereka sudah siap pergi ke dufan untuk bermain sekedar bersenang-senang.
"Berangkat sekarang yuk, udah pada kumpul kan? " tanya Andra sambil tersenyum.
"Yuk, " setuju Raihan.
Merekapun masuk ke dalam mobil Reihan karena mereka akan pergi sekarang menuju ke Dufan.
Di perjalanan Raihan menyalakan musik, dan selama perjalanan mereka bernyanyi bersama sambil tersenyum dan tertawa bahagia, Raihan yang membawa mobilnya dan Adisty di sampingnya, sementara di bangku belakang ada Max, Lily dan juga Andra.
"Kapan lu terakhir ke Dufan? " tanya Raihan.
"Gue gak tau mungkin beberapa tahun yang lalu, soalnya gue ini jarang main ke tempat ke anak kecil gitu, " balas Adisty sambil mata yang fokus melihat ponsel nya.
"Lu mah pasti main nya ke klub yah?" timpa Max dari belakang.
"Nah lu itu tau, " balas Adisty setuju.
"Keliatan dari mukanya, " lanjut Max.
"Serah lu dah, " acuh Adisty.
"Jangan ke sana lagi yah! itu tempat berbahaya buat lu, " larang Raihan.
"Dih so peduli amat sih, " ucap Adisty sambil tersenyum.
"Gue cuman gak mau aja lu kenapa-napa, " balas Raihan.
Sedangkan yang di belakang mereka tertawa kecil mendengar ucapan modus dari Raihan, mereka tau betul bagaimana Raihan.
"Ngapain lu pada tertawa? " ucap Raihan saat melihat temannya yang berada di belakang menertawakannya.
"Abisnya lucu lu, sejak kapan lu peduli ama orang?" tanya Max.
"Iya aneh lu, " timpa Andra.
"Sejak barusan, " balas Raihan datar.
"Dis, jangan kemakan omongan ni orang yah, tukang bulshit soalnya, " ucap Max pada Adisty yang hanya di balas kekehan kecil.
"Yelleh di bilangin juga malah ketawa, " ucap Andra.
"Tenang gue mah udah kebal ama yang begituan mah, " ucap Adisty sombong, ia merasa kalau ia tidak akan jatuh cinta atau termakan ucapan Raihan.
"Bagus lah, " ucap Max.
"Sama gue aja lah Dis, " ucap Andra.
"Lu mah bisa aja bambank," ucap Max sambil memukul kepala sahabatnya.
Setelah beberapa menit berlalu merekapun sampai di Dufan, Raihan dan Adisty pergi membeli tiket masuk, setelah membeli tiket masuk mereka pun masuk bersamaan ke sana.
"Mau main apa? " tanya Raihan sambil melihat ke arah Adisty yang berada di sampingnya.
"Naik itu dulu yuk, " ajak Adisty sambil menunjuk ke arah, wahana Halilintar.
"Lu yakin?" tanya Raihan menyakinkan permintaan Adisty.
"Iya ayok, " ucap Adisty sambil menarik tangan Raihan untuk mengantri.
Max, Andra dan Lily pun ikut bersama mereka mengantri untuk menaiki wahana Halilintar.
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya saat ini giliran Adisty dan yang lainnya menaiki wahana Halilintar, Adisty dan Raihan duduk di barisan paling depan, sementara yang lainnya di belakang Raihan dan Adisty.
Adisty tersenyum pada Raihan, mereka tengah menunggu waktu peluncurannya, mereka berpegangan pada pegangan besi di depannya.
Waktu di hitung mundur dari tiga, barulah wahana itu maju, awalnya maju pelan namun lama ke lama semakin kencang, mereka yang menaiki itu berteriak sekencang mungkin.
Begitu pula Adisty ia tertawa sambil berteriak, ia juga sesekali menatap ke arah Raihan dan tertawa, Raihan tidak merasa terlalu takut karena ia sudah biasa dengan ketinggian, namun permainan ini malah membuatnya mual.
Setelah selesai mereka semua turun dari sana lalu mereka langsung merasakan pusing, tapi itu bukan halangan bagi mereka, mereka berniat untuk mencoba wahana lain.
Sambil berjalan mereka juga memutuskan permainan apa yang akan mereka coba kali ini.
