Setelah selesai di ambil darahnya Nando pergi meninggalkan ruang Laboratorium. Tinggal Lina yang di ambil darahnya untuk di cek. Setelah menunggu 2 jam hasilnya keluar, betapa kagetnya mereka setelah tau keduanya tidak ada yang cocok.
"Kenapa bisa begini dok, kami orang tuanya kenapa tidak ada yang cocok. Atau mungkin ada yang salah?
"Ibu Lina dulu melahirkan di mana Pak,?" tanya dokter.
"Begini aja dok, bagaimana saya cari sendiri di semua PMI," Lina memotong pembicaraan dokter sama Nando.
Lina gugup dan ketakutan, takut Nando curiga dan mencari tau, karena dia punya orang-orang yang di andalkan. Lina tidak tau kalau Nando sudah menyuruh Doni sama Endro mencari tau Alex. Lina buru-buru mengajak Nando mencari darah ke PMI. Nando mengekor Lina meninggalkan ruangan.
"Lin, kamu jalan duluan aja, nanti aku menyusul," perintah Nando.
"Aku akan telepon Doni sama Endro dulu siapa tau dia sudah mendapatkan informasi tentang Alex.
"Don...bagaimana dengan tugas yang aku berikan pada kalian tempo dulu, apa sudah ada titik terang siapa Alek yang makan bareng saya di resto waktu itu.
"Sudah Bos, tapi baru sedikit saya belum bisa menyimpulkannya. Nanti saya kabari lagi Bos," jawab Doni dari ujung telepon.
"Nando buru-buru menyusul Lina, dia melihat Lina sedang bicara dengan seorang gadis. Nando tidak tau siapa gadis yang berbicara sama Lina di koridor Rumah Sakit. Nando berhenti di kejauhan dan menguping pembicaraan mereka.
"Mba Lina, Bang Alex cari-cari kamu terus, kemarin dia ke rumah kontrakan katanya sudah pindah, pindah kemana sekarang Mba,?" Karin bertanya dengan sangat sopan.
"Apa urusan abangmu sama aku, abangmu sudah pergi meninggalkan aku begitu saja, sekarang baru mencariku,?" tanya Lina dengan sinis. Bilang sama Alex ya, lupakan aku dan pergilah dari sini," Lina kembali melenggangkan kakinya.
"Nando nampak kebingungan, apa gadis itu adiknya Alex,?" apa Alex yang mereka maksudkan itu adalah Alex yang aku liat tempo dulu.
"Hhhh...bikin pusing kepala saja."
****
Doni sama Endro membuntuti Alex sama temennya, mereka ingin tau kemana Alex pergi. Tidak lama setelah itu Alex parkir di halaman cafe, sementara Doni dan Endro parkir agak jauh supaya tidak ketauan. Doni masih tetap mengikuti pura-pura cari tempat duduk. Akhirnya mereka menemukan tempat duduk yang berdekatan.
"Lex, kamu udah ketemu apa belum sama Lina, menurut info yang aku denger anaknya Lina masuk Rumah Sakit dan lagi butuh golongan darah AB," Roy dengan santai memberikan informasi kepada Alex.
"Dari mana kamu tau Roy, sekarang dia lagi di rawat di mana, katakan!" Alex menarik krah baju Roy untuk mencari sebuah kepastian tentang berita itu.
"Adikmu Karin yang menceritakannya padaku, dia bertemu Lina di koridor Rumah Sakit," Roy memperjelas informasi yang ia dapat.
"Ok, nanti kita selidiki keadaannya, dan siapa suaminya, golongan darahnya sama dengan punyaku, apa benar dia itu anaku Roy," ungkap Alex.
Doni sama Endro menguping percakapan mereka semua, setelah dia mendapatkan info yang Nando tunggu akhirnya mereka beranjak keluar meninggalkan cafe itu. Doni sama Endro langsung menuju rumah Nando.
"Apa kau bener-bener ingin berpisah dariku Nara...aku memang banyak salah, tapi setidaknya, kasih aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya," Nando memandang nanar surat gugatan perceraian yang Nara kirimkan.
"Ting tong ting tong..." suara bel rumah berbunyi, Nando segera keluar melihat siapa yang datang. Hanya Nando yang berada di rumah Lina sama Ibunya sedang berada di Rumah Sakit.
"Eh, kalian...masuk, silahkan duduk," Ku persilahkan keduanya untuk duduk.
"Ada kabar apa yang kau dapat tentang Alex," tanyaku.
"Bos, sepertinya benar, kalau Alex yang Bos maksud adalah mantan pacar Lina, dan merek tau kalau golongan darah Clara sama dengan Alex, mungkin nanti atau besok Alex akan mendatangi RS.
"Bagus...begini nih yang aku harapkan, nih buat kalian, dan sekarang boleh pergi," Nando melempar amplop berisi uang buat hadiah mereka.
"Aku harus segera ke Rumah Sakit, kamu bakalan ketauan Lina, kamu telah menjebakku," gumam Nando.
****
"Bu, kemana Lina kok tidak ada di ruangan," tanyaku pada ibu.
"A-anu ta-di mau beli pampers, iya beli pampers," jawab ibu gugup karena ketakutan.
"Hey...ibu kenapa, apa ibu sakit,?" tanyaku sambil mendekat ke arah ibu yang gemeteran. Kemana Lina beli pampers Bu, biar aku susul.
