Pagi itu Nando sama Nara terlihat berseri-seri, wajahnya ceria. Nara bangun lebih dulu meninggalkan Nando yang masih pules tertidur. Mba Dinah belum pulang, semua kerjaan dapur dia yang pegang.
"Mah, Ayah mana," tanya Bara.
"Masih di kamar, coba kamu bangunin sana, Ayah suruh mandi dan langsung sarapan ya," Nara masih melanjutkan masak.
Bara bergegas menuju kamar atas,"Ayah, bangun Yah..."teriak Bara. Nando pun terbangun karena kaget.
"Sayang, kamu bikin Ayah kaget, emmuaah...." Nando mencium kedua pipi Bara.
"Mandi dulu Yah, nanti kita sarapan bersama," ajaknya.
Bara pun turun meninggalkan Ayahnya yang baru bangun. Bara berjalan ke arah dapur. Setelah siap semua mereka sarapan bersama.
"Nanti Ayah yang antar Bara ya, temen-temen kadang di antar sama Ayahnya," pinta Bara.
"Iya, sayang...nanti Ayah yang antar Bara ke sekolahan," sahut Nando.
Setelah sarapan selesai Bara bergegas ke kamar untuk mengambil tas sekolah, Bara pun menuju halaman mendekati mobil, di sana Ayah sudah siap di mobilnya.
"Jangan lupa Yah, jam 10 Ayah jemput Bara, jangan telat ya," Bara mengingatkan.
"Ok, siapp bos," balas Nando.
Bara pun sampai di sekolahan, Nando memberikan tangannya untuk disalami, dicium sama Bara.
****
Di lain tempat rombongan Lina sudah sampai di perbatasan Bogor, mereka mampir makan di sebuah resto sederhana pinggir sawah. Pagi tadi mereka berangkat pagi sekali hingga tak ada yang sarapan pagi.
Ku lirik arloji yang melingkar di pergelangan tanganku, pukul 07.20 menit. Mungkin sekitar dua jam lagi sampai di sekolahan yang kita tuju.
"Dua jam lagi kita sampai Lex, menurut info yang aku tau, Nara itu tinggal di kampung, dia ngga suka keramaian, kalau udah selesai makannya kita lanjutkan perjalanan," ajakku.
Tidak terasa mereka pun tiba di halaman sekolahan PAUD yang mereka tuju, mereka mengawasi sekolahan itu dari kejauhan. Setelah bel pulang berbunyi, mereka mengamati anak-anak yang keluar satu persatu sambil mencocokkan wajahnya dengan foto yang ada di tangan mereka.
"Kok ngga ada, atau Bara tidak masuk sekolah hari ini, coba kamu yang masuk menanyakannya pada temannya."
"Dee, apa Bara masih ada di dalam kelas,?" tanyaku pada anak kecil yang keluar dari sekolahan.
"Bara lagi nunggu jemputan Om, ayahnya belum datang menjemputnya," jawabnya.
"Eumm, kamu bilangen ke Bara Om Bara udah jemput di luar," suruh Alex.
"Baiklah Om, tunggu sebentar ya," anak kecil itu berlari menuju ruangan kelasnya.
Tidak lama kemudiam mereka keluar," Bara, ayah ngga bisa jemput, dia nyuruh Om.
"Om ini siapa,"tanya Bara.
"Om kan temen ayah, apa Bara udah lupa," rayu Alex sambil mengajak Bara mendekati mobil.
Alex menggendong Bara masuk mobil, di sana sudah ada Lina yang menunggu. Dengan gerak cepat Lina langsung membungkam mulut Bara, dia takut bertiriak. Bara meronta sambil menangis, Bara menatap Lina mungkin dia masih ingat dengan kejadian dulu saat pesta pertungangan Om Dika.
****
Nando terjebak macet, karena sedang ada penebangan pohon pinggir jalan. Hampir setengah jam Nando menunggu pohon itu di singkirkan ke pinggir jalan.
"Nando cemas takut Bara nunggunya kelamaan,"udah hampir jam 11.00 nih, semoga Bara ngga nangis di sekolahan," gumamnya. Setelah jalan lancar kembali Nando langsung tancap gas menuju sekolahan Bara.
"Maaf,Bu...apa Bara masih ada di dalam kelas,?" tanyaku.
"Ohh, tadi sudah ada yang jemput Pak, kata temennya sih di jemput sama Om nya," Gurunya Bara memberika penjelasan pada Nando.
"Di sini ngga ada Om nya Bu, apa Ibu melihat ciri-ciri orangnya,?"
"Maaf Pak, kami tidak tau...hanya ada laporan kalau Bara sudah di jemput sama Om nya." jawab Bu guru dengan panik.
Nando mengambil ponsel dan segera menelpon Nara, dengan wajah cemas dan khawatir Nando berusaha tenang, dia takut Nara syok.
"Hallo Ra...apa Dino ke rumah,?" tanyaku. Barusan kata Bu Guru ada Om yang jemput Bara, tadi aku terjebak macet ada penebangan pohon di pinggir jalan.
"Dino ngga ke rumah Mas, ngga ada siapa-siapa di rumah ini, atau mungkin Dika Mas, coba nanti saya hubungi."
tut...tut...tut...
Suara telepon terputus.
Nando mengusap rambutnya dengan kasar, dia mencoba untuk tenang. Nando segera berpamitan dengan Ibu Guru.
"Tolong Bu, kalau ada info tentang Bara segera kabari saya" pintaku.
