Pertemuan singkat antara Alfredo dengan gadis yang tidak diketahui nama dan asalnya tersebut telah membuat hidup dan hari Alfredo kacau balau.
Hati dan pikirannya hanya berisi tentang gadis belia tersebut.
Alfredo sering kali terlihat melamun, bahkan saat mengajar di dalam kelas pagi ini, Alfredo sama sekali tidak bisa konsentrasi.
Pikirannya sudah dipenuhi oleh wajah dan semua hal yang berhubungan dengan gadis itu.
Gadis yang dia sendiri tidak tahu nama dan harus darimana dia mulai mencari keberadaannya.
Satu - satunya informasi yang bisa didapatkan adalah dengan mendatangi club malam tempat dia bertemu dengan gadis itu.
Tapi hal tersebut juga tidak membuahkan hasil, karena tidak ada yang tahu nama gadis yang dicarinya tersebut.
Gadis tersebut bukanlah pengunjung tetap club tersebut, jadi banyak yang tidak tahu akan sosok dirinya.
Bahkan dia sampai menyewa seorang detektif swasta ternama untuk mencari keberadaan gadis tersebut dengan bermodalkan lukisan wajah yang tergambar dari ingatan Alfredo.
Alfredopun juga melakukan pencarian secara acak ditempat - tempat biasanya anak muda berkumpul.
Berharap dia menemukan sosok yang sedang dicarinya. Tapi hal tersebut juga tidak membuahkan hasil.
Setelah lelah mencari, dengan rasa enggan Alfredo membuka pintu rumahnya.
Suasana rumah yang sepi membuatnya sedikit merasa lega karena itu tandanya dia tidak perlu mendengarkan ocehan Vera, istrinya yang menanyainya kenapa dia sering pulang larut malam dan berangkat pagi sekali.
Diusianya yang menginjak empat puluh dua tahun, Alfredo merasa seperti sedang mengalami puber kedua.
Ini kedua kalinya dia merasakan jatuh cinta setelah dengan mendiang istri pertamanya, Irene, yang hanya berlangsung selama empat tahun sebelum akhirnya Irene meninggalkan dirinyanya untuk selama - lamanya.
Hati dan pikiran Alfredo saat ini dipenuhi oleh sang pujaan hati. Alfredo merasakan ruang kosong yang ada dihatinya pelan - pelan mulai terisi dengan bunga - bunga cinta yang sedang tumbuh.
Musim dingin berlahan berganti dengan musim semi yang ceria. Akankah musim semi yang indah ini mampu bertahan, ataukah kembali kemusim gugur dan berujung kemusim dingin kembali.
Diruang kerjanya Alfredo tampak beberapa kali mengusap kasar mukanya. Pikirannya kacau, bayangan gadis yang menjadi pujaan hatinya terus muncul dikepalanya.
Bagaimaa cara dia bisa menemukan gadis itu, sedangkan satu petunjukpun tidak bisa dia dapatkan.
Anak buah dan detektif swasta yang telah dia sewapun belum membuahkan hasil.
Hal tersebut membuat Alfredo semakin frustasi dan tanpa disadari telah mempengaruhi kehidupannya.
Wajahnya selalu terlihat kusut karena kurang tidur. Rambutnya yang mulai panjang dia biarkan tak terurus.
Bahkan jambang yang tumbuh diwajahnya dia biarkan saja tanpa dicukur, meski hal tersebut tidak mengurangi kadar ketampanan pria beranak satu ini.
Alex, asisten pribadi Alfredo juga terlihat frustasi menghadapi tingkah laku pimpinannya tersebut.
Dia tidak tahu harus berbuat apa agar bisa mengembalikan Alfredo seperti sedia kala.
Karena seingat dirinya, saat bosnya ini kehilangan Irene, istri pertama yang sangat dicintainya, kondisinya tidak separah seperti sekarang.