"Jangan Nak, tidak usah sebentar lagi juga kembali. Biar Nak Nando temenin dulu Clara saya mau ke toilet sebentar.
"Lina sedang bersama Alex di sebuah Hotel, Alex menjemput Lina ke Rumah Sakit, atas info dari Roy dan juga Karin adiknya.
"Mau apa kamu Lex! dasar pengecut! Lina berontak dari genggaman Alex.
" Apa kamu lupa dengan apa yang pernah dan sering kita lakukan hah! Katakan padaku siapa ayah dari Clara, apa dia anakku? Alex mencengkram pundak Lina dengan kuat.
"Bukan! Clara bukan anakmu, lepaskan aku! Tapi Alex semakin kuat mencengkram Lina.
Alex mendorong tubuh Lina hingga terhempas ke kasur, Alex langsung menindih tubuh Lina, hingga tak ada kesempatan Lina untuk melepaskan diri.
"Lex, sekarang apa maumu? Tanya Lina.
"Aku ingin kita menikah. Jawab Alex santai.
"Gila kamu! Aku sudah menikah siri dengan Nando, dia aku jebak untuk bertanggung jawab atas kehamilanku karena ulahmu, di saat kau menghilang entah kemana.
"Itu kan baru menikah siri, aku akan menikahimu secara sah menurut hukum," jelasnya.
"Tapi jangan sekarang, aku masih butuh Nando akan hartanya, kita masih bisa ketemu kapan saja kamu mau.
"Cepat antar aku kembali ke Rumah Sakit, takut Nando mencari-cariku.
Mereka membersihkan diri dan segera meninggalkan kamar Hotel. Sementara di luar parkiran Hotel nampak 4 mata mengawasi mereka saat keluar dari Hotel, mereka mengambil gambar keduanya.
"Lina lama banget Bu, kemana sih dia. Sudah aku hubungi berkali-kali tidak juga di angkat.
"Mas, udah di sini, maaf tadi aku keluar beli keperluan Clara," Lina berusaha menjelaskan kepada Nando.
"Udah dari tadi aku di sini nungguin kamu," jawab Nando.
Nando masih pura-pura tidak tau apa-apa tentang Lina dan Alex. Lina tidak tau kalau Nando sudah test DNA nya Clara, tinggal nunggu hasilnya saja.
"Bagaimana dengan Clara Mas, apa sudah ada pendonor yang mendonorkan darahnya buat Clara,?"
"Saya ada temen namanya Alex, kebetulan golongan darahnya sama Mas, apa dia suruh kesini aja Mas,?" Lina mengatakannya dengan sangat hati-hati.
"Alex? sandiwara apa lagi yang mau kau mainkan di depanku Lin, tunggu saat test DNA itu keluar hasilnya," Nando hanya menjawab dalam hati.
"Tok...tok...tok...," suara pintu di ketuk dari luar.
"Tuan Nando, segera menuju ruangan saya," Dokter memanggil Nando menyuruh masuk ke ruangan.
"Nando deg-deg an, mengikuti langkahnya menuju ruangan yang di maksud. Sementara Lina hanya melongo, tidak tau apa yang akan mereka bicarakan di ruangan dokter itu.
"Semoga saja ini untuk kesembuhan Clara," batin Lina.
Lina tidak tau kalau dokter tadi akan menyampaikan hasil test DNA yang diam-diam Nando lakukan. Dia berprasangka kalau Nando sedang sibuk mengurus Clara.
"Bagaimana dok,"tanyaku pada dokter Ridwan.
"Begini Pak Nando, saya mau tanya...kapan Pak Nando berhububgan suami istri pertama kali? Dan di Rumah Sakit mana Ibu Lina melahirkan?"
Nando tertegun dan menatap dokter Ridwan dengan kebingungan.
"Kenapa dokter bertanya seperti itu apa hasil dari test DNA nya dok,?" Nando semakin tidak sabar dengan hasil test DNA nya.
"Hasilnya tidak ada kecocokan, siapa tau watku lahir tertukar. Atau dia sudah hamil sebelum Pak Nando berhubungan badan dengan Ibu Lina.
"Deg, jantungku terasa berhenti berdetak. Dasar perempuan murahan, semua penyelidikanku mengarah ke Alex adalah ayah dari Clara, di perkuat lagi dengan hasil test DNA ini.
"Ya sudah Dok, saya pamit dulu, terima kasih atas semuanya," aku keluar dari ruangan menuju kamar Clara.
"Krieet...suara pintu kamar aku buka, dan aku tarik tangan Lina keluar kamar.
"Lin, ada yang mau aku omongin sama kamu, aku tidak mau Clara terbangun," ucapku.
Nando menarik tangan Lina dengan keras, ke tempat parkir menuju mobil. Darah Nando mendidih tapi dia masih sadar bahwa ini Rumas Sakit. Dia mencari tempat meninggalkan Rumah Sakit. Sementara Lina kebingungan dan perubahan sikap Nando, dia heran kenapa Nando jadi kasar banget. Mobil mereka melaju dengan kecepatan tinggi, entah mau kemana mereka berdua.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Erni Kusumawati
wakakkaka syukurin Nando dpt gadis bodong😂😂😂😂😂
2022-04-03
0
Febry Abi
rasain kamu pelakor😀😀😀🤪🤪🤭
2021-06-27
0
siti fatimah
sama aja di jebak mah sekali ini min terus😝
2021-06-13
0