Pagi ini Alfredo bersiap - siap untuk berangkat ke A*****a. Salah satu cabang anak perusahaan yang ada disana lagi menghadapi permasalaha. yang cukup pelik, sehingga dia harus segera kesana untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
" Kamu rencana berapa lama berada disana ", tanya Vera.
" Sampai semua urusan beres, untuk waktunya tidak bisa dipastikan , ucap Alfredo datar.
" Aku ikut ya...", ucap Vera dengan nada merajuk.
" Aku kesana itu kerja, bukan rekreasi. Kamu dirumah saja mengurus Samuel dan mami ", ucap Alfredo sambil berlalu meninggalkan Vera yang sedang menyiapkan pakaian yang akan dibawa oleh suaminya tersebut dengan wajah cemberut.
Pagi itu, sebelum berangkat Alfredo menyempatkan diri untuk sarapan bersama mami dan anaknya tersayang. Karena dia tidak tahu kapan bisa pulang, mengingat rumitnya permasalahan yang lagi dihadapi perusahaannya.
" Mi...aku nitip Sammy ya, soalnya aku juga belum tahu pasti kapan bisa pulang ", ucap Alfredo sambil mencium tangan maminya.
" Tentu sayang, kamu fokus sama kerjaan yang disana ya, dan jangan lupa jaga kesehatan ", pesan Mia.
" iya mi, makasih ", ucap Alfredo sambil tersenyum.
" Sammy jadi anak yang baik ya sayang. Nurut sama mama dan nenek ", ucap Alfredo sambil mengecup pucuk kepala anaknya.
" Iya pa, Sammy akan jadi anak yang baik. Papa hati - hati disana ya. Cepat pulang ya pa", ucap Samuel sambil memeluk erat papanya.
" Jaga Sammy dan mami ", pesan Alfredo kepada Vera.
Setelah semua barang dimasukkan kedalam mobil, Alfredopun meninggalkan rumah menuju bandara dengan supirnya.
Didalam perjalanan, Alfredo menghubungi anak buahnya agar menjaga anak dan maminya selama dia tidak ada di Indonesia.
Entah kenapa hati Alfredo kali ini tidak tenang meninggalkan anak dan maminya dirumah, meski sudah ada Vera, istrinya yang menjaga mereka.
Tak terasa sudah dua minggu Alfredo berada di A*****a, tapi permasalahan yang ada belum menemukan titik terang sehingga mengharuskannya untuk tinggal lebih lama disini.
Sementara itu disalah satu rumah mewah bergaya klasik, terlihat seorang wanita cantik sedang menenteng kopernya turun dari lift.
" Mama mau kemana..?, besok ada acara Family Day disekolah Sammy. Mama bisa datang kan..?", tanya Samuel pada mamanya.
" Tidak bisa, mamaasih ada urusan yang lebih penting. Kamu pergi sama nenek kamu saja ", ucap Vera sambil berlalu meninggalkan Samuel yang terlihat sedih.
Mia yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menghela nafas panjang dan segera menghampiri cucunya guna menghiburnya.
" Sammy jangan sedih ya sayang, nanti nenek yang akan menemani Sammy ", ucap Mia menghibur cucunya.
" Tidak bisa nek, nanti disekolahan juga ada perlombaan yang melibatkan orang tua dan anak. Kegiatannya bikin capek, Sammy tidak mau kalau nenek nanti sampai sakit setelah ikut acara disekolahnya Sammy ", ucap Sammy sedih.
Mia yang melihat kesedihan diwajah cucunya, hatinya terasa teriris. Disaat seperti ini dia selalu merindukan Irene. Seandainya saja mama kandung Sammy tersebut masih hidup, tentu cucunya ini tidak akan pernah merasakan kesedihan seperti ini.
" Vera memang sungguh keterlaluan, padahal selama Alfredo tidak berada dirumah dia juga selalu kelayapan entah kemana. Dan baru kemarin dia datang, sekarang sudah pergi lagi ", batin Mia penuh emosi.
