Pihak Rumah Sakit sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nyawa Aura tetap tidak tertolong. Tangis mereka pecah dalam ruangan di mana tubuh Aura terbujur kaku. Bara menangis memeluk tubuh kaku Aura. Para dokter dan suster pergi meninggalkan ruangan setelah menutup jenazah Aura.
Sekitar 2 jam kami menunggu pihak Rumah Sakit melepaskan jenazah Mba Aura, terlihat Mas Nando terduduk lemas, Ibu Yulia menjerit histeris saat melihat jenazah Aura tiba di rumah duka. Tak ada yang memberi kabar ke Ibu kalau Aura masuk Rumah Sakit, karena takut membuat Ibu juga drop. Lagian harapan kami kan Mba Aura bisa sembuh dan pulih seperti biasanya. Sekarang Mba Aura sudah tidak merasakan sakit lagi, dia sudah tenang menuju syurga. Selamat jalan Mba, kamu adalah ora yang paling baik yang pernah aku kenal, penyabar dan penuh kasih sayang. Ternyata Allah lebih sayang, hingga Dia mengambilmu secepat ini.
Acara pemakaman sudah siap, mobil ambulance sudah terbuka, tubuh Mba Aura di masukan ke dalam mobil ambulance. Kami mengikutinya dari belakang, Mas Nando bawa mobil sendiri, aku beserta Ibu satu mobil. Hening tanpa suara, semua terdiam dengan pikiran masing-masing.
Sekitar 20 menit akhirnya sampai di TPU, kami semua turun termasuk Bara yang masih menangis dengan tetap memeluk pinggangku. Dia merasa sangat kehilangan, sosok Mamah kedua setelah aku, yang dia anggap juga seperti ibu kandungnya. Aura menyayanginya seperti anak kandung sendiri.
Acara pemakaman pun selesai, aku, Mas Nando, Bara, Ibu, Mang Ujang dan Bi Ijah masih terduduk di sekitaran pemakaman. Hanya Dino yang tak terlihat, dia belum di kasih kabar atas meninggalnya Mba Aura. Dino masih di Luar Negeri karena kuliahnya belum selesai.
Perlahan aku berdiri dan beranjak mendekati ibu, " Bu...ikhlaskan Mba Aura supaya dia tenang meninggalkan kita, kasian dia kalau kita terus bersedih seperti ini.
Ibu dan menantu saling berpelukan, isak tangis mereka masih terdengar. Bara mendekati keduanya dan memeluk mereka.
" Mari Bu, kita pulang ke rumah," aku menuntun ibu masuk ke dalam mobil. Tinggal Mas Nando sendirian yang masih terduduk lemas di pusara istrinya, kami meninggalkan Mas Nando sendirian.
Rumah megah ini terasa sepi tanpa Mba Aura, aku berjalan naik ke kamar Mba Aura, ada segelas air putih di sudut meja sana, foto pernikahan Mas Nando dengan Mba Aura terpampang menghiasi kamarnya. Sungguh aku tak menyangka kalau kau akan secepat ini meninggalkan kita semua. Nara kembali menitikkan air mata, di ciumnya selimut yang selama ini menutupi tubuhnya, dada ini terasa sesak tak kuasa menahan tangis, ku lepaskan tangisku di kamarnya.
Nara tertidur di kamar Aura, Nando masuk ke kamar, dia ngga tau kalau Nara ada di kamar Aura. Dia kaget mendapati Nara tertidur di ranjang Aura. Nando menyelimuti tubuh Nara dan meninggalkannya. Nando bergegas masuk ke kamar mandi membiarkan Nara tertidur.
Hari telah berganti malam namun Nara tidak juga bangun, perlahan Nando mendekati dan memegang pipi Nara, dia menggeliat bangun dan betapa kagetnya dia setelah mengetahui Nando udah berada di sampingnya.
" Maaf, Mas...aku ketiduran di sini, tadi aku masuk tanpa ijin," Nara bangkit menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya.
" Ra...a-aku minta maaf atas kejadian kemarin, kita bisa selesaikan secara baik-baik.
Nando mencegat langkahku," tidak ada yang perlu di bahas Mas, semuanya sudah berakhir." Nara melepaskan pegangan tangannya.
Nara beranjak keluar kamar dan menuruni tangga, terlihat Nando duduk terdiam dengan kedua tangan menangkup wajahnya.
"Aura...maafkan aku, selama ini aku telah banyak menyakitimu, aku suami yang kurang bersyukur. Nando menyesali semua yang telah lewat. Bahkan kau meregang nyawa saat mendengar hubunganku sama Lina. Aku laki-laki paling jahat di muka bumi. Nando menangis sendirian dalam kamar, terbayang semua kelakuan jahatnya yang selama ini dia sembunyikan.
Penyesalan selalu datang terlambat.
"Derrtt...derrtt..." ponsel Nando bergetar.
Nando meraihnya dan melihat siapa yang menelponnya.
" Lina...ada apa dia telepon malam-malam," Nando hanya melihat lalu meletakannya kembali ke atas nakas.
Berulang kali ponselnya berbunyi tapi Nando membiarkannya.