Waktu itu Alfredo hanya mengurung diri di dalam kamar selama seminggu setelah kepergian Irene. Dan selanjutnya semua berjalan dengan normal, meski sejak saat itu senyuman dan sifat ceria atasannya tersebut seakan hilang bersama kepergian istrinya.
Banyaknya berkas - berkas dari kampus dan kantor yang terbengkalai membuat Alex harus kerja ekstra keras untuk membantu menyelesaikan semuanya.
Seperti saat ini, ada beberapa laporan yang harus mendapatkan persetujuan cepat oleh Alfredo, bukannya dilihat dan dibaca, bahkan berkas tersebut ada yang sama sekali belum tersentuh oleh Alfredo.
Alex yang merasa frustasi dengan tingkah laku bosnya tersebut hanya bisa mengusap mukanya secara kasar dan mengacak - acak rambutnya. Dan segera meninggalkan rumah atasannya tersebut.
Sementara itu diruang kerjanya, Alfredo yang masih bergulat dengan pikiran dan perasaannya meruntuki kebodohannya, kenapa saat bersama malam itu dia tidak mencari tahu lebih banyak tentang gadis yang telah mencuri hatinya tersebut.
Bahkan namanya saja dia tidak tahu. Hal ini sama seperti mencari jarum didalam tumpukan jerami.
Tiba - tiba lamunan Alfredo buyar saat ada ketukan keras di pintu.
" Papa tidak makan...", tanya Samuel, anak semata wayangnya sambil tersenyum melangkah kearah Alfredo berada.
" Sammy makan dulu ya sayang, papa masih belum lapar ", ucap Alfredo sambil membelai lembut rambut Samuel
" Kalau begitu temani Sammy makan ya pa, mama Vera lagi pergi dan nenek sudah tidur ", ucap Samuel dengan manja.
Alfredo yang melihat anak semata wayangnya tersebut memohon tidak kuasa untuk menolak.
Segera dia bangkit dan mengandeng tangan Sammy untuk segera menuju meja makan.
Sambil mengandeng erat tangan papanya Sammy tak henti - hentinya menyungingkan senyum termanisnya.
Maklumlah, jadwal Alfredo yang lumayan padat menbuatnya jarang bertemu muka dengan Sammy.
Apalagi sekarang hati dan pikirannya sedang kacau membuatnya lebih sering menghabiskan sisa hari didalam apartemennya, dan pulang saat istri dan anaknya sudah tertidur lelap.
Besok paginya berangkat kerja sangat pagi saat istrinya belum terbangun, sehingga pertengkaran dengan sang istri bisa seminim mungkin untuk dihindari.
Tak terasa sudah hampir tiga bulan setelah malam panas itu, Alfredo masih belum menemukan titik terang mengenai sang pujaan hati.
Anak buah yang ditugaskan untuk mencari keberadaan gadis tersebut juga belum membuahkan hasil.
Bahkan beberapa detektif swasta yang disewanyapun masih belum bisa memberikan informasi yang memuaskan mengingat data yang dikantongi mereka sangatlah minim.
Dengan kenyataan yang ada, Alfredo berusaha untuk melupakan sosok gadis yang telah bertahta dihatinya tersebut.
Mungkin belum jodoh, kata itu yang selalu dia tanamkan dipikirannya agar tenang dan bisa segera melupakannya.
Tapi hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Melupakan dan menghilangkan sosok yang sudah terlanjur melekat dalam hati dan pikirannya tersebut ternyata jauh lebih sulit dari yang dia bayangkan.
Sudah berbagai cara digunakan oleh Alfredo untuk melupakan gadis tersebut.
Mulai dari alkohol hingga membenamkan diri dengan tumpukan berkas dikantor dan kampus. Tapi hal tersebut tidak membuahkan hasil.
Bahkan rasa yang ada semakin kuat. Rasa rindu akan sosok sang pujaan hati membuat Alfredo hampir gila.
Ya...gila karena cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments