Paagi itu Nando langsung ke kantor, dia tidak bisa fokus hari itu, Lina minta pertanggung jawaban atas bayi yang di kandungnya, sementara Nara ngambek, dia udah mulai curiga bahwa aku ada perempuan lain.
Kerjaan masih numpuk dia menyambar konci mobil langsung bergegas pergi.
Ternyata dia janjian sama temennya, Doni sama Endro di sebuah Cafe.
Nando menunggu lumayan lama," lama banget sih...muter kemana dulu kalian haa!!
" Maaf Bos, tadi mampir dulu ke bengkel," jawab Doni.
" Aku lagi banyak masalah Don, tolong bantu aku cari solusi," Nara ngambek dia udah curiga kalau aku deket sama perempuan lain. Sementara Lina hamil dan minta pertanggung jawabanku,"
" Apaa...!! Doni sama Endro kompak melotot kaget.
" Itu salahmu, kamu sudah punya keluarga yang bahagia kenapa masih main-main dengan perempuan lain, ini sangat membahayakan reputasimu sebagai pemilik sebuah Perusahaan besar.
Nando menghela nafas, dengan tatapan kosong.
Ini sudah terlanjur, sekarang cari solusi terbaik, kalau Nara tau yang sebenarnya dia pasti bakalan ngamuk datang ke rumah Lina.
" Bos...kasih uang aja suruh gugurin kandungannya beres kan," ucap Doni.
" Kalau kamu sayang mereka semua, pindahkan Lina dari kota ini," Endro memberikan saran.
Nando manggut-manggut, " benar juga kamu Ndro.
" Thanks semuanya, aku cabut dulu...kamu mau makan apa tinggal pesen nanti aku tinggalin uang di kasir, ok..." Nando pergi dengan semangat meninggalkan mereka.
Aku harus mindahin Lina dari kota ini, aku harus cari rumah buat Lina sama ibunya.
Aku akan bertanggung jawab atas bayi yang Lina kandung.
****
Siang itu Lina nampak emosi, mukanya di tekut tandanya dia marah akut.
Dari pagi nunggu Nando mampir ke rumahnya sampai siang ini belum juga nongol batang hidungnya.
" Kemana sih dia...apa dia ngga ngantor, tapi kenapa ponselnya ngga aktif, hhhh..." Lina menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di sofa.
" Kalau Nando ngga mau bertanggung jawab, gagal deh aku jadi nyonya Fernando."
Mungkin itu Mas Nando," Lina mengintip dari balik gorden.
Ternyata benar, itu Mas Nando.
Lina langsung membukakan pintu buat Nando, dia langsung memeluk Nando.
" Dari pagi aku nungguin Mas tapi ngga dateng-dateng, Mas kenapa sih," Lina melepaskan pelukannya.
Mas mau kan bertanggung jawab, bayi ini anak kita Mas," Lina terisak sambil memegangi perutnya.
" Lin, kamu akan aku pindahkan dari rumah ini, nanti ajak ibu bareng sama kamu, biar kamu ada temen.
Mobil besok dateng langsung ke rumah yang baru, sekarang kamu siap-siap untuk pindahan, kalau udah beres kabari aku.
Lina masih pura-pura nangis, padahal hatinya sangat bahagia," permainan Lina sangat cantik, tidak terlihat kalau dia mau menguasai harta Nando.
Nando membelikan Lina rumah yang megah di daerah Bandung, dengan mobil yang mewah pula.
Sejauh ini Nando masih percaya kalau Lina itu wanita baik-baik.
Besok Lina menempati rumah baru bersama Ibunya, mobilpun bakalan langsung menuju rumah baru.
****
Nafsu makanku berkurang, yang penting Bara tetep sehat, di mana dia sekarang.
Mataku masih terlihat sembab, Ibu sama Mba Aura sedang berada di ruang tengah.
" Bu, Bara mana? Udah makan apa belum ya," dari tadi aku gak melihatnya.
" Nara...sini duduk, Bara udah makan tadi Aura yang nyuapin, sekarang lagi main sama Bi Ijah," Ibu mertuaku mengajakku duduk bersamanya.
" Bu, aku gak tahan dengan sikap Mas Nando sekarang, kalau dia mengkhianati dan mengotori pernikahan ini lebih baik aku pergi dari kehidupannya Bu, aku akan tinggal bersama Bara di Bogor."
" Ssssttt, jangan bicara seperti itu nduk...ora ilok, cari kebenarannya dulu jangan su'udzon," Ibu Yulia menutup bibir Nara dengan satu jarinya.
" Kamu boleh menyelidikinya diam-diam, sampai kamu menemukan bukti-buktinya.
" Bu, dia ada main sama sekretaris barunya! aku melihatnya sendiri Mas Nando mengantar perempuan itu ke rumahnya. Waktu itu aku membuntuti Mas Nando, saat mau aku labrak aku belum cukup bukti, tapi aku yakin dia adalah perempuan yang telah merubah Mas Nando," Nara berbicara agak tinggi dan akhirnya menangis di pangkuan Ibu mertuanya.
" Bu...aku pasrah dengan situasi dan keadaan sekarang, aku tidak berdaya," timpal Aura yang juga ikut menangis.
" Itu Mas Nando pulang Bu," ucap Aura.
Aku berhenti menangis, meraih tissue yang ada di hadapanku.
Berusaha menutupi apa yang barusan terjadi, aku duduk manis, pandanganku tertuju pada tayangan televisi, tapi pikiranku jalan-jalan ingin tau banyak tentang perempuan bin*l itu.
Nara menyipitkan ekor matanya ke arah Nando yang duduk di samping Ibunya, tumben dia gak langsung naik kamar.
Ibu, Aura, Nara...aku minta maaf, atas kelakuanku akhir-akhir ini. Kemarin memang sibuk, jadi gak ada waktu buat kita kumpul seperti ini, tapi percayalah aku gak kenapa-napa.
Nando masih terus berbohong, apalagi sekarang dia merasa nyaman, karena Lina udah di pindah jauh dan udah gak kerja di Perusahaannya lagi.
" Tuhh...dengerin penjelasan Nando, dia gak kenapa-napa, dia itu sibuk Ra karena harus ngurusi Perusahaan itu sendiri, nanti kalau Dino udah lulus dia akan bantu Perusahaan itu supaya tumbuh semakin besar," sang Ibu membela Nando, karena dia taunya Nando sibuk, coba kalau tau yang sebenarnya.
" Lusa aku harus ke Bandung, ada proyek baru di sana Bu, tapi belum selesai berkasnya, mau ninjau lokasi dulu, mungkin sendirian," ucap Nando
" Emang sekretaris baru mu kemana Mas," Nara bertanya dengan nada ketus, karena hanya Nara yang tidak percaya dengan penjelasan Nando.
" Emm...dia resign Ra, mulai tadi siang aku cuma di bantu Gunawan, karena belum dapet sekretaris yang baru," jawab Nando setengah menghindar dari tatapan Nara.
" Dulu Mba Ika resign karena harus ngikutin suaminya ke Batam, sekarang Lina mendadak resign entah apa alasannya kita gak di kasih tau," nada Nara semakin menusuk jantung Nando.
" Kamu apa-apa an Ra, udah aku jelaskan tapi kamu tetep tidak percaya sama aku, mau kamu apa Ra," Nando bangkit dari duduknya menjawab pertanyaan Nara dengan nada tinggi.
" Lho, aku kan cuma pengin tau aja alasannya, ada yang salah dengan ucapanku Mas, wajar dong pengin tau alasannya, kenapa Mas Nando jadi sensi gini, gampang marah gak seperti dulu," Nara ikut bangun dan bergegas pergi meninggalkan ruang tengah.
Nando pun ikut pergi meninggalkn ruang tengah menuju kamar Aura.
Aura mengikutinya dari belakang.
****
Lina dan Ibunya sedang membahas hari pernikahannya, biarpun secara siri tapi Lina ingin ada teman dan kerabat yang ikut menyaksikan.
Mereka sudah menempati rumah mewah yang Nando belikan, mobil mewah pun sudah menghuni garasi rumah mereka.
Hari ini Lina sangat bahagia, begitu juga dengan Ibunya yang juga matre.
"Hahaa...kamu akan jatuh miskin Nando, semua hartamu perlahan akan pindah ke tanganku, dasar laki-laki bod*h.
" Kamu membawa keberuntungan, untung saja tidak aku gugurin," Lina mengelus perutnya.
****
Besok aku akan menikah dengan Lina, kenapa aku bisa seperti ini, sedangkan Nara sudah memberiku banyak kebahagiaan.
