Nando tidur di kamar Aura, sementara Nara tidur sama Bara.
Keesokan harinya, Bara bangun lebih dulu, dia menanyakan ayahnya.
" Mamah...mana ayah kok ngga ada, ayah bobo di kamal Mamah Aula ya."
" Iya sayang, semalem ayah cape takut ngganggu Bara, cup...," Nara mengecup kening Bara dan menggendongnya.
Mereka ke kamar mandi untuk membersihkan badan, selesai mandi keduanya turun ke bawah, nampak Nando dan Aura sudah duduk menunggu di meja makan untuk sarapan bersama.
"Hallo...sayangku...jagoanku...selamat pagi..." Nando membentangkan tangannya siap memeluk Bara.
" Huupp...cup...emmuah,"beberapa ciuman Nando mendarat di pipi gembul milik Bara.
"Sini duduk deket ayah kita sarapan bareng-bareng, Bara mau mam pakai apa,?" tanya Nando.
"Mamah Bala cuapin pakai itan ya," celoteh Bara membuat mereka semua tertawa.
Hadirnya Bara memang mampu mengobati kesepian yang Nando dan Aura rasakan, rumah ini hidup dengan kehadiran Bara.
Rumah berantakan penuh dengan mainan berserakan, tapi ini adalah hal yang di tunggu.
Suara teriakan Ibu sama anak ribut mainan mampu msnghangatkan rumah ini.
"Emm...Bagaimana kalo weekend besok kita liburan, ngga usah jauh-jauh kita ke Bandung aja. Kalau kalian mau nanti siap-siap, kita berangkat nanti sore, nanti ayah pesen Hotel dulu."
"Hollee...asyik...kita liburan Ayah," Bara dengan girangnya menjawab pertanyaan sang ayah, Aura dan Nara saling senyum melihat kelakuan Bara.
Nando berangkat ke kantor sebentar hanya untuk menandatangani berkas-berkas yang sudah menumpuk di meja kerjanya.
"Selamat pagi Pak," Lina menyapa.
"Pagi...Lina...kamu ke ruangan saya sebentar."
"Baik Pak," Lina mengikuti Nando masuk ke dalam ruangan Nando.
"Hari ini cuma tanda tangan berkas aja kan, nanti saya mau pulang lebih awal dan tolong kamu bantu kalau ada kerjaan yang mendadak, weekend besok saya ada acara keluarga, kalau hari senin belum pulang tolong cancel dulu jadwal yang sudah ada."
"Baik, Pak..." Jawab Lina sambil mencuri pandang ke arah Nando.
"Andaikan saja dia bisa ku taklukan, tampan kaya lagi," ucap Lina dalam hati.
"Lina...kenapa bengong, sekarang kamu keluar nanti saya panggil kalau ada yang saya butuhkan."
Nando sengaja acuh, dia takut kalau melihat Lina jadi kacau.
Nando mulai sibuk dengan pekerjaannya, sesekali istirahat untuk melemaskan otot dengan bersandar.
" Lina kamu cantik sekali pagi ini, bau parfumu masih membekas di hidungku saat mendekat tadi."
" Huuffffttt..." Nando mengusap wajahnya dengan kasar, menarik nafas dan melepaskan nafasnya pelan.
" Aku sudah punya Aura dan Nara apa yang kurang dari mereka, keduanya sudah saling melengkapi, aku bersyukur memiliki mereka, kamu jangan macam-macam Nando" batin Nando perang dengan pertanyaan sendiri.
Siang itu Nando pulang cepat, dia sudah janji ngajak liburan Bara ke Bandung.
Sesampainya di rumah koper dan keperluan lain sudah siap, Aura sedang duduk sambil nonton tv di ruang tamu, sementara Nara sedang memandikan Bara.
" Udah pulang Mas," sapa Aura sambil mencium tangan Suaminya, mau makan dulu apa mandi dulu Mas, biar aku siapkan.
" Ngga usah...kita siap-siap aja biar ngga kesorean, takut macet nanti Bara rewel di jalan."
" Pakaian udah siap semua,tinggal mandi ganti baju,udah deh..." Aura tersenyum.
