Hingga pagi menjelang dengan suasana langit yang masih gelap di luar, sedangkan suara Kokok ayam sudah terdengar sedari tadi.
Mata pria itu mulai mengerjap, ia merasakan handuk yang terjatuh dari keningnya akibat kepalanya yang bergerak, salah satu tangannya meraih handuk itu lalu menoleh ke arah gadis yang masih tertidur dengan posisi duduk dan kepala ia sandarkan di ranjangnya. Tersenyum tipis pria itu menyibak poni Kinara yang menutupi wajahnya.
"Kau pasti lelah Kinar." Gumam Leon lirih.
Saat ini tubuh Leon sudah merasa lebih enakan, ia pun beranjak duduk sejenak lalu menurunkan kedua kakinya, turun dari ranjang itu.
Dengan sangat hati-hati Leon mengangkat tubuh Kinar, dan memindahkan ke atas ranjangnya. Sedikit bergerak tubuhnya membuat Leon menahannya sejenak dengan posisi tangan masih menjadi bantalan sang istri.
Dari posisinya itu Wajah Kinara terlihat sangat dekat dengan wajahnya membuat Leon tersenyum. "Benar, kau itu cantik ternyata." Masih betah pada posisinya. Leon pun ragu-ragu menurunkan wajahnya.
Lalu tertahan sejenak.
"Semoga kau tidak terjaga karena aku melakukan ini pada mu," Leon kembali menurunkan wajahnya hingga mendaratkan sebuah kecupan pertamanya dikening Kinara dengan sangat hati-hati.
Melepaskan dan memandangi wajah itu sebentar, "Terimakasih sudah merawat ku. Istri ku." Gumamnya sangat lirih lalu tersenyum lagi.
Perlahan-lahan ia menarik tangannya dan Kinar pun sudah tidur dengan alas batal di sebelah Leon yang mulai kembali merebahkan tubuhnya dengan posisi miring, menghadap ke arah Kinara.
Cukup lama dia memandangi wajah Kinar yang teduh itu.
Hingga tiba saatnya tubuh Kinara mulai bergerak.
Leon pun kembali menutup matanya pura-pura tidur, sesaat hingga mata Kinar mulai mengerjap, dan merenggangkan tubuhnya.
Gadis itu sudah terjaga, matanya tertuju pada pria di sampingnya, lalu menguap dan mengecap-kecap mulutnya.
Mengedip-kedipkan sesaat matanya, lalu terkekeh tiba-tiba.
"Guling ku tiba-tiba mirip mas Tara, hahaha." Masih terkekeh lalu kembali mengucek matanya, dan kembali membuka. "Tunggu?" Kembali ia mengusap matanya dan melebarkan bola matanya.
"Kyaaaaaaaaa!!!!" Teriak Kinara tiba-tiba membuat Leon terperanjat, dia pun membuka matanya.
"Ki... Kinar?" Menoleh ke arah gadis itu pura-pura terkejut dengan menutup tubuhnya menggunakan selimut karena kancing kemeja nya yang terbuka.
Kinar sudah beranjak dengan posisi duduk. "Kok! Kok saya? Saya?"
"Kamu tidur di sebelah ku Kinar?" Tanya Leon dengan ekspresi bodoh bin sok Panik.
"Ma...mas? Aku... Aku benar-benar tidak tahu."
"Kamu ngapain saya Kinar!" akting Leon benar-benar apik, kala berlagak seperti seseorang yang habis dinodai.
"Nggak...! Sa...saya? Saya tidak ngapa-ngapain mas. Sungguh! Sumpah mas, sumpah!"
"Wah... Wah.." Meraih rambut Kinara dan menggulungnya di jari telunjuk. Sembari menatap sinis, "Diam...diam, kau ya? Mencari kesempatan saat saya tengah sakit?"
Beringsut, "Eng... Anu... Itu tidak mungkin mas, sumpah!!! Sumpah mas, Kinara tidak tahu kalo Kinar tiba-tiba sudah tidur di ranjang mas Tara." Wajahnya mulai merah padam sekaligus panik.
"Ckckck, kau ku suruh untuk merawat saya loh Kinar, bukan menggerayangi tubuhku."
'jabang bayi! Siapa yang menggerayangi siapa? Pikirannya nih orang.' batin Kinar. Yang hanya bisa menggeleng cepat seperti seorang tersangka kejahatan seksual.
