Nanti malam aku sama Bara mau datang ke acara tunangannya Mas Dika, dia belum pernah liat Bara hanya denger ceritanya aja.
Aku memandikan Bara, sambil mainan air.
" Bara...nanti malam ke rumah Om Dika temen Mamah, kamu jangan nakal ya, gak boleh lari-larian, kamu udah gede sebentar lagi sekolah PAUD," Iya Mah, Bara nurut sama Mamah.
" Mah, Ayah sibuk terus ya, Bara gak pernah liat Ayah di rumah," tanya Bara tanpa menoleh ke arahku.
" Ayah sibuk, lagi banyak kerjaan di luar kota, udah yuk mandinya," sengaja ku alihkan pembicaraan karena takut Bara tanya macem-macem.
Nara menggendong Bara membawanya ke ranjang," pakai baju apa ya biar anak Mamah terlihat cakep.
" Pakai ini aja ya," Nara memakaikannya pada Bara.
" Coba Bara lihat di cermin, gantengnya anak Mamah, wangii...plup...plup..." Nara mencium Bara.
" Iih Mamah malu Bara udah gede gak mau di cium-cium kaya gitu," Bara cemberut.
" Iya deh...udah bujangan ya, Mamah lupa kirain masih bayi," Nara tertawa lepas di ikuti Bara.
" Kamu turun dulu, jenguk Mamah Aura di kamar ya, kasian lagi sakit, mamah mandi dulu...nanti kalau udah siap kita berangkat ke rumah Om Dika.
" Ok, siapp Mah..." Bara menjawab dengan semangat sambil berlalu dari hadapan Nara.
Aura yang sudah beberapa hari ini sakit, masih tertidur di kamarnya, Bara sengaja datang untuk nemenin Aura.
Bara sayang keduanya, Aura pun demikian...dia menganggap Bara seperti anaknya sendiri. Sebelum kasus Nando selesai Nara sama Bara masih tinggal di Jakarta.
Aura kaget ketika bangun sudah ada Bara di sampingnya," kamu udah ganteng mau kemana sayang...emuah," Aura bangun dari tempat tidur dan mencium pipi Bara.
" Mamah mengajakku ke rumah Om Dika, aku udah ganteng kan,?" Bara berdiri di depan cermin.
" Iya...udah ganteng banget," Aura tersenyum menatap Bara.
" Uhuk...uhuk...uhuk, tolong ambilin air minum di meja, sayang..." pinta Aura.
" Iya Mah, ini..." Bara menyodorkan gelas berisi air putih.
" Terima kasih, sayang...tolong simpen lagi ya.
" Mamah Aura cepet sembuh ya, jangan sakit terus," Bara memeluk Aura, Aura pun memeluk Bara dengan erat.
" Gleek, " suara pintu di buka dari luar.
" Mba, aku sama Bara mau ke acara tunangannya Mas Dika, mungkin pulang agak malem, nanti biar Bi Ijah nemenin Mba," Nara pamit sama Aura.
Aku bersama Bara berangkat ke rumah Mas Dika, kali ini aku di anter Mang Ujang, aku duduk di belakang sama Bara.
Sebenernya aku kasian ninggalin Mba Aura, tapi Dika maksa aku untuk datang di hari yang bahagia ini.
Gak papa lah di rumah ada Bi Ijah ini, dia sama Mang Ujang selalu ada buat kami.
****
Lina sama Nando sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara tunangannya Dela sama Dika, Lina sedang memilih gaun hamil yang paling pantas di pakai, agar terlihat seksi dan tidak memalukan sebagai istri sang pemilik Perusahaan besar.
" Yang ini gimana Mas, bagus gak,?" tanya Lina.
" Bagus...udah jangan kelamaan, nanti kita telat," jawab Nando singkat.
Setelelah mereka selesai, lalu turun berpamitan sama Ibu.
Sekitar satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga ke lokasi, acara sebentar lagi di mulai.
Lina turun dari mobil," Mas, masa aku di biarin jalan sendiri, di gandeng dong."
Nando mengulurkan tangannya, keduanya jalan bergandengan.
Sementara Nara sama Bara sudah ada di dalam rumah Dika, mereka sedang asyik ngobrol, Nara sudah di kenalkan sama Dela calon tunangannya Dika.
Dari jauh Dika melihat Nando bersama Lina berjalan kearahnya," Itu kan Lina sama suaminya Nando," Dika menunjuk dengan jari telunjuknya.
" Degg, jantung Nara serasa berhenti berdetak, pandangannya nanar, perih dan sakit. Pemandangan di depannya bener-bener telah menghancurkannya.