Nara sama Bara sudah selesai mandi dan berpakaian, Nara terlihat cantik dan anggun, gaun santai yang dia kenakan sedikit melihatkan bentuk lekuk tubuhnya yang seksi.
Bara pun tak kalah modis, dia terlihat tampan di tambah tatanan rambutnya yang dibikin agak jambul menambah Keren dan sedikit macho.
" Mamah...Bala sudah ganteng apa belum nih," sambil bergaya miring ke kanan ke kiri tangan di pinggang.
" Aduh gantengnya anak mamah, emuahh...cup...cup..." ayo kita turun pasti Ayah sama mamah Aura sudah nunggu kita di bawah.
" Gleekkk," suara pintu di buka dari luar.
" Ayah...gendong Bala turun ke bawah Yah," pinta Bara.
" I...iya sini ayah gendong."
" Nara terlihat cantik sekali dengan gaun biru yang Ia kenakan," Nando bengong melihat Nara.
" Ada yang salah dengan diriku, kenapa Mas menatapku seperti itu," Nara berdiri memantaskan diri di depan cermin.
" Ngga...ngga ada yang salah kok kamu terlihat cantik sekali," puji Nando.
Nara tersenyum, "makasih Mas."
"Ayo kita turun, Aura sudah menunggu di bawah, ada yang ketinggalan apa ngga nih mainannya."
Nando turun bersama ke ruang tamu, memasukan koper-koper bawaannya ke dalam mobil, Bara di pangku Mamah Aura di depan, sementara Nara duduk di belakang.
" Bismillah...semoga kita selamat sampai tujuan...Aamiin."
Perlahan mobil pergi meninggalkan rumah, dan di rumah hanya ada Mang Ujang dan Bi Ijah.
****
Di lain tempat Lina sedang kumpul sama teman-temannya di sebuah cafe, ada Elsa dan juga Dela.
" Del...Sa...Bosku yang sekarang ganteng banget lho, istrinya udah 2 tapi matanya masih larak-lirik cewek, buktinya kalau ngliatin aku kaya mau melahapnya."
" Ah masa sih, coba kamu gaet aja siapa tau dia bisa jatuh ke pelukanmu...kan lumayan,dapet gantengnya juga uangnya," ledek Dela sambil tertawa.
" Emm...apa iya ya...aku deketin aja dia," batin Lina mulai berandai-andai.
Sekarang kan mereka sedang liburan ke Bandung, kita liburan juga ke sana ya, pura-pura tidak tau aja.
Kita cari moment yang pas biar bisa ketemu.
" Jangan, ini ide gila...!" Sergah Elsa
Kita tunggu dia pulang saja, kalau ada agenda ke luar kota aja kamu deketin dia, kalau ada sinyal hijau kamu boleh lanjut, tapi hati-hati.
Mereka bertiga kalau udah ketemu ga inget waktu, hampir seharian mereka ngerumpi di cafe.
Tidak terasa malam semakin larut, akhirnya mereka bertiga pulang...Lina di anter paling duluan, lanjut nganter Dela.
****
Dalam perjalanam Bara tertidur, perjalanan terasa sepi ga ada ocehan Bara yang biasanya cerewet dalam perjalanan.
Akhirnya sampai di Hotel tempat mereka nginap, Bara di gendong Nando, mereka masuk menemui resepsionis untuk menanyakan kamar yang mereka sewa.
Nampak Nando berbincang sebentar dengan resepsionis dan mengambil 2 konci.
"Ayo, kita naik ke atas...kamar kita ada di lantai 11 ," ajak Nando.
Mereka berjalan menuju lift, setelah mereka sampai di kamar mereka Bara terbangun.
Nara satu kamar dengan Bara sedangkan Nando se kamar dengan Aura.
"Kamu istirahat dulu aja biar aku yang beresin pakaian kamu, Nando melihat Aura yang kecapaian dia takut Aura kenapa-napa.
"Obat-obatan kamu di bawa kan..." tanya Nando.
"Di bawa semua Mas, ya udah kamu mandi dulu aja nanti aku belakangan," Aura menyuruh Nando untuk membersihkan badannya.
Aura merebahkan tubuhnya yang nampak letih setelah 4 jam lebih menempuh perjalanan Jakarta-Bandung.
Nando terlihat masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah selesai mandi dan berpakaian Nando mendekati ranjang tempat Aura tertidur.
Nando menyelimuti tubuh mungil istrinya, tak lupa pula satu kecupan mendarat di kening Aura.
Nando mengusap rambut Aura," aku ke kamar Nara dulu ya...Nando berpamitan lirih, biarpun Aura tidak mendengarnya tapi Nando tau Aura memberinya ijin.
Nando pergi meninggalkan kamar Aura menuju kamar Nara, di dalam kamar Nara masih terjaga.
"Mba Aura udah tidur Mas, mungkin dia cape duduk lama dalam perjalanan."
"Udah...dia lama ga pergi jauh karena kondisinya yang tidak memungkinkan tapi kemarin dia pengin ikut bareng sama Bara, makanya aku biarkan dia istirahat.
"Bara masih bobo," tanya Nando.
"Dari tadi ngga bangun, pules banget kayanya," jawab Nara.
" Nara...aku pengin...aku kan udah seminggu lebih ga dapet jatah dari kamu," manja Nando.
"Hmm...kan baru seminggu lebih belum satu bulan, udah ga kuat nih," ledek Nara.
Nando memeluk Nara...mencium bibir Nara," nanti Bara bangun kalau kita berisik Mas.
"Kita jangan berisik diem aja yang penting kita bisa berbagi dan saling menikmati," bisik Nando.
Mereka melakukannya sangat tepat, karena setelah itu Bara terbangun, mungkin bobonya udah kenyang dari sore dalam perjalanan.
"Ayah bobo sama kita Mah, Mamah Aula sama siapa Yah..." tanya Bara.
"Mamah Aura udah bobo, kamu juga bobo lagi ya...ayah minta di pijitin sama Mamah malah Bara bangun, jadi batal dehh."
"Hhhh...Nara mencubit perut Nando," Nando balik menyikut Nara.
"Celananya udah di pakai belum, buruan nanti keburu Bara lompat ke ranjang kita," bisik Nara.
"Belum, aku ngga bisa pakainya ada Bara masa suruh telanjang di depannya," mereka saling berbisik tapi senyam-senyum berdua, membuat Bara curiga lompat ke ranjang mereka.
"Brugghhh, " Bara menjatuhkan badannya ke kasur, Nando sama Nara menghindar.
" Awas ada kecoa di sana," Nando teriak sambil menyelinap lari ke kamar mandi, huufft untung Bara ga liat aku lari telanjang.
Bara masuk ke pelukan Naura ketakutan, padahal ini hanya akal-akalan Nando saja supaya bisa ke kamar mandi makai baju yang belum sempet di pakai keburu Bara bangun.
Malam ini mereka tidur bertiga, Aura tidur sendiri di kamar sebelah.
Ke esokan harinya Nando bangun terlebih dahulu pindah ke kamar Aura, Bara masih tidur begitu juga dengan Nara.
"Yang...bangun, aku ke kamar Aura dulu..." Nando membangunkan Nara.
"Iya Mas...nanti siang kita jalan ke mana Mas," tanya Nara.
"Pokoknya kamu siap-siap aja yang penting jalan dan Bara suka.
Ya udah aku ke Kamar Aura dulu."
Jam 07.00 Mereka turun ke lantai bawah untuk breakfast setelah mereka selesai sarapan pagi kemudian bergegas keluar hotel.
"Enaknya kita jalan kemana ya..."tanya Nando
"Ayah, Bala pengin liat jerapah yang tinggi sekali," ucap Bara yang cadel.
"Ya udah kita ke kebon binatang saja,Ok..."
Ok...tos Yah...prok...prok...
Mereka berangkat menuju Kebon Binatang di jln Tamansari Bandung. Kurang lebih 30 menit perjalanan,mereka baru sampai.