"Apa saja yang kamu lakukan ke tubuh saya?" Membidik, dan semakin mendekat lah wajah itu ke arah Gadis yang sudah membulatkan bola matanya, ia pun menggeleng.
"Sumpah mas! Sumpah demi apapun, saya tidak ngapa-ngapain. Sungguh,"
"Bohong." Semakin mendekat lagi, sementara Kinar semakin beringsut menjauh.
"Sungguh mas, Kinar tidak mungkin ngapa-ngapain mas Tara." Wajahnya mulai pias. 'gila aja.'
Tara pun tergelak. Ia sudah tidak tahan dengan ekspresi Lucu Kinara yang sudah ketakutan bercampur malu itu, sedangkan Kinar menatapnya bingung.
"Mau lanjut?"
"Eh apanya?"
"Tidurnya?"
Ngeeekk Kinara terperanjat, ia pun langsung turun dari ranjang tersebut.
"Mau kemana? Tanggung jawab ini?"
"A..apa? Tanggung jawab apa?"
"Ini? Kamu yang buka kan?" Menunjuk ke arah dadanya yang terbuka.
Wajah kinara semakin merah padam. Sehingga memutuskan untuk kabur dari kamar mas Tara keluar.
"Hei, Kinara? Tanggung jawab, jangan kabur kamu!!! Awas ya kalo perjaka saya ilang—" teriak mas Tara pada gadis yang sudah menghilang dari pandangannya.
"Ampun mas! Saya sungguh tidak ngapa-ngapain." Pekik Kinar dari luar,
Ia pun kembali terkekeh. Lalu menyentuh kepalanya yang masih sedikit berat sehingga memutuskan untuk kembali rebahan di atas ranjangnya.
"Kinar...Kinar... Dasar bodoh." Gumamnya sembari menatap langit-langit dengan bibir masih tersenyum.
Sementara itu di luar, gadis itu tengah merengek sembari membentur-benturkan kepalanya pelan ke dinding. Merasa bodoh karena dia bisa tidur di ranjang itu, ia bahkan tidak tahu kenapa bisa pindah ke sebelah mas Tara, jika ia tidur berjalan pasti terasa namun ini tidak.
"Otak... Ayo buat aku mengingatnya. Hiks, malunya aku. Bagaimana ini huaaaa." Kembali membenturkan kepalanya merasa malu.
***
Setelah drama pagi itu Kinara semakin merasa canggung dengan mas Tara, Walau pria itu sudah tidak mengejeknya lagi.
Namun tetap saja, secara? tanpa izin dia tidur di sebelah mas Tara membuat isi hatinya terus bergejolak menahan malu. Bahkan jika bisa ia tidak ingin bertemu mas Tara selama mungkin saking malunya dengan hal yang terjadi pagi tadi.
Selesai sarapan dan membuatkan mas Tara teh hangat, ia pun berpamitan sebentar untuk mengecek warungnya, untuk mengambil sesuatu di sana. Juga meminta Abang pengantaran es batu untuk tidak menyetok es hari ini.
"Janji tidak lama ya." Pinta mas Tara.
"Iya mas, aku sebentar kok."
"Ya sudah." Tutur pria itu, tersenyum. Kinar pun membalasnya lalu berjalan keluar.
Sudah berselang beberapa menit dari waktu gadis itu keluar, Leon pun sudah memberitahukan kondisinya pada Ivan dan meminta untuk menggantikannya meeting pagi ini, yang sudah pasti di hiasi dengan drama kekhawatiran Ivan yang berlebihan membuat Leon terus saja meyakinkan jika dirinya tidak apa-apa, hanya butuh istirahat saja dan melarang keras Ivan untuk memanggil dokter pribadi keluarga Dewantara ke rumah Kinar.
Agak susah sebenarnya membujuk Ivan namun akhirnya pria itu mengiyakan, walau entah seperti apa kalang kabutnya Ivan di rumah utama. Karena saat ini ia bahkan tidak ingin ke kantor melainkan ingin datang langsung ke kediaman Kinara demi menengok kondisi sesungguhnya sang Tuan mudanya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
jumirah slavina
sini Aku bisikin km Kinarrrr...
Tararam itu yg sdh mengambil kesempatan... dia udah nyium km..
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤪🤪
2024-10-18
2
Marhaban ya Nur17
pake saya kamu ,,, kaku amit thor
2024-01-05
1
Tika Rosmayanti
Bayangin wajahnya Kinara ke gimana ya klu lagi malu
2023-10-02
0