jadikan aku santri mu

Di sana Debby dan Rumi masih tertahan. Menatap mobil yang sudah semakin menjauh dari area kampus.

"Sayang, cuma dua hari. Padahal aku senang bisa belajar agama sedikit-sedikit darinya." Gumaman Debby memecah keheningan, di antara keduanya, Rumi pun tersenyum.

"Kamu belajar apa saja, dengannya?" Tanya Rumi. Jarak mereka ada lebih dari satu meteran saat mengobrol, dengan pandangan menatap lurus ke depan. Dimana air mengalir dari ujung-ujung genting dan menghempas ke tanah.

"Emmmm tentang Islam yang memuliakan kaum wanita, dengan membatasi mereka untuk beraktivitas di luar serta menutup aurat." Jawab Debora, dia pun menoleh ke arah Rumi. "Aku jadi lebih paham, kenapa para wanita muslimah banyak yang berhijab. Dan menjadikan jilbab itu adalah kain wajib untuk kaum wanita. Sebenarnya, supaya mereka para kaum pria bisa menjaga batasan agar tidak sembarangan berinteraksi dengan wanita. Ya... Semua karena Allah menganggap wanita itu layaknya berlian yang berharga, jadi seperti harus di simpan di tempat khusus, agar tak sembarangan orang bisa menyentuhnya."

"Seperti itulah..." Jawab Rumi pelan, dia merasa kagum ketika Debby bisa memahami itu.

"Tapi kak? Kenapa pakaian wanita berhijab beda-beda? Apa semua ada artinya masing-masing?"

"Hijab itu sebenarnya memiliki fungsi untuk menutup aurat. Jadi aurat wanita itu sebenarnya bukan hanya rambut di kepala. Tapi seluruh tubuh kecuali wajah, dan telapak tangan. Dan orang-orang jaman sekarang, tidak memperhatikan syariat berhijab menurut pandangan Islam yang sesungguhnya. Mereka hanya berkiblat dengan trend Fashion saja. Itu sebabnya, banyak dari mereka yang berpakaian tapi seperti telanjang, mempertontonkan lekuk tubuh dan sebagainya."

"Tapi, intinya mereka tetep mau berhijab kan, kak?" Tanya Debby.

"Iya... Tapi tetap harus memperhatikan syariat juga. Kalau bisa, pakai baju yang longgar, seperti gamis, berserta hijab yang bisa menutupi dada, kalau bisa dengan warna yang tidak terlalu ngejreng dan banyak motif."

"Kalau cadar?"

"Tidak wajib sih, tapi kadang lebih di peruntukan untuk wanita yang sudah berumah tangga. Karena wanita itu sumber fitnah, apalagi kalau wanita itu sangat cantik yang bahkan sampai mengundang ketertarikan pria lain." Tutur Rumi, sementara Debby hanya manggut-manggut.

"Dan satu lagi... Hati." Tutur Rumi. "Jangan cuma kepala, dan tubuh yang syar'i. Tapi hati juga harus ikut hijrah."

"Hati juga turut hijrah? Maksudnya?"

"Banyak kan orang jaman sekarang? mereka berhijab, Tapi tidak solat, tidak puasa, tidak taat pada pasangannya, tidak berbakti pada orang tuanya. Jika berbicara mereka banyak bohongnya, jika janji mereka ingkar, jika di beri kepercayaan mereka tidak amanah. Dan lagi mereka lebih sering meninggalkan yang wajib demi yang Sunnah. Itu masuk dalam golongan orang munafik namanya." Tukas Rumi menjelaskan.

"Ribet ya." Cetus Debby.

"Nggak ribet sebenarnya. Kalau itu di lakukan dari hati. Bukan demi pencitraan. Rosulullah Saw juga pernah berada pada titik lelahnya untuk berdakwah. Tapi Allah selalu menguatkan dengan janji-Nya, bahwa lelah mu di dunia demi sebuah kebaikan, fisabilillah. maka Allah akan hadiahkan kebaikan dunia dan Akhirat, dan janji Allah SWT itu nyata."

