Malam sudah tiba, setelah menyerahkan Ziya pada Umma dan Abinya di kamar, Nuha pun berjalan keluar.
Dan di rumah itu, hanya ada Abi Irsyad dan Umma, serta Nuha, Faqih dan Ziya.
Sementara Rumi saat ini sedang keluar karena ada acara syi'ar di suatu tempat, sebelum Maghrib tadi. Dan mungkin akan kembalikan selepas isya nanti.
–––
Di dapur...
Nuha menghampiri sang suami, yang masih mengenakan sarungnya. Beliau meletakkan bungkusan plastik besar, berisi makanan yang mereka pesan tadi.
"Sudah datang A'?" Tanya Nuha.
"Iya... Baru saja." Jawab beliau. Nuha pun langsung membantu Faqih, yang tengah menyiapkan beberapa piring dari dalam lemari gantung.
Sementara Faqih langsung beralih membukakan bungkusan itu, dan menuangkan isinya ke dalam mangkuk.
"A'...?" Panggil Nuha.
"Hemmm?" Jawab Faqih tanpa menoleh.
"Maaf ya." Tutur Nuha tiba-tiba. Faqih yang mendengar itu pun menoleh.
"Maaf untuk apa, ya Hilwah?" Faqih kembali fokus ke bungkusan sayur terakhir lalu menuangkannya.
"Karena harus sering-sering ke sini. A'a pasti lelah sekali. Harus ngurus toko kurma... Belum lagi rumah Tafiz di tambah malam seringnya begadang."
"Memang sesering apa sih, neng?"
"Ya, seminggu tiga kali lah... Itu kan cukup sering A'..."
"Tapi memang A'a pernah ngeluh ya?"
"Nggak sih, tapi? Nuha yang merasa sendiri."
Faqih menghela nafas, lalu tersenyum. Beliau lantas meraih secarik tissue.
"Duduk." Titahnya kemudian. Sementara Nuha langsung menurutinya.
Di sana Faqih masih diam saja, ia lantas meraih tangan Nuha, lalu membersihkan noda sayur di jari-jarinya.
"A...? Nuha bisa sendiri."
"Kamu bisa sendiri? Apa ini termasuk penolakan seorang istri ke suaminya?"
"Enggak, A..." Jawab Nuha lirih, dia pun menunduk membiarkan Faqih membersihkan tangan itu lembut. Bibir Nuha tersungging tipis. Entahlah merasa senang sekaligus tersanjung saja.
"A'a mau tanya? Memangnya neng bisa, memaksa A'a untuk kesini?" Tanya Faqih.
"Eng... Enggak lah A'. Mana mungkin Nuha berani memaksa A'a."
"Itu kami tahu.... Kamu itu, tidak pernah memaksa A'a untuk kesini neng... Dan kalaupun kita datang kesini? Semua karena kemauan A'a. Kamu tidak pernah meminta untuk di antar pulang kesini. Walaupun kondisi Umma sedang seperti ini." Tutur Faqih kemudian, setelah selesai mengusap tangan itu hingga bersih, lalu menatap serius mata sang istri.
Nuha menyambut tatapan itu dengan senyum. "Dan A'a menganggap kau itu istri A'a yang Soleha. Lalu apa A'a tidak bisa memberikan hadiah atas itu?" Sambungnya kemudian, sembari menyentuh pipi Nuha lembut.
"Nuha tidak sesoleha itu kok." Merona. Dia masih saja malu di tatap seperti itu oleh suaminya.
Faqih tersenyum tipis. "A'a senang kamu tidak egois... Karena kamu sadar siapa yang perlu kamu prioritaskan saat ini. Kamu tetap mendampingi A'a, walaupun sebenarnya A'a tahu hati mu sedih, dan pikiran mu penuh kekhawatiran kepada Umma mu."
Air mata Nuha menetes, dengan senyum yang masih tersungging, Sehingga membuat Nuha hendak menghapusnya cepat. Namun di tahan oleh A' Faqih yang kemudian meraih tangan Nuha dan mengecupnya. "Terimakasih bidadari ku. Di sini, A'a tidak mau egois. Jadi jangan pernah sembunyikan kesedihan mu di depan A'a... Kalau kamu rindu sama Umma, jangan takut untuk minta di antar ke sini ya."
"Hiks... A'a, makasih... Makasih A." Nuha ingin menangis, namun ia tahan.
"Iya sama-sama sayang. Satu lagi, A'a tuh punya sesuatu sebenarnya buat kamu." Faqih menghapus air mata di pipi sang istri. Lalu kembali meraih tangan Nuha dan menggenggamnya erat.
"Apa?" Nuha penasaran.
"Sebenarnya... Ini sudah A'a simpan sebelum Ziya lahir. Tapi? A'a takut, kamu merasa gimana, karena Umma sedang sakit. Dan sekarang, A'a tetap mau kasih tahu, walaupun entah nanti, neng mau atau tidak."
"Apa A'... Jangan bikin Nuha penasaran." Terkekeh.
"Emmm, Tabungan A'a cukup untuk kita, jalan-jalan ke Kairo Mesir. Jadi, kapan kamu mau A'a ajak kesana?"
Mendengar itu Nuha mematung. "Me...Mesir?" Gumamnya Kemudian, tidak percaya.
"Iya.... Walaupun kamu nggak kuliah, tapi kita bisa jalan-jalan kesana. Nanti A'a ajak ke Al Azhar, deh."
"Ya Allah... Seriusan?"
"Serius. Kapan A'a pernah bohong?" Faqih terkekeh. "Ekspresinya biasa aja... Nggak usah berlebihan, jelek itu." Faqih tergelak.
"Enggak... A'a serius mau ajak Nuha ke Kairo?"
"Iya sayang... Serius. Kalau mau, kita di sana sepuluh hari."
"Ya Allah, A'a... Hiks."
"Nangis lagi..." Faqih terkekeh, "jangan nangis dong, sayang. Ya sudah nggak jadi deh. Di batalin saja."
"Aaaaa.... Jangan. Pengen peluk tapi takut."
"Takut ada Abi atau Rumi yang tiba-tiba pulang, ya?" Tanya Faqih.
"Hehe, iya."
"Ya udah masuk dulu ke kamar, nanti peluk A'a sepuasnya." Faqih tergelak. Karena Nuha memukul bahunya pelan.
"Iiiihhh... A'a apa sih."
"Hehehe... Mau nggak?"
"Mau..."
"Mau yang mana nih? Kekamarnya?"
"aaaaaa..." rengek Nuha manja.
"Hehehe... bercanda sayang. Jadi beneran nih, mau ke Kairo sama A'a?"
"Mau A'. tapi, bagaimana ya?" Senyum Nuha memudar. Dia kembali menghela nafas, saat mengingat ibunya. Liburan di saat sang ibu sedang sakit? Apa itu akan tetap membuat dia bahagia di sana.
"Neng...? A'a tahu apa yang kamu sedang pikirkan."
"Apa?"
"Pasti Umma kan?" Tebak Faqih, Nuha pun tersenyum kecut, lalu mengangguk. "Tenang, nggak harus sekarang-sekarang. Tunggu Umma Rahma sehat, sudah benar-benar bisa jalan. Lalu Ziya juga sudah agak gedean. Baru kita ke Kairo."
"Ya Allah... Nggak ngerti lagi deh sama A'a... Kok A'a baik banget sih, padahal dulu ngeselin nauzubillah."
"Baru sadar ya kalau A'a baik? Kemana saja dari dulu?"
"Hehe... Hayuk lah." Ajak Nuha yang langsung beranjak.
"Kemana?" Faqih bingung, ketika tangannya sudah mulai ditarik naik oleh Nuha
"Ke kamar, karena aku sudah tidak tahan untuk peluk A'a."
"Eh... Kok?" Faqih bingung sendiri, namun dia terkekeh.
"Apa? Ayo. Katanya boleh peluk A'a sepuasnya?" Nuha menarik lagi lengan Faqih yang hanya senyum-senyum itu. Lalu mengikuti kemauannya, berjalan menuju kamar.
Dan setelah itu entahlah, hanya mereka yang tahu... Hehehe. Yang jelas? Emmm sudah lah... Hahaha.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Irawati Haryanto
Aahh Rinduu dgn cerita Nuha dan Faqih 🥺
2022-06-17
0
Alfiansyah Yulia
setiap baca bab selalu bikin aku mewek..... 🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺
2021-09-21
0
Zamie Assyakur
membuat ade buat ziya 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-09-15
0