siapa gadis itu?

Waktu yang sudah semakin sore dengan di temani awan mendung, mulai menghiasi daerah tersebut. Terlihat beberapa lapak tak beratap tengah membenahi dagangan mereka sedikit demi sedikit sebelum hujan menerpa, mengguyur kawasan tersebut.

Ada sebagian pula pengunjung yang masih betah melihat-lihat walau kadang hanya sebatas melihat dan tak membelinya.

Atau mungkin hanya sebatas melalui mereka yang sudah berusaha keras mempromosikan dagangan mereka dengan segala upaya, dari yang berteriak menyebutkan satu persatu barangnya kesetiap orang yang lewat, atau mungkin hanya sebatas mengenakannya dan memamerkan kepada seorang anak-anak yang tengah di gandeng orang tuanya (pedagang mainan).

Di sisi lain Leon tengah duduk sendiri di sebuah bangku taman, menunggu Kinara yang tengah membeli sesuatu hingga setetes air mengenai tangannya, Leon pun menengadah sekaligus mendongak.

merasakan hujan yang mulai jatuh, membuatnya beranjak.

Disaat yang sama sebuah payung berukuran besar sudah memayunginya, tatkala gerimis yang semakin jatuh dengan tetesan air yang lebih menggerombol.

Leon menoleh, gadis itu tersenyum sangat indah di hadapannya,

"maaf ya mas lama, Kinar cari payung dulu soalnya." tutur kinar.

Leon tersenyum, 'aku suka melihat senyum bulan sabitnya itu.' batin Leon yang hanya mengangguk pada Kinara.

Sekilas mereka masih betah berdiri di sana saling memandang sesaat,

"Sini biar aku saja yang memegangi payungnya." Menawarkan diri, dengan tangan yang sudah menyentuh payung itu.

"Tidak usah mas, Kinara kuat kok mayungin mas." Tersenyum lebar.

"Aku kan lebih tinggi jadi aku saja yang membawanya ya." Tatapannya masih terarah kepada Kinar. Gadis yang tengah tersipu itu masih betah memegangi tangan Leon yang sudah memegangi payung tersebut.

"Huuuu, sweetnya." Goda Kinara.

"Hahaha, apanya yang sweet, aku tengah menghina mu tahu, kalau kau itu pendek, ohhh atau cebol?" Terkekeh.

'Terserah apa kata mu lah mas, yang penting aku merasa di perlakukan spesial selayaknya wanita di drama romantis. Hehehe.' batin kinara.

"Mau kemana lagi kita?" Tanya Leon.

"Mas lelah tidak? Soalnya mas itu seperti sudah kelelahan."

"Tidak kok, aku masih kuat, sungguh."

"Serius nih."

"Iya." Berusaha memperlihatkan dirinya yang belum lelah. "Ayo jalan lagi. Kau bilang ingin melihat bunga api kan?" Tanya Leon.

"Iya sih tapi?"

"Tapi Kenapa?"

"karena langit mendung cenderung gerimis begini, sepertinya festival bunga api di batalkan deh." Ucap Kinara murung.

"Masa sih?"

"Iya lah, lihat? Bahkan beberapa lapak juga tutup kan?" Masih murung. Leon pun berfikir sejenak, Lalu kembali menoleh ke arah Kinara.

"Hei, besok ada festival bunga api loh di dekat gedung Dewantara Group. Mau ke sana? Kita nonton di atapnya mau tidak?"

"Hah! Memang boleh ya kita ke sana?"

"Boleh lah."

"Mas yakin sekali sih? Padahal aku takut kita bakal di usir security loh di sana."

"Hahaha, tenang saja kan ada aku. Kita tidak akan di usir, percaya pada ku." Ucap Leon meyakinkan. Jelas lah situ bosnya.

Kinara tersenyum. "Memang mas siapa? Bisa-bisanya seyakin itu?" Gumamnya sembari membuka botol air mineral dan meminumnya.

"Pemiliknya dong." Ucapnya tanpa sadar.

"Buuurrrrffff." Kinara menyemburkan air minumnya. "A...apa!!!"

"Ehhh... Tidak, bukan begitu... Hahaha aku hanya bercanda Kinara, serius! Aku hanya bercanda."

"Bercanda mu terdengar serius mas, aku sampai shock, hehe." Terkekeh garing sembari mengusap mulutnya yang basah.

"Jadi bagaimana? Apa kita pulang saja sekarang?" Tanya Leon mengalihkan. Kinar pun mengangguk, ya mau bagaimana lagi hujan semakin menderas, lengan baju Leon pun sudah mulai basah.

Sehingga keduanya kini mulai melangkahkan kaki berjalan menuju pintu keluar.

Sementara itu Ivan yang sudah siap dengan ponselnya pun kembali menurunkan tangannya. Padahal ia hendak menelfon pelayanan ambulans, karena melihat Tuannya yang sudah sangat kelelahan tadi.

"Dugaan ku benar, Tuan muda sudah mulai menyukai gadis itu, jika tidak? Mana mungkin dia mau melakukannya sejauh ini. Dan nona itu sepertinya dia baik hati, tidak terlihat sekali pun dia memanfaatkan Tuan muda." Tersenyum tipis, Ivan kini jauh lebih lega rasanya. Karena hati Leon sudah kembali terisi, hanya tinggal pengakuannya saja. sekertaris Ivan pun melanjutkan langkahnya.

Kakinya yang juga sudah pegal pun mulai terasa, Sekarang Ivan sudah bisa kembali ke rumah utama, guna menyiapkan berkas untuk esok hari sebelum dia kembali ke apartemennya sendiri.

***

Di dekat mobilnya, Leon masih memayungi Kinar hingga gadis itu masuk ke dalam mobil dan duduk dengan nyaman di sana.

Setalah pintu itu kembali di tutup, Leon melanjutkan langkahnya menuju kursi kemudi.

Tiiin... tiiiin... Suara klakson membuatnya menoleh, seketika itu pula matanya membulat.

Karena mendapati sebuah mobil yang ia kenal sudah berhenti di dekatnya, dan seorang Wanita yang tak seharusnya ia jumpai di saat dirinya tengah bersama Kinara justru keluar dari dalam mobil itu.

"Leon?" Tutur sembari menutup pintu mobil itu, hujan pun tak ia hiraukan langkahnya terus tertuju pada pria yang masih mematung di sana.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Leon, sedikit panik saat melihat Viona sudah berada dalam satu payung dengannya.

Di sisi lain Kinara yang melihat itu pun bertanya-tanya. "Siapa gadis itu? Kenapa sepertinya mereka saling kenal?" Gumam Kinara. Terlebih saat tangan wanita itu memegangi tangan Leon. "Apa dia kekasih mas Tara yang sesungguhnya?"

Karena suara hujan di luar membuat ia tidak bisa mendengarkan jelas apa yang tengah di bicarakan keduanya.

Dari ekspresi wajah Leon ia seperti sedikit menolak tangannya di sentuh oleh sang gadis. Hingga wanita itu melingkari pinggang Leon, mata Kinara pun membulat.

"Ke...kenapa dia memeluk mas Tara ku?" Ingin rasanya ia keluar, namun urung. "Aaaahhh Berarti benar dia kekasih mas Tara? Cantik... dia cantik sekali." Terkekeh sesak.

"Jadi aku? Aku hanya?" Mata Kinar mulai berkaca-kaca, dan menundukkan kepalanya. Kembali melirik sedikit ke atas, mengamati Leon yang kini sudah membawa gadis itu menjauh dari sana. "Apa dia tengah menjelaskan kalo kita sebenarnya tidak benar-benar menikah?" Gumamnya lagi,

"Haaaaahhh, iya benar begitu hahaha kalian memang serasi sih." Masih berusaha terkekeh walau sebenarnya ia ingin menangis. "Aku? Hiks, maafkan aku ya mas aku sudah menjadi perusak hubungan kalian." tersenyum kecut sembari tertunduk hingga setitik air keluar dari sudut matanya.

Braaaaakkk, pintu mobil terbuka Kinar pun menghapus air matanya cepat, lalu tersenyum.

"Maaf ya Kinar, dia itu hanya?"

"Kekasih mas Tara ya?" Tembak Kinara. Leon pun menoleh cepat. "Tidak apa-apa mas. Kinar ngerti kok, yuk kita pulang saja, dia cantik sekali cocok dengan mu." Kinara tersenyum lebar sembari mengacungkan kedua ibu jarinya.

Leon pun tidak bisa menjelaskan apapun untuk saat ini, dahinya berkerut 'dia kok malah tidak terlihat cemburu sih? Apa memang dia tidak ada perasaan terhadap ku?' batin Leon yang sedikit kecewa, tangannya mulai berkutat pada seat belt nya, lalu melirik sekilas. 'benar, dia bahkan masih bisa tersenyum semangat seperti ini.'

Mulai menyalakan mesin mobilnya dan mobil pun kembali berjalan.

Sedikit melirik ke arah Leon yang masih terdiam itu. 'begitu sempurnanya diri mu mas Tara, memang benar sih, dia tidak lah cocok untuk ku yang kentang ini. Dan Wanita itulah yang lebih serasi bersanding dengannya.' mata Kinara bergerak-gerak, namun bibirnya masih tersungging senyum.

'jangan nangis... Jangan nangis... Ku mohon jangan nangis... Jangan nangis ku mohon kinara.' menghela nafas panjang.

Leon menoleh ke arah Kinara sejenak, melihat gadis itu masih tersenyum membuatnya geleng-geleng kepala.

Terpopuler

Comments

Tika Rosmayanti

Tika Rosmayanti

si mantan masih aja ngejar-ngejar mas Tara

2023-10-02

0

Thirza Adja

Thirza Adja

Viona tu masa lalu..

2023-09-19

0

liberty

liberty

lebay loe Van 😅

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 pria asing
2 mendadak menikah
3 hari yang baru
4 Sang Presiden Direktur, Leonard
5 saudara laki-laki songong
6 Tuan baik hati
7 ngopi bersama di teras
8 plakor dadakan
9 sarapan pagi bersama
10 kegundahan hati mas Tar
11 masalah di kantor
12 mengagumi bos Dewantara
13 bukan kriteria mas Tara
14 jalan-jalan part 1
15 jalan-jalan part 2
16 jalan-jalan part 3
17 siapa gadis itu?
18 kau bukan milik ku
19 yang terjadi sebenarnya
20 Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21 pinjam uang
22 getaran di hati
23 cinta dalam hati
24 hari yang cerah
25 Viona
26 perbincangan Kinar Dan Viona.
27 Suami ku bukanlah Leonard.
28 rahasia yang masih aman.
29 cinta yang sempat tertuda
30 mentari di langit yang mendung
31 mencari komik.
32 cinta semanis Durian.
33 lamunan Cinta
34 izin tidak pulang.
35 sertifikat yang di jual
36 kabar dari Ivan
37 kedatangan Tuan Bhaskara.
38 surat untuk istri ku
39 mas Ezra si pelanggan kopi
40 aku bukan janda bodong.
41 permainan di belakang mereka.
42 bertemu wanita aneh.
43 teman baru.
44 perbincangan antar dua laki-laki
45 rasa yang sama
46 dering cinta
47 mengunjungi kantor Dewantara
48 gadis baik hati
49 membuang permata yang kotor.
50 Fitnah yang kembali datang
51 puncak kekejaman mereka.
52 hukuman untuk para Durjana
53 hal yang tidak di inginkan
54 mengetahui jati diri sang suami
55 si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56 kembali ke masa lalu
57 sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58 setelah lamunan panjang Dayu.
59 hukuman untuk sang Dalang
60 keputusan ayah Viona.
61 kehidupan baru Kinara
62 kedatangan Kinara ke rumah utama
63 datangnya Tuan Bhaskara
64 tamu tak di undang
65 kekhawatiran.
66 membuat Panna cotta
67 hasilnya
68 tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69 cincin yang di wariskan
70 pria yang bersama Dayu
71 makan siang bersama Kak Dayu
72 sebuah janji
73 musuh dalam selimut di masa lalu
74 hari bahagia
75 gara-gara Insomnia.
76 (bukan) memancing keributan 1.
77 (bukan) Memancing keributan 2
78 gara-gara kuda
79 gara-gara kuda 2
80 akhir dari sebuah penantian panjang.
81 keanehan.
82 jangan pernah tinggalkan aku
83 akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84 (bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85 terimakasih
86 hanya promosi Novel baru
87 promosi karya baru
88 hanya Promosi novel baru
89 Bonus chapter 1
90 Bonus chapter 2
91 Bonus chapter 3
92 bonus chapter 4
93 bonus chapter 5
94 bonus chapter 6
95 bonus chapter 7
96 bonus chapter 8
97 Info Novel baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
pria asing
2
mendadak menikah
3
hari yang baru
4
Sang Presiden Direktur, Leonard
5
saudara laki-laki songong
6
Tuan baik hati
7
ngopi bersama di teras
8
plakor dadakan
9
sarapan pagi bersama
10
kegundahan hati mas Tar
11
masalah di kantor
12
mengagumi bos Dewantara
13
bukan kriteria mas Tara
14
jalan-jalan part 1
15
jalan-jalan part 2
16
jalan-jalan part 3
17
siapa gadis itu?
18
kau bukan milik ku
19
yang terjadi sebenarnya
20
Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21
pinjam uang
22
getaran di hati
23
cinta dalam hati
24
hari yang cerah
25
Viona
26
perbincangan Kinar Dan Viona.
27
Suami ku bukanlah Leonard.
28
rahasia yang masih aman.
29
cinta yang sempat tertuda
30
mentari di langit yang mendung
31
mencari komik.
32
cinta semanis Durian.
33
lamunan Cinta
34
izin tidak pulang.
35
sertifikat yang di jual
36
kabar dari Ivan
37
kedatangan Tuan Bhaskara.
38
surat untuk istri ku
39
mas Ezra si pelanggan kopi
40
aku bukan janda bodong.
41
permainan di belakang mereka.
42
bertemu wanita aneh.
43
teman baru.
44
perbincangan antar dua laki-laki
45
rasa yang sama
46
dering cinta
47
mengunjungi kantor Dewantara
48
gadis baik hati
49
membuang permata yang kotor.
50
Fitnah yang kembali datang
51
puncak kekejaman mereka.
52
hukuman untuk para Durjana
53
hal yang tidak di inginkan
54
mengetahui jati diri sang suami
55
si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56
kembali ke masa lalu
57
sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58
setelah lamunan panjang Dayu.
59
hukuman untuk sang Dalang
60
keputusan ayah Viona.
61
kehidupan baru Kinara
62
kedatangan Kinara ke rumah utama
63
datangnya Tuan Bhaskara
64
tamu tak di undang
65
kekhawatiran.
66
membuat Panna cotta
67
hasilnya
68
tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69
cincin yang di wariskan
70
pria yang bersama Dayu
71
makan siang bersama Kak Dayu
72
sebuah janji
73
musuh dalam selimut di masa lalu
74
hari bahagia
75
gara-gara Insomnia.
76
(bukan) memancing keributan 1.
77
(bukan) Memancing keributan 2
78
gara-gara kuda
79
gara-gara kuda 2
80
akhir dari sebuah penantian panjang.
81
keanehan.
82
jangan pernah tinggalkan aku
83
akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84
(bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85
terimakasih
86
hanya promosi Novel baru
87
promosi karya baru
88
hanya Promosi novel baru
89
Bonus chapter 1
90
Bonus chapter 2
91
Bonus chapter 3
92
bonus chapter 4
93
bonus chapter 5
94
bonus chapter 6
95
bonus chapter 7
96
bonus chapter 8
97
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!