"Apakah ada orang yang pernah mengalami hal seperti itu?" Tanya Debby.

"Ada... Banyak. Tanya saja orang-orang yang percaya akan kebesaran Allah SWT, dengan cara meletakkan cinta kepada Allah sebagai yang utama, dan Rosul setelahnya. maka yang mereka rasakan adalah ketenangan hati. Bahkan hal baiknya? bukan kita lagi yang mengejar kebaikan dunia, tapi dunia yang akan mengejar kita." Rumi tersenyum.

Debby pun seketika menunduk. "indahnya islam. jadi pengen cepat-cepat bersyahadat.... tapi Aku masih kuliah, aku juga masih butuh dana dari orang tua kak." Gumamnya. "Aku takut, sekolah ku akan putus, aku akan di asingkan dari keluarga. Dan? Banyak lah yang bikin aku berat untuk pindah agama."

"Ku percaya kamu orang yang kuat sih. Mudah-mudahan bisa ya?"

"Aamiin." Jawab Debby tersenyum tipis dengan tatapan kosong lurus ke depan. Lalu secepat kilat ia kembali menoleh. "Tunggu...! Kakak dari tadi ceramah hanya untuk ku loh? Kok aku tidak sadar ya?" Debby menunjuk ke arah Rumi. Pria itu pun tersadar dan malah jadi salah tingkah.

"Emmm itu? Itu kan, nggak?"

"Wah... Wah... Bisa berlanjut ini, mah. Jadilah guru ku kak Rumi." Debby menelungkup kan kedua telapak tangannya di depan dada. "Please."

"Maaf nggak bisa Deb." Jawab Rumi.

"Itu tadi bisa... Ceramah panjang lebar. Ya... Ya? Mau ya."

"Itu kan nggak di sengaja, sudah kamu cari saja guru yang perempuan. Jangan saya."

"Kenapa sih."

"Tidak baik nyantri sendirian apalagi gurunya laki-laki."

"Memang kenapa? Aku percaya kak Rumi itu kuat imannya, nggak perlu aku khawatir."

"Bukan Saya ataupun kamunya, tapi setannya. Sudah lah jangan di bahas lagi. Intinya saya tidak bisa mengajarkan ilmu agama kepada lawan jenis. Yang bukan halal ku."

"Makanya halalin dong." Terkekeh.

"Ck...!" Rumi memalingkan wajahnya, dia pun menggaruk kepala bagian belakangnya kasar.

Tak ingin menanggapi terlalu dalam.

Hingga Keduanya menghela nafas hampir bersamaan. Tepat beberapa detik setelah perdebatan tak penting itu redam.

Sehingga membuat Debby menoleh cepat sembari menutup mulutnya lalu terkekeh, merasa geli sendiri.

"Kenapa ketawa?" Tanya Rumi. Debby pun meredam tawanya.

"Nggak. kata orang, kalau laki-laki dan perempuan? Tanpa sengaja mengutarakan sesuatu secara bersamaan dengan waktu yang sama maka itu bisa di sebut jodoh."

"Mengutarakan sesuatu? Kapan? Tadi aku diam saja."

"Tadi kak Rumi menghela nafas, dan bareng lagi sama aku." Jawab Debby dengan senyum jailnya.

"Astagfirullah, perkara Hela nafas doang langsung menautkannya dengan jodoh? itu mitos Deb." Rumi memalingkan wajahnya, dan segera mengalihkan itu dengan cara memasang jas hujannya.

"Kok mitos sih, kan kalau itu benar? berati itu bisa di sebut satu hal yang baik dong. Bukan begitu calon imam?" Debby hendak mendekat namun dengan cepat di tahan Rumi menggunakan helmnya.

"Mundur dua langkah." Titah Rumi, sungguh saat itu dia jadi merasakan gemetaran lagi, saat Debby memanggilnya calon imam.

"Apaan sih, jarak ku udah jauh nih, pakai disuruh mundur lagi." Protes Debby.

"Bisa tidak sih, Jangan sebut saya calon imam."

"memang kenapa?" Tanya Debby.

"itu sama saja kamu mendahului takdir," jawab Rumi kemudian.

"Takdir?" Tanya Debby, mencondongkan tubuhnya lebih mendekat ke arah Rumi.

"I... Iya takdir," Rumi mundur satu langkah.

"Takdir ku, takdir mu. Sama kak Rumi."

"Apa maksudnya sama?" Rumi mundur lagi, karena Debby kembali mendekat.

"Ya sama... Kan takdir ku, kamu. Sementara takdir mu, aku. Hahaha." Debby tertawa renyah, karena melihat ekspresi Rumi yang semakin membuatnya gemas. "Kok tambah mundur sih?"

Rumi geleng-geleng kepala, dia segera memasang helmnya, memang pergi dari sana secepatnya adalah cara terbaik Rumi. Menghindari getaran yang sudah seperti gempa berskala besar di tubuhnya itu.

"Woy... Calon imam? Buru-buru amat sih? Mau daftar KUA ya?" Debby tertawa. Sementara Rumi hanya diam saja. Lalu kembali menghampiri karena kelupaan sesuatu.

"Terimakasih, sudah memberikan tumpangan untuk teman ku." Tuturnya kaku, lalu kembali melangkah mendekati motornya.

"Gitu aja?" Seru Debby.

"Iya–" Rumi buru-buru naik motornya lalu pergi dari sana.

"Duh... duh... Kapan ya kamu sadar, kalau aku benar-benar mengagumi mu Kak Rumi." Debby tersenyum sendirian, menatap punggung yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

adning iza

adning iza

sekarang rumi yg dibkin gemetran nnti gantian debby yg dibkin gemeterr sma rumi🥰🥰🥰🥰🥰