Aku melangkahkan kakiku berjalan menuju mobil," kemana kamu Nak, sama siapa,?"
****
Alex bersama rombongannya sudah sampai ke Kota, dia menyewa kamar hotel untuk berisirahat dan memulai misinya. Bara yang tertidur karena di kasih penenang oleh Lina di gendong menuju kamar hotel yang sudah di pesan sebelumnya.
"Berat juga nih anak, buugh..."Alex menjatuhkan tubuh Bara yang tak berdaya.
"Kita istirahat dulu sembari menunggu bocah ini bangun, kalau sudah bangun baru kita jalankan misinya," Alex menjatuhkan tubuhnya di kasur.
Hari berganti malam, Bara mulai terbangun dan mengingat semua kejadian yang ia alami tadi siang. Dia meronta, teriak-teriak. Terlihat di sebelahnya ada Lina sama Alex yang tertidur pulas. Merasa terganggu dengan teriakan Bara keduanya terbangun.
"Hey bocah! bisa diem apa ngga...kalau masih tetep teriak-teriak kamu akan mati bocah!! Bentakan Alex tak mampu membuat Bara diam, dia terus menangis dan meronta dari tali yang mengikatnya.
"Kamu jangan kasar begitu Mas, kalau dia kenapa-napa gagal deh uang yang kita bayangkan," Lina memberinya penjelasan kepada Alex.
"Nando itu anak buahnya banyak, dia bisa melacak kita. Jangan sampai ada hang keluar dari hotel ini."
"Mana nomer ponsel Nando," Alex mengulurkan tangan meminta ponsel Lina untuk menelpon Nando.
Tuut...tuut...tuut...
"Selamat malam Pak Nando yang terhormat, apakah anda sedang mencari-cari anak anda yang bernama Bara,?" Alex menelpon Nando dan dia sendiri yang mengangkatnya.
"Ka-kamu siapa, kok tau anak saya Bara," Nando bertanya balik dan cemas.
"Anak anda ada bersama saya, kalau anak anda ingin selamat segera bawa uang 1 M kita ketemuan di pinggir gudang di tengah hutan sebelah timur. Jangan bawa polisi ataupun pengaman, anda harus sendirian.
Sebelum Nando melanjutkan pembicaraan tadi telepon udah terputus.
"Ra, Bara di culik, tapi siapa yang menculik aku tidak tau, dia hanya memintaku mengantar uang 1 M di deket gudang hutan sebelah timur, apa kamu tau tempatnya Ra," Nando dengan khawatir mengambil uang dalam brangkas milik Nara.
"Tunggu dulu Mas! jangan gegabah, kita telepon polisi saja supaya kita aman, penculik itu bisa saja berbalik dan sangat licik," Nara berusaha menenangkan Nando.
"Penculiknya sudah memperingatkan aku supaya tidak membawa polisi, dia mengancam akan membunuh Bara," Nando tetap tidak tenang.
"Tidak Mas, kita harus tetap menghubungi polisi diam-diam, nanti polisi itu akan menjaga kita dari belakang," jelas Nara.
Tiba-tiba ada pesan masuk yang menampilkan foto Bara sedang terikat di sebuah kursi dengan mulut di sumpal kain, Bara masih berpakaian sekolah dan tas masih menggantuk di punggungnya. Nara langsung menangis histeris melihat putranya lemas terikat.
"Jangan sakiti anaku! awas kalau kalian sampai meluakinya! " Balasan pesan sudah di terima oleh Alex.
Ha ha haa...dasar perempuan bod*h! aku cuma mengharapkan uangmu bukan anakmu.
Alex sama teman-temannya tertawa puas, mereka berharap malam ini uang itu segera jadi miliknya.
Alex mengirimkan pesan yang berisi alamat untuk ketemuan, jam 00.00 mereka akan bertemu di sebelah gudang. Bara sudah tertidur lagi dan mereka membawanya ke mobil untuk segera meluncur ke tempat yang mereka tuju.
sementara Nando dan Nara sudah siap dengan koper yang berisi uang 1 M. Polisi pun sudah siap mengikuti keduanya dari kejauhan. Mereka berangkat menuju tempat yang Alex kirimkan.
Nampak di kejauhan dua mobil terparkir, mereka masih di dalam mobil belum ada yang turun.
"Aku akan turun, dan kamu juga turun, jangan lupa uangnya," suara telepon dari sang penculik.
Alex turun dengan menggendong Bara, sementara Nando turun dengan membawa koper yang berisi uang. Mereka bertemu pas di tengah-tengah, Nando membuka koper dengan setumpuk uang sementara Alex mendorong tubuh Bara ke arah Nando. Nando tidak paham dengan orang yang menculik Bara karena Alex menutupi wajahnya dengan kain dan topi. Lalu keduanya mundur ke arah mobil masing-masing.
"Duaarrr...duaarr..." Suara tembakan ke udara yang di lakukan polisi membuat Alex dan kedua temannya ketakutan. Mereka segera naik ke mobil dan melaju tapi polisi keburu menghadangnya, akhirnya mobil yang di tumpangi Alex dan Lina mengalami kecelakaan.
****
Jangan lupa like dan komentarnya ya, biar author semangat nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Juni Arka
dasar keparaatt
2022-04-29
0
Nani Kusnandi
penjahat amatiran.😀😀
2021-05-19
7
Tioria Hutagalung
sukurin lina
2021-05-09
0