Setelah pulang sekolah kini Adisty tengah bersantai menonton acara televisi kesukaannya, sambil memakan cemilan.
Namun rasanya hari ini sangat berbeda ia merasa kalau hari ini sangat-sangat membosankan menurutnya.
Ia mematikan televisi dan berpikir untuk pergi kemana, ia ingin keluar mencari angin segar.
Akhirnya ia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan ke taman, ia kini menggunakan baju kaos dan celana pendek dengan di padukan tas selempang.
Saat ia berjalan rasanya ia terpikirkan sesuatu, "Ah aku main ke rumah anak-anak jalanan aja ah, " kini Adisty berjalan menuju ke rumah anak jalanan itu, namun sebelum ia pergi ia memutuskan untuk membeli beberapa jajanan yang berada di jalan.
Setelah membeli jajanan itu ia berjalan menuju ke arah rumahnya anak jalanan yang Adisty kenal beberapa bulan yang lalu.
Namun di perjalanan ia bertemu dengan orang yang membuat ia kesal tadi di sekolah.
"Mau kemana lu?" tanya Raihan yang kini sudah berada di hadapan Adisty.
"Kakak ku yang baik hati, gak usah kepo kenapa sih, " kesal Adisty sambil menatap kesal pada Raihan.
"Gak aku cuman mau kasih ini sama anak-anak jalanan tadi, cuman aku gak tau jalannya, lupa, " ucap Raihan sambil menampilkan wajah cool nya, ia juga menyodorkan kresek yang berisikan buku dan juga pensil.
"Ya udah kebetulan aku juga mau ke sana, ikut aku aja, " ucap Adisty sambil menunjukkan jalan menuju tempat anak-anak itu.
Raihan pun mengikuti langkah Adisty hingga sampai lah mereka di tempat yang mereka tuju.
"Hay anak-anak, " sapa Adisty.
Para anak-anak jalanan itu berhamburan dari rumahnya menyambut kehadiran Adisty.
"Kakak tumben kesini lagi? " tanya salah satu anak jalanan itu.
"Kakak lagi bete di rumah jadi kakak ke sini ouh iya nih kakak bawa jajanan buat kalian, ini juga kak Raihan bawa alat tulis buat kalian, " jelas Adisty.
"Kakak pacaran yah? " goda salah satu dari mereka.
"Apasih kamu Yuda? kakak gak punya pacar, " bantah Adisty.
"Udah ah masuk yuk kita makan, kalian pasti belum makan?" sambung Adisty.
Mereka semua masuk ke dalam rumah yang sebenarnya sudah tidak layak di tempati. Mereka duduk di tanah yang hanya beralaskan kardus bekas.
Adisty yang melihat anak-anak itu memakan jajanan yang ia bawa dengan lahap sangat senang, Raihan juga tersenyum ia tidak menyangka gadis yang suka bikin onar ini hatinya sangatlah lembut.
Adisty dan Raihan tengah berjalan menuju jalan pulang, Raihan juga kebetulan tadi tidak bawa mobil atau motor.
"Ya udah jalan rumah kakak kan ke sana, sedangkan jalan rumah aku ke sana, " tunjuk Adisty, Adisty menunjukkan arah jalan pulang yang berlawanan dengan Raihan.
"Aku pulang duluan yah," pamit Adisty sambil berlari meninggalkan Raihan yang tidak di beri kesempatan untuk bicara oleh Adisty.
Raihan hanya menggelengkan kepalanya menatap ke arah Adisty yang tengah berlarian.
Raihan berjalan pulang ke rumah nya ada rasa bahagia dalam hatinya.
"Kenapa tingkah laku ia sangat mirip dengan dia? " gumam Raihan sambil senyum membayangkan wajah Adisty dengan seseorang.
Hingga sampai lah Raihan di rumah besar miliknya, ia masuk ke rumah nya dengan senyum yang ia pancarkan.
"Anak mamah udah pulang? " baru saja Raihan menginjakkan kakinya di rumah itu ibunya sudah menyambutnya, dengan kecupan hangat di pipi anaknya itu.
"Tumben kamu pulang ke rumah senyum? Lagi bahagia yah? "ibunya heran pada anak nya ini, pasalnya dulu setelah kejadian beberapa tahun yang lalu yang mampu merebut kehidupan anaknya ini, Raihan tidak pernah terlihat bahagia.
"Sudah lah bu aku capek aku mau istirahat, " ucap Raihan sambil berjalan menuju kamarnya.
"Aku tau, kau pasti bisa menemukan pengganti dia, orang yang akan mampu merubah kembali dunia mu, ibu sudah sangat menderita melihat mu terpuruk seperti ini, " gumam ibunya Raihan sambil menatap punggung anaknya yang sudah mulai tidak terlihat itu.
Raihan menidurkan badannya di kasur, sambil menatap kosong pada langit-langit kamarnya.
"Apa mungkin dia? ahhhh " frustasi Raihan sambil mengacak-acak rambutnya.
Sementara itu kini Adisty baru saja sampai di rumahnya dengan keadaan nafas yang tidak teratur ia masuk ke rumahnya.
