Hari berikutnya, suasana nampak begitu tegang saat Johan menatap Karina penuh kemarahan. bagaimana tidak? Johan cukup prihatin dengan keadaan Karina yang sekarang. berulang kali Johan mengingatkan dan menyuruh Karina agar segera dapat meninggalkan kekasihnya. tapi hal itu tak pernah Karina dengarkan.
Memang mengkhawatirkan, dua surat peringatan sudah pihak kampus layangkan. Namun, Karina tetap menghiraukan dan berpikir jika ini semua belum ada apa-apanya di bandingkan dengan Helen.
"Sudahlah Johan, setidaknya kita sudah memperingatinya. kau jangan terus menekan Karina." ucap Helen mencoba melerai.
"Kau diam," Johan menunjuk kejam kearah Helen dengan emosi yang memuncak. "Ini semua karna kau, jika saja malam itu kau tidak mengahak Karina keluar ia tidak akan pernah mengenal si pemilik Bar sekarang!"
"Kenapa aku?" Helen beranjak mendekati Johan, merasa tidak terima sudah di salahkan. "Aku sudah berulang kali memperingatinya, kau tanyakan saja pada Karina. seberapa sering aku mengingatkannya, agar ia tak terpengaruh oleh Nicko!" tegas Helen memekik.
Menyaksikan pertengkaran tersebut. Karina hanya membisu. apa yang harus gadis itu katakan. kenyatannya baik dari Johan ataupun Helen semuanya adalah kebenaran. kedua orang itu memang sudah menegur, dan memperingati Karina. akan tetapi rasa cinta Karina sudah membutakan segalanya.
"Saat Helen berubah, sekarang malah kau yang kehilangan arah! sadarlah Karina. pria itu tidak baik, kau sedang di bodohi olehnya! ia banyak membawa pengaruh buruk padamu!" ujar Johan mencoba menyadarkan Karina.
Karina menggelengkan kepalanya perlahan, "Nicko mengatakan jika aku sudah mengubah hidupnya. ia mendengar semua yang aku katakan. justru akulah yang sudah berhasil mempengaruhinya," tukas Karina memelas.
Johan terkekeh, menurutnya jawaban yang Karina berikan terdengar sangat menggelikan. sekalipun itu adalah kebenaran, tetap saja Johan menyayangkan prilaku Karina yang semakin tidak tahu aturan.
"Ternyata mereka saling memberikan pengaruh, saat orang lain menjadi lebih baik kau justru mengubah hidupmu menjadi lebih buruk." celetuk Helen sembarangan.
"Kali ini aku setuju padamu," timpal Johan di pihak Helen.
Karina merasa dirinya terus di sudutkan, ia tak memiliki sesuatu untuk dijadikan alasan. tuduhan dan sanksi yang gadis itu dapatkan cukup membuat Karina merasa sangat prustasi. dalam posisi ini hanya Nicko-lah yang selalu mendukung dan menenangkannya. Namun, saat ini Nicko sedang menyelesaikan pekerjaan bisnisnya.
"Bagaimana jika Ibumu tahu? Kakakmu atau bahkan keluarga mu yang lain. mereka pasti akan sangat kecewa saat tahu, jika dirimu telah membuat kesalahan sebesar ini." imbuh Johan mengintimidasi.
"Berhenti untuk menyalahkan Karina!"
Spontan Karina Helen dan Johan melirik ke sumber suara.
"Aku yang akan bertanggung jawab atas masalah yang Karina dapatkan, tidak perlu menyudutkannya." imbuh Nicko sambil melangkah mendekati Karina lalu menggenggam erat tangannya.
Bagi Karina sendiri, Nicko benar-benar pantas untuk dijuluki sebagai superhero. pada saat kekasihnya mendapat berbagai macam tekanan atas kesalahan yang telah dilakukan sendiri olehnya, pria itu masih saja membelanya.
"Cukup kau membela Karina," Johan memajukan langkahnya mendekati Nicko sambil melemparkan surat peringatan Karina dari kampus. "hal ini tidak akan pernah terjadi, jika kau tak pernah mendekati Karina!"
"Aku kekasihnya! walau bagaimana pun aku akan membelanya!" pekik Nicko jengkel saat emosinya berhasil Johan mainkan.
Karina menahan tubuh Nicko, ia melirik kearah Johan dan Helen secara bergantian kemudian berkata. "Maaf jika sudah membuat kalian kecewa, aku akan menyelesaikan masalahku sendiri. terima kasih sudah memperdulikan dan mencemaskan ku, aku tahu maksud dan tujuan kalian baik. ini semua murni kesalahanku, tidak ada sangkut pautnya dengan Nicko." ucap Karina lembur penuh sesal lalu berlalu sambil menarik tangan Nicko keluar ruangan.
Karina tak ingin kembali membawa dirinya dalam posisi sulit. masalah kampus dan kegadisannya yang terenggut cukup membust wanita itu merasa sangat stress. ia tak ingin melihat Nicko dan Johan terlibat dalam suatu perkelahian, karena bagaimanapun Johan adalah seseorang yang sudah ia kenal sejak awal kedatangan. sedangkan Nicko adalah kekasihnya sekarang.
"Tidurlah di apartemenku malam ini, jika kau terus disini mereka hanya akan terus menyinggung mu." pinta Nicko perhatian.
Karina tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya perlahan, "Aku mengerti tentang kekhawatiran mu. aku tidak ingin mereka semakin menganggap mu alasan dari semua hal buruk yang terjadi."
"Karina, mereka terus saja menyudutkan mu. bagaimana aku bisa tenang melihat kekasihku di tindas seperti itu?" gerutu Nicko jengkel.
"Nicko mengertilah, kalian bertiga sama pentingnya bagiku. aku mohon jangan membuat keadaan semakin sulit," ucap Karina memohon.
Nicko terdiam, rasanya sangat sulit mengiyakan apa yang Karina katakan. padahal segala sesuatu yang Nicko lakukan, itu semua hanya demi untuk Karina.
"Aku hanya takut kau tertekan sayang," ujar Nicko mengelus wajah Karina penuh kelembutan.
Karina meraih tangan Nicko menggenggamnya dengan erat sambil menatap kagum pada pria tersebut. "aku berjanji padamu. jika terjadi sesuatu, aku akan langsung datang."
Nicko mengangguk, ia memeluk tubuh Karina mengelus punggung wanita tersebut untuk memberinya sebuah ketenangan. sesekali Nicko mengecupi wajah cantik Karina lalu berkata, "Aku mencinta mu, Karina. aku benar-benar takut terjadi sesuatu padamu."
"Kau lihat itu," Johan dan Helen terus memperhatikan Karina yang sedang berbincang dengan kekasihnya. "Pria itu pasti sedang mempengaruhi Karina. ia bahkan berani memeluk dan mencium Karina di hadapan umur dengan begitu santai."
"Entahlah, Johan. aku pikir cara kita berdua sudah sangat keterlaluan, bagaimana pun juga Nicko adalah pria pertama yang di pacari oleh Karina. biarkan saja Karina menikmati masa mudanya," tukas Helen merasa bersalah.
Johan berdecak memiringkan senyuman. sebuah kesalahan saat Johan membicarakan hal buruk yang Karina lakukan pada Helen. sebab Helen sendiri adalah penikmat hal buruk tersebut.
"Karina pasti sudah tidur dengannya, itu sebabnya ia tak berani meninggalkan pria itu saat kita terus mendesaknya." ujar Johan penuh kecurigaan.
Helen menyeringai, ia menatap Johan dengan sorot meledek setelah mendengar ucapan pria tersebut yang seolah sangat berharap jika Karina dapat segera meninggalkan kekasihnya. "Kupikir itu hanya obsesimu saja, berharap Nicko dan Karina berpisah agar kau dapat menggantikan Nicko. bertingkah seperti seorang penyelamat atau bisa di bilang layaknya dokter cinta pada saat Karina merasakan patah hati, lalu kau bisa..."
"Cukup Helen!" bentak Johan kesal menghentikan ocehan Helen.
Helen menghela nafas panjang, "Kau cemburu kan?" tanya Helen meledek disertai kekehan kecil.
"Aku akan merobek mulutmu jika kau masih berani bicara!" tegas Johan mengancam. pria itupun berlalu meninggalkan Helen begitu saja dipenuhi rasa kesal.
"Dasar aneh," guman Helen menghardik.
LIKE KOMEN DAN VOTENYA SAYANGKUHHH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
KomaLia
johan cemburu apa marah karena merasa sayang sebagai kawan
2021-04-04
2
Yani Mulyani
Lanjut thorr...penasaran
2021-03-13
2
Puspa Juita
Duhhh..knp karina jd berantakan ya.. mengantikan posisi helen dia..😔😔
2021-03-05
1