Episode 11

Johan dan Karina sepertinya memang satu frekuensi. keduanya sangat sulit untuk di pahami. tindakan dan tingkah lakunya sangatlah misterius. mereka cenderung membuat orang terkecoh atas apa yang mereka pikirkan.

"Kau hebat, jika bisa membuat Helen menghentikan kegilaannya." gumam Karina sambil memandang kegaduhan yang terjadi di halaman kediamannya.

Vano terlihat mengantar Helen, pria itu tak sengaja berpapasan dengan Johan yang baru saja datang. pertengkaran pun tak bisa terhindarkan, Johan menegur dengan penuh amarah agar Vano tak lagi mendekati Helen agar wanita itu tak larut semakin jauh dalam pengaruh buruk.

Usaha itu sudah sering kali Karina lakukan, pernah beberapa waktu lalu Karina juga menegur Vano. Namun, sialnya Karina justru malah di goda dan hendak di perkosa. sejak itulah, Karina tidak berani menampakan wajahnya di hadapan Vano. ia sedikit trauma dan takut, jika semua itu akan kembali terjadi. sebelumnya ada Johan yang menyelamatkan Karina, tapi bagaimana jika semua itu kembali Vano lakukan pada saat Johan tidak bisa datang?

"Helen, dia mabuk lagi?" ucap Karina bertanya dingin.

"Dia sudah kecanduan alkohol. entah harus dengan cara apa lagi aku menegurnya, Helen benar-benar sudah gila." gerutu Johan penuh kekesalan.

"Bi... biarkan saja, kenapa kau sangat peduli padanya?" sahut Karina mengerucutkan bibir.

"Huft..." Johan menghela nafas panjang, setelah pria itu berhasil membaringkan Helen di atas sofa. "Karena aku takut, jika kau akan terpengaruh. aku juga memperdulikanmu, apalagi sekarang kau sudah semakin dekat dengan si pemilik Bar."

Deg... Karina tertegun, bagaimana gadis itu tidak tertarik. tutur kata Johan yang lembut selalu bisa menenangkan hatinya, perhatian dan kebaikan Johan melebihi apapun. meskipun Johan adalah laki-laki, Karina bisa menghempas pikiran buruknya. jika tidak semua pria brengsek seperti Ayahnya.

"Tokk... tok..."

Johan dan Karina melirik ke sumber suara secara bersamaan.

"Apa aku mengganggu?" ucap Nicko santai di ambang pintu.

Karina mengalihkan tatapannya. sepertinya Johan memang sangatlah membenci Nicko, meskipun ia tak mengetahui apa alasannya. semua itu terlihat jelas, saat ekspresi wajah Johan langsung terlihat dingin begitu Nicko datang.

"Aku boleh masuk?"

Johan langsung mengangkat tubuh Helen untuk membawa wanita tersebut menuju kamarnya. sedangkan Karina hanya bisa tersenyum canggung mengiyakan apa yang Nicko katakan.

"Masuklah," sahut Karina kikuk.

Nicko mengukir senyuman di bibirnya, ia berjalan perlahan mendekati Karina sambil menyerahkan sesuatu yang sengaja ia bawa sebagai buah tangan.

"Te... terima kasih," ucap Karina menerima.

Nicko memang banyak berubah. usahanya dalam mendapatkan hati Karina tidaklah main-main. ia jauh lebih sopan, jauh lebih santai dan tidak seceroboh saat keduanya belum menjalin kedekatan.

Dalam kedatangannya, Nicko selalu saja membawa secangkir gelas berisikan kopi dan gula yang sudah teracik tanpa air panas. anggap saja itu semua adalah metode cara untuk mendapatkan perhatian Karina, karena setiap paginya Nicko bisa menyeruput kopi langsung dari tangan gadis tersebut.

"Kau terlihat gelisah, ada apa?" Nicko memulai pembicaraan, sejak kedatangannya Karina memang terlihat murung dan pendiam. tidak banyak bicara, bahkan saat mengaduk secangkir kopi saja, gadis itu lakukan sambil melamun.

"Kau lihat Johan? aku kasihan padanya." Karina menyerahkan secangkir kopi itu pada Nicko, lalu menghela nafas kasar sambil menyandarkan tubuhnya di tembok dapur.