2023-04-28

0

Nunx Nurhayati

Nunx Nurhayati

👍👍👍👍👍

2023-01-25

0

N Hayati

N Hayati

ah ini mah jodoh buktinya rumi gemetran awkward again

2022-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 pria Alim pujaan gadis non muslim.
3 harapan
4 keseruan di Kost pemuda fisabilillah.
5 ingin mengenal Islam lebih dalam
6 debaran hati Shafa
7 keraguan
8 sebuah rasa lain
9 jadikan aku santri mu
10 kehangatan keluarga Ulum
11 Ikhwan yang di kagumi Shafa
12 antara dua hati
13 ketakutan Debby
14 kesedihan Umma Rahma
15 cinta sesurga ku.
16 tawaran A' Faqih.
17 ketulusan Abi Irsyad
18 mengunjungi bibi Maryam
19 Mencintai Rabbnya.
20 sepenggal kisah Merry
21 sambungan kisah Merry
22 pilihan Abi
23 sang mualaf
24 Pertemuan
25 bimbang
26 keputusan yang di ambil
27 rahasia Debby yang di ketahui Gallen
28 ujian awal seorang Mualaf
29 pengakuan Rumi pada Abi Irsyad
30 beratnya hidup
31 luka masa lalu yang kembali terbuka
32 rasa bersalah
33 pertikaian
34 ketaatan yang di uji
35 sang calon pelindung
36 niat tulus Rumi
37 hati yang bimbang
38 kekecewaan yang besar
39 cinta yang masih ada
40 H-1
41 menjemput hikmah di balik kesedihan.
42 persimpangan yang berbeda
43 aku sudah baik-baik saja
44 pria aneh
45 Hari-H
46 bahagia ku
47 embun di sepertiga malam
48 janji Rumi
49 keluarga baru, Debby.
50 tingkah Abi tengilnya Ziya.
51 guru cintanya Debby
52 (pengumuman) klarifikasi bab 47 kemarin.
53 tetaplah sehat untuk ku.
54 tambatan hati
55 Firasat Nuha
56 kekhawatiran
57 melepas mu
58 duka yang menyelimuti
59 jiwa yang menjadi sepi
60 masih berkabung
61 perubahan sikap
62 diam mu
63 kosongnya hati Rumi
64 dimana salahnya diri ku?
65 hari yang kelam
66 teguran Abi
67 sebuah kekecewaan
68 hal baik setelah adanya pertengkaran
69 kekasih hati
70 tausiyah ustadz Irsyad
71 kerinduan hati ustadz Irsyad
72 jalan-jalan
73 obrolan
74 ya Zaujatti
75 masih adanya rasa kecewa
76 jangan putus asa dari Rahmat Allah
77 bertemu pria Chinese
78 mengunjungi Papa lagi
79 kasih sayang Mama
80 Ejekan mereka
81 Cerita yang manis
82 mengawali hari lagi
83 Dia seperti Umma.
84 mendapatkan Surga.
85 rahasia A' Faqih
86 kau hanya milik ku seorang
87 menantu baik hati
88 romansa pesan chat
89 sang habib dan sang penulis Novel
90 pertemuan tak di harapkan.
91 Rindu Umma
92 Debby ngambek
93 gara-gara kue bulan
94 berbicara empat mata dengan Abi
95 berbicara empat mata dengan Abi (2)
96 Imami aku.
97 mengaji bersama ustadz Rumi.
98 ngambek lagi
99 ke masjid bersama
100 jalan-jalan
101 bertemu lagi.
102 tidak pulang
103 tidak pulang 2
104 turunnya iman
105 dering rindu
106 hanya pengumuman.
107 pertemuan tak terarah.
108 kenangan luka
109 tanda tangan Maryam.
110 sebuah pesan singkat
111 Ustadz Harun
112 bertemu Papa
113 bertemu Papa 2
114 anggota baru keluaga Faqih
115 cilok cinta
116 kabar gembira dari Nuha dan Faqih
117 ijin keluar
118 sebuah ikhtiar
119 Rasa Gundah
120 bertemu wanita Tua
121 mengatur janji
122 pergi bersama Tante
123 Shafa
124 mengunjungi panti
125 sayur pare dan kenangan
126 Rindu dalam relung hati
127 ceramah Rumi
128 makan malam di rumah Meida
129 guncangan Hati Rumi
130 hal yang di utarakan Jimmy
131 curahan hati Rumi pada Abi Irsyad.
132 hal yang tak terduga
133 keinginan Debby
134 Tamu spesial 1
135 Tamu spesial 2
136 situasi yang lebih hangat
137 minta es durian
138 usulan pak Huda.
139 kopi buatan Isti
140 bertemu Bilal
141 dilema
142 jawaban Isti
143 memikirkan sebuah keputusan
144 pemikiran yang menggangu
145 keputusan Abi Irsyad
146 beratnya hati
147 lagi-lagi ngambek
148 menghadiri pernikahan Kak Gallen
149 hal baik yang tak terduga
150 pindahnya Ustadz Irsyad
151 akhir kisah
152 ekstra part (bagian 1)
153 ekstra part (bagian 2)
154 ekstra part (bagian 3)
155 ekstra part (bagian 4)
156 ekstra part (bagian 5)
157 terimakasih ^-^
158 info novel baru
159 promosi novel baru
160 promosi Novel Baru
161 Info Novel baru
Episodes

