" Gleekk," suara pintu di buka dari luar, nampak Aura masuk dengan nampan kecil berisi cangkir teh manis.
" Bangun sayang...matahari udah tinggi tuh, semalem keliatan cape banget Mas, sekarang aku bikinin teh manis biar seger."
Nando memicingkan matanya melihat ke arah Aura, hmm...masih ngantuk, badanku cape pegel semua.
Mendadak Nando terdiam mengingat kejadian semalem bersama Lina."Betapa bodohnya aku sampai jatuh ke pelukan Lina, aku harus bagaimana kalau nanti dia nuntut untuk di nikahi," Nando menarik nafas kasar
" Mas kenapa...kok malah melamun, mandi dulu sana, hari ini ngantor kan Mas," Aura membereskan tempat tidur, sementara Nando bergegas ke kamar mandi.
" Aku ngga mau nyakitin Aura," tapi bagaimana caranya, supaya Lina ngga macem-macem. Nando terus berfikir mencari solusi yang aman.
" Ra...aku pakai baju yang mana ini, kamu belum nyiapin baju,?"
" Tuhh...udah siap semua," Aura menunjuk sudut ruangan.
" Astaga...tadi lewat situ ngga liat," jawab Nando.
Aura mendekat dan memeluk Nando, Ia menjatuhkan kepalanya di bahu Nando.
" Mas...kamu itu kenapa, apa ada yang mengganggu fikiranmu, atau urusan kantor terlalu memberatkanmu.
Nando membalikkan badannya, menatap istrinya dalam-dalam," Aura...aku minta maaf ya udah bikin kamu khawatir semalem. "
Semalem di kantor sibuk banget di tambah ada Doni sama Endro main ke kantor," terpaksa aku berbohong Ra, maafkan aku," gumamnya dalam hati, Nando memeluk Aura sangat erat.
"Kamu masak apa hari ini, aku laper banget nih dari kemarin belum makan."
"Aku masak banyak hari ini, semua masakanku pasti Mas suka," Aura mencubit pinggang Nando.
"Aww...sakit dong sayang,"Nando mendaratkan kecupan ke bibir Aura.
Keduanya lalu turun, untuk sarapan...Aura menenteng koper sang suami membawanya turun ke ruang tamu.
Nando nampak dengan lahap menikmati sarapan paginya.
" Emm...Ra ambilkan ponselku dong, seharian aku ngga telepon Bara, apa dia sudah menelponmu kemarin?"
"Bentar Mas, nih...kemarin waktu baru sampai Bogor udah ngabarin, emang ngga tlp Mas," tanya Aura.
"Kemarin aku mematikan ponselku Ra, ngga mau terganggu...jadi lupa ngga telepon Bara."
Nando mencoba menghubungi Bara...
"Hallo Ayah...Bala kangen Ayah..." suara kecil nan nyaring terdengar dari ujung sana.
"Mafin ayah sayang, kemarjn sibuk ponsel ayah sengaja di matiin.
"Gimana kabar jagoanku, apa udah minum susu atau sudah mobil-mobilan keluar rumah," Nando menghujani Bara dengan banyak pertanyaan.
Keduanya melepas rindu lewat telepon, Nando terlihat tertawa...lupa dengan kejadian yang sedang dia hadapi.
Suara Bara mendominasi telepon, hingga sang Ayah hanya bisa tertawa.
"Ya udah kapan-kapan beli mainan lagi yang banyak, Bara jangan nakal ya...emuuach," kecup Nando dari jauh.
Hari ini aku banyak berbohong, kedua istriku yang pengertian dan perhatian telah aku khianati. Itu bukan kemauanku...aku khilaf Ya Alloh. Nando meratapi apa yang sudah terjadi.
"Aku berangkat dulu, kamu jaga diri baik-baik ya...tenang saja aku bisa atasi semuanya," ucap Nando sambil berpamitan.
****
Hari ini Lina berangkat telat, Nando sampai lebih dulu.
Gunawan yang sedari tadi menunggu kedatangan Nando langsung masuk mengikuti dari belakang.
"Berkas yang untuk proyek di Bogor sudah selesai tinggal nunggu tanda tangan Pak Nando," Gunawan menyerahkan berkas itu ke meja kerja Nando.
"Besok aku sama Lina ninjau proyek yang baru di mulai, 2 hari saya di sana, lusa sudah pulang ke Jakarta.
"Kalau ada tamu yang mendesak kabari saya, jangan ambil tindakan tanpa persetujuan saya.
" Baik, Pak..." Gunawan pergi meninggalkan ruangan Nando.
Di luar ruangan nampak Lina sedang senyum-senyum sendiri sambil menatap layar hp yang ada dalam genggamannya.
" Doorr..." awas kebablasan jangan senyum-senyum sendri," Gunawan mengagetkan Lina.
" Bagaimana hubungan kamu dengan Alex masih jalan atau udah putus, ada kesempatan apa ngga nih buat aku," celetuk Gunawan.
" Udah bubar...!
" Wuihh...judes amat, awas jangan judes gitu nanti cepet tua lho," ledek Gunawan
" Lagian, kamu...ngapain nanyain Alex."