Mata Nara berkaca-kaca, mulutnya tak mampu berbicara, badannya gemetar mukanya merah menahan marah. Entah rasa apa yang dia rasakan.
" A...apa Dik, Lina istrinya Nando, Istri Suamiku,?" dari mana kalian kenal mereka...Nara tak mampu meneruskan kata-katanya.
Nara berjalan ke arah Nando dan Lina," Plak...plak !!
Dia menampar kedua pipi Lina," dasar perempuan jal*ng, perusak rumah tangga orang, perempuan ular kau."
" Laki-laki br*ngsek !!
" Kurang apa aku sama Mba Aura Mas, inikah balasan cinta dan kesetianku selama ini hah ? Nara memukul dada Nando dengan kepalan tangannya.
Sumpah serapah Nara membuat Nando tak bergeming.
Lina menyeringai kesakitan, bekas tamparan Nara membekas merah di pipinya, ada darah yang mangalir di sudut bibirnya.
" Masih kurang hah," Nara menarik rambut Lina ke belakang.
" Mas, sakit...tolong aku," Lina menjerit kesakitan.
" Nara! Lepaskan !! Nando mendekati keduanya dan menarik tangan Nara dari rambut Lina.
Nando menarik Nara keluar dengan kasar...tiba-tiba...
" Mamaah..." suara Bara menghentikan Nando.
" Ayah jahat, jangan sakiti Mamah !! Bara berlari memeluk Nara, Nando terdiam melihat apa yang ada di depannya.
Mang Ujang pun ikut berlari menuju tempat keramaian, betapa kagetnya dia setelah melihat Majikannya bertengkar, Mang Ujang tidak tau dari mana Nando datang.
Bara sama Nara saling berpelukan, dengan isak tangisnya Nara berjalan keluar masuk ke dalam mobil.
Sementara Lina merintih kesakitan, di sudut bibirnya nampak masih keluar darah segar, tapi dia merasa menang lantaran Nando lebih membelanya ketimbang istri sahnya.
Nando mendekat ke arah Lina.
" Apa maksudnya Del, siapa itu Nando,?" dan...hubungan Nando sama Nara itu apa,?" dengan nada tinggi sambil memegang kepalanya, Dika membentak Dela.
" Ya Allah, kenapa jadi seperti ini..." Dika terduduk lemas.
" Mas, Nando menikahi Lina secara siri, karena Nando sudah punya istri, istri yang pertama sakit-sakitan lalu menikah dengan istri yang kedua, mungkin yang tadi istrinya yang kedua, karena aku sama Lina juga gak tau istri-istrinya.
Karena Lina hamil jadi Nando menikahi Lina, " Dela berusaha menjelaskan ke Dika.
Dika lalu bangkit, mendekati Nando dengan wajah penuh amarah.
Dika menarik krah baju Nando dan..." Buugg...buugg..." laki-laki baj*ngan kau Nando, br*ngsek !! Dika menghajar Nando dengan membabi buta, pukulan demi pukulan tak terelakan.
Masih dengan memegang krah baju Nando," kamu tau, aku siapa? Aku mantan pacar Nara dulu, aku pergi ke Luar Negeri untuk melanjutkan kuliah di sana, di suatu hari dia menangis minta ijin akan menikah, dia sangat bahagia dengan keluarga yang dia miliki, jagoan kecilnya meramaikan suasana rumahnya, aku ikut bahagia mendengar berita itu.
Aku tidak tau kalau kau adalah suaminya Nara, betapa berdosanya aku ikut menyaksikan suami dari mantan pacarku menikah lagi. Nara sangat mencintaimu, kenapa kamu khianati...kenapa kamu nodai pernikahannya haahh...
Dika melepaskan Nando dan bangkit pergi meninggalkan acara tersebut.
" Mas...mas...mas Dika, tunggu..." Dela berlari mengejar Dika, Dela berusaha memegang tangan Dika namun Dika melepaskannya.
" Acara kita bagaimana Mas, tamu sudah menunggu lama keburu mereka bubar gara-gara insiden ini," ungkapnya
" Acaranya batal !!!!
" Bubarkan mereka semua ! " bentak Dika.
Lina memapah Nando mencari tempat duduk," keduanya sama-sama terluka. Muka Nando bonyok di hajar Dika, sementara Lina di hajar Nara.
Tapi Lina tetap merasa menang, karena sampai saat ini Nando masih ada di dekatnya.
