Apa aku perlu mengulangnya?" Nicko meraih tangan Karina dan membawa gadis tersebut menuju sofa. "Duduk bersamaku, dan ceritakan segalanya tentang dirimu."
Apa ini? sikap Nicko benar-benar membuat Karina kebingungan. gaya bicara dan sikapnya sangatlah terang-terangan, entah apa maksud dan tujuan pemuda tersebut. sejauh ini Karina masih terlihat tenang untuk menghadapinya.
"Kau diam lagi?"
Karina membuang nafas kasar, sambil mengibaskan tangan tepat di hadapan bagian hidung. itu semua ia lakukan semata-mata untuk mengusir bau busuk yang menyengat, akibat buangan isi perut Helen.
"Dasar," umpat Karina dengan suara terendah.
Nicko mengerutkan dahinya saat Karina berlalu. ia berpikir, mungkin gadis itu akan mengambilkannya minum atau sebuah jamuan lain sejenisnya.
Sepintas naluri kelelakian Nicko kembali bekerja. pemuda itu langsung menelan ludah getir, saat matanya tertuju melihat kecantikan dan keindahan tubuh Karina.
"Dia benar-benar sangat menarik," batin Nicko berpikiran kotor.
Banyak para wanita cantik yang mendekati Nicko dan berharap jika pemuda kaya itu bisa mengadopsi mereka untuk menjadikannya sebagai kekasih, tunangan, ataupun seorang istri sekalipun. Namun, nyatanya Nicko sama sekali tak tertarik. instingnya terus tertuju pada Karina yang merupakan tetangga sekaligus teman dari temannya tersebut.
Walaupun Karina terlihat acuh, hal itu semakin membuat Nicko semakin tertantang untuk segera melumpuhkannya. Nicko yakin, cepat atau lambat gadis itu akan segera bertekuk lutuk, dan Nicko bisa mendapatkannya secara keseluruhan.
Dua puluh menit waktu berlalu, Nicko merasa heran saat Karina tak kunjung kembali. setelah sebelumnya wanita itu pergi.
"Kemana dia?" batin Nicko kesal bertanya-tanya.
Pemuda itu pun beranjak dari tempat sandarannya. ia memang belum tahu pasti, bagaimana denah hunian tersebut. Namun, Nicko dengan sangat pandang menelusuri arah yang dituju Karina pada saat gadis itu berjalan meninggalkannya.
"Dapur?" ucap Nicko saat dirinya berada di ambang ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa perabotan dapur, seperti kulkas, meja makan dan yang lainnya.
Nicko memundurkan langkahnya, ia memutar badan degan pandangan yang tertuju pada sebuah pintu di sudut ruangan. pria itu pun melangkah pelan, sambil melirik ke kiri dan ke kanan guna mencari keberadaan Karina.
"Astaga, cepat cium. kenapa kau bodoh sekali," umpat Karina sebal.
Nicko yang mendengar hal itupun semakin yakin, jika Karina sedang berada di ruangan sana. tapi apa maksud dari ucapan Karina? Nicko sampai berpikir, jika di dalam sana ada seorang pria yang sedang Karina sembunyikan darinya.
"Tidak, dia akan menodai gadisku." gumam Nicko mempercepat langkah untuk segera menghentikan aktifitas Karina. "Bruak..."
Karina menatap heran kearah Nicko dengan ekspresi datar, "kenapa?" tanya Karina heran.
"Dimana pria itu? siapa pemuda yang akan mencium mu?" tanya Nicko kesal mencecar.
Karina terdiam, ia bergidik jijik sambil menyeringai. "cium?" ucapnya kebingungan.
"Ya! apa kalian akan mengotori tempat ini? jika itu terjadi aku akan melaporkanmu pada pemilik rumah sewa, dan kau dan pria itu akan di usir." tegas Nicko mengancam.
"Ahhhh... akhirnya kalian berciuman." pekik Karina kegirangan menatap layar televisi.
Nicko mengalihkan tatapannya kearah yang di sorot Karina. "Drama Korea?" ucap Nicko tidak percaya.
Tatapan mematikan Karina kini tertuju pada pemuda yang berdiri dihadapannya, "Memangnya apa yang kau pikirkan? pemuda? apa kau pikir aku membawa seorang pria dan sedang melakukan hal gila disini?" sejenak Karina beranjak dari tempat tidurnya, lalu mendekati Nicko dan mendorong tubuh pria itu perlahan. "Keluar, kau tidak sopan menerobos kamar seorang gadis dan membuat keributan."
Nicko mengerjap, ia tersenyum kecut sambil menahan dorongan yang Karina berikan. "Ma... maaf, tapi sepertinya kau lebih tidak sopan karena meninggalkan seorang tamu begitu saja tanpa mengatakan satu patah katapun!" Nicko melangkah meraih remot yang tergeletak di atas ranjang Karina. "Lihat ini, kau bahkan mengabaikanku dan memilih untuk menonton tayangan ini. kau pikir ini sopan?"
Karina merasa terbungkam, gadis itu hanya bisa memandang Nicko dengan sorot kesal dalam keadaan bibir yang mengerucut.
"Aku memaafkan mu," imbuh Nicko memiringkan senyum sambil membelai wajah cantik Karina.
Karina memalingkan wajahnya saat Nicko dengan sangat berani menyentuhnya, "Pria tidak waras!" ucap Karina menghardik. gadis itu kembali meraih tubuh Nicko dan mendorongnya dengan kasar untuk segara mengusir pemuda tersebut keluar dari dalam kamarnya.
"Kau begitu agresif," Nicko kembali melempar rayuan mautnya, sambil memperdekat langkah memandang intens wajah cantik Karina. "Katakan siapa ayahmu, dia sangat hebat sehingga bisa membuat anak secantik dirimu."
Karina mengubah ekspresi wajahnya setelah ia mendengar kata Ayah yang keluar dari mulut Nicko. begitu menyakitkan dan menusuk hatinya, karena wanita tersebut sangat membenci ayahnya.
"Pergi," titah Karina dingin.
"Kenapa harus terburu-buru? kita belum melakukan apapun?" sahut Nicko santai menggoda.
"Aku bilang, cepat pergi dari sini." pekik Karina dengan emosi yang memuncak.
Nicko tertegun, sorot matanya tak bisa lepas saat ia melihat dengan jelas jika Karina telah meneteskan cairan bening yang mengalir di wajah cantiknya.
"Kau menangis? apa aku membuatmu tersinggung?" tanya Nicko cemas merasa bersalah.
Karina tak menggubrisnya, gadis itu hanya bisa tertunduk sambil menderaskan tangisannya.
"Oke, aku akan pergi." Nicko memundurkan langkahnya, "Ma... maafkan aku. aku tidak bermaksud, aku tidak berniat melakukan sesuatu yang beruk, aku hanya... aku..."
"Diam!" Karina beranjak spontan, "Ahhh..." gadis itu berteriak kesakitan, saat ibu jarinya tak sengaja tersandung mengenai kaki nakas.
Dengan cepat Nicko meraih tubuh Karina, "Apa itu sakit, kau baik-baik saja?" tanya Nicko khawatir.
"Lepas!" Karina menepis Nicko hingga ia kehilangan keseimbangan tubuhnya, "Brukk..." gadis itu jatuh terbaring di atas tempat tidur dengan tangan yang menarik kemeja yang Nicko kenakan hingga pria itupun jatuh di atas tubuhnya. "Kau..." Karina memelas saat kedua matanya bertemu dengan mata indah Nicko dalam jarak yang sangat tipis. "Kau akan melakukan sesuatu padaku?" tanya Karina terbata penuh ketakutan.
"Kau yang menarik ku sayang," sahut Nicko tersenyum picik.
"Aku hanya, aku..."
"Karina?" Johan membulatkan matanya seolah tidak percaya, saat melihat Karina terbaring di bawah tubuh yang ia kenal sebagai pemilik Bar.
Karina membuka mulutnya, spontan gadis itu tersentak mendorong Nicko menjauh dari tubuhnya. "Aku... ini, ini tidak seperti yang kau pikirkan."
Johan tersenyum kecut, tatapan tajamnya mengarah kearah Nicko dengan ekspresi penuh kecewa. "Maaf, sudah mengganggu." ucap pria tersebut kemudian berlalu.
"Johan tunggu," Pekik Karina mencoba menghentikan. "Ini semua gara-gara kau!" tegas Karina menunjuk kejam kearah Nicko.
"Apa salahku?" tanya Nicko merasa tak bersalah. "Kau yang menarikku,"
"Jika saja..." Karina berdecak sebal tidak melanjutkan ucapannya.
"Dia kekasihmu?" tanya Nicko penasaran.
Karina menghela nafas panjang, ia mengerjap prustasi kemudian menjawab. "Tidak, tapi aku menyukainya."
"Kau yakin? aku lebih tampan darinya. aku juga tidak kalah tinggi darinya. uang dan bisnis ku juga dimana-mana." celetuk Nicko membanggakan diri.
"What? siapa yang menyuruhmu bicara? dia lebih baik darimu, dalam segi apapun!" tegas Karina menjawab penuh penekanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Cimol bojot kavling keuangan
ah suka bingung mau komen apa kalo udh dpt cerita yg srek pas buat d baca. keasikan baca. jdi.a pgn baca terus
2021-06-14
1
KomaLia
jadi tambah penasaran kisah johan karina helena
2021-04-03
1
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
aaahh ternyata Karina awalnya naksir Johan...
2021-03-21
4