"Kenapa?" tanya Nicko.

"Johan pria baik, ia sangat peduli padaku dan Helen. tapi kami selalu saja membuatnya kesulitan," sejenak Karina melirik kearah kamar Helen dengan keadaan pintu yang terbuka. "Tanpa rasa risi, Johan membersihkan Helen. ia juga tak pernah bosan untuk mendisiplinkan si bodoh itu. tapi Helen sama sekali tak memperdulikannya, aku bahkan sudah sangat sering bertengkar dengan Helen hanya karna dia tersinggung dengan teguran ku."

Nicko mengangguk, ia tersenyum lalu menggenggam tangan Karina. "Aku mengerti, aku akan membantu kalian."

Pandangan Karina tertuju pada tangannya yang sedang Nicko genggam. dengan susah payah gadis itu menelan salivanya, lalu kemudian mengalihkan sorot matanya kearah wajah Nicko. "Me... membantu?"

"Bar itu milikku, aku akan menyuruh keamanan untuk tidak mengijinkan Helen masuk. atau jika perlu, aku akan menutupnya."

Deg... Karina tertegun, seluruh tubuhnya bergetar saat detak jantungnya mulai tidak karuan. "Me... menutup?"

"Aku tidak akan membiarkan Helen membuatmu kesulitan." tukas Nicko penuh kelembutan.

Karina terpaku, bibirnya terasa kelu. sejak kapan dirinya menjadi tidak tahu aturan? bahkan setelah mendengar Nicko mengucapkan kalimat tersebut Karina langsung merasa jika ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya.

"Tidak aku tidak boleh tertarik padanya," batin Karina menampik perasaannya.

"Mungkin caraku sebelumnya terlalu menonjol, tapi aku benar-benar tertarik padamu." Nicko semakin mendekatkan dirinya pada Karina, kedua tangannya beralih menyentuh wanita tersebut. "Inilah aku, tidak tahu aturan, sering kali berbuat kasar, aku bahkan berpikir jika mendapatkan mu akan mudah saat aku memamerkan kekayaan." Nicko membelai wajah Karina, menyingkirkan rambut halus yang menutupi wajah cantik gadis tersebut. "Kau berbeda, Karina. kau banyak menciptakan perubahan dalam diriku. itulah salah satu alasan, kenapa aku tak pernah berhenti untuk mendekatimu."

Karina tidak berkutik, gadis tersebut terus saja larut dalam tatapan Nicko yang semakin dalam menenggelamkan dirinya. Karina juga kesulitan dan tidak bisa mencerna dengan baik jika yang Nicko katakan adalah ketulusan atau hanya sekedar rayuan gombal.

Nicko semakin memangkas jarak wajahnya dengan wajah Karina. nafas keduanya memburu menjadi satu. ketampanan Nicko sukses menghipnotis Karina untuk tidak memalingkan wajah, saat pria itu kini mulai hendak meraup bibir lembutnya.

"Ehhmm..."

Spontan Karina tersentak, ia langsung mendorong Nicko menjauh saat suara deheman Johan berhasil menyadarkannya.

"Aku sudah membereskan Helen, aku akan pulang sekarang." imbuh Johan pada Karina sambil menatap sinis kearah Nicko penuh kekesalan.

"Ba... baiklah, aku akan mengantarmu kedepan," Karina tersenyum gugup, ia menganggukkan kepalanya kikuk lalu melangkah mendekati Johan untuk mengantar pria tersebut keluar.

Nicko berdecak sebal, ia terlihat begitu prustasi setelah aksi mencuri ciumannya tergagalkan, "Sial!" umpatnya jengkel.

Terpopuler

Comments

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

mknya johan gercep klo suka ma karina jgn diem" bae.. cinta dlm diam..
dg sll prhtian sm si Helen ... hahaaa nmy sm na sy Helen juga ..
nnti karinanya d gercep nicko dluan hiihii yar rau rsa nich si nicko

2021-07-26

1

YaNaa Putra Umagap

YaNaa Putra Umagap

lnjutt besok, tak kuat Mata.....😴😴😴

2021-06-02

0

KomaLia

KomaLia

johan laki laki baik

2021-04-03

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!