"Naik itu yuk, aku dulu waktu kecil pengen Banget cuman di larang, " pinta Adisty sambil menunjuk wahana histeria Dufan.
"Lu yakin Dis? " tanya Lily. Kali ini Lily yang bertanya seperti itu.
"Gue mah gak mau naik ah, tadi aja mual," ucap Andra, pasalnya ia masih mual karena wahana Halilintar yang tadi, lalu sekarang Adisty meminta untuk pergi ke wahana histeria, yang melihatnya saja sudah membuat jantung maraton apalagi naiknya.
Udah finis dah lari maraton lah tuh jantung.
"Yuk plis gue mau naik, " pinta Adisty sambil menampilkan wajah memohonnya.
"Ya udah yuk, " setuju Max, sambil menarik tangan Adisty, Adisty tersenyum bahagia karena ada yang mau naik itu dan menemani nya.
Namun Raihan tiba-tiba melepas tangan Adisty, saat ini Max lah yang memegang tangan Adisty, Adisty tidak bermasalah asalkan ada yang mau saja menemani dia.
Dengan terpaksa Lily ikut, namun Andra tetap pada pendiriannya, ia tidak mau iku jadi ia memutuskan untuk pergi ke sebuah kedai makanan ia lapar.
Adisty tersenyum saat sedang mengantri ia melihat orang-orang tengah menaiki wahana histeria itu.
Kini waktu nya sudah tiba, dimana mereka sudah naik di wahana itu, mereka saling bergandengan tangan menunggu waktu yang tengah di hitung mundur.
Saat permainan itu di nyalakan mereka di angkat ke atas pertama mereka di angkat dengan pelan, namun tiba-tiba mereka di angkat sangat kencang ke atas lalu di turunkan, dan diangkat lagi, mereka berteriak bahagia.
Setelah selesai menaiki wahana itu mereka pergi menemui Andra yang tengah terdiam di kedai makanan, Andra juga sedang makan rupanya di sana.
"Makan aja kau gak ngajak-ngajak, " ucap Max yang langsung duduk di samping Andra.
"Kan lu abis naik itu, " balas Andra.
"Cemen lu, " ledek Raihan.
"Biarin aja, lu mau bilang gua cemen, dari pada gue sok jagoan naik begituan tapi pas turun nanti gue mati kan gak lucu, " balas Andra sambil mengangkat kan satu alisnya.
"Ngeles lu kaya Bajai, " ledek Adisty.
"Abis ini naik kora-kora yuk, " ajak Adisty.
"Gak ah gak mau gue, udah mau pingsan nih gue, " ucap Lily tiba-tiba.
"Gue juga males ah, " ucap Max.
"Mending naik bianglala, " usul Raihan ia juga sudah merasa mual.
"Ya udah deh, " pasrah Adisty.
Mereka makan terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka pergi ke wahana Bianglala sebagai penutup dari acara hari ini.
Setelah selesai makan kini mereka mengantri untuk naik Bianglala, setelah selesai mengantri mereka kini sudah naik, Adisty dan Raihan, sedangkan Lily bersama Max, dan Andra.
Hari sudah mulai sore, bahkan matahari sudah mulai tenggelam warna langit sore hari ini sangat indah, ini adalah waktu yang tepat untuk menaiki Bianglala.
"Ah indahnya, " ucap Adisty saat melihat ke bawah, ia melihat pemandangan dari atas.
"Bikin nyaman, " balas Raihan, ia juga merasakan apa yang Adisty rasakan, hembusan angin sore menjadi kan suasana semakin tenang dan nyaman.
Adisty memejamkan matanya setelah beberapa detik ia membuka kembali matanya, ia tersenyum melihat wajah tampan Raihan yang berada di depannya, Raihan tengah fokus melihat pemandangan ke arah luar jadi tidak sadar kalau saat ini Adisty sedang menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
linda zikeii🍒
jangan terlalu perhatian nanti ank orang baper kan berabe jadinya
2020-05-13
8
Yuniyas Anthomy
No,,no,,,,no,,,
Saya fobia ketinggian,,,,,jd wlaupun cm bca nama kmedinya aj udh ngilu nih tulang,, hiii
2020-05-03
2