Setyo yang lagi menjalankan misi untuk membungkam saksi yang rencananya akan dihadirkan dalam persidangan Vera tiga hari lagi sangat terkejut mendengar kabar bahwa Felicia telah ditemukan dan anak buah yang melakukan aksi penculikan telah tertangkap.
Sejak gambar pelaku disebarkan, dalam kurun waktu dua kali dua puluh empat jam para pelaku bisa dibekuk.
Hal tersebut tidak lepas dari bantuan masyarakat yang mengetahui keberadaan mereka disekitar gunung p***t.
Para pelaku yang masih berkeliaran disekitar gunung p***t memang tidak diperbolehkan meninggalkan lokasi oleh pimpinan mereka sebelum Felicia berhasil ditemukan.
Bukannya menemukan gadis itu, pencarian yang mereka lakukan berujung pada penangkapan dan membuat mereka mendekam dibalik jeruji besi.
Rohim yang mengetahui anak buahnya tertangkap berusaha untuk membungkam mereka, namun langkahnya sudah terbaca oleh pihak kepolisian yang langsung memindahkan para pelaku sebelum aksi Rohim dijalankan.
Sedangkan anak buah Rohim yang mendatangi rumah tahanan dibuat kocar - kacir oleh petugas yang tiba - tiba datang menyergap.
Meski banyak anak buahnya yang tertangkap, tapi Rohim berhasil melarikan diri.
Setelah gagal menjalankan tugasnya, Rohim segera menghilang sebelum nyawanya melayang di tangan Setyo.
Setyo yang pusing karena aksinya untuk membungkam saksi kunci yang akan digunakan oleh Alfredo dalam persidangan gagal, terlihat sangat marah saat mendengar kabar bahwa Rohim tidak berhasil membungkam para penculik Felicia.
Bahkan sekarang Rohim dikabarkan menghilang setelah tugasnya tersebut gagal dijalankan.
Pagi ini, Alfredo dan Mia terlihat sudah rapi dan bersiap untuk menghadiri sidang perdana atas kasus pembunuhan Irene dan Bramasty.
" Mama yakin mau ikut ? ", tanya Alfredo lembut dan dijawab anggukan oleh Mia.
Sambil menarik nafas panjang, Alfredo mengandeng tangan maminya dan masuk kedalam mobil.
Sebenarnya Alfredo tidak ingin maminya ikut hadir dalam persidanhan ini. Dirinya takut maminya tidak kuat mendengar fakta tentang kematian suami dan menantu kesayangannya.
Tapi karena Mia memaksa dengan menampilkan wajah sedih, akhirnya Alfredo luluh dan memenuhi keinginan maminya tersebut.
Akhirnya, disinilah mereka pagi ini, pengadilan negeri kota M. Persidangan dimulai dengan pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum.
Ada beberapa dakwaan yang diberikan kepada Vera, yaitu pembunuhan berencana dan pemalsuan surat wasiat.
Untuk memperkuat dakwaan, selain menyerahkan bukti, jaksa juga akan menghadirkan beberapa saksi kunci dalam kasus tersebut.
" Baik, saksi pertama kami panggil. Saudara Santi Eka Putri. Perawat yang bertugas menjaga ruang ICU korban di rawat ", ucap Hardian, jaksa penuntut umum.
Vera sangat terkejut dengan kehadiran Santi, perawat yang dulu membantunya masuk kedalam ruang ICU tempat Irene di rawat.
Dia juga yang membantu Vera untuk mendapatkan obat yang disuntikkan kedalam cairan infus sehingga Irene meninggal.
" Bagaimana dia bisa ada disini. Bukannya dia sudah mati ", batin Vera panik.
Vera memang pantas terkejut, karena dia pikir Santi telah berhasil dibunuhnya pada saat dirinya sempat berusaha memeras Vera dan mengatakan akan melaporkan semua kejahatan yang telah dilakukan Vera jika keinginanya tidak dituruti.
Yang Vera bunuh saat itu bukanlah Santi, tapi Sinta, saudara kembarnya.
Melihat saudara kembarnya dibunuh Vera, Santi yang ketakutan akhirnya melarikan diri dan bersembunyi keluar pulau agar tidak ditemukan oleh Vera.
FLASH BACK ON
Pagi itu, beberapa rentenir datang kerumah Santi untuk menagih hutang Bapaknya yang ketagihan berjudi.
Karena tidak bisa membayar, akhirnya rumah diobrak -abrik, beberapa barang berharga yang ada didalam rumah diambil sebagai pembayaran bunga pinjaman.
