Pagi itu Nando sama Lina terbang ke Pontianak, hanya berdua karena Lina sebagai sekretaris Nando pasti kemana-mana bareng.
Terkadang untuk mewakili agenda Nando yang terlalu padat.
Jam 11.00 keduanya sampai di Pontianak, mereka menuju Hotel untuk beristirahat dulu, jam 14.00 mereka baru di jadwalkan menuju proyek.
Jam makan siang Nando bersama klien lainnya tidak lupa pula Lina yang selalu ada di sampingnya.
" Pak Bian, Lina...mau makan apa, silahkan pilih sendiri menunya..." Nando menyerahkan buku menu ke hadapan Pak Bian.
Setelah makan siang mereka berbincang sebentar," jangan lupa jam 2 siang jemput kami di Hotel Pak.
Nando segera beranjak pergi meninggalkan resto menuju Hotel tempat dia istirahat.
Sesampainya di Hotel Nando masuk ke kamar, Lina pun demikian.
Mereka istirahat sebentar sebelum meninjau lokasi proyek.
" Hampir jam 2, pasti Pak Bian sebentar lagi datang," Lina, kamu udah siap?" sebentar lagi Pak Bian nyampai sini.
" Iya Pak," sahut Lina dari ujung telepon.
Mereka keluar kamar menuju halaman parkir, di sana terlihat Pak Bian sudah menunggu mereka.
Nando duduk bersebelahan dengan Lina, Nando melirik ke arah Lina yang sedang menatap keluar jendela.
" Dia memang cantik seksi...liar dan mendominasi saat di ranjang.
" Nando...kenapa kamu, di sini bukan untuk senang-senang tapi untuk meninjau proyek," Nando menghela nafas.
" Sudah sampa lokasi Pak, kita dari arah sana saja," ajak Pak Bian.
Mereka bertiga berjalan ke arah yang di tunjuk Pak Bian, Nando mengecek matrial yang di butuhkan dan mengecek segala kelengkapannya.
Semoga saja bisa memenuhi target Pak, dalam waktu satu tahun proyek selesai sempurna, kita punya banyak pekerja untuk mengejar waktu," Pak Bian memberikan laporan.
" Ok, baiklah...kalau begitu kita balik lagi ke Hotel," Nando mengakhiri peninjauan hari ini.
" Lina...agenda besok sama Bu Dian jam berapa?" tanya Nando.
" Jam 10.00 pagi Pak," jawab Lina.
Hari sudah sore, mereka bertiga pergi meninggalkan lokasi proyek.
" Pak Nando ngga ingin keluar, ya mumpung lagi di sini jalan menghirup udara kota Pontianak," ajak Lina.
" Pengin sih tapi cape, kalau Kamu mau bisa ajak Pak Bian," Nando melirik ke arah Lina yang terlihat sangat seksi.
Kenapa aku deg-degan begini ya, ada desir aneh menguasai tubuhku.
Lekuk tubuhnya begitu jelas terlihat, apa dia sengaja mengenakan pakaian seperti itu depanku.
" Pak Nando kenapa, ada yang salah dengan pakaianku?"
" Tidak...Kamu terlihat cantik sekali malam ini," puji Nando.
" Kamu belum ngantuk,?" atau mau duduk di sini sampai malam,?"
" Aku mau masuk ke kamar," ucap Nando
" Aku juga," Lina berjalan di belakang Nando, tiba-tiba kaki kiri Lina terkilir, aduh.! kakiku..."
" Kenapa Lin, " Nando membalikan badannya melihat Lina meringis kesakitan.
" Aku di gendong Nando masuk ke kamarku, kamu itu polos sekali Nando,"
" Brughh..! tubuh Lina jatuh ke kasur.
" Pak Nando tolong ambilin air anget di kamar mandi buat ngompres, Nando langsung ke kamar mandi ngambil air anget.
Nando mengompres kali Lina, Nando mengusap betis lina sampai ke mata kaki, Lina menyipitkan ekor matanya melihat Nando.
Udah enakan, makasih Pak Nando, ini Pak minum dulu...aku mau ke kamar mandi.
Nando menatap terus ke arah Lina, Nando mengambil cangkir berisi minuman yang sudah di campur serbuk mirip bubuk kopi sama Lina.
Lina keluar dengan hanya mengenakan lingerie yang sangat transparan, dada Nando berdegup kencang melihat pemandangan indah di depannya, apalagi minuman itu sudah mulai bereaksi.
Aku berjalan mendekati Nando yang masih terperangah melihat kemolekan tubuhku.
"Pak Nando kenapa...? tangan Lina memegang pundak Nando.
"Kamu terlihat sangat seksi Lin, Nando bangkit dari duduknya langsung mengecup bibir Lina.
"Pak Nando, jangan begini..." Lina pura-pura menolak.
"Serbuk itu benar-benar sempurna," batin Lina
"Akhirnya kita menikmatinya sampai pagi, " Lina bebisik lirih di telinga Nando.
Mereka berdua tertidur lelap.
Nando membuka mata perlahan-lahan, Nando kaget mendapati dirinya ada di kamar Lina.
Nando mengerjapkan matanya dan masih tidak percaya dengan apa yang dia liat sekarang.
Nando membangunkan Lina bahwa hari sudah pagi.
" Apa yang kita lakukan semalam, kenapa aku bisa tidur di sini," ucap Nando.
" Semalam kau begitu menggodaku, darah laki-lakiku berontak untuk melakukannya, tapi aneh kenapa semalem kita bisa melakukannya berulang-ulang.
" Aku sangat menikmatinya," bisik Lina semakin berani.
Nanti sore kita sudh terbang lagi ke Jakarta, setelah urusan sama Bu Dian selesai.
****
Akhir-akhir ini Mas Nando terlihat beda, dia jarang menelponku dan Bara.
Dia kenapa?
" Bara...kita besok ke Jakarta yuk, ke rumah Mamah Aura.
" Holee..." Bara kegirangan.
" Besok ayah sudah pulang dari Kalimantan, biar Mamah nyetir sendiri aja ngga usah panggil Mang Ujang.
Keesokan harinya mereka berangkat ke Jakarta.
Aku merasakan hal yang aneh, tidak seperti biasanya Mas Nando seperti itu kepadaku, hampir tiao jam dia selalu kasih kabar, kenapa sekarang jadi jarang sekali, bahkan seolah lupa sama Aku dan Bara.
Akan aku cari tay penyebab semua itu.
Setelah 4 jam perjalanan akhirnya sampai juga ke rumah Aura, istri pertama Nando.
Tok...tok...
" Assalamu'alaikum," aku mencoba mengulangi mengetuknya.
" Wa'alaikumussalaam, sebentar..." jawab Mba Aura dari dalam.
" Ehh Bara...kok ga ngabarin mau kesini, ayah baru saja sampai rumah, ayo masuk," ajak Mba Aura.
Aku sama Bara mengikuti Mba Aura masuk, di sudut ruang tengah masih ada koper Mas Nando berati bener-bener baru pulang.
" Nara...Bara...kalian mau minum apa, udah makan apa belum?" biar Mamah Aura siapin.
Mba Aura orangnya baik banget, salut aku sama kebesaran hatinya, ikhlas berbagi demi kebahagiaan Mas Nando.
" Santai aja Mba, kami sudah makan tadi mampir di Rumah Makan.
" Apa Mas Nando lagi istirahat Mba,?" Nara penasaran.
" Lagi mandi Ra, sebentar lagi dia turun kok."
Nara sama Bara duduk di ruang tengah," Bara terlihat anteng nonton tv.
" Ra...kalian pakai kamar biasa, kopernya bisa langsung kamu bawa aja ke kamar, ajak Bara sekalian mandi nanti kalau udah beres kalian turun makan malam bareng.
" Mamah Aula...Bara kangen ayah," rengek Bara.
Aura tidak tau maksud kedatanganku kesini, aku hanya ingin menyelidiki Nando kenapa akhir-akhir ini dia jarang kasih kabar.
" Mungkin kami di sini lama Mba...Bara minta liburan yang lama di rumah Mamah Aura.
Mba Aura terlalu baik, dia tidak bakalan berfikir negatif ataupun curiga terhadap Nando.
Tapi kalau aku beda, akan aku cari penyebab Nando jarang kontak.
" Bara...yuk naik ke kamar dulu," Mamah mau mandi dulu.
" Iya Mah," Bara anaknya penurut, biarpun Dia super aktif tapi ngga susah di atur.
Nara sama Bara naik ke kamar atas.
Tidak lama setelah itu Nando turun," ada siapa Aura kok ada air minum,"
" Nara sama Bara tuh di atas," Aura nunjuk ke arah kamar mereka.
Nando langsung naik ke kamar yang di tunjuk," tok...tok...Nara..." panggil Nando.
" Jeklek," suara pintu di buka.
" Ayah...Bala kangen ayah," Bara melompat ke arah Nando langsung nemplok dalam gendongan Nando.
" Mana Mamah," kok ngga ada.
" Mamah lagi mandi yah, yuk main perang-perangan di kasur," ajak Bara.
Bara terlihat bahagia, main kuda-kudaan di kasur, Nando pasrah di uwel-uwel sama Bara.
" Udah selesai mandi Mas," ternyata suaraku mengagetkan Mas Nando.
" Ehh kamu, ngagetin aja ujug-ujug muncul," udah...mau turun sekarang apa nanti, Aura udah masakin buat kita di bawah.
" Aku ingin sekali tau banyak kenapa sekarang dia berubah, tapi ada Bara...aku ngga mau Bara mendengar percakapan kami.
" Bara sama ayah turun dulu Mamah nanti nyusul, Mamah beresin baju dulu.
" Ok Mamah, ciaapp...
Keduanya turun tidak lama setelah itu Nara pun mengikutinya dari belakang, mereka sarapan bareng, tapi kali ini Nara agak banyak diam.
Dia masih penasaran penyebab Nando berubah, setelah selesai makan malam Nando bermain sebentar sama Bara, sebelum akhirnya Bara mengantuk dan Nando pun sibuk di ruang kerja.
Jam 22.00 Nando tidak juga menyambangi kamarku, aku pura-pura turun untuk mengambil air minum ke dapur, terlihat lampu ruang kerjanya masih menyala," apa sesibuk itukah Mas Nando yang sekarang," gumamku.
Aku sengaja menyalakan tv dengan volume yang agak keras, dengan harapan Mas Nando merasa terganggu.
" Jeklek," suara pintu terbuka dari ruang kerja Mas Nando.
" He em," aku berdehem padahal ngga ada dahak.
" Kenapa jam segini kamu belum tidur, udah malam Ra kasian Bara sendirian.
" Belum ngantuk Mas,"jawabku singkat, kamu itu ngga peka banget sih Mas, istri baru datang masa di cuekin, atau udah ada yang lain dalam hati kamu Mas," batin Nara, masih pura-pura cuek.
" Ya udah, aku tidur duluan ya...malam ini aku tidur di kamar Aura," Nando melangkahkan kaki menaiki tangga.
" (Kasian banget Nara, padahal dia udah kangen pengin tidur bareng, sabar ya Ra)"
" Mas Nando bener-bener beda, pasti ada yang tidak beres, aku yakin. Biasanya kalau baru dateng dia langsung minta jatah sama aku, karena Mba Aura sendiri tidak bisa melayani Mas Nando, sangat jarang sekali.
" Aku bergegas menaiki tangga menuju kamar tidurku, aku melirik ke kamar Mba Aura yang terlihat gelap, mungkin mereka sudah tidur.
" Tidak seperti biasanya aku seperti ini, kenapa aku gelisah...aku takut kehilangan Mas Nando.
****
Lina bersama teman-temannya sedang berpesta, Lina merasa menang telah menaklukan Nando, Elsa sama Dela pesta miras di rumah Lina, karena Lina memang yang mengundangnya.
" Bagi duitnya dong Lin, kamu tinggal minta ke bos kamu itu...heeggh," Dela merancau tidak karuan botol tak lepas dari tangan mereka.
Beruntung Lina hamil muda tapi tidak mengalami gejala hamil.
Sampai dini hari mereka baru tertidur, rumah kontrakannya sangat berantakan denga botol minuman dan kulit kacang berserakan di mana-mana.
Lina yang awalnya terlihat lugu, polos ternyata hatinya sangat busuk.
Jangan lupa bantu subscribe dan jangan lupa like vote love nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
karim Ok
katanya hamil ..kok pesta miras???
2021-09-20
0
Fitria opit
🤔🤔🤔🤔🤔
2021-06-07
0
Meri Trie
aduh Thor kok jd MLS bacannya
2021-04-28
0