Aura dan Nara duduk di bawah pohon yang rindang, sedangkan Nando ngajak Bara berkeliling, Mereka terlihat bahagia.
"Nara...kamu beruntung memiliki Bara, dia pintar,cerdas dan aktif," Aura menatap kosong ke depan.
"Mas Nando sangat menyayangi Bara, kamu adalah wanita sempurna yang mampu memberikan kebahagiaan pada Mas Nando.
Nara menggenggam tangan Aura," Mba Aura jangan berfikir macam-macam yang penting mba semangat supaya cepet sehat, Mas Nando juga menyayangi Mba Aura...sayang kita semua, jangan bersedih ada kita yang selalu ada buat Mba Aura."
Bara berlarian menuju Nara dan Aura dengan menggenggam balon warna-warni di tangannya.
"Bala udah tape Mah, pengin duduk cama Mamah duyu." ucap Bara yang ngos-ngosan kecapean.
Mereka istirahat sambil menikmati jajanan khas daerah Bandung, Bara sangat menikmati liburan kali ini.
Mereka berhenti di sebuah resto untuk makan siang dan lanjut lagi ke Mall untuk shoping, ada banyak mainan di sana Bara lari menuju mainan yang terpampang di stand mainan.
Dapet deh mobil-mobilan bombom car katanya.
"Mobil udah penuh tuh kita kembali ke hotel dulu besok kita jalan lagi," ajak Nando.
Mereka pulang ke Hotel untuk isirahat, hari sudah malam...kali ini Nando tidur di kamar Aura, mereka berbincang sebentar bahas Bara yang anaknya sangat aktif, mereka tertawa setiap ingat kejadian lucu tadi siang.
"Aku ngantuk Mas, tidur duluan ya," Aura menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
" Kamu ngga pengin sayang " kita udah lama ngga melakukannya.
" Ngga Mas, badanku kurang fit...lain kali saja ya," Aura menolak halus.
" Ya udah kamu tidur duluan, aku masih buka inbox an masuk nih," Nando mengecup kening Aura.
Tidak lama setelah itu Nando pun menyusul tidur di samping tubuh istrinya.
Pagi itu mereka sibuk siap-siap menyiapkan barang bawaan mereka, karena nanti siang mereka harus sudah chek out dari hotel.
" Kali ini kita ke Lembang, di sana banyak sapi-sapi yang punya banyak susu, apa kamu pernah liat sapi di tv." tanya Nando pada Bara.
" Dengan lantang Bara menjawab, siaap Yah...!
kapan kita belangkat.
Sekarang, sekalian chek out saja biar nanti langsung pulang, soalnya besok ayah banyak banget kerjaan.
Mereka pun berangkat menuju Lembang, di peternakan sapi Bara banyak belajar tentang alam dan lingkungan, Bara terlihat bahagia.
Sore itu mereka pulang, Bara yang nampak kelelahan langsung tertidur.
" Ra...kamu pulang ke Bogornya lusa aja ya, soalnya aku sibuk banget, hari kamis lusa ada urusan ke luar kota, mungkin aku sama Lina yang akan mengwal proyek besar itu.
" Di anter Mang Ujang ga papa," jawab Nara.
Ya udah besok Mang Ujang suruh anter kamu sama Bara.
" Ngga papa, untuk sementara waktu kita bareng dulu toh Bara masih betah di Jakarta," Aura menyela obrolan Nando sama Nara.
" Ya udah kita bahas nanti aja di rumah.
****
Sementara Lina sedang gelisah karena bulan ini dia udah telat, sedangkan pacarnya di hubungi tak juga menjawabnya.
Hmm...ternyata diem-diem dia udah punya pacar, apakah pacar Lina mau bertanggung jawab, kalau tidak mau, kepada siapa dia minta pertanggung jawaban itu.
Tunggu kelanjutannya ya, jangan lupa vote love sama komentarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Mutiara Simangunsong
mantap
2021-07-11
0
Sarmi Kibar
jangan sampai thorrrrr Nando ma Lina duhhhh males banget dehhhh
2021-07-09
0
Gass Keunn
njiirrr pelakor gila
2021-07-04
0