Selanjutnya, mereka hanya memberinya waktu dua hari untuk melunasi hutang tersebut, jika tidak maka rumah mereka akan diambil.
Santi merasa binggung harus mencari uang sebanyak itu darimana. Akhirnya dia memberanikan diri untuk menghubungi Vera.
Santi yang awalnya bicara baik - baik dengan Vera akhirnya sangat marah saat wanita itu memaki - makinya.
Vera bukan hanya memaki dan menghina keluarganya. Wanita itu juga mengungkit masalah biaya pengobatan yang telah dikeluarkannya untuk pengobatan ibu Santi hingga sembuh seperti sekarang.
Santi yang saat itu pikirannya sudah penuh dengan permasalahan yang ada di rumahnya, tersinggung dengan ucapan Vera.
Diapun mulai mengancam Vera , akan melaporkan semua kejahatan yang telah dilakukan Vera kepada pihak berwajib jika dia tidak menuruti permintaannya.
Vera yang cukup kesal dengan ancaman Santi segera menyuruh anak buahnya untuk menghabisi nyawa gadis itu.
Berbekal foto yang diberikan Vera, para pembunuh tersebut segera mencari dan menghabisi gadis itu dengan cara yang sadis dan mayatnya dibuang begitu saja ke perkebunam tebu.
Bukan hanya dibunuh secara sadis, gadis itu juga sempat diperkosa secara bergilir oleh anak buah Vera.
Santi yang hendak menyusul Sinta yang sedang membeli nasi goreng dipinggir jalan raya sangat terkejut saat dirinya melihat Sinta yang dibawa paksa oleh lima orang pria bertubuh kekar menuju arah perkebuna tebu yang berlokasi di belakang rumahnya.
Dengan perlahan Santi mengikuti dan melihat semua perbuatan bejat dan keji penjahat tersebut kepada saudarinya, tapi dirinya tidak berani mendekat karena kawanan tersebut membawa senjata api.
Santi baru menyadari bahwa penjahat tersebut adalah orang suruhan Vera saat tanpa sengaja dirinya mendengar salah satu penjahat itu menghubungi Vera dan mengatakan bahwa dirinya sudah berhasil melaksanakan tugasnya.
Dengan ketakutan, Santi segera meninggalkan lokasi kejadian menuju rumahnya.
Sesampainya didalam rumah, dia mengemas semua pakaian dan membawa tabungannya, memasukkannya kedalam koper dan segera beranjak pergi.
" Aku harus secepatnya pergi dari kota ini. Jika Vera tahu bahwa yang dia bunuh adalah adik ku, bukan diriku, tentunya dia akan terus mencariku ", batin Santi ketakutan.
Kemudian dengan langkah perlahan agar tidak menimbulkan suara, Santi berhasil keluar. Tujuannya sekarang adalah temannya Riska, yang bekerja di Kalimantan.
" Semakin jauh semakin bagus ", batin Santi sambil berjalan cepat menuju jalan raya.
Saat Alfredo melihat video yang diberikan oleh Bianca, dia segera mencari informasi mengenai siapa saja perawat yang pada saat itu bertugas menjaga Irene selama di ICU.
Setelah melakukan penyelidikan, akhirnya mengerucut ke satu nama, yaitu Santi.
Alfredo segera mengali informasi mengenai perawat tersebut.
Meski sulit mendapatkan informasi mengenai gadis itu, namun akhirnya keberuntungan berpihak kepada Alfredo.
Santi berhasil ditemukan dan untuk menjaga keamanannya sampai sidang berakhir, Alfredo menyiapkan tempat khusus dan pengawal untuk menjaganya.
FLASH BACK OFF
Santi yang dihadirkan sebagai saksi kunci dalam persidangan memberikan keterangan sejujur - jujurnya. Dia membeberkan semua fakta mengenai kematian Irene.
Mulai dari Vera yang mendekatinya pada saat dia merasa putus asa mencari biaya operasi ibunya, sampai terjadi transaksi dimana dirinya harus memberikan obat yang diminta Vera, serta memberikan Vera akses untuk bisa masuk kedalam ruangan ICU tempat Irene dirawat.
Selain kematian Irene, ternyata Santi juga turut andil dalam kematian Bramasty, dengan penganti obat yang dikonsumsi oleh mertua Vera itu.
Mia yang datang kepersidangan mendengar fakta tersebut sangat terkejut hingga tak sadarkan diri.
Melihat hal tersebut Alfredo segera mengendong maminya keluar ruangan dan menjaganya hingga perempuan paruh baya itu sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments