"Tidak, hari ini ujian. aku sudah terlambat," Karina beranjak cepat dari tempat tidurnya dan langsung berlari menuju kamar mandi.
Akhir-akhir ini Karina merasa sangat ceroboh. ia tidak pernah melakukan aktifitas belajarnya sebelum tidur, sering kali terlambat untuk pergi ke kampus dan lebih parahnya lagi, Karina juga sudah tidak pernah mengerjakan tugas yang Dosen berikan.
Hal yang Johan takutkan pun akhirnya terjadi. pria itu juga mengklaim, jika perubahan tersebut terjadi semenjak Karina dan Nicko mulai menjalin kedekatan. sebelumnya Karina selalu mengatakan, jika hanya akan ada dua kemungkinan yang terjadi. orang lain atau dirinya-lah yang akan terpengaruh ke dalam lingkungan yang sedang mereka jalani masing-masing.
"Helen?" Karina terlihat begitu keheranan saat dirinya keluar dari dalam kamar dan melihat Helen yang sedang menyantap sarapan. "Kau disini? apa kau mabuk?" Karina menghampiri Helen dan menepuk-nepuk wajah wanita tersebut untuk memastikan.
"Karina," Helen menyingkirkan tangan Karina dari wajahnya. "Semalam aku pergi, tapi saat aku sampai, aku malah di usir."
"Di usir?" pekik Karina terkejut, sejenak gadis itu kembali di ingatkan oleh perjanjian antara dirinya dan Nicko kemarin.
Helen menganggukan kepalanya dengan ekspresi memelas, "Kau percaya itu? mereka sudah mengusir pelanggannya. aku bahkan nyaris tanpa absen sehari pun, mereka benar-benar keterlaluan." gerutu Helen kesal sambil mengepalkan tangan.
"Ba... bagus kalau begitu, jadi hari ini kau bisa ikut bersamaku ke kampus." Karina memiringkan senyum sambil menyeret segelas kopi milik Helen, "cepat bersiap, waktu kita tidak banyak."
"Tidak, kau saja. aku ingin menemui Vano, kami berdua sudah membuat janji." tolak Helen halus.
Karina memincingkan matanya. entah mengapa, setiap kali gadis itu mendengar nama pria tersebut ia selalu saja bergidik jijik. apa mungkin itu semua karena Karina pernah hampir di perkosa olehnya? tapi sebelum kejadian itu berlangsung pun, Karina memang sudah tak menyukai Vano karena pria itu benar-benar telah memberikan pengaruh buruk pada Helen.
"Aku harap kau tak mendekatinya lagi dan melakukan hal gila." celetuk Karina dingin, kemudian melangkah menjauhi Helen untuk segera berlalu menuju kampus.
"Selamat pagi."
"Ahhh..." Karina menjerit terkejut dan langsung memalingkan tubuh untuk menyembunyikan wajahnya dari pria yang baru saja datang, siapa lagi jika pria itu bukanlah Nicko.
"Hah, kenapa?" reflek Helen pun tersentak saat mendengar teriakan nyaring Karina.
Karina mengerjap, ia terus memunggungi Nicko. bukan tanpa alasan, gadis tersebut hanya malu untuk menunjukan kembali wajahnya setelah kejadian semalam. bahkan keterlambatan Karina ada kaitannya dengan hal tersebut, karena setelah kejadian itu Karina benar-benar terus di hantui bayang-bayang Nicko hingga ia kesulitan untuk terlelap.
"Kenapa? apa yang terjadi?" imbuh Helen bertanya-tanya heran. sambil melirik kearah Nicko dan Karina secara bergantian.
"Aku datang untuk mengantar Karina ke kampusnya, tapi sepertinya rupa ku begitu menyeramkan sampai dia harus berteriak ketakutan saat melihat wajahku." celetuk Nicko memiringkan senyum.
"Dengan pakaian formal seperti itu?" Helen terkekeh begitu menyadari jika Nicko telah mengenakan setelan jas kantornya.
Nicko mengerutkan dahinya dengan mata memincing, "Kenapa. ini terlihat keren bukan? aku ini pembisnis, apa masalahmu?"
Sejujurnya Nicko bisa saja mengenakan pakaian santai sehari-harinya. Namun, setelah menjalin kedekatan dengan Karina ia merasa semua hari terasa begitu penting. Nicko dengan bangga akan memamerkan gaya hidup dan kesehariannya kepada semua orang agar dapat membuat Karina terkesan.
"Aku sudah terlambat," tukas Karina berlari keluar melewati Nicko begitu saja.
Spontan Nicko pun langsung memutar badan, berjalan cepat untuk mengejar gadis incarannya. "Karina, tunggu. aku akan mengantarmu, sayang."
"Apa dia tidak waras, ekspresi wajahnya terlihat begitu santai seolah tak terjadi apapun semalam. bodoh," gerutu Karina mengumpat.
"Karina," Nicko meraih tangan gadis tersebut, menghentikan langkah Karina.