" Bisa bahaya nih kalau Pak Nando tau," batin Lina
" Sudah ah, sana Mas Gunawan kerja...jangan ngajak ngerumpi terus."
" Dertt...dertt..." Ponsel Lina begetar ada pesan masuk.
Di lihatnya layar benda pipih di depannya ," jangan lupa nanti jam istirahat kita ketemu di Cafe depan," Pak Nando mengingatkan.
Lina segera membereskan berkas yang ada di mejanya, menatanya kembali.
Jam istirahat, Lina bergegas keluar ruangan menuju Cafe yang di maksud Pak Nando.
Lina mencari tempat yang agak sepi di pojok, Lina memesan beberapa menu lalu duduk di kursi paling pojok menunggu Nando.
Tidak lama kemudian Nando muncul, dia terlihat tampan sekali, jantungku berdegup kencang.
"Aku harus bisa mendapatkannya, " batin Lina.
" Silahkan duduk Pak, mau pesen apa," Lina menawarkan beberapa menu ke hadapan Nando.
" Aku belum laper, Lin...udah kamu aja yang makan."
" Lin, aku minta maaf atas kejadian semalam...aku benar-benar khilaf di luar kesadaran, entah kenapa aku bisa seperti itu," Nando meminta maaf.
" Tolong jaga rahasia ini, hanya kita yang tau...aku akan transfer uang ke rekening kamu, dan aku minta kamu segera resign dari Perusahaan saya sepulang dari Kalimantan besok.
" Bukan itu yang aku inginkan tapi pertanggung jawaban Pak Nando, bagaimana kalau nanti aku hamil, hiks hiks hiks" Lina terisak di depan Nando ( air mata buaya ).
" Huufftt..." Nando mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya.
" Itu urusan nanti, yang penting lusa setelah kita dari Kalimantan secepatnya kamu resign, no rekening kamu kirim lewat inbox saja.
" Ya sudah aku ke kantor duluan, biar aku yang bayarin," Nando bangkit dari duduk melangkah meninggalkan Lina.
Setelah kepergian Nando, Lina tersenyum menang. Akhirnya kamu jatuh juga ke pelukanku, tunggu aksiku selanjutnya, akan aku kuasai hartamu Nando.
Lina segera menghabiskan makanannya dan bergegas kembali ke kantor.
Lina minta ijin pulang lebih awal untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk besok. Lina girang bukan main saat ponselnya berbunyi ada pesan dari Nando, transferan sudah masuk.
"Gila...!! Seratus juta..." Lina tidak percaya uang yang masuk ke rekeningnya sebanyak itu.
"Aku bisa shoping-shoping barang branded nih, " batin Lina, muka bahagia terpancar dari wajahna yang senyum-senyum terus.
Lina mampir ke ATM sebentar untuk mengambil uang, sekaligus ngecek kebenarannya.
Lina bener-bener seperti mimpi liat nominal yang tertera di saldo tabungannya.
Lina mengambil 5 juta untuk belanja keperluan rumah,"
"Wahh...lusa aku bisa beli tas branded yang aku inginkan dong," Lina terus bergumam senang.
****
Hari ini Nando pulang lebih awal, sama seperti Lina dia juga mempersiapkan apa yang perlu di bawa dan Nando juga butuh isirahat.
" Besok aku berangkat ke Kalimantan, di sana cuma 2 hari, setelah beres aku segera kembali," Nando memberitahu Aura.
"Sama siapa Mas," tanya Aura.
"Ehm..anu...sama Lina, " Nando dengan gugup menjawabnya.
"Lina sekretaris Mas yang baru,? Dia cantik Mas?"
"Apa-apaan sih kamu, udah sana kamu beresin pakaianku masukin ke koper," Nando mengalihkan pembicaraan.
Aura meninggalkan Nando yang masih berada di ruang tengah. "Ya Allah...sampai kapan aku harus berbohong, aku tidak mungkin menyakiti mereka."
Aura...Nara...adalah istri-istriku yang setia, dan paling pengertian, kenapa aku sampai menodai pernikahan ini.
****
Lina tiduran di kamarnya sambil berkhayal jadi Nyonya Bos Nando.
" Nando harus menikahiku, akan aku ambil semua hartanya perlahan-lahan, kamu bakalan bertekuk lutut, takluk dalam kendaliku" Lina tertawa puas.
" Besok aku harus cantik, penampilanku harus beda dari biasanya," Lina sedang merencanakan sesuatu untuk Nando saat di Kalimantan.
Rencana jahat Lina mulai di susun, sementara Nando tak sedikitpun curiga.
Lina berkemas segala persiapan dan barang bawaannya.
Apa yang akan terjadi di Kalimantan nanti kalau mereka menginap dalam satu Hotel.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tunggu kelanjutannya ya...jangan lupa subscribe dan like vote love nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Mien Mey
baru bab awal"pelakornya udah terpangpang nyta....ga dikadih napas dulu😊
2021-10-18
0
Eti Mawarwati
lanjut ya
2021-07-02
0
Lasti Sitorus
firasat selalu ada sama istri apapun yang di lakukan suami
2021-06-17
1