Seharusnya jalanan lengang saat jam kantor mulai berlaku kembali, namun seakan menghambat laju Excel juga Rega yang belum juga membagi lokasinya saat ini membuat Excel uring-uringan. Pria muda ini, berulang kali menampar bagian tengah kemudinya, atau membenturkan belakang kepalanya pada sandaran jok mobil.
Rasa penasaran dan juga pengharapan Excel sangat besar. Namun, sama besarnya dengan rasa kecewa dan ketidakyakinan dalam hatinya.
"Jika itu Mikha, artinya dia...?"
Tak mampu melanjutkan pikiran buruk akan Mikha, Excel mendesah sekali lagi. Membuang jauh-jauh napas sarat prasangka.
Jemari Excel membulat diatas bibirnya, seakan mengerucutkan kesimpulan.
"Aku harus melihat wanita itu. Aku yakin itu dia,"
Ting
Tanpa mengalihkan perhatian dari jalanan di depannya, Excel meraih ponsel yang tergeletak sembarangan. Sebuah notifikasi dari Rega, membuat Excel semakin tak sabar untuk sampai di kediaman Tristan.
Seperti dugaan Excel sebelumnya, rumah Tristan berada di sisi lain dari kota ini. Jauh dan ekslusif. Pengusaha muda yang menginginkan privasinya lebih terjaga, sementara kebebasannya tetap tidak terbatas, pun dengan kesenangannya.
Meskipun Excel dan Tristan bekerja sama cukup lama, tetapi, mereka tidak cukup dekat secara pribadi. Kebucinan Tristan pada wanita yang membuat Excel enggan mengenal Tristan diluar lingkup pekerjaan.
Tak sampai 15 menit, Excel sudah memasuki kawasan permukiman elit ini, tidak ada pagar tinggi, namun jarak antar rumah cukup jauh. Hingga sampai rumah yang dituju, Excel memghentikan mobilnya.
Rega berlari kecil saat melihat mobil Excel berhenti tepat di ujung halaman, bersama mobil tim dari Star Media.
"Lama sekali, Cel? Apa ada masalah dengan keberangkatan Jeje?" Rega memegangi pintu mobil, Excel baru saja menjejakkan sebelah kakinya di tanah.
Excel merapikan diri lalu melangkah ke arah rumah, tanpa menjawab Rega. Sambil berdecak, Rega mengikuti langkah Excel, meski sudah biasa Excel mengabaikannya, namun kali ini Rega benar-benar kesal.
"Bisa ngga sih, jawab dulu kalau ditanya?"
Excel berhenti, melirik Rega sambil menghembuskan napas. "Bisa, tapi tunggu sampai aku memeriksa sesuatu,"
"Kau tidak percaya padaku?"
"Iya, aku tidak percaya padamu satu hal saja,"
Excel melanjutkan langkahnya, meninggalkan Rega yang masih menatap punggung sahabatnya itu. Menatapnya sendu.
Melihat kedatangan Excel, tim produksi langsung memberi hormat, dan menyapa. Penanggunjawab set menjelaskan detail set yang telah rampung. Namun, tak semua masuk ke dalam tangkapan Excel, lagipula, ditangan Rega, semua pasti sesuai kemauannya.
Manik mata Excel berkeliaran mencari-cari seseorang. Tampak olehnya, Tristan tengah hilir mudik di dalam rumah. Ekspresi yang jarang sekali dia lihat selama mereka bekerja sama.
"Mana kekasihnya?" Excel mengigit bibir, sebelum meraupnya penuh kekecewaan. Harapannya luruh seketika.
"Apa itu bukan Mikha? Tapi suara itu mirip sekali dengannya, apa sebaiknya aku tanya Tristan saja?"
"Cel," Baru selangkah berjalan, Rega menghentikan Excel. "Itu model iklan perhiasan Tristan."
Rega menunjuk seorang wanita yang baru keluar dari dalam rumah Tristan.
"Angel?" Kening Excel berkerut dalam. "Itu kekasih Tristan?"
Angel adalah model papan atas yang sering membintangi iklan untuk perusahaan Tristan.
"Entahlah, tapi mereka dekat!" ucap Rega penuh keraguan.
"Benarkah?" Pandangan keduanya beradu beberapa saat. "Kau yakin wanita tadi Angel?"
Rega menggaruk bagian belakang kepalanya saat dia tak tahu harus menjawab apa.
"Em, jadi begini Cel," Rega mendekat, namun tak berani menatap.
"Aku bertaruh seluruh keberuntunganku kali ini."
Manik mata Excel masih memindai penuh seluruh wajah Rega. Menunggu, meski diantara percaya atau tidak pada apa yang akan diucapkan Rega.
"Tadi pas kesini, hanya ada asisten pribadi Tristan. Kita bekerja di bawah arahan dia. Ya kau taulah, aku juga ikut turun tangan, jadi pas nelpon aku masih sibuk. Nah, waktu aku menelponmu, entah darimana, tiba-tiba Tristan ribut dengan kekasihnya, yang menolak menjadi modelnya, tapi Tristan memaksa, jadilah seperti sekarang, Angel yang terpaksa dipakai lagi!"
Mencoba tetap tenang dan menatap Excel sepenuhnya, Rega berhasil menyelesaikan karangannya. Benar, namun ada yang tetap disembunyikan.
"Demi kebaikanmu, Cel! Maaf!"
"Ya begitulah!" Rega membuka tangannya ke udara saat Excel memiringkan kepalanya. "Saranku, kita balik saja. Tristan sedang suntuk sekarang! Beri dia waktu, toh, dia sudah setuju dengan pengaturanku."
Excel menarik napas dalam-dalam, membuangnya perlahan. Sekali lagi, dia melihat Tristan, lalu beralih ke Rega lagi.
"Please, kali ini aja, menurutlah padaku!" pinta Rega dalam hati dan berulang-ulang.
Pikir Excel, tidak baik juga serta merta bertanya tentang wanita yang dicintai Tristan pada saat seperti ini. Lagipun, Excel tak bisa berbasa basi barang sekata, yang ada malah membuat Tristan tidak nyaman dan curiga. Lebih buruk, jika itu benar-benar Mikha, Tristan pasti akan menjauhkan wanita itu dari radar Excel.
"Sejujurnya, aku tidak percaya padamu, Ga! Tapi, tidak ada untungnya bagiku saat ini jika tidak mengikuti saranmu. Atau aku kehilangan semuanya!"
Excel memutar haluan tubuhnya, menjauhi kediaman Tristan menuju mobil yang diambil alih oleh Rega. Pun dengan timnya, mereka juga segera meninggalkan tempat, setelah berdiskusi sejenak dengan Angel dan Asisten Tristan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Hana Moe
rega tahu g ya klo itu mikha???
2022-03-09
1
💮Aroe🌸
mo kmana?
2022-02-19
0
Dwi setya Iriana
gak ketemukaaaaaan itulah klo terlalu terlalu terobsesi.
2021-11-27
1