Tuan baik hati

perjalanan mereka masih berlanjut hingga pukul empat sore.

Tara meminta Ivan untuk membawa laju mobilnya ketempat lain. Lantas berhenti di tepi jalan yang tak terlalu luas, namun tetap ramai pengendara. Di sebrang, terdapat warung kopi sederhana milik Kinara.

Tidak ada yang Beliau lakukan selain diam saja, dan mengamati dari dalam mobil mewah miliknya.

Memandangi seorang gadis sederhana yang tengah melayani pelanggannya dengan ramah.

Ivan yang di depan hanya diam saja. Pandangannya tertuju pada kaca spion tengah, isi kepalanya masih di penuhi rasa kebingungan.

Tuan, sebenarnya Anda mau apa di sini? Ivan membatin.

"Van, Mobil yang di pakai semalam masih di rumah, 'kan?" tanya Tara memecah keheningan. Pandangannya masih menjurus kepada Kinara.

"Sudah di ambil pihak bengkel, Tuan. Karena mobil sports, Anda sudah kembali."

Tara menoleh cepat. "Siapa yang menyuruhmu untuk menyerahkan mobil itu ke-bengkel?"

"Emmm... Saya pikir, mobil Tuan sudah?"

"Saya ingin mobil itu. Bayar saja mobilnya, lalu modifikasi senyaman-nyamanya. karena setelah ini, saya akan menggunakannya setiap hari."

Mengerutkan kening. Tuan Leonard aneh sekali, kemarin saja Dia bersungut-sungut karena harus memakai mobil itu. tapi sekarang malah ingin membelinya...

"Ivan?"

"Iya Tuan, akan Saya urus nanti."

Seringai tipis pun terbit di bibirnya. "Dan lagi, siapkan pakaian untuk ku. Masukan kedalam tas yang sekiranya tidak mahal. Juga baju-baju yang biasa di gunakan kaum menengah kebawah."

Eh... Menoleh kebelakang dengan gerakan cepat.

"Tuan, Saya tidak salah dengar, 'kan?"

Tara melirik. "Apa kau perlu mengatur jadwal dengan dokter THT?"

"Tidak Tuan, saya rasa sudah cukup jelas apa yang anda katakan tadi."

mengalah saja lah... mungkin beliau ingin membantu seseorang. (Ivan)

"Tolong sampaikan pada Pak Rudi; Malam ini aku tidak pulang ke rumah besar. Melainkan ke rumah istri ku." Tara masih menopang dagu menatap ke luar.

Mata Ivan membulat sempurna, ia merasa shock namun tampang datarnya masih ada.

"I...istri? Istri?" tergagap. Setengah mati ia tidak percaya dengan pendengarannya, barusan.

sementara Tara hanya tersenyum, ketika mendapati senyum ceria Kinara, di sana.

"Istri ku." gumamnya, kemudian.

Ivan menoleh cepat, kearah dimana mata Leon tertuju.

"Uhukkk... Uhukkk.." terbatuk, sesak, ingin teriak APAAAAAA!!! Ivan merasa gila sendiri namun dia masih bisa mengontrol itu semua di depan Tuan mudanya.

"Mohon maaf, Tuan. A– apa wanita itu istri Anda?" hati-hati Ivan bertanya.

Tarapun hanya tersenyum, tanpa menoleh ke arah Ivan.

Astaga! Bencana apa ini? Apa yang harus ku katakan pada Tuan besar di Amsterdam... jika Tuan Leon sudah beristri. –tubuh Ivan lemas. Tampangnya kini berubah pias.

"Tolong turun, dan beli kopi sana. Bayar semahal mungkin," titahnya, di tengah-tengah kalang-kabutnya Ivan saat ini.

"Ba...baik Tuan." ia menggerakkan dasinya lantas keluar dari dalam mobil, menuruti perintah Tuannya.

Sedangkan Tara yang masih di dalam mobil, terus mengamati Kinara dari jauh.

Hingga tak lama ia mendapati Kinara terlihat menolak uang yang di sodorkan Ivan. Sebab pasti menurutnya itu terlalu banyak.

Dan entah dengan cara apa... Ivan mengatakannya, sehingga gadis itu akhirnya menuruti dan menerima uangnya.

Kini Ivan sudah kembali. "Saya sudah membeli kopinya, Tuan."

"Apa yang kau katakan sepertinya tadi dia sempat menolak."

"Saya hanya mengatakan, Nona itu bisa menggratiskan semua yang berkunjung ke sana, Tuan."

"Memang berapa yang kau kasih?"

"Satu juta. Untuk satu cup ini."

Tara tersenyum "sebenarnya itu sangat kecil. Tapi ya sudah lah. Berikan pada ku kopi itu." Pintanya.

"I–ini kopi murahan, Tuan. Saya tidak menjamin kehigienisannya."

"Kopi itu buatan istri ku. Jadi biar aku yang meminumnya."

"Tapi Tuan?"

Hanya dengan melirik saja Ivan sudah tunduk. Dia lantas menyerahkan kopinya.

Tara kembali menoleh kearah samping...

Akhirnya, aku bisa memberikannya uang. ku harap itu cukup untukmu.

menyeruput sedikit lalu tersenyum. "Jalankan mobilnya."

"Baik, Tuan." Ivan langsung menyalakan mesinnya lantas melaju, melanjutkan perjalanan mereka.

Terlihat dari sebrang Kinar masih memandangi mobil mewah yang sudah membayar satu cup kopinya dengan harga fantastis.

Gadis itu tersenyum, haru. Terimakasih banyak Tuan. Siapapun diri mu, berkat Anda? aku jadi bisa menyuguhkan hidangan lezat untuk suamiku malam ini.

***

Malam telah tiba, semua hidangan di atas meja sudah tertata.

Sesekali Kinara terkekeh merasa senang. Ini kali pertamanya menghidangkan makanan untuk seorang pria.

aku tak menyangka, rasanya sebahagia ini. Apa karena selama ini aku tidak pernah kedatangan seorang tamu?

Setelah menata dengan sempurna dan cantik gadis itu keluar rumahnya menunggu Mas Tara nya kembali.

–––

Pukul tujuh, lalu ke pukul delapan malam. Mas Tara tak kunjung kembali.

Berkali-kali dia menepuk lengannya akibat gigitan nyamuk karena, terlalu lama di luar rumah tanpa melakukan apapun. perutnya pun sudah berbunyi, pertanda ia sudah lapar.

"Mas Tara belum juga pulang. Dia tidak berbohong menggunakan kata-kata manisnya, hanya demi bisa pergi meninggalkan ku, 'kan?" Sedikit merasa kecewa.

Hingga pukul sembilan dia sudah sangat lelah setalah menunggu berjam-jam di luar.

Sudah lah... jangan terlalu berharap. kalau Dia pergi, ya sudah. toh... bukan keharusan Dia kok, untuk menjalani ini.

memutuskan untuk kembali masuk kedalam, dengan tubuh lunglai. Ia sudah tidak lagi lapar, dan memilih untuk tidur saja.

"Kinara—" panggil seorang pria dari kegelapan. Terlihat pria berkaos oblong itu berjalan mendekat, sembari membawa tasnya.

Senyum ceria tersungging di bibir Kinara. "Mas Tara." Gumamnya.

Senang sekaligus terharu. Pria itu menepati janjinya. Dia tetap pulang ke rumahnya.

"Maaf ya... Saya kerja sampai malam, ada orderan jauh soalnya." Tara berbohong.

"Tidak apa-apa mas Tara. Yang terpenting mas Tara sudah kembali." Tersenyum senang. Matanya tertuju pada tas di tangannya.

"Itu?" tunjuk Kinar.

"Pakaian ku. Hehehe Saya tadi mampir dulu ke kontrakan, ambil pakaian." Menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Kinara terkekeh. "Tidak apa-apa. Kita masuk yuk, aku sudah masak untuk mas Tara."

Tara terkesima, sedikit merona wajahnya saat mendengar Kinara masak untuknya. "Kau masak?" Tanyanya.

"Iya.... Mas, mau makan masakan ku kan?"

"Tentu... tentu saja dong." Pria itu mengusap-usap kepala Kinar.

"Yuk masuk," ajak gadis itu. Tara pun mengangguk.

Keduanya masuk ke dalam rumah sederhana tersebut, dengan perasaan senang.

Sebelum itu Kinara menunjukkan kamar untuk Tara.

"Ini kamar mas, sudah ku bersihkan."

Sederhana... namun sepertinya nyaman. (Tara)

"Semoga mas Nyaman dan betah ya," sambung Kinar.

"Saya pasti akan betah Kinar. Terimakasih banyak ya," ucap Tara senang.

"iya mas, sama-sama. Nah... sekarang kita makan yuk, taro dulu tas mas di sana. Lalu susul aku ke ruangan dapur ya. Ku tunggu." Gadis itu berjalan keluar lebih dulu. Sedangkan Tara masih memandanginya dengan penuh kekaguman. Ia lantas meletakkan tasnya lalu menyusul sang istri.

Di sana ia kembali merasa terpukau dengan hidangan sederhana yang tertata di atas meja.

"Ayo mas duduk," Kinara menepuk-nepuk bangku makan tersebut. yang di sambut baik oleh sang suami. "Mas tahu tidak? tadi itu ada Tuan baik hati loh, yang memborong dagang ku. Mungkin akan gratis sampai besok hehehe" mengoceh sembari mengambilkan nasi untuk Tara yang masih menatapnya.

"Lagi mas?" tanya Kinar menawarkan.

"Sudah... Sudah cukup, makasih ya."

"Sama-sama." Tersenyum senang.

Tara terdiam sejenak, Dia biasa makan dari tangan koki profesional, dengan pengawasan ahli gizi pribadinya.

Belum lagi bodyguard yang akan mencicipi lebih dulu sebelum terhidang tepat di hadapannya.

Dan di rumah sederhana ini. Dia tidak merasakan itu. Sehingga membuatnya sedikit merasa senang.

Ia menyendokkan nasinya mencicipi sedikit.

Terlihat jelas dari ekspresi wajah Tara. Dia menyukai masakan Kinara.

"Enak mas?" tanya Kinara.

"Enak sekali," jawabnya jujur. Pria itu lantas melahapnya. Padahal di acara tadi dia sudah makan malam dengan beberapa koleganya. Namun demi Kinara dia siap merasakan begah teramat malam ini. Hehehe.

Terpopuler

Comments

Ira Mustika

Ira Mustika

dulu pernah baca novel ni. tp ko perasaan kata2nya sdkt beda ya sm yg skrg. kata2nya lebih bagus yg dulu udh ky di film drama korea. singkat dan jelas tp dalem.
klo skrng kata2nya aga lebay asli indo bngt

2023-10-30

2

Rahmadani Jumma

Rahmadani Jumma

aha...ternyata sy adh pernah baca ni novel pantesan kok rada2 ingat jalan ceritanya ya,tp gpp deh baca lagi soalnya ceritanya bagus🤗

2023-09-10

0

sahanya😍

sahanya😍

tuan saga z yg katanya pemilik separuh kekayaan negri ini z kalah sm mas tara d cicip dl bodyguard dong🤭

2023-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 pria asing
2 mendadak menikah
3 hari yang baru
4 Sang Presiden Direktur, Leonard
5 saudara laki-laki songong
6 Tuan baik hati
7 ngopi bersama di teras
8 plakor dadakan
9 sarapan pagi bersama
10 kegundahan hati mas Tar
11 masalah di kantor
12 mengagumi bos Dewantara
13 bukan kriteria mas Tara
14 jalan-jalan part 1
15 jalan-jalan part 2
16 jalan-jalan part 3
17 siapa gadis itu?
18 kau bukan milik ku
19 yang terjadi sebenarnya
20 Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21 pinjam uang
22 getaran di hati
23 cinta dalam hati
24 hari yang cerah
25 Viona
26 perbincangan Kinar Dan Viona.
27 Suami ku bukanlah Leonard.
28 rahasia yang masih aman.
29 cinta yang sempat tertuda
30 mentari di langit yang mendung
31 mencari komik.
32 cinta semanis Durian.
33 lamunan Cinta
34 izin tidak pulang.
35 sertifikat yang di jual
36 kabar dari Ivan
37 kedatangan Tuan Bhaskara.
38 surat untuk istri ku
39 mas Ezra si pelanggan kopi
40 aku bukan janda bodong.
41 permainan di belakang mereka.
42 bertemu wanita aneh.
43 teman baru.
44 perbincangan antar dua laki-laki
45 rasa yang sama
46 dering cinta
47 mengunjungi kantor Dewantara
48 gadis baik hati
49 membuang permata yang kotor.
50 Fitnah yang kembali datang
51 puncak kekejaman mereka.
52 hukuman untuk para Durjana
53 hal yang tidak di inginkan
54 mengetahui jati diri sang suami
55 si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56 kembali ke masa lalu
57 sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58 setelah lamunan panjang Dayu.
59 hukuman untuk sang Dalang
60 keputusan ayah Viona.
61 kehidupan baru Kinara
62 kedatangan Kinara ke rumah utama
63 datangnya Tuan Bhaskara
64 tamu tak di undang
65 kekhawatiran.
66 membuat Panna cotta
67 hasilnya
68 tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69 cincin yang di wariskan
70 pria yang bersama Dayu
71 makan siang bersama Kak Dayu
72 sebuah janji
73 musuh dalam selimut di masa lalu
74 hari bahagia
75 gara-gara Insomnia.
76 (bukan) memancing keributan 1.
77 (bukan) Memancing keributan 2
78 gara-gara kuda
79 gara-gara kuda 2
80 akhir dari sebuah penantian panjang.
81 keanehan.
82 jangan pernah tinggalkan aku
83 akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84 (bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85 terimakasih
86 hanya promosi Novel baru
87 promosi karya baru
88 hanya Promosi novel baru
89 Bonus chapter 1
90 Bonus chapter 2
91 Bonus chapter 3
92 bonus chapter 4
93 bonus chapter 5
94 bonus chapter 6
95 bonus chapter 7
96 bonus chapter 8
97 Info Novel baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
pria asing
2
mendadak menikah
3
hari yang baru
4
Sang Presiden Direktur, Leonard
5
saudara laki-laki songong
6
Tuan baik hati
7
ngopi bersama di teras
8
plakor dadakan
9
sarapan pagi bersama
10
kegundahan hati mas Tar
11
masalah di kantor
12
mengagumi bos Dewantara
13
bukan kriteria mas Tara
14
jalan-jalan part 1
15
jalan-jalan part 2
16
jalan-jalan part 3
17
siapa gadis itu?
18
kau bukan milik ku
19
yang terjadi sebenarnya
20
Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21
pinjam uang
22
getaran di hati
23
cinta dalam hati
24
hari yang cerah
25
Viona
26
perbincangan Kinar Dan Viona.
27
Suami ku bukanlah Leonard.
28
rahasia yang masih aman.
29
cinta yang sempat tertuda
30
mentari di langit yang mendung
31
mencari komik.
32
cinta semanis Durian.
33
lamunan Cinta
34
izin tidak pulang.
35
sertifikat yang di jual
36
kabar dari Ivan
37
kedatangan Tuan Bhaskara.
38
surat untuk istri ku
39
mas Ezra si pelanggan kopi
40
aku bukan janda bodong.
41
permainan di belakang mereka.
42
bertemu wanita aneh.
43
teman baru.
44
perbincangan antar dua laki-laki
45
rasa yang sama
46
dering cinta
47
mengunjungi kantor Dewantara
48
gadis baik hati
49
membuang permata yang kotor.
50
Fitnah yang kembali datang
51
puncak kekejaman mereka.
52
hukuman untuk para Durjana
53
hal yang tidak di inginkan
54
mengetahui jati diri sang suami
55
si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56
kembali ke masa lalu
57
sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58
setelah lamunan panjang Dayu.
59
hukuman untuk sang Dalang
60
keputusan ayah Viona.
61
kehidupan baru Kinara
62
kedatangan Kinara ke rumah utama
63
datangnya Tuan Bhaskara
64
tamu tak di undang
65
kekhawatiran.
66
membuat Panna cotta
67
hasilnya
68
tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69
cincin yang di wariskan
70
pria yang bersama Dayu
71
makan siang bersama Kak Dayu
72
sebuah janji
73
musuh dalam selimut di masa lalu
74
hari bahagia
75
gara-gara Insomnia.
76
(bukan) memancing keributan 1.
77
(bukan) Memancing keributan 2
78
gara-gara kuda
79
gara-gara kuda 2
80
akhir dari sebuah penantian panjang.
81
keanehan.
82
jangan pernah tinggalkan aku
83
akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84
(bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85
terimakasih
86
hanya promosi Novel baru
87
promosi karya baru
88
hanya Promosi novel baru
89
Bonus chapter 1
90
Bonus chapter 2
91
Bonus chapter 3
92
bonus chapter 4
93
bonus chapter 5
94
bonus chapter 6
95
bonus chapter 7
96
bonus chapter 8
97
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!