Nando sama Nara memeluk tubuh Bara, mereka bertiga berpelukan lama sekali. Bara menangis dalam pelukan kedua orang tuanya. Apa yang barusan dia alami membuat Bara ketakutan berlebih.
"Kamu tidak apa-apa kan sayang, mana yang luka...mana yang sakit,?" Nara meraba-raba semua tubuh putra semata wayangnya.
"Mah, tadi di dalam mobil ada Tante Lina," Bara melirik ke arah Nando penuh takut.
"Apa katamu Nak, Tante Lina,?" mata Nando bulat sempurna karena kaget.
"Dasar perempuan ibl*s kamu Lin," gumamnya.
"Ra, kita sekarang pulang dulu, besok aku ke kantor polisi," Nando mengajak pulang Bara dan Nara.
Di dalam mobil Nara masih memeluk erat tubuh Bara yang masih ketakutan. Dia mengalami trauma atas kejadian penculikan kemarin. Tidak lama kemudian mobil sudah terparkir di halaman rumah mereka. Nando menggendong tubuh Bara menuju kamarnya.
"Kamu hebat Nak, kamu seorang pemberani seperti ayah," puji Nando supaya tidak tegang dengan kejadian barusan. Nanti kita tidur bareng di kamar Bara, Mamah mau bersihin badan kamu dulu baru kita bobo.
Nando pergi meninggalkan kamar Bara menuju ruang tengah, dia menjatuhkan bokongnya di sofa, menarik nafasnya dan mengeluarkan dengan pelan. Hari ini Lina telah mencatat prestasi buruknya lagi. Hidupmu tidak akan tenang Lin.
Nando tertidur di sofa, Nara berusaha membangunkannya untuk pindah ke kamar Bara, di kamar, Bara sudah menunggunya.
"Mas, pindah ke kamar...Bara sudah menunggumu di sana," Nara mengusap rambunt Nando dan membangunkannya. Akhirnya malam ini mereka tidur bersama dalam satu kamar.
Pagi ini Nando akan mendatangi kantor polisi dan Rumah Sakit. Nando sudah siap pagi sekali.
"Kamu jaga Bara baik-baik Ra, ijin dulu jangan masuk sekolah," Nando berlalu dari hadapan Nara.
"Hati-hati Mas," Nara menyalami tangan Nando.
Nando bergegas keluar menuju mobil yang sudah terparkir di depan. Bi Imah dan Mang Udin di pindah kesini karena rumah yang dulu Lina tempati kosong.
"Den, mobil sudah siap,"Mang Udin menunduk sambil beralu.
"Jaga rumah, pintu gerbang jangan sampai terbuka, jaga Nara sama Bara Mang, dia masih trauma atas kejadian semalam.
Nando melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia kembali berfikir ke masa lalunya saat bersama Lina. Dia mengumpat dirinya kenapa sampai kenal sama perempuan seperti itu.
****
Di Rumah Sakit, Lina masih belum sadar, sedangkan Alex sudah di pindah ke ruang rawat inap dengan penjagaan ketat dari polisi. Alex terbaring lemah di rumah sakit, pelipisnya luka parah hingga perban mengikat wajahnya.
Lina belum sadar bahwa kecelakaan semalam menjadikan kakinya di amputasi. Mungkin karena obat penangnya masih beraksi hingga dia tertidur lama sekali. Setelah sembuh nanti dia harus mempertanggungjawabkannya nanti. Nando tidak terima kalau mereka bebas begitu saja, mereka harus merasakan dinginnya penjara.
"Di mana aku ini, Lex...Alex...tolong aku," Lina telah sadar dan memanggil-manggil nama Alex dengan lemah.
"Ibu Lina berada di rumah sakit, dan Tuan Alex ada di ruang perawatan sebelah," suster memberikan penjelasan.
"Hhhh, suster, sakit sekali suster..." Lina merintih kesakitan.
Dia mengingat kejadian semalam, Nando sudah memberikan uang itu semalam tapi tiba-tiba polisi datang. Aku sama Alex kecelakaan dan setelah itu aku tidak ingat lagi.
"Nando brengs*k, pasti dia yang menghubungi polisi-polisi itu, kamu akan tau akibatnya Nando," gerutu Lina.
"Dengan Ibu Lina...kami dari kepolisian akan meminta keterangan perihal kasus semala, kami menunggu kesembuhan Ibu dan kami selalu siap menjaga Ibu di luar," dua orang polisi mendekati Lina dan meminta keterangan pada Lina.
