Malam sudah semakin larut,
Setelah melaksanakan solat isya berjamaah di masjid, dan mengobrol lagi sebentar Rumi pun kembali masuk ke dalam kamar kostnya sendiri.
Saat ini Rumi berjalan bersama Jimi, karena kamar mereka bersebelahan.
"Bagaimana ceritanya nih, akhirnya bisa untuk memutuskan hubungan mu dengannya?" Tanya Rumi masih penasaran.
Jimi tersenyum. "Seperti yang kak Rumi bilang, solat malam."
"Alhamdulillah, terus?"
"Ya saya yakin, Bahwa hati lebih berat pada Rabb saya." Jawab Jimi.
"MashaAllah. Tapi dia menerima kan?" Tanya Rumi, mereka sudah sampai di depan kamar Rumi. Dan berhenti sejenak.
"Awalnya kak, dia nggak nerima sih. Dan sampai sekarang aja masih kaya nelfon nangis-nangis. Tapi mau gimana? Saya harus tegas, demi menyempurnakan taubat dan hijrah saya."
Rumi meletakkan tangannya di bahu Jimi. "Jim, dalam hidup? kadang kita tuh memang harus berani mengorbankan sesuatu yang mungkin menurut kita itu sangat berat untuk kita lepaskan." Tutur Rumi.
"Iya sih, saya percaya sekarang... Kalau dia jodoh, dan mau mempertahankan kesendirian dia sampai saya benar-benar siap untuk melamarnya setelah lulus, maka saya akan benar-benar menikahinya." Tukas Jimi.
"inshaAllah, mudah-mudahan kalian jodoh. Dan kalaupun tidak, siap kan? menerima ketika dia bersanding dengan yang lain?" Tanya Rumi.
"inshaAllah... inshaAllah kak. Saya percaya sih, Allah SWT tidak akan salah menentukan takdir hambaNya. Kalaupun dia pacaran lagi, dan malah sampai bersanding dengan yang lain saya akan minta di kuatkan hati saya. Dan minta ganti yang lebih baik... Yang sesuai untuk saya."
"Tabaraqallah... Semangat ya. Luar biasa, udah pacaran empat tahun lagi."
"Hehehe... Semangat lah tadz. Tapi saya bersyukur, saya tidak pernah menyentuh dia lebih dari kecupan di? Maaf kak, bibir. Jadi saya masih tenang. Walaupun tahu, kalau itu tetap dosa. Makanya saya tidak mau menambahkan dosa saya lagi."
"Alhamdulillah... Semoga yang terbaik selalu menyertai mu dan dia. Tapi harus ingat ya, bahwa ujian kedepannya masih akan terus kamu hadapi, jadi tetap berjuang di jalan Allah."
"inshaAllah... inshaAllah Kak." Tutur Jimi. Rumi pun tersenyum, ia mengeluarkan kunci kamar dari saku kokonya. "Oh... Besok Kak Rumi balik sore kan ke Jakartanya?"
"Emmm, besok saya pulang pagi selepas subuh. Soalnya adik saya besok menikah."
"Menikah?" Tanya Jimi.
"Iya, Alhamdulillah saudara kembar saya menikah. Di malam sebelum Ramadhan ini. Jadi besok, saya harus pulang pagi."
"Begitu ya... padahal niatnya saya mau ajak kakak ke toko buku, buat nemenin saya sekaligus mencari buku X untuk tugas pekan depan."
"Owh gitu, tapi saya masih ada sih buku itu, kayanya di kost ini deh."
"Benarkah?"
"Iya benar. Tunggu sebentar ya." Rumi membuka pintu itu, mengucap salam lalu masuk. Beberapa detik kemudian dia keluar lagi dengan buku di tangannya. Jimi pun berbinar, menerima buku yang sudah di ulurkan oleh Rumi.
"Alhamdulillah... Makasih ya kak."
"Sama-sama, oh iya maaf... Sebaiknya kita istirahat. Karena sudah jam sepuluh juga."
"Iya kak. Makasih banyak ya sekali lagi. Kalau begitu saya permisi. Assalamualaikum." Ucap Jimi yang langsung melangkah menuju pintu kamarnya sendiri.
