Tanpa Adisty sadari ada mata yang sedari tadi menatapnya tajam. Sementara itu kini Adisty merasa nafsu makannya hilang dan semua yang tadinya berkumpul pun kembali pada aktivitas nya Masing-masing.
"Lu tuh hebat tau gak, " kagum Lily sambil menampilkan wajah yang berseri-seri.
"Biasa aja, " datar Adisty.
"Li, lu nanti pulang sekolah ambilin tas gue yah, gue mau pulang males ada di sekolah, " sambung Adisty.
"Terus lu mau kemana? " tanya Lily.
"Kepo deh loh, lu nanti bawa tas gue ke rumah lu aja yah, nanti gue bawa, " ucap Adisty sebelum berjalan pergi untuk bolos sekolah.
Adisty berjalan menuju pagar yang berada di belakang sekolah, ia pun memanjat ke atas gerbang itu namun tiba-tiba kaki Adisty di tarik oleh seseorang.
"Ngapain? lu turun gak! " ucap orang yang menarik kaki Adisty.
Sementara Adisty menatap orang itu dengan tatapan malas.
"Kak apaan sih? " kesal Adisty sambil mencoba melepaskan kaki nya.
"Kamu turun gak? kalau enggak gue tarik nih!" ancam lelaki itu.
"Iya kak Raihan yang baik dan tampan aku turun, tapi lepasin dulu kaki ku susah tau, " ucap Adisty.
Saat Raihan melepaskan kaki Adisty, Adisty malah kabur.
"Maaf ya kak aku gak bisa masuk kelas sekarang, " ucap Adisty yang sudah berhasil ke luar, sambil menampilkan senyum kemenangannya.
"Dasar," umpat Raihan sambil menatap Adisty yang sudah mulai menjauh dari pandangan nya dengan tatapan kesal.
Raihan kembali berjalan menuju kelasnya, saat sampai di kelasnya ia bertemu dengan Max yang sedang diam di bangku nya.
"Rey, biasa aja kali tu muka gak usah lempeng-lempeng amat, " ledek Max yang melihat Raihan masuk kelas dengan keadaan wajah dan tatapan yang datar.
Namun rupanya Raihan tidak menghiraukan ucapan Max ia sama sekali tak menatap Max ia malah langsung duduk dan menatap ke arah depan.
"Lu kenapa sih? " heran Max, Raihan itu dingin tapi dia gak pernah jadi patung yang di tanya gak jawab.
Raihan lagi-lagi tak menjawabnya ia hanya menatap dingin ke arah Max.
"Lu gila yah?" tanya Max yang tidak habis pikir pada Raihan.
"Gue nemuin dia di diri orang lain, " ucap Raihan datar.
"Maksud lu apa sih? ah gak usah ngaco, " ucap Max sambil tertawa.
"Gue gak ngaco, dia, dia, " ucap Raihan menggantung.
"Lu gak usah mikirin dia, dia akan baik-baik aja kok, dia juga udah bilang kan kalau lu harus bahagia jadi jangan khawatir sama dia," ucap Max yang sudah mulai serius dengan topik pembicaraan nya.
"Tapi gue gak bisa, gue cinta sama dia gue sayang sama dia, gue akan tetap sama dia sampai kapan pun, " tegas Raihan sambil menatap tajam Max.
"Lu yakin gak ada orang lain di hati loh selain dia? Rey gue tau lo sayang sama dia, tapi gue juga tau sekarang lu udah mulai buka hati loh untuk orang lain, " balas Max sambil menepuk pundak Raihan.
"Gue gak akan berpindah sama orang lain di hati gue cuman ada dia, gue akan tetap sama dia, gak ada yang bikin gue peduli sama orang lain selain dia, " kekeh Raihan.
"Lu yakin dengan ucapan lu? lu gak ingat apa yang udah lu lakuin selama beberapa hari ini sama gadis itu?" tantang Max.
"Apa yang gue lakuin? " heran Raihan.
"Rey, sebelum ada gadis itu lu gak pernah tertarik sama masalah orang lain, apalagi hal terkecil dari masalah orang lain atau diri orang lain, lu inget gak waktu gue sakit di sekolah lu gak pernah nganterin makan sama gue, tapi sama dia. "
"Tapi itu beda, yah gue ngerasa bersalah aja sama dia, " cuek Raihan.
"Terus tadi lu ngapain larang dia kabur, bukanya lu gak pernah peduli yah sama orang yang bolos sekolah? "
"Ya gue cuman mau menjalankan tugas gue sebagai ketua OSIS lah, " Raihan merasa apa yang ia lakukan memang sewajarnya.
"Emang salah yah?" sambung Raihan.
"Raihan, gue tau lu emang gak sadar sama perasaan lu sekarang karena memang masih kecil tapi gue percaya suatu saat nanti lu akan yakin akan perasaan lu dan lu harus putusin semuanya sekarang, antara wanita itu atau masa lalu loh, " ucap Max sebagai penutup dari perbincangan mereka, karena guru sudah masuk.
Sementara itu di sisi lain Adisty kini tengah berjalan kaki sambil memandang ke arah langit yang begitu cerah, tak sesuai dengan suasana hatinya saat ini.
Ia berjalan tanpa arah sampai ia berhenti di sebuah taman yang kecil namun tetap terlihat indah dan terawat, ia berjalan menuju kursi kecil yang berada di sana.
Setelah sampai di sana ia duduk dan menatap kosong ke depan, banyak sekali hal yang kali ini mengacaukan pikirannya, sampai ia malas melakukan semua hal.
Ia terdiam membisu agak lama di sana sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi lagi ke sekolah, seperti nya ini sudah waktunya ia pulang, karena ia di jemput di sekolah maka ia akan kembali lagi ke sekolah untuk pulang.
Setelah berjalan cukup lama menuju ke sekolah ternyata pintu sekolah belum terbuka membuat Adisty memutuskan untuk memanjat kembali gerbang yang berada di sekolah.
Baru saja ia berhasil masuk kembali ke sekolah itu ia di Kaget kan oleh seseorang yang berdiri di depannya.
"Abis dari mana aja kamu?" tanya Raihan.
"Kak, kakak kepo banget sih jadi orang, " ketus Adisty sambil berjalan melalui Raihan.
Namun tangan Adisty di tahan oleh Raihan dan di tarik agar kembali ke tempatnya.
"Apalagi sih?" kesal Adisty sambil mencoba melepaskan tangannya.
"Ikut saya, " datar Raihan sambil menarik tangan Adisty untuk berjalan mengikuti nya.
Sampailah mereka di depan ruang guru, ternyata Raihan membawa Adisty ke ruang guru.
"Gue gak mau, " kesal Adisty.
Namun Raihan tetap menariknya masuk, hinga Raihan menghadapkan Adisty di depan guru BK yaitu pak Yadi, guru yang hampir di takuti oleh murid nakal di sekolah itu.
Raihan menceritakan apa yang telah Adisty lakukan dari mulai ia masuk sekolah, ia menceritakan semua keributan yang telah Adisty lakukan.
Saat Pak Yadi itu melihat lapor SMP Adisty Pak Yadi memutuskan memberi hukuman yang yang tepat namun juga bisa mendidik.
"Baik Bapak akan beri kamu hukuman Adisty, " ucap pak Yadi sambil menatap tajam Adisty, yang hanya di balas tarikan nafas kasar oleh Adisty.
"Hukumannya adalah kau harus belajar bersama Raihan selama 2 bulan, tiap hari. Bapak juga lihat lapor kamu banyak nilai yang rendah terutama matematika nya, " jelas pak Yadi.
"Kok sama saya sih Pak? " Raihan tak Terima dengan keputusan pak Yadi ini.
"Pak saya lebih baik di suruh pel semua kelas dan halaman sekolah deh, daripada harus belajar, sekalian di suruh pel lapangannya juga gak papa, " bantah Adisty.
"Kalian mau menolak? " tanya Pak Yadi namun dengan nada suara yang tak biasa.
"Ya udah iya, " kesal keduanya.
Mereka berdua ke luar dari ruangan guru dengan keadaan bad mood.
"Kalau aja lu gak bawa gue ke kantor mungkin gue gak bakal di hukum ****, " kesal Adisty sambil menatap marah pada Raihan.
"Kok lu jadi nyalahin gue sih? lu yang salah. Kenapa kabur? " Raihan tak mau di salahkan.
"Eh kalau lu gak bawa ke ruang guru juga gue gak bakal kayak gini, lu bisa kan gak usah bilang-bilang, " kekeh Adisty.
"Ya ampun kalian ini bagaimana mana sih? mau bapak tambahin hukuman nya, malah pada ribut, " teriak Pak Yadi dari ruang guru, pasalnya Raihan dan Adisty membuat keributan di depan ruang guru.
"Lu sih, " pelan Adisty sambil berjalan dengan cepat meninggalkan Raihan.
"Dasar anak aneh, " Umpat Raihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
nur
si dia itu siapa? mantan?
2020-11-20
2
Yuniyas Anthomy
Pensaran dgn DIA, sayanya,,,
2020-05-03
5