Tiba - tiba Mia teringat seseorang yang mungkin bisa membantunya menghapus kesedihan cucu semata wayangnya tersebut.
" Bagaimana kalau Sammy mengajak kakak cantik ikut ke acara sekolah besok. Nanti Sammy bilang saja kalau itu kakak sepupu Sammy, gimana sayang ", tanya Mia sambil tersenyum.
" Apa kakak cantik bisa nek, acaranya kan besok pagi dan sekarang sudah malam ", ucap Sammy ragu.
" Kalau belum kita coba tanya, kita tidak akan tahu kakak cantik bisa ikut apa tidak ", ucap Mia meyakinkan cucunya.
" Baik nek, Sammy hubungi kakak cantik dulu ya , ucap Sammy yang kemudian berlari kedalam kamarnya untuk mengambil ponselnya.
" Tidak diangkat nek ", ucap Sammy sedih setelah lima kali mencoba menghubungi Felicia tapi masih belum terangkat.
" Mungkin kakak cantik sudah tidur sayang ", ucap Mia.
" Coba kita hubungi besok pagi ya, siapa tahu bisa tersambung ",hibur Mia.
Kemudian Mia mengantarkan cucunya tersebut kekamarnya dan menemaninya sambil membacakan sebuah dongeng.
Biasanya sebelum dongeng selesai dibacakan Sammy sudah terlelap, tapi hari ini sudah dua dongeng dibacakan tapi mata cucunya tersebut belum juga terpejam.
Sammy yang masih sedih, tiba -tiba dikejutkan oleh dering ponselnua. Raut sedih diwajahnya berubah menjadi ceria ketika melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.
" Kakak cantik menghubungi Sammy nek ", ucap Sammy dengan mata berbinar.
S : malam kak...
F : malam my litle boy...
F : ada apa sayang, tumben nelpon kakak malam - malam ?
F : maaf tadi kakak lagi dikamar mandi, jadi waktu Sammy telephone tidak keangkat.
S : kakak besok sibuk tidak ?
F : memang ada apa sayang....
S : kalau kakak besok ada waktu, Sammy mau minta tolong ditemani ke acara Family Day disekolahan. Seban papa dan mama lagi pergi, jadi Sammy tidak ada yang menemani..
F : oh begitu, acaranya jam berapa sayang ?
S : jam delapan sudah harus berada disekolahan.
F : ok my litle boy, Sammy kirim alamat rumah Sammy ya, besok pagi kakak jemput.
S : terimakasih kakak cantik...
F : sama - sama sayang
F : sekarang Sammy tidur ya, biar besok tidak terlambat bangun.
S : baik kak..
S : Sammy sayang banget sama kakak..
F : kakak juga sayang banget sama Sammy..
F : ya sudah, telponnya kakak tutup dulu ya...
F : selamat malam sayang...
S : selamat malam kakak cantik...
Sammy yang merasa bahagia segera menarik selimutnya dan memeluk neneknya dengan erat sambil memejamkan mata.
Mia yang melihat kebahagiaan di wajah cucunya ikut bahagia. Dan merekapun tidur dengan wajah tersenyum penuh kebahagiaan.
Pagi harinya, selesai menyiapkan bekal, Felicia segera meluncur ke jalan kartini, tempat Sammy tinggal.
Sammy bersama nenek dan pengasuhnya sudah menanti kedatangan Felicia diteras depan rumah sambil menikmati teh manis hangat dan biskuit kesukaan Samuel.
Wajah Samuel berubah menjadi ceria saat mobil Felicia memasuki halaman rumah mewah tersebut.
Sammy segera berlari menyambut kedatangan Felicia tersebut.
" Pagi kak, wah... kakak hari ini cantik banget", puji Sammy.
" Berarti sebelum - sebelumnya kakak jelek dong ", ucap Felicia dengan wajah pura -pura cemberut.