Wajar saja dia marah, hatinya sangat peka.
" Mas, kamu belum tidur? Apa mau tidur di kamar Nara? Aura menggugah lamunan Nando.
" Gak...aku belum ngantuk, aku tidur sama kamu aja, kalau kamu udah ngantuk tidur aja dulu.
Nando mengelus kepala Aura dengan lembut, mengecup keningnya dan mendekapnya.
Nando ingin Aura bisa melayaninya malam ini.
" Apa kondisi kamu lagi sehat? Aku pengin malam ini kau melayaniku Aura," pinta Nando.
" Aku akan berusaha Mas, sayangi dan cintai aku sampai kapanpun Mas," lirih Aura.
Aura memejamkan matanya menikmati setiap kecupan yang Nando berikan, dengan lembut Nando mencium wajah, leher dan dada Aura.
" Bener kamu merasa nyaman,? Nando tak percaya, aku gak mau kamu sakit lagi," Nando menghentikan permainannya dan bebisik lirih di telinga Aura.
" Aku gak papa Mas, lanjut aja...aku menikmati kok," jawab Aura dengan sedikit mendesah.
Dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, akhirnya Nando bisa menunaikan tugasnya buat Aura, dan Aura merasa bahagia bisa melayani Nando. Setelah sekian lama mereka tak pernah melakukannya.
Keduanya pun tertidur setelah hak dan kewajiban mereka tunaikan dan dapatkan.
Besok Nando ke Depok untuk survey lahan, begitu kata Nando berpamitan. Padahal yang sebenarnya adalah dia mau menikah dengan Lina di rumah yang baru dia beli untuk Lina.
****
Sementara Lina sibuk menelpon teman dekat dan kerabatnya untuk menghadiri acara pernikahannya.
Ada sekitar 15 orang yang akan hadir besok, tidak ada satupun orang kantor yang ia undang karena bisa membahayakan Nando.
" Del...kamu besok dateng ya, mau berangkat bareng sama Elsa atau sama Dika?" Tanya Lina.
" Mungkin sama Dika Lin, soalnya Elsa juga bareng Haikal jadi, kita berangktnya gak bareng.
" Sukses ya Lin, kamu udah mendapatkan apa yang kamu inginkan, hati-hati dengan bayi yang kamu kandung jangan sampai ketauan," ucap Dela.
" Iya...iya...aku pasti hati-hati Del, makasih ya udah mengingatkanku. Kamu memang sahabatku yang setia.
Lina mengakhiri sambungan teleponnya. Tinggal Elsa yang belum ia telepon.
Lina terihat mencet tombol berulang-ulang tapu tidak ada juga sahutan.
" Kamu kemana sih El, aku cuma memastikan aja soal kedatanganmu besok," gumam Lina.
" Lin, kamu belum tidur, udah larut malam lho..." suara Ibunya dari dalam dapur, yang masih sibuk dengan kue-kue nya.
" Iya Bu, bentar lagi...Ibu juga harus tidur biar yang lain aja yang ngerjain," ajak Lina.
" Anak Ibu yang hebat, yukk kita tidur udah hampir jam 1 nih," keduanya beranjak ke kamar masing-masing.
Hingga dini hari Lina baru bisa tertidur, menunggu hari bahagia besok.
****
Dika adalah mantan pacar Nara yang sampai sekarang belum menikah, dia orang yang baik jangan sampai dia menikah sama Dela.
Dela gak jauh beda dengan Lina yang licik seperti ular.
Nando sama Dika tidak saling kenal, Nando tidak tau kalau Dika adalah mantan pacar istrinya Nara.
Sedangkan Haikal adalah anak Om Hermawan adik dari ayah Nara. Saat Nando menikah sama Nara Haikal masih kuliah di Australia, jadi antara Haikal dan Nando juga belum saling kenal.
****
Makin seru nih...like dan komentarnya di tunggu ya biar aku tambah semangat nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Iche Rahmania
yah...nggak ketauan donk nando nikah sama lina🤦♀️🤦♀️
2021-12-23
0
Rahma Ryanto
pingin bejek bejek muka si pelakor
2021-08-21
0
Linda Z
Dih segitu senangx Mak lampir mau dinikah siri...
dasar pelakor, penipu, jalang ga tau malu.
2021-08-04
1