Updated 161 Episodes

1
prolog
2
pria Alim pujaan gadis non muslim.
3
harapan
4
keseruan di Kost pemuda fisabilillah.
5
ingin mengenal Islam lebih dalam
6
debaran hati Shafa
7
keraguan
8
sebuah rasa lain
9
jadikan aku santri mu
10
kehangatan keluarga Ulum
11
Ikhwan yang di kagumi Shafa
12
antara dua hati
13
ketakutan Debby
14
kesedihan Umma Rahma
15
cinta sesurga ku.
16
tawaran A' Faqih.
17
ketulusan Abi Irsyad
18
mengunjungi bibi Maryam
19
Mencintai Rabbnya.
20
sepenggal kisah Merry
21
sambungan kisah Merry
22
pilihan Abi
23
sang mualaf
24
Pertemuan
25
bimbang
26
keputusan yang di ambil
27
rahasia Debby yang di ketahui Gallen
28
ujian awal seorang Mualaf
29
pengakuan Rumi pada Abi Irsyad
30
beratnya hidup
31
luka masa lalu yang kembali terbuka
32
rasa bersalah
33
pertikaian
34
ketaatan yang di uji
35
sang calon pelindung
36
niat tulus Rumi
37
hati yang bimbang
38
kekecewaan yang besar
39
cinta yang masih ada
40
H-1
41
menjemput hikmah di balik kesedihan.
42
persimpangan yang berbeda
43
aku sudah baik-baik saja
44
pria aneh
45
Hari-H
46
bahagia ku
47
embun di sepertiga malam
48
janji Rumi
49
keluarga baru, Debby.
50
tingkah Abi tengilnya Ziya.
51
guru cintanya Debby
52
(pengumuman) klarifikasi bab 47 kemarin.
53
tetaplah sehat untuk ku.
54
tambatan hati
55
Firasat Nuha
56
kekhawatiran
57
melepas mu
58
duka yang menyelimuti
59
jiwa yang menjadi sepi
60
masih berkabung
61
perubahan sikap
62
diam mu
63
kosongnya hati Rumi
64
dimana salahnya diri ku?
65
hari yang kelam
66
teguran Abi
67
sebuah kekecewaan
68
hal baik setelah adanya pertengkaran
69
kekasih hati
70
tausiyah ustadz Irsyad
71
kerinduan hati ustadz Irsyad
72
jalan-jalan
73
obrolan
74
ya Zaujatti
75
masih adanya rasa kecewa
76
jangan putus asa dari Rahmat Allah
77
bertemu pria Chinese
78
mengunjungi Papa lagi
79
kasih sayang Mama
80
Ejekan mereka
81
Cerita yang manis
82
mengawali hari lagi
83
Dia seperti Umma.
84
mendapatkan Surga.
85
rahasia A' Faqih
86
kau hanya milik ku seorang
87
menantu baik hati
88
romansa pesan chat
89
sang habib dan sang penulis Novel
90
pertemuan tak di harapkan.
91
Rindu Umma
92
Debby ngambek
93
gara-gara kue bulan
94
berbicara empat mata dengan Abi
95
berbicara empat mata dengan Abi (2)
96
Imami aku.
97
mengaji bersama ustadz Rumi.
98
ngambek lagi
99
ke masjid bersama
100
jalan-jalan
101
bertemu lagi.
102
tidak pulang
103
tidak pulang 2
104
turunnya iman
105
dering rindu
106
hanya pengumuman.
107
pertemuan tak terarah.
108
kenangan luka
109
tanda tangan Maryam.
110
sebuah pesan singkat
111
Ustadz Harun
112
bertemu Papa
113
bertemu Papa 2
114
anggota baru keluaga Faqih
115
cilok cinta
116
kabar gembira dari Nuha dan Faqih
117
ijin keluar
118
sebuah ikhtiar
119
Rasa Gundah
120
bertemu wanita Tua
121
mengatur janji
122
pergi bersama Tante
123
Shafa
124
mengunjungi panti
125
sayur pare dan kenangan
126
Rindu dalam relung hati
127
ceramah Rumi
128
makan malam di rumah Meida
129
guncangan Hati Rumi
130
hal yang di utarakan Jimmy
131
curahan hati Rumi pada Abi Irsyad.
132
hal yang tak terduga
133
keinginan Debby
134
Tamu spesial 1
135
Tamu spesial 2
136
situasi yang lebih hangat
137
minta es durian
138
usulan pak Huda.
139
kopi buatan Isti
140
bertemu Bilal
141
dilema
142
jawaban Isti
143
memikirkan sebuah keputusan
144
pemikiran yang menggangu
145
keputusan Abi Irsyad
146
beratnya hati
147
lagi-lagi ngambek
148
menghadiri pernikahan Kak Gallen
149
hal baik yang tak terduga
150
pindahnya Ustadz Irsyad
151
akhir kisah
152
ekstra part (bagian 1)
153
ekstra part (bagian 2)
154
ekstra part (bagian 3)
155
ekstra part (bagian 4)
156
ekstra part (bagian 5)
157
terimakasih ^-^
158
info novel baru
159
promosi novel baru
160
promosi Novel Baru
161
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!