" Tiap hari kakak selalu cantik. Tapi hari ini kakak lebih cantik katena bajunya kembaran sama Sammy ", ucap Sammy sambil masuk kedalam mobil.
Mia yang mendengar celotehan cucunya tersebut tersenyum bahagia. Setelah semua barang masuk kedalam bagasi, berempat segera meluncur ketempat dimana Sammy bersekolah.
Sepanjang perjalanan Sammy sering melontarkan celoteh - celoteh lucu yang membuat semua orang tertawa. Dan hal tersebut berlanjut hingga tak terasa mobil sudah sampai digerbang sekolah.
Setelah beramah tamah dengan beberapa orang tua murid yang kebetulan berpapasan digerbang sekolah, merekapun segera masuk kedalam aula tempat acara Family Day berlangsung.
Mia sangat bahagia melihat keceriaan diwajah cucunya. Setiap perlombaan yang diikuti oleh Sammy dan Felicia hampir semuanya mendapatkan kemenangan. Meski bukan juara pertama, tapi hal tersebut sudah bisa membuat Sammy bahagia.
Sementara itu dibelahan bumi yang lain, Alfredo yang seharian berkutat dengan pekerjaan terlihat sangat letih. Lingkaran hitam yang ada dimatanya terlihat semakin jelas. Dengan badan lemas dia meraih ponsel dan mulai mengecek notifikasi yang ada.
Dibukanya pesan dari Roland, anak buah yang disuruh mengawasi Felicia. Hanya foto - foto Felicia yang dikirimkan oleh Roland lah yang selama ini selalu menjadi penyemangat Alfredo dalam bekerja. Foto tentang keseharian Felicia menjadi pengobat rindu disaat dirinya harus jauh dari sang pujaan hati.
Betapa terkejutnya Alfredo saat melihat foto Felicia bersama dengan Sammy, anak kesayangannya. Segera dia menghubungi Roland untuk minta penjelasan mengenai foto yang dikirimnya tersebut.
A : bagaimana ceritanya Felicia bisa bersama Sammy dan mami...
R : sepertinya mereka sudah saling kenal bos
A : kenal dimana...
R : kalau masalah itu saya kurang tahu bos. Yang jelas, hari ini tuan muda ada acara Family Day disekolahan dan meminta nona Felicia untuk menemani.
A : dimana Vera...?
A : kenapa dia tidak menemani anaknya..?
R : menurut informasi yang saya dapatkan, nyonya mulai pergi dari kemarin dan sampai sekarang belum kembali.
A : ya sudah, kamu awasi dan lindungi Felicia. Kabari aku perkembangannya setiap hari.
R : siap bos
Alfredo coba menghubungi ponsel istrinya untuk minta penjelasan, tetapi ponsel Vera sedang tidak aktif.
Hal tersebut membuat Alfredo geram. Selama ini Alfredo sering mendapatkan laporan bahwa anak dan maminya sering terabaikan saat dirinya tidak berada di rumah. Tapi hal tersebut diabaikan oleh Alfredo karena selama ini dia masih melihat mami dan anaknya tersebut dala kondisi baik - baik saja.
Untuk meredam amarahnya, Alfredo mulai melihat satu persatu foto yang dikirim oleh Roland.
Disana terlihat jelas wajah bahagia Sammy saat memenangkan lomba berlari dengan kaki diikat antara dirinya dan Felicia. Ada juga lomba merias wajah, tembak air, dan menanam pohon bersama.
Meski muka dan baju Sammy belepotan tanah, tapi tidak memudarkan aura kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya.
Disana juga terdapat foto yang memperlihatkan maminya, Sammy, Felicia dan bik Ina pengasuh Sammy sedang makan siang bersama dihalaman berumput dengan beralaskan sebuah tikar.
Kehangatan dan keharmonisan terlihat jelas dalam foto tersebut. Slide demi slide foto dibuka hingga matanya tertutup.
Malam ini Alfredo bermimpi indah tentang keluarga kecilnya, keluarga yang inggin dia bina dengan hadirnya Felicia didalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments