" Prang...!" Lina membanting semua benda yang ada di depannya.
Dia panik, bagaimana kalau Alex tidak mau bertanggung jawab, kepada siapa dia minta pertanggung jawaban. Lina terus mondar-mandir di kamar, sambil memukul-mukul perutnya.
"Alex...aku ngga mau punya anak, kenapa waktu itu kamu menolak memakainya," Lina terus menangis meratapi dirinya.
Alex di hubungi nomernya tidak aktif, ntah lagi ngapain dia di sana.
Karena hari sudah pagi Lina beranjak ke kamar mandi, dia harus tetap bekerja, ngga mau gara-gara ini kariernya hancur.
Pulang kerja nanti dia ke rumah Alex berharap dia mau bertanggung jawab.
07.30 Lina datang seperti biasa sebelum jam masuk kerja sudah sampai kantor.
****
Pagi ini Nando sibuk, banyak agenda yang harus beres secepatnya, karena proyek besar segera terealisasi.
Dia buru-buru sekali, bahkan Bara belum bangun Nando sudah berangkat.
" Mang Ujang, tolong keluarin mobil dulu," panggil Nando.
" Iya Tuan," jawab Mang Ujang.
" Nanti kalau nyonya Nara sama Bara maksa minta pulang tolong antar ke Bogor ya, hari ini saya sibuk banget ngga sempet antar Bara pulang.
"Baik, Den...nanti saya antar Den Bara pulang," jawab Mang Ujang.
Nando berpamitan dengan kedua istrinya, Ia bergegas menuju mobil yang sudah terparkir di halaman.
Nando melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,biasa hari senin jam kerja jalanan pasti macet.
"Selamat Pagi Pak," sapa Lina.
" Pagi...," jawab Nando.
Nando langsung masuk ke ruang kerja, di meja kerjanya sudah numpuk berkas yang harus di tanda tanginya.
Berapa kali juga harus mengangkat telepon, ini memang proyek besar, butuh waktu dan harus fokus.
" Lina...masuk ke ruangan saya sebentar," Nando menghubungi Lina sang sekretaris.
" Baik Pak," jawab Lina.
Glek...suara pintu di buka, Nando menoleh ke arah sumber suara.
" Lina...duduk sebentar, mungkin lusa kamu nemenin saya ke Kalimantan, kamu cek semua kelengkapan berkasnya jangan sampai ada yang ketinggalan. Hari ini kita lembur sampai malam supaya besok bisa beres secepatnya. Sekarang kamu keluar dari ruangan saya kerjakan tugasmu."
" Baik, Pak," Lina berjalan keluar.
Nando menatap kepergian Lina, dia memang cantik dan sangat menggoda tapi aku udah punya 2 bidadari yang selalu menungguku.
" Derrttt...derrtt..." Nando menatap benda pipih di sampingnya yang bergetar, ternyata Nara.
" Hallo...Nara, ada apa..."
" Ayah...Bala mau pulang cama Mang Ujang, ayah ngga pengin peluk Bala lagi," suara yang memekakan telinga tapi juga yang Nando rindukan.
" Iya...hati-hati ya, bilangin Mang Ujang jangan ngebut nyetirnya ya, emmuuach...cup...cup..." Nando membalas sang putra yang bawel.
Nando menutup ponselnya dan melanjutkan kerjaan lagi hingga lupa makan siang, target dia malam ini beres.
Semua karyawan dan bawahannya sudah pulang semua, tinggal Lina sama Nando yang belum pulang.
" Lina...bikinin aku kopi, antarkan ke ruangan saya.
" Iya Pak, sebentar..."
****
Lina pergi ke pantry kantor, memasak air sebentar mencari tempat kopi dan gula. Lina ingat tadi padi dia membawa serbuk seperti kopi yang sering di seduh Alex sebelum mereka bergulat di ranjang, kali ini Lina hanya memasukan sedikit saja karena takut Nando fatal. Lina sudah tau bakalan lembur makanya dia udah siapkan rencana busuknya.
Selesai membuatkan kopi Lina mengantarkannya ke ruangan Nando dan menyerahkannya.
" Ini Pak kopinya," Lina menyerahkan kopi itu ke hadapan Nando.
" Terima kasih Lina...kamu ngga bikin kopi juga," tanya Nando.
" Ngga Pak," jawab Lina.
Nando menyesep kopi itu, selang beberapa menit kemuadian Nando merasakan kepalanya pusing dan berat sekali.
Lina mengintip dari balik pintu, ia melihat Nando sempoyongan ke sofa sambil memanggil namanya.
"Kenapa aku seperti ini, kenapa badanku terasa panas...Lina...sini kamu, bantu aku ke kamar."
Lina segera lari memapah Nando, Lina membuka pakaian Nando yang mulai hilang kesadaran. Tiba-tiba Nando menghambur memeluk Lina.
"Serbuk itu telah reaksi," batin Lina.
Nando tetap sadar tapi dorongan untuk melakukan itu sangat kuat, dia ngga kuat akhirnya Lina jadi sasaran Nando.
Mereka melakukannya karena bubuk kopi yang di campurkan oleh Lina.
Nando mengakhiri permainan, Lina pasrah karena ini memang tujuannya, supaya nanti kehamilannya ada yang bertanggung jawab.
Lina pura-pura menangis di depan Nando.
" Kenapa Pak Nando merusak masa depan saya, tega sekali Pak Nando melakukannya padaku.
Ingatan Nando mulai sadar, ia kaget kenapa Lina bisa ada di kamar ini dan kenapa kita telanjang seperti ini.
Nando mengingat kajadian barusan. Dia langsung beranjak dari tempat tidurnya, Ia melihat Lina menangis dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
" Maaf kan aku Lina, aku ngga sengaja melakukannya, aku tidak menyadarinya. Sekarang bangun, pakai kembali pakainmu kita pulang saja."
" Besok kita bahas, sekarang sudahi saja pekerjaanmu.
Nanti aku antar kamu sampai rumah."
Keduanya segera memakai kembali pakaian mereka, Lina yang selesai duluan bergegas keluar kamar.
Nando mengikutinya dari belakang.
"Aku antar kamu sampai rumah, untuk yang tadi besok kita bahas, kita ketemuan di Cafe sebrang jalan jam istirahat.
Lina hanya menganggukan kepalanya.
Mereka terdiam tak ada suara yang keluar dari mulut mereka.
Akhirnya sampai di depan kontrakan rumah sederhana yang di tempati oleh Lina, setelah Lina turun dari mobil Nando langsung beranjak pergi.
" Kenapa aku sebodoh ini, kenapa aku sampai melakukan hal memalukan seperti ini, dia memang cantik sangat menggairahkan, dalam keadaan kurang sadarpun aku merasakan permainannya yang sangat liar.
Nando mengacak-acak rambutnya sendiri menarik nafas panjang dan melepasnya dengan kasar itu pertanda dia sedang gelisah.
****
Sementara itu di rumah Aura masih menunggu kepulangan Nando, Aura tertidur di sofa ruang tamu.
Malam sudah semakin larut, Aura gelisah menunggu sng suami yang belum pulang juga.
"Sudah dini hari Nando belum juga pulang ponsel nya di hubungi ga aktif. Kemana dia Ya Allah...Lindungi dia...
"Suara mobil masuk ke halaman rumahnya, apa itu Mas Nando pulang. Aura segera keluar rumah dan melihat siapa yang datang. Benar, itu Mas Nando."
" Mas...kenapa pulang selarut ini, udah jam 2 pagi lho.'
"Iya...banyak yang harus di selesaikan malam ini juga, jadi terpaksa lembur sampai pagi.
" Ya udah, kamu mandi pakai air anget ya, biar aku siapkan makanan untukmu.
" Ngga usah, aku ga laper...aku cape pengin istirahat.
Keduanya masuk ke dalam kamar untuk istirahat, Aura mematikan tv dan semua lampu yang tidak perlu.
****
" Yess...kamu sudah masuk perangkap Nando, untung obatnya aku kasih sedikit kalau kebanyakan malah kamu ngga bisa beraksi.
" Sebentar lagi aku akan jadi Nyonya Fernando Raharja, aku bakalan jadi orang kaya," Lina tertawa bahagia.
" Hari yang melelahkan, aku cape mau tidur, selamat tinggal dunia miskin..."
Lina membaringkan tubuhnya dan akhirnya terlelap dal buaian mimpinya.
****
Kira-kira apa yang akan terjadi dengan mereka ya...ikuti terus kelanjutannya ya, jangan lupa like komen dan vote love nya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Sri Mulyani
dasar lina perempuan busuk
2021-09-30
1
Gass Keunn
tidak ada kebahagiaan dlm hidup mu Lina...ujung ujungnya pasti deritanya Menantimu..apalagi hasil kecurangan👿👿👿
2021-07-04
0
Etik Suretik
kadang kasian ama pihak laki2 krn dia ga slh....dia hanya korban
2021-06-08
0