7 hari sudah Aura meninggalkan kita semua, tapi masih terasa berat untuk melupakannya. Ibu sudah tau semuanya, dan Ibu mengancam tidak akan pernah merestui hubungan Nando sama Lina, Ibu juga akan mencabut Nando dari pemilik Perusahaan. Begitu juga dengan Nara, lebih baik jadi janda daripada harus hidup dan tinggal bersama wanita ular itu. Tidak ada satupun yang mendukung Nando, tidak mungkin dia meninggalkan Lina di saat dia sedang hamil, tapi Nando juga ngga mau kehilangan Nara sama Bara. Dia memang sudah menyakiti keduanya, mungkin kata maaf pun berat dia dapatkan dari Nara.
Sudah hampir sebulan Nando tidak pulang ke rumah Lina, akhirnya sore itu dia memutuskan untuk pulang kesana.
****
Lina sedang gelisah mondar-mandir di ruang tamu, entah sedang ada masalah apa.
" Buu...cepat sini," teriak Lina. Ibunya buru-buru keluar menuju sumber suara.
" Ada apa Lin, kenapa kamu panik begitu,?" tanya Ibu
" Alex udah pulang kesini Bu, aku takut dia akan macam-macam. Dan aku takut Nando akan tau semuanya. Sebentar lagi bayi ini lahir dan aku ngga mau semua rencanaky berantakan Bu.
" Kamu kan belum ngomong sama Alex kalau kamu itu hamil anaknya, kenapa kamu mesti cemas gitu.
" Tapi kan dia tau kapan dia sama aku dan berapa umur kandunganku, lama-lama dia bisa tau Bu," raut wajah Lina yang gelisah belum juga ilang.
" Lin, kamu tenang ya, minum dulu bawa istirahat ke kamar, kapan Nando pulang kesini,?" tanya Ibu yang menengangkan.
" Ngga tau Bu, belum kasih kabar, sejak istrinya meninggal dia jarang telepon aku," jawab Lina kesal.
Kandungan Lina sudah 8 bulan, sebentar lagi dia akan melahirkan. Menurut hitungan Nando baru 7 bulan sejak dia khilaf di kantornya. Hal ini juga yang membuat Lina selalu was-was, dia takut Nando curiga. Untung Nando gampang di bohongin, dia percaya sama aku.
Setelah satu bulan berlalu akhirnya Lina di jadwalkan opersai caesar, dia memilih caesar tidak mau melahirkan secara normal. Nando menuruti apapun permintaan Lina.
Keesokan paginya, bayi perempuan lahir dengan sehat, tangisnya memecah ruangan.
"Selamat ya Pak Nando, 9 bulan lebih seminggu pas dia lahir, bayi yang sehat, cantik seperti ibunya.
"Terima kasih dok,"jawab Nando
Nando terpaku saat melihat bayi dalam gendongannya, dan melirik ke arah Lina yang terbaring lemah. Seolah dia nenolak bahwa kehamilannya Lina sudah berumur 9 bulan lebih, banyak pertanyaan yang mulai tersirat dalam benaknya.
Lina pulang di temani ibunya, sementara Nando belum pulang dari kantornya. Gunawan masuk ke ruangan Nando mengantar berkas untuk segera di tanda tanganinya.
Gunawan yang tidak tau tiba-tiba nyeplos " Pak Nando tau ngga kalau Lina itu melahirkan," tanya Gunawan. Nando langsung tersedak padahal tidak sedang minum, buru-buru Gunawan mengambilkan air minum milik Nando.
"Ti-tidak tau Gun," jawab Nando yang masih terbatuk.
"Alex itu pacarnya Lina Pak, sejak menghilangnya Alex ke Luar Negeri Lina tinggal sendiri dan bahkan sekarang pindah ke Depok ikut sama suaminya, waktu itu dia mencari-cari Alex, aku tidak tau juga ada apa dan kenapa Lina mencari-cari alex. Setelah menghilang sekian lama tiba-tiba dia melahirkan, dan kini Alex pun sudah pulang ke tanah air, dia sedang mencari Lina.
Nando terdiam mendengar Gunawan bercerita, dia tidak mau berpraduga jelek sama Lina. Mungkin saja dia sudah putus dari Alex.
Sekarang Gunawan lah yang membantu pekerjaan Nando, Gunawan menggantikan posisi Lina dalam urusan pekerjaan. Sampai saat ini Gunawan tidak tau bahwa pria yang menikahi Lina adalah Nando. Tapi Nando pura-pura tidak tau untuk menutupi perbuatannya selama ini, apa jadinya kalau dia tau. Belum waktunya Gunawan tau.
****
Jangan lupa subscribe, like vote love nya ya, biar semangat nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Juni Arka
keLaaar hidup Loo Lina
2022-04-29
0
Aini Liem
Gunawan sengaja..karna SDH curiga...duh Nando aja mmg SDH tertarik sama Lina tanpa obat
2022-01-16
0
Linda Z
Emg Nando itu OON..... CEO tapi bego, mau aja di tipu sama ular.
Nafsu aja yg di gedein, otakx mampet.
2021-08-04
1