Episode 17

"Johan," Helen memanggil nama pria yang sebelumnya sedang menyantap sebuah mie instan dengannya. "Karina dan Nicko sudah kembali,"

Johan tersenyum getir, ia hanya menganggukan kepalanya dengan sikap yang dingin seolah tidak suka.

"Sayang, kenapa kau terus saja diam? ayo masuk dan keringkan bajuku." ucap Nicko pada Karina yang hanya terus berdiri di ambang pintu.

Helen memandang datar kearah Nicko dan Karina secara bergantian. "Kalian?"

"Aku dan Karina, kita sudah menjalin hubungan." celetuk Nicko menjawab bangga.

Setelah mendengar pernyataan Nicko, Johan dan Helen langsung memberikan reaksi yang berbeda.

"Tidak mungkin!" Johan memekik jengkel, seolah tidak percaya.

Benar apa yang Karina takutkan. Johan pasti akan terlihat marah setelah mendengar apa yang Nicko katakan. tetapi mau bagaimana lagi? rasanya terlalu jahat jika Karina menampik itu semua, sedangkan Nicko terlihat begitu semangat dan bahagia saat membeberkan hubungan keduanya.

"Aku percaya saja," Helen tersenyum canggung setelah melihat ekspresi terkejut berlebihan dari Johan, wanita itupun mencoba mencairkan suasana. karena Helen sendiri tahu, baik Johan maupun Nicko sama-sama memiliki emosi yang kuat. "Aku akan melanjutkan makan ku dengan Johan, kalian bisa mengeringkan baju di dalam."

Karina mengerti, sepertinya Helen sedang membantu gadis tersebut agar Johan dan Nicko tidak saling berdampingan. kedua wanita itu menang menyadari, saat Nicko dan Johan bertemu. aura rumah mereka akan terasa berapi-api. atau lebih tepatnya, Nicko dan Johan tidak satu frekuensi.

"Kau lihat itu?" Johan langsung menggerutu begitu Nicko dan Karina sudah pergi menuju kamar, "Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? apa kau akan bertanggung jawab? bagaimana jika si pemilik Bar hanya mempermainkan Karina."

Helen mengerutkan dahi, sejenak gadis itu menghela nafas kasar lalu mengerjap. "Kita bertiga sudah saling mengenal sejak lama, apa kau menyukainya? sekarang saat Nicko bergerak lebih cepat dari mu, kau malah menggerutu. apa itu semua salahku? aku yang menyuruh Nicko untuk menjadikan Karina sebagai kekasih? apa aku yang menyuruh Karina untuk menerima Nicko?" pertanyaan mencecar seolah seperti pukulan kuat yang menghantam tubuh Johan, "Dengar! aku tidak pernah tahu urusan mereka. Karina tidak pernah mengatakan apapun, jika sebelumnya gadis itu bertanya pun pasti akan ku ingatkan!" tegas Helen penuh penekanan."

Johan menghembuskan nafas prustasi, pria itu mengacak rambutnya seolah sudah tak bisa lagi menahan beban masalah yang berkutat dalam otaknya.

"Jika kau tidak rela, kau rebut saja Karina dari Nicko. itu hal mudah," imbuh Helen santai tanpa beban.

Tatapan misterius Johan mengarah pada Helen, wanita itu merasa tatapan tersebut sangatlah mengerikan. entah apa yang sedang Johan pikirkan, sungguh baru kali ini pria itu terlihat begitu menakutkan setelah mendengar kabar hubungan Nicko dan Karina.

Diruangan lainnya, Karina sudah mengeringkan pakaian Nicko yang basah kuyup. Karina masih saja terlihat murung, ia tak menyangka jika hal ini akan terjadi. rasanya hubungan tersebut sangat dan terlalu di paksakan. Namun, sudah sejauh ini Karina takut jika Nicko akan kecewa mendengar kebenarannya.

"Sayang..." Nicko kembali melingkarkan tangannya di atas perut rata Karina setelah pria tersebut menyelesaikan aktifitas mandinya. bahkan tubuh Nicko saja masih terbungkus handuk yang menutupi bagian bawahnya. "Aku sangat tergila-gila padamu." ucap Nicko menggoda.