Di Kantor Polisi
Nando sudah berada di Kantor Polisi, dia langsung menuju ruangan yang di maksudkan Pak Polisi tadi. Disitu Nando di mintai keterangan kronologi penculikan kemarin, dan Nando juga memberitahukan bahwa pelaku perempuan pernah menjadi istrinya. Dengan teliti Nando memberikan kesaksian atas kasus penculikan yang menimpa anak semata wayangnya yang juga melibatkan mantan istrinya yaitu Lina. Dengan seksama pihak kepolisian mempelajari kasusnya, tinggal menunggu Alex dan Lina sembuh.
"Saya pasrahkan semuanya pada pihak kepolisian, supaya mereka jera dan tidak mengulangi perbuatan pidana lagi," Nando berpamitan setelah di rasa cukup untuk memberikan kesaksian.
"Pak Nando, barang bukti uang 1 M yang berada di koper saya pinjam dulu untuk barang bukti ke persidangan nanti," Pak Polisi pun berjabat tangan dengan Nando.
Di Rumah Sakit
"Tidak! aku tidak mau, kembalikan kakiku suster! Lina berteriak histeris saat pihak rumah sakit memberitahu bahwa kaki yang sebelah kiri diamputasi.
Lina terus menangis dan berteriak memanggil Nando dan Alex. Sementara Alex sudah lebih baik dari Lina dia hanya luka di kepala dan kaki, tapi hanya sedikit pincang tidak sampai di amputasi. Nando mengunjungi keduanya, Lina terlihat beringas saat melihat Nando muncul di kamar inapnya.
"Mau apa kau kesini hah!! laki-laki pengecut! pergi kau dari sini! umpat Lina penuh emosi.
"Harusnya aku yang marah sama kamu, kenapa kamu melakukan ini semua padaku, kau sudah merusak rumah tanggaku dan menghancurkan semuanya," Nando dengan penuh emosi mendekati Lina
"Ini hukuman atas apa yang kamu perbuat, sadar Lin...anak kalian butuh kasih sayang orang tuanya," Nando memberikan nasihat kepada Lina.
"Tidak usah menceramahiku, aku tau apa yang harus aku lakukan, pergi kamu dari sini!
Akhirnya Nando pun pergi meninggalkan Lina, dan sebelum pulang Nando minta ijin pada Pak Polisi untuk menemui Akex.
****
Nara tidak mau lepas sedikitpun dari Bara, dia tidak mau ada orang jahat mengambil anaknya. Hanya main di halaman sama Mang Udin saja Nara merasa takut.
"Semoga Lina dan Alex cepat masuk penjara, supaya tidak berkeliaran lagi, bagaimana dengan Nando setelah mereka bertemu lagi, ahh aku tidak boleh mikir macam-macam."
"Apa itu Mas Nando, kok ngga langsung masuk," Nara mengintip dari balik gorden.
"Ibu...kenapa ngga ngabari dulu," Nara membuka pintu dan langsung menghambur ke pelukan Ibu Mertuanya.
"Kalian baik-baik saja, mana cucu Eyang," Ibu melepaskan pelukan Nara dan mencari-cari cucunya.
Ibu Yulia itu asli orang Sumatra tapi Bapak asli orang Jogja, dari pertama menikah Ibu langsung di bawa ke Jogja sama Bapak, jadi bahasanya campur-campur. Ibu punya dua putra yaitu Nando sama Dino.
"Eyang..." suara yang tidak asing lagi membuat Bu Yulia langsung mengalihkan ke sumber suara.
"Cucu Eyang yang ganteng...habis main kema ini? mereka berpelukan karena sudah lama tidak bersua. Pipi Bara habis deh sama Eyang.
"Kemana Ayah, kok ngga kelihatan," tanya Ibu.
Aku pun menceritakan kasus penculikan yang menimpa Bara kemarin siang, dan aku juga memberitahu Ibu bahwa dalang dari ini semua adalah Lina mantan istri sirinya Mas Nando. Ibu sangat terkejut mendengar apa yang aku ceritakan.
"Sebentar lagi Mas Nando juga sampai Bu, Pak Jaka suruh istirahat saja dulu kasihan cape," Nara keluar mencari Pak Jaka supir Ibu untuk istirahat.
Mereka berkumpul di teras belakang sambil ngeteh, mereka menunggu kepulangan Nando, Nara sudah tidak sabar ingin tau maksud dan tujuan Lina menculik Bara. Karena Nara pun sakit hati pada Lina yang dulu sudah merusak rumah tangganya.
****
Terima kasih udah mampir ke ceritaku, like dan komentarnya di tunggu ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Wardani Jati
jangan cuma salahin lina dong, salahin juga laki loe karena perselingkuhan itu melibatkan 2 orang, bukan cuma 1 orang.....
2022-03-07
1
Wardani Jati
pretttt.......pemberani kalo urusan selakangan
2022-03-07
1
Revina Imut
waaa di brankasnya Nara uangnya banyak banget,klo Lina masih JD madunya, pasti panas😛😛😝😝😝
2021-05-27
4