maaf teman-teman di sini kisah berawal dari pertemuan Rumi dan Debora lalu menyusul awal Shafa mengagumi sosok Rumi.
jadi ini kisah sebelum Nuha menikah dengan Faqih.
seperti flashback sih, tapi nanti tetap melompat langsung ke ending di Ikrar cinta sang Hafizh Qur'an. setelah tuntas kisah masa lalu mereka 😘🙏
🍂
🍂
🍂
Selamat pagi Dunia...
Rumi menyambut pagi itu dengan senyum secerah mentari pagi ini. Dengan motor matic milik seorang wanita, dia menyusuri jalan yang sudah mulai ramai kendaraan berlalu lalang.
Dia baru saja selesai menambal motor tersebut.
Ya... Benar, semalam entah bagaimana dia bisa sepercaya itu bertukar motor dengan seorang wanita tak berhijab, yang baru dia kenal, hanya karena iba ketika ban motornya bocor.
Tidak sih, dia lebih percaya Karena tahu gadis itu satu fakultas dengannya jadi ya tidak apa lah membantu adik tingkat. Begitu pikirnya
Kini dia mulai memasuki gerbang kampus, ada beberapa yang dia sapa menggunakan klaksonnya yang di balas dengan seruan mereka saat tahu bahwa itu adalah Rumi.
Dia terus membawa laju motor tersebut hingga sampailah dia di parkiran yang lumayan ramai anak-anak yang baru saja tiba. Ada yang sedang mengobrol dengan teman yang lainnya di atas motor masing-masing, ada yang hanya diam saja sibuk menggulir layar ponsel di tangannya, dan ada pula yang berjalan santai sembari bercerita.
Itulah hiruk pikuk yang ia bisa rasakan di kawasan kampus.
Rumi berdiam diri, dia menunggu seseorang di sana tanpa kepastian kapan datangnya. Yang jelas pagi ini dia sudah mengatur janji, akan bertemu gadis bernama Deby untuk kembali bertukar motor dengannya.
Sesekali dia lirik jam tangannya, hanya untuk berjaga-jaga saja agar tidak telat masuk kelas. Hingga suara motor yang ia kenal membuatnya merasa lega.
Rumi memalingkan wajahnya langsung, ketika gadis itu berhenti tepat di sebelahnya. Bagaimana tidak, dia menggunakan rok pendek apalagi pakai motor CBR, sudah pasti bagian pahanya sedikit nampak.
'astagfirullah al'azim. Aurat.' Rumi beristighfar. Dia benar-benar tidak berani menatap kearah wanita itu, hingga gadis pun turun dari atas motor.
"Hai kak... Maaf ya, aku tadi kesiangan." Ucap Debby ceria, dia pun melepaskan kunci yang masih terpasang itu, lalu mengulurkannya pada Rumi. "Ini kak." Kata dia.
Rumi yang gemetaran hanya mengulurkan kembali kunci milik Debby tanpa menoleh ke arah gadis itu.
Sedikit aneh sih memang bagi Debora, pantas jika saat ini dia sampai terkekeh melihat kelakuan pria di hadapannya. Perlahan ia letakkan kunci milik Rumi di atas tangan yang menengadah, lalu meraih kunci motor miliknya, yang tergantung di jari telunjuk pria itu.
"Kemarin habis berapa kak? Biar ku ganti biaya tambalnya."
"Tidak usah... Nggak mahal kok. Aku permisi dulu." Rumi langsung pergi begitu saja.
"Tunggu–" seru Debby sehingga menghentikan langkah kaki Pria jangkung di hadapannya. "Nggak mau ngecek dulu kak? Soalnya, bodi depannya sedikit lecet." Gumam Debby lirih. Rumi yang mendengar itu langsung balik arah, menghampiri motornya. Berjongkok sedikit untuk memastikan.
'ya Allah kesayangan ku lecet.' batin Rumi dalam diamnya, seraya menyentuh bagian yang lecet itu.
"Maaf ya kak, sungguh aku tidak sengaja saat masuk ke halaman rumah, dan ada mobil ayah ku yang menghalangi jalan jadi ke gores tembok pagar deh." Debby nyengir. "kakak sendiri yang bilang, percaya sama saya Kalaupun saya nggak mengembalikan inshaAllah ikhlas, begitu kan, kata kakak? Dan ini hanya tergores sedikit, pasti lebih ikhlas lagi, dong?"