"Lepas, Nicko. aku harus ke kampus, jangan ganggu aku sekarang!" Karina mencoba memberontak, ia terus saja berusaha menyembunyikan wajahnya tidak berani menatap Nicko.
Nicko semakin mencengkram kuat Karina, berusaha untuk mengunci pergerakan gadis tersebut. "Aku akan mengantarmu, kau ini kenapa? apa aku sudah membuat kesalahan."
Karina tertunduk malu sambil menggelengkan kepalanya dengan keadaan bibir yang mengerucut.
"Lantas apa? kenapa kau terus menghindar?" tanya Nicko mencecar. pria itu bahkan meraih wajah Karina dan mendongakannya agar Karina dapat membalas tatapan Nicko yang sedang mengintimidasinya. "Jawab aku, tatap aku, Karina."
Karina masih saja terdiam, gadis itu tak bisa berpikir dengan jernih. ia bingung harus dengan cara apa menjawab cecaran Nicko tersebut. tidak memungkinkan untuk Karina jujur dan mengatakan jika hal ini karena kegilaannya semalam.
"Bagaimana kau akan yakin padaku jika kau terus menghindar seperti ini, bicaralah, Karina." imbuh Nicko mendesak prustasi.
"Ini bukan masalah besar," Karina berdecak sebal dengan bola mata yang bergerak ke kiri dan ke kanan, "Aku... aku hanya,"
"Hanya apa?"
"Lupakan saja," timpal Karina spontan, gadis itu sedikit melerai sarafnya yang menegang sambil bersandar di badan mobil yang terparkir.
Nicko menghela nafas kasar, bagaimana pun juga baginya menghadapi Karina bukanlah sesuatu yang mudah. menurutnya gadis ini seperti bunglon, mudah berubah-ubah. dalam waktu singkat Karina bisa dengan mudah ia lumpuhkan, dan setelah itu Karina akan tiba-tiba saja mendiamkannya tanpa sebab dan alasan yang jelas.
"Jadi ke kampus?" imbuh Nicko setelah ia bisa menata emosinya agar tidak meluap.
"Kau tidak lihat, kelas ku sudah di mulai setengah jam yang lalu! ini semua gara-gara kau!" sahut Karina penuh kekesalan.
"Kenapa aku?" Nicko menajamkan tatapan. dengan sulit ia meredam emosinya Karina justru malah menyalahkan Nicko hingga pria itu kini kembali terpancing.
Karina terdiam, rasanya sudah malas bagi Karina untuk menanggapi pria aneh seperti Nicko.
"Baiklah, maafkan aku." ucap Nicko tulus. padahal Nicko sendiri tidak tahu letak kesalahannya dimana.
"Hmmm," Karina bergeming, ia langsung mendorong tubuh Nicko perlahan lalu berkata. "Sudahlah, aku lapar."
Nicko mengerjap, ia kembali menghela nafas panjang dalam menghadapi sikap misterius Karina. "Aku sudah meminta maaf bukan? sekarang apa lagi masalahnya? apa kau merasa jika aku ini adalah pengganggu? atau sebuah beban?"
Karina tertegun, ekspresi kesalnya langsung berubah setelah mendengar pernyataan Nicko.
"Aku tahu kau tak akan pernah tertarik padaku, tapi bukankah aku masih memiliki waktu sampai besok? sisa waktuku tidak banyak, biarkan aku berusaha untuk meyakinkanmu." ucap Nicko menggenggam erat tangan gadis tersebut.
"Bagaimana jika aku berkata, kalau aku sudah terpengaruh olehmu?" ucap Karina datar bertanya.
Nicko melemahkan genggaman tangannya dari Karina, perlahan ia melepas tangan tersebut dengan tatapan kosong tak berarti. entah apa yang Nicko pikirkan, pria itu bahkan tidak bersuara sedikitpun dan malah memundurkan langkahnya menciptakan jarak dari Karina.
"Hah..." Nicko tersenyum getir, ia membuang tatapannya dari Karina lalu menganggukan kepalanya perlahan
"Nicko aku..."
Pria itu terlihat dingin, Nicko melirik kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian berkata. "Aku harus pergi," ucapnya lalu memasuki mobil dan menyalakan mesin kendaraan tersebut.
Mata Karina memanas sambil berpikir apa ucapannya tersebut telah melukai perasaan Nicko? pria itu terlihat begitu marah padanya. bahkan saat Nicko menginjak pedal gas mobilnya, ia tak mengatakan sepatah katapun dengan ekspresi yang begitu jengkel terhadap Karina.
KOMEN LIKE VOTENYA DONG, BIAR MAKIN SEMANGAT:')
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
KomaLia
mirip nathan sama alana emosian egois
2021-04-03
1
🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫
pinter ini Nikko tarik ulur hatinya si Karina.
ehh yg pinter bkn Nikko tp authornya 😁😁
2021-03-01
1
Momy Victory 🏆👑🌹
kenapa harus marah Nicko? harusnya senang Karina sudah terpengaruh oleh dirimu? ....
2021-02-28
1