"Mba ibu udah pulang belum? " tanya Adisty pada seorang pembantu rumah tangga nya, dengan nafas yang masih belum teratur.
"Belum non, katanya sih bentar lagi, " balas pembantu rumah tangga nya itu.
Wajah Adisty yang tadinya tersenyum pun berubah drastis, ia masuk ke kamar nya dengan wajah yang sangat amat kusut.
Adisty duduk di sebuah meja rias yang terdapat sebuah kaca besar, ia menatap miris wajahnya sendiri ia sangat sedih akan nasib hidupnya.
Jika bukan karena anak jalanan itu mungkin Adisty sudah tidak ada di dunia ini, karena kejadian itu jugalah Adisty jadi sangat menyayangi mereka.
Adisty jadi belajar bahwa hidup yang kita keluhkan saat ini bisa jadi adalah hidup yang jutaan orang di luar sana inginkan.
Ia juga belajar kalau masalah yang kita anggap berat saat ini, itu mungkin masih tidak ada apa-apanya dengan masalah yang orang lain hadapi.
Tapi mereka juga bilang pada Adisty Ketika kita ingin menangis, menangis lah jika itu bisa membuat mu sedikit tenang, walau pada kenyataannya menangis tidak sama sekali bisa mengurangi rasa sakit itu sendiri setidaknya itu bisa membuat kita tenang.
Air mata Adisty berjatuhan dari matanya mengenai pipi mulus miliknya, ia merasa hari ini ia butuh untuk menangis hanya untuk menenangkan pikiran nya yang sedang kacau.
"Mah, Pah, andai kalian tau kalau aku lebih baik memilih hidup dengan kesederhanaan tapi kalian selalu ada buat aku, " lirih Adisty sambil menunduk ia tak kuasa menahan rasa sakitnya.
"Aku tak butuh kemewahan ini mah, aku butuh kalian, " sambungnya.
Kini ia kembali menatap pantulan wajahnya dalam cermin, ia menghapus air matanya menggunakan punggung tangan.
"Aku gak boleh lemah, aku kuat, aku kuat, " ucap Adisty ia mencoba menyemangati dirinya.
"Aku tau aku bisa melewati ini, " sambungnya, kini ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke luar dari kamarnya, ia berjalan menuju ke meja makan ia berniat membantu pembantunya untuk menyiapkan makanan untuk ibu dan ayahnya yang sebentar lagi akan pulang kerja.
"Akhirnya beres juga, " gumam Adisty, kini ia sudah selesai membantu pembantunya, sekarang ia hanya tinggal menunggu ibunya pulang.
Matahari sudah tenggelam hari sudah berganti menjadi malam, Adisty pun pergi untuk shalat magrib terlebih dahulu.
Setelah selesai shalat ia turun kembali untuk menunggu orang tuanya di meja makan.
Adisty sudah senang menanti kepulangan orang tuanya, ia dengan setia menunggu di meja makan.
Namun Adisty sudah sangat lama menunggu ibunya pulang, sampai berjam-jam ia menunggu ibunya pulang kini bahkan Adisty sudah sangat mengantuk waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, bahkan pembantu nya sudah berulang kali menghangatkan hidangan makan malam itu.
Namun orang tuanya tak kunjung datang sama sekali membuat Adisty ketiduran di meja makan, pembantu nya yang melihat Adisty saat ini sangat kasihan, Adisty sudah dengan senang hati menunggu orang tuanya untuk makan malam namun orang tuanya malah tak kunjung datang.
Sampai pembantunya pun ikut ketiduran di meja makan, tadi Adisty meminta pembantunya untuk menemaninya di meja makan.
waktu sudah menunjukan pukul 12 malam pas dan akhirnya orang tua Adisty pulang, mereka memang memiliki kunci cadangan jadi mereka bisa masuk ke sana tanpa menunggu di buka dari dalam.
Saat mereka akan pergi ke kamar, mereka melihat anaknya tengah tidur di meja makan.
Orang tuanya berjalan mendekati Adisty, pembantu yang mendengar suara langkah kaki dari majikannya pun terbangun dan langsung berdiri, sambil menceritakan apa yang tadi di lakukan oleh Adisty.
Jonatan ayah dari Adisty membelai halus kepala anaknya itu, namun Adisty terbangun akibat dari sentuhan ayahnya.
Adisty sontak bangun dan menatap miris ke arah orang tuanya, "Aku kira kalian gak bakal pulang, " ketus Adisty.
"Kita makan yuk sayang, " ucap ibunya Adisty sambil menyuruh Adisty duduk kembali.
"Makan, makan apa? makan-makanan basi? " balas Adisty sambil tersenyum kecut dan meninggal orang tuanya menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
linda zikeii🍒
dia siapa
nikin penasaran aja
2020-05-13
5
IzKa💞
jd pngn mewek deh kasihan adistynya,, sabar adisty yg kuat yach
2020-04-28
3
Rina Cyber
ternyata harta tidak menjamin suatu kebahagiaan, sabar ya Adisty 😥😥😥😥
2020-04-23
3