'hiks... Ikhlas ya? astagfirullah al'azim... Ikhlas.' entah seperti apa dia saat ini yang masih diam meratapi motornya yang lecet.
"Kak, aku ada Kuis, aku jalan duluan. Sekali lagi makasih banyak ya." Tutur Debora tanpa dosa lalu melenggang begitu saja.
Rumi geleng-geleng kepala, "sedikit katanya, ini mah tidak tergores sedikit namanya. Ya Allah. Kesayangan," gumam Rumi yang lantas beranjak lalu melanjutkan tujuan awal dia. Menuju kelasnya.
Ya... Itu adalah awal pertemuan Debby dan Rumi.
Yang menurutnya tidak meninggalkan kesan apapun, namun entah mengapa wanita itu seperti mengejar dia setelahnya.
Dari yang sering mengikuti pengajian, selalu ada di manapun Rumi berada. Seperti saat ini contohnya, dia merasakan Debby tengah duduk di kursi perpustakaan, namun pandangannya tak lepas dari Rumi.
Jelas siapa saja yang sedang di perhatikan pasti akan menyadari dan sedikit risih bukan?
Itu pula yang di rasakan Rumi, dia melirik ke arah Debby wanita itu hanya melambaikan tangan sedikit seraya tersenyum.
"Astagfirullah al'azim." Gumam Rumi yang langsung saja beranjak. Dari tempat itu, kembali dia letakkan buku ke tempatnya dan pergi dari sana.
Seperti tidak mau kalah, Debby pun sama mengembalikan buku di tangannya lalu berjalan keluar menyusul Rumi.
"Kak... Kak Rumi. Kemarin pengajiannya keren, nanti ngaji lagi kan?" Tanya Debora.
"Maaf, aku ngadain kajian hanya di setiap hari Jumat." Jawab Rumi. Dia pun belok mendadak membuat Debby kebablasan lalu kembali balik menyusul Rumi.
"Kok seminggu sekali sih, bukankah enak kalau nanti lagi. Asik ceramah kakak tahu." Kata Debby mempercepat langkahnya saat tahu Rumi yang semakin cepat pula jalannya.
'duh... Dia ngapain sih ngikutin terus.' batin Rumi yang semakin risih.
"Kak, bisa ajarin aku ngaji nggak?"
"Nggak bisa. Kamu kan non-muslim. Apalagi saya laki-laki, kamu perempuan."
"Ishhh kenapa sih, aku juga pengen belajar agama Islam tahu kak. Ya... Ya..."
"Maaf nggak bisa." Rumi melihat ada toilet dia pun langsung berbelok dan masuk ke dalam toilet pria itu. Lalu menghela nafas. "Alhamdulillah, untung ada Toilet." Tersenyum tipis merasa lega setelah terlepas dari Debora.
Sementara yang di luar pun hanya terkekeh. "Duh kok gemes sama dia ya, cowok Alim memang luar biasa." Gumam Debby terkekeh.
Dia pun memutuskan untuk pergi dari sana, andai saja tidak ada tugas? Pasti sudah betah dia berdiri di sana menunggu sampai pria alim pujaannya keluar.
***
Di sebuah gereja...
Debby dan keluarganya baru saja keluar, setelah melakukan kebaktian di sana. Debby yang asik bermain ponsel masih berdiri di dekat mobil, sembari menunggu ayah dan ibunya yang masih ada di dalam.
Samar-samar dia mendengar suara seorang pria yang sedang berdakwah di salah satu masjid menggunakan pengeras suara.
Sepertinya tidak jauh dari Greja itu, rasa penasaran Debby bertambah saat ia meyakini sangat familiar dengan suara ustadz yang sedang memulai kajiannya.
Dia pun menoleh sejenak ke arah pintu masuk Greja. "Ku Rasa mamah dan Papah masih lama." Debby tersenyum, dan memutuskan untuk kabur sejenak menuju masjid yang memang tak jauh jaraknya dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
adning iza
siap² baper lgi thoorrr
2023-04-27
0
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Penasaran eeey,,, 🤭
2023-01-05
0
momtikita
kukira Rumi itu cewe tp begitu nyebut nama Safa kyknya bukan tp biasanya Rumi tuh cewe ya
2022-02-28
0