Mendengar bisikan itu Karina langsung merinding saat hembusan nafas Nicko menyapu area disekitar ceruk lehernya. jantung Karina kembali bergemuruh, ia tidak mengerti kenapa saat dirinya berada dekat dengan Nicko selalu merasakan keanehan tersebut. apa ini yang dinamakan cinta? untuk pertama kalinya Karina berpacaran. ia cukup kesulitan untuk menyesuaikan.

"Kenakan pakaianmu sekarang," Karina memalingkan tubuhnya sambil menyerahkan kemeja Nicko yang sudah ia keringkan. "aku akan membuatkan sesuatu yang hangat, apa yang kau inginkan?"

"Grep..." Nicko mengembangkan senyumnya sambil mendekatkan tubuh Karina untuk di dekap. "Semenjak aku mengenalmu, aku menyukai sesuatu yang berkaitan dengan air panas."

Bola mata Karina melebar bibirnya bergetar, tatapannya terus tertuju pada wajah tampan Nicko yang memabukan. "Ke... kenapa?" tanya Karina terbata.

"Karena dengan alasan itulah, aku bisa menemui setiap hari." celetuk Nicko mencium pipi Karina singkat.

Sepertinya Nicko baru saja berkata jujur, apakah mungkin orang kaya sepertinya tidak cukup mampu untuk membeli sebuah pemanas air? jaman sudah canggih, bahkan pemanas air berkekuatan listrik pun sudah banyak terjual di pasaran. air panas hanyalah sebuah alasan, agar Nicko dapat bertemu Karina setiap harinya.

"Ini pertama kalinya aku menjalin hubungan. tolong," Karina mencoba melepaskan dirinya dari Nicko yang terus saja menempel memeluknya. "Aku belum terbiasa untuk sedekat ini, aku merasa sangat canggung." tukas Karina memberi penjelasan.

"Hey," Nicko meraih wajah Karina dan mengelusnya. "Kita adalah pasangan, aku akan membuatmu terbiasa. jangan terlalu membeni diri sendiri," bujuk Nicko meyakinkan.

"Bagaimana caranya, aku... aku benar-benar sangat gugup." Karina mengerucutkan bibirnya dengan bola mata yang bergerak, seolah tak berani untuk menatap mata kekasihnya.

"Tatap mataku," titah Nicko lembut diikuti oleh Karina yang menurutinya. "Tarik nafas, lalu hembuskan perlahan."

Karina menghela nafas panjang. lalu menghembuskan nafasnya perlahan, ia cukup merasa sedikit tenang. jiwanya tak lagi menegang. "Huftt..."

"Bagaimana?" tanya Nicko memastikan.

"Cukup lebih baik," sahut Karina tersenyum tipis.

Nicko memangkas jarak wajah diantara dirinya dan Karina. tangan pria itu terus mengelus kulit indah Karina penuh kelembutan. Karina cukup tenang, akses jalan pikiran Karina berhasil terblokir setelah merasakan sentuhan yang Nicko berikan. bahkan setelah Nicko mengecupi sudut bibir gadis tersebut, Karina hanya terus terdiam menikmatinya meskipun tanpa membalas.

Manis beraromakan cherry yang berasal dari bibir lembut gadis itu seakan candu. yang Nicko inginkan adalah lebih dari sekedar kecupan. pria itu terus saja memaksa membuka celah pada bibir Karina, agar lidah Nicko bisa leluasa bermain-main di dalam sana. tangan jahilnya terus memberikan efek gairah bergejolak yang semakin membutakan.

"Bruak..." Tangan Karina berhasil menyenggol jam weker di atas nakasnya, hingga sukses menghentikan aktifitas bercumbu mereka. sesaat setelah keduanya saling melepaskan, Karina terlihat kembali salah tingkah. ia terus saja menyembunyikan wajahnya yang merona, kemudian memberikan kemeja pakaian kering pada Nicko agar segera dapat pria itu kenakan.

"Karina tunggu," Nicko mencengkram tangan Karina menghentikan langkahnya.

"Aku akan membuat minuman, tunggulah sebentar." ucap Karina kikuk.

BANTU LIKE DAN KOMENNYA, UNTUK MENAMBAH SEMANGAT DAN PERFOMA.

Terpopuler

Comments

DEER_

DEER_

panjang bngt flashback

2024-08-07

0

Meylin

Meylin

flashdbacknya maraton 😱

2021-12-29

1

putri wijaya

putri wijaya

ya ampun,, anak lugu yang dipacari buaya

2021-07-24

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!