Setelah menyelesaikan tugas pekerjaannya di rumah sakit, Karina langsung kembali ke apartemennya tanpa berpikir untuk berkeliling. baru beberapa hari tinggal di negara tersebut, nyatanya suasana di pusat kota singapur tidak rasa penasaran Karina mencuat. bukan tanpa alasan, hanya saja rasa penasaran tersebut sudah terkubur dalam oleh masalah yang memenuhi isi kepala Karina.
Gemericik air hangat yang keluar dari shower mulai membasahi kulit tubuh Karina. untuk sesaat wanita itu bisa meredam semua beban dalam otaknya, melupakan bagaimana hancurnya perasaan Karina setelah sebelumnya ia melihat Nicko, dan hari ini Helen.
Karina menatap tubuh telanjangnya di sebuah cermin. tangannya menyentuh wajah, leher kemudian bagian dadanya yang terasa sesak.
Bruak!
Karina dengan kesal melempar sebuah botol shampo kearah cermin hingga membuat cermin tersebut hancur. "Aku benci kalian semua!" pekik Karina memecah tangisan, saat ia mengingat dengan jelas jika tubuh tersebut pernah di gagahi oleh Nicko. seseorang yang pernah menghancurkan hidup dan perasaan Karina, beserta Helen.
Beberapa menit kemudian, suara bel apartemen pun terdengar begitu nyaring mengetuk daun telinga Karina. awalnya Karina mengabaikannya, karena berpikir jika itu hanyalah ulah seseorang yang iseng. Namun, semakin dibiarkan, bunyi tersebut semakin terdengar menuntut.
Karina memutar badan, meraih bathrobe lalu mengenakannya untuk melihat siapa yang datang.
"Air panas..."
Karina terpaku, dengan ekspresi datar. ia terus saja menatap tajam kearah Nicko yang sekarang sedang berada tepat di hadapan matanya.
"***..."
"Tidak," timpal Karina memotong sesuatu yang hendak Nicko katakan. "Pergi," titah wanita tersebut dingin.
Dejavu, semua ini pernah Karina alami. ia bisa mengingat dengan jelas, jika dulu Nicko pernah melakukan hal yang sama. mendekati Karina dengan menjadikan air panas sebagai alasan. kali ini Karina mengerti dan sadar, sepertinya hal tersebut memang selalu pria itu lakukan pada semua gadis yang akan didekatinya.
Flash back...
"Air panas..." ucap Nicko, saat pintu yang baru saja ia ketuk telah dibuka oleh si pemilik kamar.
Senyum cantik yang biasa Nicko lihat tampak sama sekali tak memudar. pria tersebut juga sangat begitu yakin, jika Karina seorang gadis incarannya tengah menaruh perasaan yang sama padanya.
Karina melebarkan pintu apartemennya, seolah memberikan jalan untuk mempersilahkan pemuda yang ia kagumi tersebut dapat memperdalam langkah.
"Kau tidak bosan?" tanya Nicko senada bercanda.
Karina hanya menggelengkan kepalanya perlahan, lalu meraih gelas yang berada di tangan Nicko untuk mengisinya dengan air panas.
Bagaimana Nicko mendeskripsikan perasaannya sekarang? Entahlah, yang jelas jantung Nicko kembali berdebar kencang setiap kali ia berada dekat dengan Karina. meskipun sebagian orang menilai, jika gadis tersebut terbilang kolot, tidak dengan gayanya. Karina cukup modis, dan bahkan selalu terlihat cantik meskipun tak memakai riasan.
"Karina..." Nicko melingkarkan tangannya di atas perut rata Karina, pemuda itu bahkan menempelkan wajahnya di atas bahu Karina sambil menghirup aroma tubuhnya, "Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Nicko dengan suara parau.
Bagaimana ini? Karina merasa dirinya tidak sedang baik-baik saja. bagaimanapun ini adalah kali pertama dirinya berinteraksi dengan sangat intim bersama seorang pria. Karina tidak terbiasa dengan situasi tersebut, ia merasa dirinya sangat tidak nyaman lalu mencoba melepaskan tangan Nicko perlahan. "Maaf, tolong jangan seperti ini." ucap Karina memutar badan menghadap Nicko.
Menanggapi ucapan dan tolakan yang Karina berikan. Nicko, hanya tersenyum tipis. tangan nakalnya kembali meraih wajah cantik Karina yang nyaris tanpa cacat kemudian mengelus sambil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahnya. "Kau harus terbiasa, karena mulai sekarang aku akan terus melakukan hal ini padamu." ujar Nicko menggoda.
Bibir Karin bergetar, sejenak ia mengerjap dengan memundurkan langkahnya yang spontan.
"Aku boleh tanya sesuatu?" Nicko kembali memangkas jaraknya mendekati Karina.
"A... apa?" sahut Karina terbata.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Nicko meraih tangan Karina dan menggenggamnya, lalu mengecup punggung telapak tangan gadis itu singkat. "jika aku mengatakan aku tertarik padamu, apa kau akan membalas perasaanku?"
"Nicko aku..." tubuh Karina bergetar, ia semakin terhimpit diantara Nicko dan juga tembok.
Karina akui, pesona Nicko dan perhatiannya sukses membuat hati gadis tersebut bergetar. sama halnya seperti yang Nicko rasakan, detak jantung Karina kini berpacu dengan cepat. suhu tubuhnya meningkat, ia merasa ada sesuatu yang bergejolak didalam sana, entah itu apa.
"Katakan jika kau menyukaiku, katakan jika kau tertarik padaku. setelah semua yang sudah kita lalui sebelumnya." imbuh Nicko mencecar.
"Aku... aku..." tenggorokan Karina tercekat, rasanya sangat sulit untuk menjawab semua yang Nicko katakan.
Cup!
Karina membulatkan matanya, saat bibirnya kini sudah menyatu dengan bibir pria yang ia sukai. tak ada tanggapan, Karina justru hanya terpaku saat menyadari jika Nicko sudah sangat lancang mengambil ciuman pertamanya. Namun, meskipun begitu Karina tak kuasa untuk menolak meskipun dirinya juga tak membalas.
"Aku mengerti," ucap Nicko setelah melepaskan ciuman. ia kembali mengelus wajah cantik Karina lalu kembali berkata, "Kau cukup menikmatinya. biarkan aku yang bekerja,"
Sulit bagi Karina untuk mencerna ucapan Nicko padanya. gadis itu tetap tidak bicara memandang Nicko semakin intens.
"Kau cantik Karina," Nicko kembali mendekatkan wajahnya setelah melontarkan kalimat pujian terhadap Karina. ia kembali ******* bibir Karina dengan sangat terlatih.
Insting kelelakian Nicko mulai bekerja, tangan nakalnya kini mulai menyusup ke balik ujung dress yang Karina kenakan. pria itu mengelus bokong Karina sambil sesekali meremasnya dengan begitu gemas.
"Rilex, Karina. nikmatilah," batin Nicko semakin memperdalam ciuman yang kini disambut baik oleh lawan mainnya.
Karina menutup matanya, melingkarkan tangannya di atas bahu Nicko sambil membuka mulutnya agar pria tersebut semakin leluasa memainkan lidahnya di sana.
Sesuatu yang baru pertama kali Karina rasakan. Berciuman, mungkin bagi anak sebayanya ini semua adalah hal yang biasa. tidak untuk Karina, gadis tersebut selalu merasa jika yang sedang ia lakukan sekarang adalah sesuatu yang menjijikan. Namun, untuk kali ini Karina menghempas jauh itu semua, dan mulai bisa merasakan nikmatnya sensasi ciuman yang Nicko berikan.
"Ahm..." Karina tersenggal saat dirinya bisa melepaskan penyatuan bibir itu sejenak. "cukup," ucap wanita tersebut terengah.
Balasan ciuman yang Karina berikan justru semakin membuat Nicko kehilangan kendalinya. pria itu langsung menurunkan tali dress beserta penyangga dada yang Karina kenakan lalu mengecupi bagian tersebut dengan sangat liar.
"Ahhmmm, Nicko. hentikan," lenguh Karina menolak.
Nicko mengangkat tubuh Karina lalu menjatuhkan tubuh gadis itu di atas ranjang. "Kau menyukainya?" tanya Nicko menindih tubuh Karina.
"Tidak, ini berlebihan. jangan lakukan itu," pekik Karina merengek.
"Tenanglah, Sayang. percaya padaku, ini semua akan terasa jauh lebih nikmat dari apa yang kita lakukan sebelumnya." ucap Nicko meyakinkan sambil membuka paksa dress yang masih Karina kenakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Meylin
keenakan ya Karina hingga smpe biarin tuh dres kebuka 😇
2021-12-29
0
KomaLia
selalu bikin panas dingin
2021-04-03
1
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
uuhh Nicko nih pemain ulung kayaknya 🤭🤭
2021-03-21
1