bukan kriteria mas Tara

Malam yang tenang itu membuat Tara semakin larut dengan obrolan mereka. Membahas hal-hal yang mungkin tidak penting untuk di bahas.

Namun di antara mereka berdua, hanya Kinara yang lebih banyak mengoceh sedangkan Leon lebih asik mendengarkan ocehan Kinara dengan sesekali tersenyum.

Mereka justru tidak fokus pada acara televisi didepan. Dengan posisi duduk saling berhadapan, kedua kaki masing-masing di atas sofa tersebut.

Tara bertopang dagu. kau ceria sekali sih Kinar. Banyak bicara, banyak tertawa. Jika suatu saat kita tidak bisa bersama karena aku yang tak kunjung mencintaimu, ataupun sebaliknya? aku harap kau bisa terus seperti ini.

Tara tersenyum. Ketenangan itu pun masih berlanjut hingga sebuah ketukan pintu terdengar di telinga meraka.

"Iiiissshhh, siapa lagi itu?" gerutunya, "Sebentar ya mas." Kinara beranjak setelah mendapat anggukan kepala dari Tara.

––

Di depan pintu...

Kinara sudah menatap sebal seorang wanita yang hendak nyelonong masuk itu.

"Hei, sopan, ya? Main masuk saja!"

"Sopan lah aku kan calon istri ke duanya," celetuk Monik.

"Dasar wanita tidak waras!" Kinara masih menahan tubu Monik.

"Mas tampan!! Mas Tampaaaaaan—" seru Monik dari luar.

Sedangkan di dalam Tara hanya diam saja. Pria itu malah justru bergidik mendengar suaranya dan memutuskan untuk masuk ke kamar bersembunyi dari wanita itu.

"Mas tampan—" Monik masih berusaha memanggil Tara.

"Ckckck benar-benar, ya, plakor satu ini. Tidak tahu diri dan tidak tahu malu."

"Kenapa sih Kinar, kau benar-benar takut kalah saing ya dengan ku? Secara aku lebih cantik dan lebih seksi." Memindahkan rambut panjangnya kebelakang lalu memamerkan dada besarnya itu.

Kinara memandangi bagian dada Monik lalu menurunkan kepalanya menatap bagian dadanya sendiri. Yang bahkan tak terlihat dari luar. Gleeeeeekkk menelan saliva-nya.

"Hahaha, kau yakin bisa memuaskan suami mu dengan itu?" Tertawa mengejek.

Kinara terkekeh sinis. "Hei nona seksi?Memangnya Mas Tara ku melihat dari ukuran dada istrinya, apa? Dasar! Lagi pula kau itu seharusnya sadar Monik, suami ku tidak seperti suami-suami orang lain yang akan tergoda dengan tubuh seksi mu itu. Jadi menyerah saja sebelum kau kecewa."

"Oh iya? Kita lihat saja sepuas apa dirinya dengan mu. Aku yakin sih, selera pria itu bukan kau. Paling sebentar lagi pria itu juga akan meninggalkan mu. Karena kau yang membosankan, habis itu berpaling kepada ku."

"Hei, sudah cukup bicara mu? Sebaiknya kau pulang ya, sudah malam! Ini malam Minggu, aku mau bermesraan dengan suami ku. Syuuuuhhh ... Syuuuuhhhh."

"Tidak! Aku mau bertemu mas tampan ku lebih dulu."

"Gila ya ini orang, pergi, tidak? Atau mau ku siram kau pakai air panas! Dasar cacing tanah!" Kinara mendorong tubuh Monik kasar.

Lalu menutup pintu rumahnya dan menguncinya rapat-rapat.

"Hei Kinara!!! Aku mau bertemu Mas tampan ku!!! Buka pintunya sialan!!!" Seru Monik masih terus menggedor pintunya.

"Kinara!!!! Hei!!!" Gadis itu masih saja berseru. Sedangkan Kinara tengah melamun saat ini di balik pintu.

Benar, ada ketakutan di hati Kinara jika sampai Tara meninggalkannya karena bosan. Pria itu bilang hanya menjalankan semua ini sampai benar-benar yakin.

Sampai kapan? didetik ini saja keyakinan itu belum hadir.

Dan jika perhatikan lagi, Tara justru tidak sama sekali melirik ke dirinya. Sudah seminggu lebih berjalan hidup dalam satu rumah, pria itu bahkan tidak ada sekali pun menyentuh tubuhnya selain di kepala Kinara.

Mungkinkah benar kata Monik, jika dirinya itu sangatlah tidak menarik di mata Tara.

"Kinar, dia sudah pergi?" Tanya Tara tiba-tiba. Kontan membuat Kinar sedikit terhenyak.

"Iya sudah mas," jawabnya lesu.

"Kau kenapa?" Pria itu menyadari sikap lesu Kinar.

"Tidak apa-apa mas, sudah malam sebaiknya kita tidur," pungkasnya sembari melenggang masuk kedalam kamar.

Tara menatapnya bingung, entah apa yang terjadi. Biasanya moodnya akan tetap baik walaupun habis bertengkar sekali pun dengan keluarga dari bibinya itu.

Namun untuk malam ini seperti ada hal lain yang terjadi padanya.

Tara memutuskan untuk kembali masuk kedalam kamar. Sejenak kepalanya menoleh kebagian pintu kamar Kinara, lalu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar dia sendiri.

Malam itu keduanya melewati malam panjang di kamar mereka masing-masing, Tara menekuk satu lengannya menjadikan itu bantalan kepalanya. Tatapannya tertuju pada langit-langit kamar, melamun entah apa?

Sedangkan di sisi lain Kinara tidur sembari memiringkan tubuhnya memeluk kain selimut yang menutupi tubuhnya. Netra indahnya mengarah lurus kedepan dengan tatapan kosong, melamun.

Aku seharusnya sadar dari awal, aku tidak bisa berharap lebih darinya. Dia adalah orang asing, yang akan tetap menjadi orang asing. Tapi kenapa aku sedih sih mendengar kata-kata Monik tadi. Itu sudah menjadi hal yang harus ku siapkan saat ini. Mas Tara pasti tidak menyukai ku, itu jelas.

Gadis itu memutar tubuh nya menatap ke langit-langit.

Apa sebaiknya aku menyuruhnya pergi saja, ya? Aku tidak ingin menahannya di sini lebih lama lagi. Dia pasti terpaksa sekali hidup satu atap dengan ku, dan lagi adanya mas Tara, membuat ku merasa semakin takut untuk kehilangan. mumpung saat ini belum terlalu dalam.

Sedikit basah mata Kinara. Membuatnya tertawa sendiri.

"Gila ya, kenapa mata ku malah berair, sih?" Mengusap kedua matanya lalu kembali memiringkan tubuhnya.

"Ayo tidur dan kembali terjaga di esok pagi." Tersenyum, hatinya terus menyemangati diri sendiri.

Terpopuler

Comments

Susanna Sitepu

Susanna Sitepu

keterlaluan si Moniknya

2023-06-24

2

liberty

liberty

pede banget muka tembok loh 🙄🙄🙄

2023-02-03

0

❄️_vioolet_❄️

❄️_vioolet_❄️

haduuhhh nyesek nyaaaa 🥺🥺🥺

2023-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 pria asing
2 mendadak menikah
3 hari yang baru
4 Sang Presiden Direktur, Leonard
5 saudara laki-laki songong
6 Tuan baik hati
7 ngopi bersama di teras
8 plakor dadakan
9 sarapan pagi bersama
10 kegundahan hati mas Tar
11 masalah di kantor
12 mengagumi bos Dewantara
13 bukan kriteria mas Tara
14 jalan-jalan part 1
15 jalan-jalan part 2
16 jalan-jalan part 3
17 siapa gadis itu?
18 kau bukan milik ku
19 yang terjadi sebenarnya
20 Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21 pinjam uang
22 getaran di hati
23 cinta dalam hati
24 hari yang cerah
25 Viona
26 perbincangan Kinar Dan Viona.
27 Suami ku bukanlah Leonard.
28 rahasia yang masih aman.
29 cinta yang sempat tertuda
30 mentari di langit yang mendung
31 mencari komik.
32 cinta semanis Durian.
33 lamunan Cinta
34 izin tidak pulang.
35 sertifikat yang di jual
36 kabar dari Ivan
37 kedatangan Tuan Bhaskara.
38 surat untuk istri ku
39 mas Ezra si pelanggan kopi
40 aku bukan janda bodong.
41 permainan di belakang mereka.
42 bertemu wanita aneh.
43 teman baru.
44 perbincangan antar dua laki-laki
45 rasa yang sama
46 dering cinta
47 mengunjungi kantor Dewantara
48 gadis baik hati
49 membuang permata yang kotor.
50 Fitnah yang kembali datang
51 puncak kekejaman mereka.
52 hukuman untuk para Durjana
53 hal yang tidak di inginkan
54 mengetahui jati diri sang suami
55 si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56 kembali ke masa lalu
57 sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58 setelah lamunan panjang Dayu.
59 hukuman untuk sang Dalang
60 keputusan ayah Viona.
61 kehidupan baru Kinara
62 kedatangan Kinara ke rumah utama
63 datangnya Tuan Bhaskara
64 tamu tak di undang
65 kekhawatiran.
66 membuat Panna cotta
67 hasilnya
68 tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69 cincin yang di wariskan
70 pria yang bersama Dayu
71 makan siang bersama Kak Dayu
72 sebuah janji
73 musuh dalam selimut di masa lalu
74 hari bahagia
75 gara-gara Insomnia.
76 (bukan) memancing keributan 1.
77 (bukan) Memancing keributan 2
78 gara-gara kuda
79 gara-gara kuda 2
80 akhir dari sebuah penantian panjang.
81 keanehan.
82 jangan pernah tinggalkan aku
83 akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84 (bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85 terimakasih
86 hanya promosi Novel baru
87 promosi karya baru
88 hanya Promosi novel baru
89 Bonus chapter 1
90 Bonus chapter 2
91 Bonus chapter 3
92 bonus chapter 4
93 bonus chapter 5
94 bonus chapter 6
95 bonus chapter 7
96 bonus chapter 8
97 Info Novel baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
pria asing
2
mendadak menikah
3
hari yang baru
4
Sang Presiden Direktur, Leonard
5
saudara laki-laki songong
6
Tuan baik hati
7
ngopi bersama di teras
8
plakor dadakan
9
sarapan pagi bersama
10
kegundahan hati mas Tar
11
masalah di kantor
12
mengagumi bos Dewantara
13
bukan kriteria mas Tara
14
jalan-jalan part 1
15
jalan-jalan part 2
16
jalan-jalan part 3
17
siapa gadis itu?
18
kau bukan milik ku
19
yang terjadi sebenarnya
20
Gara-gara tidur di sebelah mas Tara
21
pinjam uang
22
getaran di hati
23
cinta dalam hati
24
hari yang cerah
25
Viona
26
perbincangan Kinar Dan Viona.
27
Suami ku bukanlah Leonard.
28
rahasia yang masih aman.
29
cinta yang sempat tertuda
30
mentari di langit yang mendung
31
mencari komik.
32
cinta semanis Durian.
33
lamunan Cinta
34
izin tidak pulang.
35
sertifikat yang di jual
36
kabar dari Ivan
37
kedatangan Tuan Bhaskara.
38
surat untuk istri ku
39
mas Ezra si pelanggan kopi
40
aku bukan janda bodong.
41
permainan di belakang mereka.
42
bertemu wanita aneh.
43
teman baru.
44
perbincangan antar dua laki-laki
45
rasa yang sama
46
dering cinta
47
mengunjungi kantor Dewantara
48
gadis baik hati
49
membuang permata yang kotor.
50
Fitnah yang kembali datang
51
puncak kekejaman mereka.
52
hukuman untuk para Durjana
53
hal yang tidak di inginkan
54
mengetahui jati diri sang suami
55
si bar-bar yang bertemu Mr. cold
56
kembali ke masa lalu
57
sambungan kisah di masa lalu (Ivan dan Dayu)
58
setelah lamunan panjang Dayu.
59
hukuman untuk sang Dalang
60
keputusan ayah Viona.
61
kehidupan baru Kinara
62
kedatangan Kinara ke rumah utama
63
datangnya Tuan Bhaskara
64
tamu tak di undang
65
kekhawatiran.
66
membuat Panna cotta
67
hasilnya
68
tugas lanjutan dari sang ayah mertua
69
cincin yang di wariskan
70
pria yang bersama Dayu
71
makan siang bersama Kak Dayu
72
sebuah janji
73
musuh dalam selimut di masa lalu
74
hari bahagia
75
gara-gara Insomnia.
76
(bukan) memancing keributan 1.
77
(bukan) Memancing keributan 2
78
gara-gara kuda
79
gara-gara kuda 2
80
akhir dari sebuah penantian panjang.
81
keanehan.
82
jangan pernah tinggalkan aku
83
akhir dari kisah cinta Kinar dan Mas Tara.
84
(bonus Ending) kau yang pernah hilang.
85
terimakasih
86
hanya promosi Novel baru
87
promosi karya baru
88
hanya Promosi novel baru
89
Bonus chapter 1
90
Bonus chapter 2
91
Bonus chapter 3
92
bonus chapter 4
93
bonus chapter 5
94
bonus chapter 6
95
bonus chapter 7
96
bonus chapter 8
97
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!