"Walaikumsalam warahmatullah." Rumi geleng-geleng kepala lalu masuk lagi kedalam kamar itu.
Pintu kamar pun tertutup rapat, dia lantas Melepaskan kokonya yang hanya tersisa kaos berwarna putih dengan sarung yang masih ia kenakan. Setelahnya Rumi pun berjalan mendekati pintu tandas, untuk buang air kecil, berwudhu lagi lalu bersiap untuk tidur.
Rumi menengadahkan kedua tangannya, berdoa. Dengan posisi duduk di atas ranjangnya. Rumi membaca ayat kursi,Al Fatihah, Al Falaq, An Nas sebagai doa penangkal sihir, lalu Al ikhlas sebanyak tiga kali.
"Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad, bismillahirrahmanirrahim Bismika Allahumma ahyaa wa bismika wa amuut." Gumam Rumi mengakhiri, lalu mengusap wajahnya, kepala serta tangan dan kakinya.
Setelah itu dia pun merebahkan tubuhnya, memiringkan tubuh ke sebelah kanan. Sebab posisi jantung di kiri, mencegahnya agar tidak tertindih. Seperti yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW sejak ribuan tahun silam.
Dalam HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710, Nabi Muhammad SAW mengatakan agar 'Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.'
Dan mengikuti anjuran Nabi adalah yang yang berusaha di ikuti oleh Rumi, seperti memadamkan lampu tidur.
Ya... walaupun tidak sepenuhnya namun efeknya memang lebih baik, tidur jadi lebih berkualitas, dan tubuh jadi lebih segar lagi di pagi hari.
Hingga beberapa detik kemudian, mata itu kembali terbuka saat suara dering telepon terdengar. Rumi meranggai ponsel di atas meja, serta Melepaskan kabel charger yang terpasang.
Lalu duduk lagi sembari mengamati nomor telepon asing yang masuk ke dalam telfonnya.
"Astagfirullah al'azim... Dia nelfon lagi?" Rumi Garuk-garuk kepala, lalu memutuskan untuk mengabaikan panggilan telepon yang memang dari Debora.
Dia tidak hafal sih, cuma jadi paham saja karena setiap hari gadis itu memang menelfon Rumi terus. Sehingga membuatnya memutuskan untuk mematikan ponselnya lalu kembali merebahkan tubuhnya untuk tidur.
Sementara yang di sebrang mulai bersungut. "Heran banget, najis sekali ya Nerima telfon dari ku? Tapi nggak papa, aku harus berusaha. Demi calon imam hehehe." Debby meletakkan lagi ponselnya ke atas meja, lalu kembali membaca buku-buku Islam yang ia beli sendiri.
Baru beberapa menit dia membaca, Debby pun termenung ketika mendapati salah satu catatan.
QS Al An'am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman, ''Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.''
"Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan. itulah, Allah mengutus para Rasul. sebagai wujud kasih sayang Allah, agar hambaNya tidak salah mengambil langkah." Gumam Debby membaca buku itu. Air matanya pun menetes, hatinya bergetar.
"Ya Tuhan, aku menangis?" Debby mengusap air matanya, lalu memeluk buku itu. "Aku benar-benar ingin belajar Islam lebih dalam lagi... Aku ingin mengenal Agama-Mu, ya Allah. Tunjukkan jalannya... Dan mudahkanlah. Aamiin." Debby masih berderai air mata, merasakan ke Agungan Allah SWT, sehingga rasa cinta itu mulai muncul di dalam hatinya.
bersambung...
🍂
🍂
🍂
Teman-teman maaf ya, aku up babnya tuh nggak konsekuen jamnya. karena memang masih banyak pekerjaan, dan aku cuma berusaha up aja, tanpa mengharapkan apapun. Semoga puas walau cuma dua bab ya teman-teman. ❤️❤️🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏
Lanjut Marathon, 🤭
2023-01-07
0
N Hayati
thor, keep up spirit and keep working
2022-01-23
1
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Semangat Deby 😊😊
2021-09-18
2