" Istri kamu jahat banget Mas, apa dia gak ngaca...kenapa suaminya sampai jatuh ke pelukan perempuan lain, ceraikan saja dia Mas," Lina sengaja ngomporin Nando.
Nando hanya terdiam menahan sakit," kamu gak apa-apa Lin.
" Gak,Mas...cuma sedikit saja ini di sudut bibir," jawabnya
" Ayo, kita pulang saja, tamu lain juga udah pada pulang," ajak Nando.
Mereka berdua pamitan sama Dela, " Maaf Del, aku gak tau kenapa jadi seperti ini, kami pulang dulu ya.
"Iya Lin,hati-hati," Dela menjawabnya dengan lesu tak bergairah, lantaran acara tunangannya batal.
****
Nara terdiam dengan pikirannya sementara Mang Ujang pun demikian. Bara tertidur di pangkuan Nara setelah tadi ikut menangis menyaksikan Nara di tarik paksa keluar sama Nando.
Aku tak habis pikir, kenapa Mas Nando sampai berbuat seperti itu, kenapa kau lebih membelanya ketimbang aku.
Bagaimana dengan rumah tanggaku, begitu sakit hati ini, bagaimana pula dengan Mba Aura.
Setelah kurang lebih satu jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai. Bi Ijah terlihat sedang menonton sinetron di salah satu stasiun televisi swasta.
Nara yang menggendong Bara langsung masuk ke kamarnya, Mang Ujang saling pandang dengan Bi Ijah istrinya.
" Ada apa kang dengan Nyonya Nara, kenapa mukanya lesu gitu, bukannya habis ke acara pesta.
" Udah kamu diem aja, temenin Nyonya Aura di kamar, besok aku ceritakan. Ceritanya sangat panjang.
Sebelum aku cerita sama Mba Aura, aku akan mengemas pakainku juga punya Bara, besok pagi sekali aku pulang ke Bogor. Tak ada gunanya aku di sini, Mas Nando sudah tidak membutuhkan aku lagi.
Setelah beres semuanya, Nara melangkah menuju kamar Aura, nampak Aura masih terjaga di temani Bi Ijah. Mukanya masih terlihat pucat.
" Sini masuk Ra, duduk sini," Aura mengajaknya duduk di sampingnya.
" Maaf Bi, tolong tinggalkan kami berdua," pinta Nara.
Bi Ijah pun pergi meninggalkan kami berdua.
" Mba, aku minta maaf, ternyata aku belum bisa mengendalikan Mas Nando," Nara mulai terisak di kaki Aura.
Tadi di acara tunangannya Dika, kami ketemu sama Mas Nando dengan istri barunya yang di nikahi secara siri, dia adalah mantan sekretarisnya Mas Nando. Dia sedang hamil Mba," tangis Nara pun tumpah.
Aura terdiam dengan tatapan kosong, air mata pun tak mampu di bendung, mereka menangis sambil berpelukan.
Bagai ada senjata yang menghujam jantungnya, Aura semakin lemah tak berdaya, badannya mendadak lunglai tak bertenaga. Dia jatuh pingsan dalam pelukan Nara.
" Tolong...tolong...Mang Ujang...Bi Ijah...kemana kalian...
Teriakan Nara terdengar sampai ke kamar Bi Ijah, dengan gerak cepat Bi Ijah membangunkan Mang Ujang segera naik ke atas.
" Cepat siapkan mobil Mang, kita bawa Mba Aura ke Rumah Sakit terdekat, Bi Ijah jagain Bara di rumah, aku sama Mang Ujang ke Rumah Sakit. Nanti bantu aku menggendong Mba Aura Mang.
" Baik, Nyonya...segera saya siapkan.
Dengan tergesa-gesa Mang Ujang turun ke garasi menyiapkan mobil, dan segera menggendong Aura turun masuk ke dalam mobil. Mobil pum melaju dengan cepat. Beruntung kalau malam jalanan lancar.
****
Masih bersambung...
Subscribe, like dan komentarnya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Erlinda
sumpah aq paling benci dgn cerita perselingkuhan apalagi ini sudah punya istri 2. masih juga nikah lagi dasar Nando suami..an*******Ng..semoga kau kena karma yg paling pedih .binatangkau nando
2022-06-13
0
💕Damian&Ainsley 💕
jal**ng ajj bangga dia dasar ulet keket
2021-10-31
0
Nita Herawati
laki laki tidak punya pendirian. sudah punya istri tidak bisa menutup pandangannya dan Ahklaknya. nafsu yg di rasa hanya sesaat dan penyesalan pasti akan di rasakan di kemudian hari.
2021-08-07
0