Pagi ini Vera sangat marah saat membuka amplop coklat yang diserahkan anak buahnya.
Dilemparnya semua barang yang ada didalam kamarnya hingga jatuh berantakan.
Bahkan kaca rias yang baru diganti beberapa hari yang lalu, kembali hancur berkeping - keping.
Vera sangat murka melihat foto suaminya yang sedang mengendong seorang gadis muda belia dengan sangat mesra.
Selain foto tersebut, Vera juga mendapatkan foto suaminya dengan gadis lain lagi.
Kali ini dia terlihat sedang berbisik mesra dengan seorang gadis manis berambut sebahu.
Tatapan intens suaminya saat melihat gadis tersebut membuat Vera semakin geram.
Meski Vera masih belum mengetahui sejauh mana hubungan suaminya dengan kedua gadis tersebut, tapi dia bertekad untuk menyingkirkan siapapun yang berpeluang untuk merebut posisinya sebagai nyonya Alfredo.
" Kamu milikku !!!.. tak akan kubiarkan siapapun merebutnya !!!...", ucap Vera marah.
Sammy yang mendengar amarah mama tirinya segera beranjak dari meja makan, sebelum dirinya dijadikan tempat pelampiasan kemarahan mama tirinya tersebut.
Melihat hal tersebut, Mia sang nenek juga ikut beranjak mengikuti langkah cucunya masuk kedalam mobil dan ikut mengantar cucunya pergi sekolah bersama bik Ina dan supir.
Sedangkan Vera yang tidak menemukan keberadaan Alfredo disetiap ruangan yang ada membuatnya semakin marah.
Semua barang yang ada diruang tengah dia banting hingga hancur berantakan.
Vera sangat yakin bahwa suaminya tersebut semalam tidak pulang kerumah demi menjaga j****g tersebut di rumah sakit.
" Dasar p*****r s****n ", umpat Vera.
FLASH BACK ON
Alfredo yang sedang menunggu Felicia di Unit Gawat Darurat (UGD) mendapatkan telepon dari Roland, pengawal yang ditugaskan untuk menjaga dan melindungi pujaan hatinya.
Roland mengatakan kalau sekarang dirinya sedang diawasi oleh seseorang, kemungkinan besar orang tersebut adalah anak buah istrinya.
Untuk itu, Roland mengingatkan Alfredo agar lebih berhati - hati agar keberadaan Felicia tidak terdeteksi Vera.
Setelah mendengar peringatan dari Roland, Alfredo segera menghubungi Alex, asistennya agar segera datang kerumah sakit dan membawa pulang Felicia keapartemennya.
Sedangka dirinya berencana mengecoh orang suruhan istrinya tersebut sampai Felicia kembali keapartemennya dengan aman.
FLASH BACK OFF
Berbekal data yang diberikan oleh anak buahnya tersebut Vera segera menyusun rencana untuk nenyingkirkan gadis yang telah menarik perhatian suaminya tersebut.
" Untung dua - duanya bekerja ditempat yang sama, sehingga aku bisa membereskan mereka berdua dalam sekali tepuk ", ucap Vera dengan penuh amarah sambil memegang data Ajeng dan Felicia, dua orang gadis yang tertangkap kamera anak buahnya tersebut.
" Lakukan tugasmu dengan baik. Aku tidak mau ada kesalahan apapun ", perintah Vera.
" Siap bos ", ucap orang bayaran Vera.
Verapun segera menutup telepon dengan wajah puas dan mulai tertawa keras membayangkan nasib buruk yang akan dialami oleh dua orang gadis tersebut.
" Tampaknya nyonya mulai gila ", ucap salah satu pembantu rumahnya.
" Hush... kamu mau dipecat ", ucap temannya mengingatkan.
Semua pembantu menundukkan kepala saat Vera menatap mereka dengan tatapan tajam.
" Bereskan semuanya ", perintah Vera sambil berlalu.
Para pembantu segera membereskan semua kekacauan yang telah dibuat oleh majikannya tersebut.
Beberapa orang menghela nafas panjang saat membereskan barang - barang yang baru hitungan hari berada disana.
Sementara itu, saat sedang menunggu jadwalnya mengajar Alfredo melihat rekaman cctv yang sengaja dia letakkan dibeberapa area tersembunyi dirumahnya untuk memantau tingkah laku istrinya tersebut sepulang dia dari A*****a.
Setelah mendapatkan fakta dari Bianca , Alfredo tidak ingin hal buruk terjadi pada mami dan anak kedangannya. Untuk itu dia mulai mengawasi gerak - gerik istrinya tersebut.
Alfredo memperbesar gambar yang dia dapat saat Vera berada didalam kamar. Dan betapa terkejutnya Alfredo saat melihat foto dirinya mengendong Felicia berada ditangan Vera.
" Felicia dalam bahaya ", guman Alfredo.
" Kurasa aku perlu menempatkan speaker disamping camera yang terpasang. Karena suara yang tertangkap tidak begitu jelas ", gumannya lagi saat melihat rekaman Vera sedang menghubungi seseorang akan tetapi suaranya sangat kecil sekali sehingga hampir tidak terdengar.
Kemudian Alfredo segera menghubungi Roland untuk memperketat penjagaan terhadap Felicia.
Feelingnya mengatakan kalau Vera mulai bergerak untuk menyingkirkan Felicia. Seperti sebelum - sebelumnya, istrinya tersebut selalu menyingkirkan siapapun wanita yang dekat dengannya.
Alfredo juga mengerahkan anak buahnya untuk menjaga cafe milik Felicia dan rumah Ajeng. Mengingat dirinya juga bersama Ajeng waktu membawa Felicia ke rumah sakit.
Antisipasi ini dilakukan oleh Alfredo karena mengetahui sifat possesif Vera.
Tentu istrinya tersebut tidak akan melepaskan Ajeng begitu saja, meski Ajeng tidak ada hubungan apa - apa dengan dirinya.
Dan kecurigaan Alfredo tersebut terbukti, saat Roland memberikan rekaman seseorang yang sedang menyabotase motor yang biasa dinaiki oleh Ajeng.
Karena aksi mereka untuk mencelakai Ajeng gagal, maka orang suruhan Vera tersebut segera melakukan langkah selanjutnya yaitu berusaha untuk menculik Ajeng.Tapi aksi mereka kembali digagalkan oleh anak buah Alfredo.
Ajeng yang masih sedikit syok karena kejadian tersebut segera diantar pulang oleh Roland.
Dia berusaha menenangkan Ajeng dan berkata kepadanya agar tidak perlu khawatir karena ada beberapa pengawal yang berjaga diluar rumah.
Roland kemudian memberi Ajeng nomor handphonenya dan menyuruhnya untuk menghubunginya jika ada sesuatu yang mencurigakan.
Roland juga berpesan agar Ajeng tidak memberitahukan mengenai hal tersebut kepada siapapun, termasuk kepada kedua orang tuanya agar keselamatan mereka terjaga.
Ajeng yang sebelumnya sudah mendapatkan penjelasan dari Alfredo lewat telepon mengenai hal tersebut pada saat perjalanan pulang hanya bisa mengangguk atas semua yang diucapkan oleh Roland.
Karena waktu sudah larut malam dan melihat wajah Ajeng yang cukup lelah, Roland pun berpamitan untuk pulang.
Diperjalanan pulang, Roland menghubungi Alfredo untuk menyampaikan bahwa semua tugas telah selesai dia jalankan. Saat ini dia masih berusaha membuat orang - orang yang menculik Ajeng berbicara siapa dalang dibalik semua kejadian tersebut.
" Lakukan cara apapun agar mereka berbicara ", perintah Alfredo dengan garang.
" Baik bos ", ucap Roland singkat dan langsung menutup teleponnya.
Alfredo yang melihat Felicia bangun dari tempat tidurnya segera menghampiri dan membantunya berdiri.
" Aku bisa sendiri. Aku hanya mau kekamar mandi ", tolak Felicia sambil berusaha menyingkirkan tangan Alfredo dari pinggangnya.
" Sayang, aku tidak mau kalau kamu sampai masuk rumah sakit lagi ", ucap Alfredo sambil mengangkat Felicia dan membawanya kekamar mandi.
" Turunkan aku... yang sakit perutku, bukan kakiku ", ucap Felicia sambil meronta agar diturunkan.
Menghadapi kelakuan Felicia, bukannya menurunkan, Alfredo malah semakin erat memeluk Felicia dalam gendongannya.
Melihat rona merah yang terpancar dari wajah Felicia, Alfredo tersenyum bahagia.
" Cukup sampai disini, aku bisa masuk sendiri ", ucap Felicia sambil menutup pintu kamar mandi dengan keras.
" Kenapa kamu malu seperti itu, bukannya kau senang kuperlakukan seperti itu ", ucap Alfredo dengan senyum jahilnya.
" Cukup.... tutup mulutmu....", teriak Felicia dari balik pintu kamar mandi sambil menutupi mukanya yang merah karena malu akibat ucapan Alfredo.
Sementara itu disebuah apartemen mewah, Vera terlihat sangat marah saat mendengar bahwa anak buahnya telah gagal melakukan tugasnya, bahkan diantara mereka ada yang tertangkap.
Amarahnya semakin meluap saat dia mengetahui bahwa yang menggagalkan aksinya tersebut adalah Alfredo, suaminya sendiri.
" Aku tidak mau tahu bagaimana caranya, cepat bungkam mereka. Dan aku tidak ingin mendengar kata gagal. Ingatlah, nasib keluargu ada ditanganku", ancam Vera.
" Baik bu, kali ini saya pastikan tidak akan ada kesalahan lagi ", ucap orang tersebut.
" Lakukan semuanya malam ini ", perintah Vera.
" Baik ", jawabnya. kemudian sambungan telepon langsung terputus.
Pagi itu Alfredo sangat marah saat mendengar kabar bahwa gudang tempat orang yang hendak menculik Ajeng disekap terbakar. Sehingga dia tidak bisa mengetahui siapa dalang dibalik penculikan dan perusakan motor Ajeng tersebut.
Meski feelingnya mengatakan ini semua adalah perbuatan istrinya, tapi tanpa adanya bukti yang mendukung maka Vera tidak akan bisa dijebloskan kedalam penjara.
" Kali ini, Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika kamu berani menyakiti orang - orang yang kusayangi ", batin Alfredo geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments